Rencana Literatur Kehidupan SMA
4. Act II : Sequence #4
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — DAY

Diar duduk di kursi staff. Dia melayani peminjaman beberapa siswa.

Diar melihat jam dinding, pukul 4. Tidak ada siswa di perpus selain dirinya. Seorang perempuan berdiri di hadapan Diar.

PEREMPUAN

Hey, mau nanya.

Diar menoleh ke perempuan itu.

DIAR

Hah?

MIKA

Kalo buku “Diksi dalam Humor” ada gak?

Diar mengetik judul buku di komputer, gak ada.

DIAR

Udah dicari di rak?

MIKA

Udah...

DIAR

Oke.

Diar berdiri dan mencari ke rak tertentu. Mika mengikuti bingung.

MIKA

Dibilangin udah dicari.

DIAR

Shush... Biar aku cari, kalo gak ada aku bakal pulang.

Diar menelusuri rak buku dengan judul berawalan huruf D.

DIAR

Buku apaan sih, buku pelajaran?

MIKA

Bisa dibilang karya ilmiah.

DIAR

Hmmm...

Diar berjalan menuju rak lainnya, rak kaca dengan buku-buku tebal.

DIAR

Gak mungkin disini ya?

MIKA

Nggak kayaknya deh...


INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — LATER

Diar sudah siap pulang. Dia mematikan komputer dan juga lampu. Diar berjalan ke pintu, dia menengok Mika.

DIAR

Ayo, udah? Mau tutup.

Mika sibuk dengan bawaan jaket, tas, berkas, dan tas mesin tik.

MIKA

Iyah.


EXT. SEKOLAH - LORONG — DAY

Mika buru-buru keluar. Diar mengunci pintu

DIAR

Itu mesin tik?

MIKA

Iya.

DIAR

Buat apa?

MIKA

Buat ngetik...

DIAR

Oh.

Mereka berjalan ke gerbang sekolah.


EXT. SEKOLAH - GERBANG — DAY

Diar dan Mika berjalan keluar, sambil menyapa satpam.

Di parkiran ada satu motor, motor om.

DIAR

Yuk, dah ati-ati

Diar melambai.

MIKA

Dah.

Mereka dua berjalan.


EXT. JALAN — CONTINUOUS

Diar berjalan ke arah rumahnya. 

Diar melihat ke samping, ada Mika.

DIAR

Kamu gak ngikutin aku, kan?

MIKA

Rumah aku ke arah sini, kamu ngapain?

DIAR

Aku juga ke arah sini.

MIKA

Oh.

Mereka berjalan berdua, saling diam.

Mereka masih diam. Mereka memandang ke arah yang berlawanan. Salah satu dari mereka mencoba membuka percakapan, secara bersamaan.

DIAR & MIKA

Kamu...

Keduanya Diam sekali lagi...

MIKA

Aku duluan?

DIAR

Oke.

MIKA

Kamu kenapa bisa jadi penjaga perpus?

DIAR

Kenapa emangnya?

MIKA

Nggak, baru liat aja. Biasanya sama staff, sekarang staffnya yang gak ada.

DIAR

Oh, aku sukarelawan.

MIKA

Terus?

DIAR

Terus apa?

MIKA

Terus apa yang mau tadi kamu bilang?

DIAR

Oh, Kamu emang biasa bawa mesin tik ke sekolah?

MIKA

Iya.

DIAR

Kalo mau ngetik di sekolah, komputer banyak, kalo gak di labkom, di perpus juga ada.

MIKA

Banya orang senang nulis pake mesin tik karena katanya kreativitas dan fokus mereka jadi bertambah.

Dari kejauhan terdengar suara motor tua.

DIAR

Nulis apa?

Suara motor semakin dekat.

MIKA

Novel.

Motor tua berhenti di samping mereka berdua, itu Om memakai kacamata berwarna.

OM

Hey, kamu ketua ekskul literatur, ya?

MIKA

Iya.

OM

Itu siapa? Temen kamu?

MIKA

Eeuh.... Mungkin.

OM

Oh ya udah, tadi dikirain sendiri. Kalo nggak, aku anterin. Sorry, buru-buru. Aku ada rencana.

Om pergi. Mika dan Diar memperhatikan Om pergi.

DIAR

Itu siapa? Temen kamu?


EXT. JALAN — LATER

Masih di jalan, Mika dan Diar mengobrol.

DIAR

Ekskul kamu kapan aja ngumpulnya?

MIKA

Setiap hari pulang sekolah, kecuali libur sama hari sabtu.

DIAR

Pas ngumpul kerjaannya ngapain? Nulis?

MIKA

Gak cuman itu. Baca buku lalu dianalisis bacaannya, banyak.

DIAR

Banyak banget.

MIKA

Iya, banyak banget.

DIAR

Tadi kamu nyari buku itu buat dianalisis?

MIKA

Yah, sama buat referensi novel aku juga.

DIAR

Kamu nulis novel komedi?

MIKA

Nggak sih, lebih kayak tragedi melodrama dengan referensi karya klasik.

DIAR

Terus buku tadi buat apa?

MIKA

Aku nyoba masukin semacam gimmick, biar gak tragis banget.

DIAR

Oh... Kalo gitu pengarang bukunya siapa?

Diar berjalan lurus tanpa dia sadari Mika belok kiri. Mereka ada di perempatan. Mereka memperhatikan satu sama lain.

MIKA

Nama pengarangnya... Faris Ruspidiyah kalo gak salah...

Diar mengingat sesuatu.

DIAR

Nanti kalo ada aku kasih tahu, oke?

MIKA

Oke.

Mereka melihat satu sama lain sebelum berpisah. Mereka menyusuri arah yang berbeda tanpa melihat kebelakang.


EXT. JALAN — CONTINUOUS

Diar berjalan sendiri. Sesuatu di hadapannya mengganggu pandangan. Om bersandar di motornya, menunggu Diar sambil makan keripik pedes.

DIAR

Ngapain kau? Aku gak inget pesen ojek online.

OM

Lol, tadi gimana?

Diar ikut bersandar juga.

DIAR

Apannya? Ah... Diem. Gak ada rencana-rencanaan.

Om menghidupkan mesin. Diar naik boncengan. 

OM

Oke-oke, Gimana jadi penjaga perpus?

Motor jalan...


INT. RUMAH JURAGAN - PERPUSTAKAAN — NIGHT

Diar men-scan rak buku besar. Tangannya menelusuri buku-buku sampai kepada satu buku : “Kumpulan Puisi Cinta” karya Faris Ruspidya. Diar membuka cover buku itu. Di halaman pertama ada tulisan : 

PAK SARIF (V.O.)

untuk Diar, HBD. Jika seorang tidak mengetahui seni berkasih biarlah dia membaca puisiku, niscaya dia akan berandal dalam cinta. - S. Ovid. S

Diar nyengir.


INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — DAY

Diar duduk di balik meja counter perpus, celingak-celinguk menunggu seseorang. 

Diar melayani siswa yang datang untuk meminjam buku. Ada yang datang untuk mengembalikan buku. Lalu tidak ada yang datang sama sekali. Perpustakaan kosong. Diar melihat jam dinding, baru jam setengah 4.

Diar berdiri, bersiap-siap pulang. Diar mematikan lampu, komputer, dan bergegas keluar.


EXT. SEKOLAH - LORONG — DAY

Diar mengunci pintu perpus. Diar balik badan.

MIKA

Hey.

DIAR

Weh.

MIKA

Perpusnya udah tutup lagi?

DIAR

Oh, tadi kata bapak penjaganya bilang, tutup aja, saya juga mau pulang. Kamu gak ke perpus pas istirahat?

MIKA

Nggak, Sekarang kamu mau kemana?

DIAR

Gak tahu, kamu mau kemana?

Mika berjalan.

MIKA

Awalnya mau nyari referensi di perpus. Tapi karena tutup aku mau ke sekre literatur aja. Dadah

Diar mengikuti.

DIAR

Hey, soal buku referensi kemaren aku udah ketemu.

MIKA

Oh ya? Dimana?

DIAR

Di temen.

MIKA

Temennya udah pulang belum?

DIAR

Belum kayaknya.

MIKA

Yaudah, biar aku pinjem sendiri nanti.

DIAR

O, oyah... Hah? Kamu mau kemana? Emang tau temennya yang mana?

MIKA

Ke sekre nyimpen barang dulu nanti kamu kasih tahu temen yang mana.


EXT. SEKOLAH - LORONG BLOK SEKRE — DAY

Mereka sampai di sekre literatur.

Mika mengeluarkan kunci. 

DIAR

Harusnya aku pinjem dulu bukunya, terus tinggal kasih ke kamu.

MIKA

Ya gapapa. Jadi jelas, kan, harus ngabalikkin ke siapa. Nanti kalo aku kira punya perpus, malah aku balikin ke rak.

Pintu terbuka, mereka masuk.

DIAR

Kalo mimjem buku, balikinnya ke counter, dong.


INT. SEKOLAH - SEKRE LITERATUR — DAY

Sekre menumpuk dengan kertas-kertas, buku-buku di rak, pot bunga kecil di bibir jendela, walau berantakan sekre ini lebih rapih dari sekre ekskul rata-rata.

Mika menaruh barang-barangnya di kursi. Dia mengeluarkan mesin tik dan mengaturnya di meja.

DIAR

Anggota lain mana?

MIKA

Aku sendiri disini.

DIAR

Jadi, gak ada yang lain?

MIKA

Nggak...

DIAR

Hm.

Setelah merapikan meja dan mesin tik, Mika memasukkan kertas terakhir yang dia ketik dan siap-siap menulis.

Diar memperhatikan.

DIAR

Euh.. Jadi gak minjemnya?

Mika berdiri, lupa, tertawa malu.

MIKA

Oh ya! Ayo.


INT. SEKOLAH - RUANG GURU — DAY

Diar mengetuk pintu. Dari pintu Diar bertanya pada guru di dekat pintu.

DIAR

Pak, permisi, meja Pak Sarif dimana?

Guru itu menunjuk meja Pak Sarif di ujung sebaris dengan meja Bu Susan. Pak Sarif sedang mengerjakan sesuatu.

DIAR

Makasih, Pak.

Diar pergi menuju meja tersebut Mika mengikuti.

MIKA

Kita ngapain disini?

DIAR

Minjem buku, halo Pak.

PAK SARIF

Halo, hey.

DIAR

Pak, aku mau minjem buku ini...
(ke Mika)
Apa namanya?

MIKA

Diksi dalam Humor karangan Faris Ruspidyah.

PAK SARIF

Apaan minjem, beli dong. Nanti aku tanda tangan.

DIAR

Buat apa kenal sama penulisnya kalo gak bisa gratisan?

Mika melihat papan nama di meja : Sarif Supriyadi, S.Pd.

PAK SARIF

Yaudah, kalo kamu mau, tunggu tahun depan pas ultah.

DIAR

Aku gak pernah mau buku itu, ya.

MIKA

Buat aku pak, aku yang mau minjem.

PAK SARIF

Oh halo, kamu siapa?

MIKA

Oh aku-

BU SUSAN

Dia anak ekskul literatur dari kelas saya.

PAK SARIF

Oh anak wali Bu Susan?

MIKA

Anak wali Pak Sarif juga.

PAK SARIF

Kok bisa?

BU SUSAN

Harusnya mulai tahun ajaran ini, Pak Sarif jadi guru wali ekskul literatur.

MIKA

Tapi selama semester kemaren gak masuk.

PAK SARIF

Hah, masa?

DIAR

Hayo loh, Pak.

BU SUSAN

Kamu Diar, belum juga jam 4 udah keluar, perpus gimana? udah dikunci?

PAK SARIF

Hayo loh, Diar.

MIKA

(berbisik ke Diar)
Sukarelawan katanya.

DIAR

(ke Mika)
Sukarelawan banget.
(ke Bu Susan)
Di perpus udah gak ada orang. Sama ada satu lagi ini yang mau minjem buku, bukunya Pak Sarif, sih. Jadi aku anterin ke sini

BU SUSAN

Bukunya ga ada di perpus?

DIAR

Gak ada.

BU SUSAN

Sekali-kali sumbangkan buku anda Pak Sarif. Lihat, pada akhirnya ada orang yang butuh.

PAK SARIF

Ya udah minggu depan...

DIAR

Padahal hari ini juga bisa. Bukunya dimana? Dia butuh buat referensi novel.

BU SUSAN

Oh ya, gimana ekskul literatur? Anggotanya tinggal kamu aja?

MIKA

Ia... Ada 3 lagi sih, tapi gak aktif.

BU SUSAN

Gimana sih pak, urus dong anak walinya.

DIAR

Ya tuh. Dimana bukunya?

PAK SARIF

Di rumah, mau mampir?

DIAR

Oke, kita ke sana duluan.

PAK SARIF

Tungguin aja, ini bentar lagi selesai.

DIAR

Hmm.

MIKA

Kalo gitu aku ke sekre ya, ngambil barang-barang aku dulu

DIAR

Ya udah aku ikut, nanti kita ke sini lagi

Mereka beranjak, namun hampir di pintu tangan Bu Susan memblokir jalan Diar.

BU SUSAN 

Sut sut, mau kemana? Kamu masih ada sejam lagi sampe perpus tutup.

DIAR

Kan, kan. Aku ngebantuin dia.

Mika udah di luar, bibirnya bergerak :

MIKA

(mute)
Aku duluan ya?

BU SUSAN

Oke, gini kamu udah tahu soal masalah keangotaan ekskul literatur, kan?

DIAR

Oke, Ibu mau jadiin aku anak literatur.

BU SUSAN

Itu ide yang bagus, tapi ibu tahu kamu bakal nolak.

DIAR

Jadi gimana?

BU SUSAN

Sambil nunggu Pak Sarif. Gimana kalo kamu ajak temen-temen kamu buat ikutan.

DIAR

Ngegantiin aku gitu?

BU SUSAN

Iya.

DIAR

Terus tugas jaga perpus aku gimana?

BU SUSAN

Ya, kalo kamu berhasil kamu bakal dapet keringanan, mau nggak?

DIAR

Seriusan?

BU SUSAN

Semangat ya, Diar.

Diar mengangguk. Bu Susan menyodorkan tangan, Diar salim lalu beranjak. Diar menunduk sopan pada guru di dekat pintu.

GURU

Semangat ya, Diar.

Di luar pintu suara lari kaki Diar terdengar keras.


EXT. SEKOLAH - DEPAN RUANG OSIS — DAY

Om dan Diar ngobrol di pintu. Om memakai kaca mata berwarna.

OM

Kamu tahu aku sibuk.

DIAR

Ayolah, selama ini kamu kan bisa ngebagi waktu sama organisasi-organisasi kamu yang lain?

OM

Eeuh... Bisa sih, mungkin hari sabtu.

DIAR

Jangan sabtu, dong. Ekskulnya gak di hari itu. Geser jadwal ekskul keamanan aja, kamu kan ketuanya.

Om diam, cool dengan kaca matanya.

DIAR

Hm.

OM

Kamu gak punya temen lain apa buat diajak?


EXT. SEKOLAH - KANTIN — LATER

Lia dan Diar ngobrol di pinggir kantin.

LIA

Sejak kapan aku jadi temen kamu?

DIAR

Ayolah, kamu baru dua hari disini, siapa lagi temen kamu selain aku?

Lia melambai ada teman-temannya di background, sekelompok grup mengokupasi meja makan.

LIA

Hey, Andro! Kentang goreng aku jangan di makan!

Mulut andro penuh dengan kentang.

ANDRO

Woy, ini nyicipin doang bisi beracun.

Teman-teman di meja tetawa, Lia tertawa hangat lalu menghadap Diar.

LIA

Ayo, udah sana. Mau apa lagi?

DIAR

Kamu belum ikut ekskul kan? Kamu tahu di sekolah ini wajib ikut minimal satu?

LIA

Ia tahu, lagi mikir-mikir.

DIAR

Terus?

LIA

Boleh aja sih, tapi hari Sabtu.

DIAR

Kenapa hari Sabtu?!

LIA

Ssshhht! Apaan sih?

DIAR

Pulang sekolah emang ga bisa?

LIA

Aku ada rencana. Bukan, bukan, urusan. Aku ada urusan. Hahaha.

Diar menatap curiga.


INT. SEKOLAH - RUANG GURU — DAY

Diar kembali ke ruang guru. Pak Sarif nggak ada.

BU SUSAN 

Gimana?

DIAR

Nggak ada yang mau.

BU SUSAN

Selamat Diar.

DIAR

Mereka pada bisanya hari Sabtu.

BU SUSAN

Emangnya kenapa hari Sabtu?

DIAR

Literatur gak kumpul hari Sabtu.

BU SUSAN

Yaudah, berarti buat keringanan kamu, hari Sabtu gak usah jaga perpus. Dan setelah kamu jadi anggota kamu bisa ganti jadwal kumpulnya.

DIAR

Ugh... yang bener aja..

BU SUSAN

Sok sana nyusul ke parkiran.

Diar menuju pintu. Guru disebalahnya bilang :

GURU

Sss...

DIAR

Selamat Diar.

Diar menutup pintu. 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar