Rencana Literatur Kehidupan SMA
8. Act III : Sequence #8
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. RUMAH JURAGAN - DRIVEWAY — DAY

Hari semakin gelap. Diar melihat banyak lampu dari ambulan di depan rumahnya menyilaukan.

Diar berlari kedalam.


INT. RUMAH JURAGAN — DAY

Banyak ke rumunan orang, para pegawai rumah. Mereka berkumpul di depan kamar Eyang. Orang-orang membicarakan sesuatu.

Diar menghampiri salah satu pegawai, Ucup.

DIAR

Ada apa, Cup?

UCUP

Eyang jatoh dari tangga

Pak Andar keluar dari kamar Eyang. Seketika orang-orang pada diam. Dia berbisik pada bodyguard di depan pintu.

Bodyguard itu membubarkan orang dengan tenang, berbisik pada mereka tanpa suara.

Kerumanan menghilang. Bodyguard itu juga pergi.

Diar berdiri melihat bapaknya.


INT. KAMAR MIKA — DAY

Mika menghela napas panjang, dia bersandar di bibir jendela.

Dia melihat sekumpulan cahaya. Banyak mobil datang ke rumah Diar.


EXT. RUMAH JURAGAN — NIGHT

Pak Andar mengantar keluar tamu yang melayat.

Tante Betty masih berusaha berhenti menangis. Dia sesenggukan.

Suami bulenya yang muda tampan mengantar masuk mobil.

SUAMI BULE

My condolences.

PAK ANDAR 

Thank you.

Suami bule menunduk hormat. Dia masuk mobil. Mobil melaju.

Di balik mobil bule itu ada mobil antik parkir dan Pak Sarif di sebelahnya, pakai baju bebas.

Pak Sarif mendekati Pak Andar.

PAK SARIF

Udah liat mobilku belom?

Katanya sambil tersenyum.

Pak Andar senyum balik.


EXT. RUMAH JURAGAN - BERANDA TAMAN — NIGHT

Pak Sarif dan Pak Andar duduk di kursi bersebelahan. Meja dengan dua cangkir berada di tengah-tengah mereka.

PAK ANDAR

Sarip, ada rokok gak?

PAK SARIF

Gak, disita ketua OSIS.

PAK ANDAR

Hah, kalo Om anak aku pasti Bapak gak perlu ngasih wasiat kayak gitu.

PAK SARIF

Kamu mau ngangkat dia banget?

PAK ANDAR

Nggak, tapi coba pikir kalo waktu itu kamu yang diangkat anak sama Bapak, bukan aku.

PAK SARIF

Sayangnya waktu itu orang tua aku masih ada. Apaan, dari tadi berandai-andai? Pelarian nasib?

PAK ANDAR

Aku kasian sama Diar harus dipaksa sama sesuatu yang dia gak mau.

PAK SARIF

Ya, mungkin dia cucunya Eyang Guntur, tapi siapa orang tuanya, kan? 

PAK ANDAR

Apa menurut kamu aku cuman bayang-bayang Bapak?

PAK SARIF

Tergantung keputusan kamu, buat ngejalanin wasiat Eyang. Kalo kamu maksa Diar nikah sama Lia kamu masih tetep jadi kepanjangan tangan Eyang. Diar juga pada akhirnya berada dalam bayangan kamu

Pak Andar berdiri melihat ke mobil Pak Sarif.

PAK ANDAR

Hmmm, mobil itu kamu tahu kenapa aku jual? Padahal aku suka mobil itu. 

Pak Sarif menggeleng.

PAK ANDAR

Waktu itu aku minta Bapak jual mobil itu ke aku, tapi Bapak malah ngasihin gitu aja. Dari situ aku pertama kali sadar kalo aku cuma bayang-bayang orang tua angkatku. Aku jual buat bikin usaha, waktu itu kamu tahu, kan? Aku ajak.

PAK SARIF

Hah, hot dog burger itu? Dulu mah belum populer.

PAK ANDAR

Menurut aku sih lumayan laku, jadi aku kasih tahu ke Bapak.

PAK SARIF

Terus Eyang guntur bilang bangga sama kamu, tapi kenapa berhenti?

PAK ANDAR

Bapal tahu dari mana aku dapet modal, dia sadar soal ambisi aku untuk jadi independen. Mungkin itu kenapa dia bilang bangga.
(beat)
Sayangnya, waktu itu aku gak sadar dengan ngelepas mobil itu, aku ngelepas amanah bapa

PAK SARIF

Amanah apa? Apa gak berlebihan?

PAK ANDAR

Aku baru tahu pas Diar lahir, Bapak mau Diar pake mobil itu buat nikah

PAK SARIF

Oh, ya ampun.

PAK ANDAR

Mobil itu harusnya jadi mobil pengantar mempelai di dikawinanku juga! Sekarang aku gak akan gagal dalem nyampaiin amanah Bapak.

Pak Sarif pergi sambil keluar ke parkiran.

PAK SARIF

Ya udah, semuanya keputusan kau sekarang. Kamu bisa terjebak dalam masa lalu atau tumbuh jadi pria independen berpendirian seperti saya!

PAK ANDAR

Apanya?! Liat kamu! Nyadar umur Sarip!

Pak Sarif menghilang menembus pagar hidup. Pak Andar masuk rumah.


INT. RUMAH JURAGAN - RUANG TENGAH — DAY

Karpet tergelar menutupi ruang tengah. Di atas karpet ada berbagai macam suguhan sisa-sisa bekas tamu.

Pak Andar mendekati adik-adik perempuannya yang duduk di samping jasad Eyang di tengah-tengah ruangan. Dia duduk di sebelah mereka.

Pak Andar melihat Eyang yang ditutupi kain. Pak Andar meraih kain yang menutupi muka Eyang. Namun, Tante Rinda di depan Pak Andar memegang tangannya sebelum Pak Andar bisa membuka kain itu. 

Pak Andar melihat Tante Rinda di depannya. Tante Rinda tersenyum sambil menggeleng sedikit.

Tante Risa memegang tangan Pak Andar satu lagi.

Di sebelahnya yang satu lagi sebuah kepala bersandar di pundak Pak Andar, di situ ada Tante Rika.

Pak Andar melihat mereka dan Eyang Guntur. Pak Andar mengangguk memutuskan apa yang akan dia lakukan.


INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — DAY

Para anggota ekskul literatur kumpul di perpustakaan pada hari Sabtu. Mereka pakai baju bebas.

Di dalam perpus masih ada beberapa siswa yang membaca.

Mika dan Diar berdebat berisik sekali.

MIKA

Ga ada masalahkan kalo Deris nolak?

DIAR

Yah, kalo itu permintaan bapaknya dia bisa apa? Kamu juga sendiri yang bikin dia cowok baik-baik, nanti gak logis.

MIKA

Tapi dia kan bisa minta tolong orang buat ngeyakinin bapaknya.

DIAR

Hmmm, nanti orangnya bilang apa?

MIKA

Kalo misal orang itu temennya dia bisa bilanging biar tahu kalo Deris gak akan sendiri di Indonesia. Lagian daripada kepaksa ke Amerika terus kepisah sama Biangka.


INT. RUMAH JURAGAN — NIGHT

Pak Andar mengumpulkan Diar dan Lia. Pak Andar memberi tahu keputusannya.

DIAR (V.O.)

Ya tapi bapanya, kan tinggal satu-satunya orang tua yang dia punya. Nanti bapanya yang kesepian. Kamu sendirikan yang mau realistis

MIKA (V.O.)

Menurut aku malah jadi anti-klimaks nantinya.


INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — DAY

Diar tidak peduli. Mika mendesak Diar.

DIAR

Buat aja Deris sama Bianka ciuman di bandara.

MIKA

Ayolah, coba pikir.

Orang-orang terusik Pak Sarif menggestur maaf ke orang tersebut. Lia pura-pura main HP.


INT. RUMAH JURAGAN — NIGHT

Mendengar Pak Andar, Diar menundukan kepala. Lia pergi menahan tangis. 

DIAR (V.O.)

Kamu nggak akan ngerti.


INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — DAY

Om berdehem, sambil permisi ke toilet.

MIKA

Kenapa? Aku yang buat karakternya.

DIAR

Ya tapi secara personal nggak, kamu nggak ngerasain yang dia alamin.

Mika berdiri.

MIKA

Apa karena aku gak punya orang tua kamu bilang gitu?

Diar berdiri dan berjalan ke Mika, mencoba meminta maaf.

DIAR

Nggak, Mika... gini.

MIKA

Justru karena itu, aku ngerti gimana rasanya kesepian. Mungkin kamu yang nggak ngerti!

kata Mika sambil membenahi barangnya. Melihat itu Diar menyerah dia berjalan ke counter menjauhi Mika.

DIAR

Oke, terus gimana? kamu mau bikin Deris minta tolong sama Bianka buat ngeyakinin bapaknya? Temennya juga harusnya paham dan pasti tahu diri, lah.

MIKA

Ya udah sih, novel aku juga biar aku tulis sendiri.

Mika pergi. Pak Sarif dan Lia bengong melihat apa yang terjadi.

LIA

hmmm, Aku ke Mika dulu.

Lia keluar.

PAK SARIF

Aku ada rapat guru, sorry.

Pak Sarif keluar.


EXT. SEKOLAH - LORONG — DAY

Lia di depan perpus, Pak Sarif menyusul. Mereka melihat Mika dari jauh berjalan cepat sambil menahan air mata.

Om datang.

OM

Kayaknya gawat nih. Gimana Diar?

Mereka bertiga menengok ke dalam, melihat Diar.


INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — CONTINUOUS

Diar duduk di belakang counter peminjaman. Diar memegang kepalanya. Dia tiba-tiba sesenggukan, menyesal.

Seorang siswa mendekati mau minjam buku.

SISWA

Kak?

Diar nggak mendengar, masih berusaha menahan tangis.

SISWA

Kak, saya mau minjem...

DIAR

BERISiK AMAT SIH! DI PERPUS JUGA!

Om, Lia dan Pak Sarif tersenyum ironis lalu....


EXT. SEKOLAH - LORONG — DAY

.... mereka melihat satu sama lain.

OM

Aku ke Diar...

Om masuk perpus.

PAK SARIF

Sayang banget, padahal masih banyak waktu sampe lulus SMA.

LIA

Yah, mereka butuh waktu berdua. Kita harusnya nggak usah dateng.

PAK SARIF

Ya...

LIA

Tapi aku gak akan minta tolong apa-apa kok.

PAK SARIF

Sorry, aku udah gak bisa apa-apa.

LIA

Yah... gapapa

PAK SARIF

Menurut kamu Mika bakal ngapain?

LIA

Dia nggak bakal ngapa-ngapain sampe Diar minta tolong sendiri.

PAK SARIF

Yah, semoga mereka baikan.


EXT. SEKOLAH - LAPANGAN UPACARA — DAY

Para siswa kelas 3 pada menyemburkan spray paint ke seragam mereka. Hari kelulusan SMA bagi anak kelas 3.

Lia asik sama teman-temannya saling balas semburan cat.

Mika nongol di pojokan memonitor suasan dan keselamatannya. Dia berjalan cepat di lorong berusaha tidak terlibat.

Lia melihat Mika.

LIA

MIKA!

Lia berlari menghampiri Mika sambil membawa dua kaleng spray di tangannya.

MIKA

Haha, jangan plis!

LIA

oke, abis ini kamu mau kemana?

MIKA

Mau pulang.

LIA

Oke ati-ati, hey aku semprot dikit ya?

MIKA

Ah, jangan, dong.

LIA

Selamet dong, bukan buat kelulusan, buat novel kamu!

MIKA

Ya udah selamet aja udah cukup.

Mika melihat Diar di depan gerbang menunggu. Lia melirik.

LIA

Good Luck.

MIKA

Have Fun.

Lia pergi bergabung dengan teman-temannya.


EXT. JALAN — DAY

Diar dan Mika jalan ke arah pulang. Mereka saling diam. Pandangan mereka berbeda arah.

MIKA (V.O.)

Sudah setahun...


EXT. SEKOLAH - LORONG — DAY

Mika bersama Lia berjalan ngobrol.

Diar bersama Om ngorol, berjalan dari arah yang berlawanan.

Mika dan Diar saling berpapasan, tanpa kata.


INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — DAY

Mika duduk di kursi sambil membaca.

Diar datang ke rak di belakang Mika untuk mengembalikan buku.

MIKA (V.O.)

Satu kata saja, aku ingin kamu dengar dari kamu.


EXT. JALAN — DAY

Diar dan Mika di jalanan yang sama.

MIKA (V.O.)

Tapi sepertinya ini semua cukup.

Mereka tiba di perempatan. Mereka mengarah ke jalan pulang masing-masing.

Mereka melihat satu sama lain sebelum berpisah. Mika menatap dalam. 

Diar melambai lalu membalik badan dan pergi. 

Mika diam sambil memandang Diar yang semakin jauh.

MIKA 

Sangat cukup.

Mika membalik arah lalu pulang.

Motor om lewat.


EXT. JALAN — DAY

Diar jalan seperti biasa lalu dia mendengar suara motor yang dia kenal. Diar berhenti dan menengok.

Motor Om menyerempet Diar.

DIAR

OUW!! Wha?

OM

Aku mau tahu, apa gunanya tiap pulang sekolah kalian bareng tapi gak ngomong apa-apa?

DIAR

Ya, gada salahnya aku mengapresiasi kesunyian bersama orang yang aku sukai.

OM

Kamu kayak orang yang diselingkuhi istrinya karena kurang hebat di kasur.

DIAR

Aku gak ada ekspektasi buat Lia untuk setia.

OM

Kalian gimana sih? tadi aku lihat Lia juga santai-santai aja sama temennya.

DIAR

Lia mungkin udah ikhlas, aku harap aku juga gitu. Lagian hajatannya hari ini, udah gak bisa buat apa-apa.

OM

Kamu harusnya culik Mika terus kabur ke Timor-Leste.

DIAR

Aku juga maunya gitu. Tapi, masa aku ninggalin keluarga aku? Demi perempuan? Kamu bikin aku ngerasa kayak orang yang bertanggung jawab. Gimana sih, ketua OSIS?

OM

Mantan Ketua OSIS.

DIAR

Lagian dia juga belum tentu mau aku culik. Itu yang paling penting, sih. Dianya mau apa nggak.

OM

Mungkin Mika mau kamu jadi psikopat. Siapa tahu?

Diar menggelengkan kepala.

DIAR

Ayolah, katanya kamu nggak akan nuntut apa-apa?

Om diam lalu menghela napas panjang.

DIAR

Om, aku minta tolong temenin Pak Sarif. Takutnya dia buat sesuatu yang nggak-nggak.

OM

Oke, oke.

Om dan Diar jabat tangan rahasia, dan menepuk punggung satu sama lain.

Om melaju.


EXT. JALAN - DEPAN RUMAH MIKA — DAY

Mika sampai rumah. Dia mengecek tempat surat, tidak ada isinya. Mika menghela napas lalu masuk rumah.


INT. RUMAH MIKA — DAY

Mika datang ke rumah yang gelap.

MIKA

Bi?

Mika menutup pintu lalu menyalakan lampu.

Di meja ada kotak kardus.

Mika mendekati kotak itu, di atasnya ada secarik kertas bertulisan :

TULISAN

Aku pergi dulu, selamat ya buat kelulusan kamu sama buat novelnya. - Bibi P.S di kotak surat banyak banget >.< 

Mika tersenyum lalu membawa kotak itu ke kamar


INT. KAMAR MIKA — DAY

Mika sudah ganti baju dan siap membuka kardus itu yang dia simpan di mejanya. Mika duduk rapi.

Mika membuka kardus, isinya surat penggemar banyak banget.

Mika mengaduk surat-surat, melihat satu-satu surat itu. Lalu dia melihat bingkisan.

Mika bingung lalu membuka bingkisan itu. Isinya sebuah buku berjudul : Memento Sebuah Perpisahan. Di bawahnya tertulis nama pengarang : Aurelia Mikanda.

Mika tersenyum lalu membaca halaman pertama. Mika melihat sesuatu tertulis...


EXT. JALAN - DEPAN RUMAH MIKA — DAY

Depan rumah Mika sunyi, angin dan pepohonan menunggu sesuatu terjadi.

Tiba-tiba pintu rumah terbuka. Mika berlari sambil membanting pintu.

Dengan kecepatan penuh Mika melaju di jalan. Mika membawa bukunya.


EXT. RUMAH JURAGAN - TAMAN RUMAH — DAY

Banyak orang datang menunggu acara mulai. Dekorasi siap lengkap, karpet melapisi taman tersebut dan tenda menutup sinar matahari.


INT. RUMAH JURAGAN - KAMAR DIAR — DAY

Para pegawai menghiasi Diar sebagai pengantin. Lalu Diar keluar kamar. Dia melihat rangkaian bunga melati dibawa ke kamar Lia.


INT. RUMAH JURAGAN - KAMAR LIA — DAY

Rangkaian melati masuk ke kamar Lia. Lia berias, para pegawai membantunya. Seorang memasangkan melati itu pada Lia.


EXT. JALAN — DAY

Mika berlari ke...


INT. RUMAH PAK SARIF — DAY

... garasi rumah Pak Sarif.

Mika menggeser pintu garasi dengan keras. Pintu terbuka seketika.

Di dalam garasi Pak Sarif dan Om lagi main game console di TV kecil. Mereka berdua kaget melihat Mika yang kecapean mengatur napas.

Mereka berdua terperanjat.

OM

Mika ngapain?

MIKA

Aku gak mau...

Mika terlihat menahan air mata yang sudah keluar. 

OM

Tenang dulu, kenapa?

Mika memberi buku itu ke Pak Sarif.

Pak Sarif membaca halaman pertama. 

PAK SARIF

Mika kamu ulang tahun?

Mika menggeleng sambil tersenyum.

Pak Sarif mengembalikan buku itu ke Mika. Mika buru-buru ke meja mengambil dua kunci. Pak Sarif melempar kunci mobil ke Om.

OM

Kenapa, Pak?

Pak Sarif berlari ke motor Om dan berusaha menghidupkan mesin.

PAK SARIF

Anak wali saya butuh bantuan.

OM

Ya ampun...

Mika naik motor.

OM

Oke.

Om buru-buru mengambil setir dan menyalakan mobil. Om berhasil keluar ke jalan tepat saat Pak Sarif menghidupkan motor om.

Om bergegas menutup pintu garasi.

Motor dan mobil siap jalan. 

Om kembali menghadap mobil. Mika sudah ada di kursi pengemudi.

Om bingung.

MIKA

Ayo, Om!

Om masuk ke mobil pintu belakang, Mika ada di setir tancap gas.

Pak Sarif memacu motor dengan cepat.

Dua kendaraan antik ngebut ke rumah Diar.


EXT. RUMAH JURAGAN - TAMAN — DAY

Diar dan Lia duduk di depan meja dan penghulu. Di sebelahnya ada Pak Andar sebagai wali Diar dan Om Jeremy sebagai wali Lia.

PENGHULU menjabat tangan Diar.

PENGHULU

Apakah anda Diar Surya Dijaya...

NGEEEENG! Suara motor terdengar keras dari ke jauhan semakin mendekat dengan cepat.

Tiba-tiba motor itu menembus pagar hidup. Melaju di atas rumput. Orang-orang kaget.

PAK ANDAR

Sarif?!

Lia melihat Pak Sarif, mukanya merah, matanya berair, bibirnya tersenyum.

PAK SARIF

LIA!

Lia melompati meja dan melompati orang-orang di depannya dan naik ke atas motor.

Motor melaju pergi.

Diar berdiri. Orang-orang berdiri. Mereka melihat dengan bingung apa yang sebenarnya terjadi.

MIKA

DIAR!

Dari arah berlawan seorang menerobos lautan manusia. Mika berhasil tembus.

Mika menggapai tangan Diar dan menyeretnya berlari.

Mereka berlari ke pagar hidup yang jebol oleh motor.

Orang-orang mengikuti. Pak Andar di depan.

Pak Andar melihat Mika dan Diar masuk kursi belakang mobil antik tersebut.

Om tancap gas, pergi menjauh.

Dari belakang sebuah tangan tua memegang pundak Pak Andar dengan hangat.

Pak Andar menengok. 

Di belakangnya ada Tante Rinda, Risa, dan Rika, tersenyum.


EXT. JALAN — DAY

Di perempatan motor menunggu mobil datang. Pak Sarif dan Lia melihat mobil dateng dari kejauhan.

Mobil itu berhenti.

Diar dan Mika keluar. Om masih di setir.

OM

Mau ke bandara? Kalian bisa ambil penerbangan ke timor-leste. Seriusan kalian bakal gimana?

MIKA

Lia bisa nginep dirumah aku sampe keadaannya tenang sedikit

OM

Oke? Jadi Diar di rumah aku gitu?

DIAR

Mungkin, tapi aku harus ngobrol sama Bapak aku dulu soal kejadian ini.

OM

Abis ini banget?

LIA

Tapi kamu harus tunggu sampai tamu pada pulang, kamu nunggu di mana gitu.

PAK SARIF

Ya udah, mungkin sekarang kalian ke rumah aku aja dulu minum ya?

LIA

Oke!

Pak Sarif memberi kunci ke Om. Om keluar mobil dan menyalakn motor.

Lia dan Pak Sarif masuk mobil. Diar mau membuka mobil tapi Pak Sarif cepat-cepat mengunci mobil.

PAK SARIF

Kita duluan!

LIA

Duluan!

OM

GGWP.

Diar dan Mika berdiri berdua saling memandang.Mereka ragu memulai siapa yang bicara lalu ....

DIAR & MIKA

Kamu...

mereka tertawa.

MIKA

Meningan kita susul merek aja, yuk.

DIAR

Oke.

Mereka berjalan ke arah rumah Pak Sarif. Namun, tiba-tiba baru beberapa langkah lutut Mika lemas dan jatuh.

Diar memegang tangan Mika menyelamatkan Mika dari benturan aspal. Mereka duduk di aspal yang mulus.

DIAR

Capek?

MIKA

Nggak, adrenalin mungkin, tiba-tiba lari. Abis kelas tiga jarang olah raga.

DIAR

Haha.

MIKA

Kamu akhirnya kasih kata ke aku, kenapa?

DIAR

Hhm. 

Diar menggeleng, mengangkat bahu.

DIAR

Mungkin aku ngerasa kesepian.

MIKA

Aku juga, tahu! Kamu gak tahu berapa lama aku nunggu kata dari kamu!

DIAR

Sorry.

MIKA

Terus? Rencana kamu apa?

Mika mendekatkan mukanya ke Diar.

DIAR

Ya nanti aku ngobrol ke Bapak aku. Aku bakal bilang perempuan yang aku cintai akan bergabung dalam literatur kehidupanku.

Mika tersenyum. Diar memeluk Mika. Diar dan Mika menyatukan dahi sambil kita mundur menjauh.

INT. RUMAH PAK SARIF - GARASI — DAY

Buku novel Mika terbuka di halaman pertama. Ada sebuah tulisan tangan. 

TULISAN DI BUKU

Apakah ini ending yang kamu inginkan?

FADE OUT.


THE END.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar