Rencana Literatur Kehidupan SMA
7. Act III : Sequence #7
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. JALAN — DAY

Diar dan Mika jalan ke arah pulang. Mereka saling diam. Pandangan mereka berbeda arah.

Jalan terasa sangat panjang dan lama. 

Pada akhirnya mereka tiba di perempatan. Mereka mengarah ke jalan pulang masing-masing. Mereka melihat satu sama lain sebelum berpisah. Mika menatap dalam. 

Diar mencoba mengatakan sesuatu, tapi dia hanya bisa melambai.

Mika membalik badan dan pergi. Diar diam sambil memandang Mika yang semakin jauh.

Suara motor datang mendekati. Om dan Lia datang.

OM

Gak dikejar?

DIAR

Nggak sekarang.

LIA

Nunggu apa?

DIAR

Nunggu dia muter arah terus balik ke sini.

LIA

Mana ada kayak gitu.

Lia dan Om memperhatikan Mika.

OM

Kayaknya, dia liat kamu aja ga mau.

LIA

Whoops, Mika ilang, udah gak keliatan, seperti kesempetan kamu yang ada sekarang.

DIAR

Yap, tapi nanti kesempatan lain akan datang.

OM

Kapan?


INT. SEKOLAH - PERPUSTAKAAN — DAY

Diar memandang Mika yang sedang membaca sendiri.

Mika melirik Diar. Diar sedang mengurus peminjaman buku kepada beberapa siswa.

Diar melihat Mika. Mika sibuk membaca.

Jam menunjukan angka 4.


EXT. SEKOLAH - LORONG — DAY

Diar mengunci pintu perpus.

Dari belakang muncul Daril. 

DARIL

Woy, Diar aku mau ngomong sama kamu.

Diar terlihat tidak nyaman.

DIAR

Hey, Daril tumben ke perpus. Mau minjem buku? Besok aja, udah tutup.

DARIL

Nggak, aku mau ngomong aja. Mening ikut dulu.

Dari sebelah kiri siswa berbadan jangkung menepuk pundak Diar. 

SISWA JANGKUNG

Ayo ikut dulu.

DIAR

Sorry, sibuk, ada rencana.

Diar mengibas tangannya lalu berusaha kabur. 

Namun di depannya ada SISWA GENDUT. Tinggi siswa itu sepantaran dengan Diar tapi lebarnya mampu meblokade seluruh lorong.

SISWA GENDUT

Ikut.


EXT. SEKOLAH - SUDUT SEKRE — DAY

Di dekat toilet blok sekre ada gang panjang sepit. Di sana banyak box kayu, meja, dan kursi lama. Orang sekolah menggunakan tempat ini sebagai gudang.

Diar duduk di salah satu box kayu.

DIAR

Oke mau ngomong apa?

DARIL

Aku denger kamu tunangan sama anak pindahan.

DIAR

HAH!?

Ketiga orang itu kaget.

DIAR 

Kata siapa?!

DARIL

Bukan itu yang mau aku omongin, tapi ada hubungannya. Ehem, kamu tahu ketua ekskul literatur?

DIAR

Oh ya ampun, kalian anggota tidak aktif?

DARIL

Ia makanya, aku mau tanya kamu udah tunangan tapi kenapa deket-deket Mika?

SISWA JANGKUNG

Ayo Langga kenapa deket-deket?

SISWA GENDUT

Jawab Langga!

DARIL

Diar.

SISWA GENDUT

Jawab, Dian!

Seketika waktu berhenti, Diar berpikir.

DIAR (V.O.)

Apa yang seorang lakukan ketika berada di ujung konflik?

Pak Sarif duduk di sebelah kanan Diar.

PAK SARIF

Cari jalan damai, Diar. Cari cara untuk membuka negosiasi.

Om datang entah dari mana. Dia berdiri di kiri Diar.

OM

Jadi diri sendiri aja, kan jago ngomong kau. Bual saja.

DIAR (V.O.)

Oke... tapi ngomong apa?

Lia tiba-tiba muncul. Dia duduk di salah satu meja.

LIA

Ngomongin soal 80 persen rasio kesuksesanmu.

DIAR (V.O.)

Aku mau damai bukan provokasi.

Mika muncul di belakang Diar. Posisinya memungguni Diar.

MIKA

Gimana kalo kamu ngomong yang jujur : Ngapain sih kamu deketin aku?

DIAR (V.O.)

Aw.

Waktu mulai kembali.

DIAR

Kalo aku gak jawab gimana?

Si Jangkung mengambil batang kayu lalu memukulkannya ke Si Gendut. Kayunya patah. Gendut menyilangkan tangan gagah.

DARIL

Gimana? Kita bertiga anak keamanan.

DIAR

Oh, kalo gitu kalian tahu aku deket sama Om?

DARIL

Kita sekelas kepet, kita juga tahu kamu anak siapa. Jadi kamu harus tahu seberapa serius kita.

Waktu berhenti, Diar berpikir kembali.

DIAR (V.O.)

Mereka serius Om, urus anak buahnya napa?

OM

GG.

Om pergi begitu saja. Lalu...

SUARA

Jika dalam kondisi tertentu-

Suara tersebut datang dari belakang.

Dua sosok macho berdiri dengan gagah. Sosok itu adalah Eyang Guntur dan Pak Andar Suara itu datang dari Eyang Guntur.

EYANG GUNTUR

Dimana kondisi tersebut mengharuskan kamu untuk bertarung.

PAK ANDAR

Maka ambil serangan pertama...

Diar mengepalkan tangan.

Mata Eyang Guntur terbuka bercahaya. Mata Pak Andar juga.

PAK ANDAR

...BAM!

Mata Diar terbuka. Waktu berjalan.

Diar bangkit dengan cepat hampir meloncat untuk ancang-ancang hook kiri. 

Pukulan mengenai Si Gendut yang lalu rubuh terlentang dengan suara keras.

DIAR

Aaaah!

Diar menggeparkan tangannya untuk meredakan rasa sakit.

DARIL

Eh?

Daril melihat Si Gendut terkapar, bingung dengan yang barusan terjadi.

Diar lalu melancarkan tangan kanan kepada kesakralan si Jangkung. Si Jangkung refleks membungkuk melindungi anunya yang kesakitan. Lalu Diar melakukan combo dengan memegang kepala Jangkung dan menebas lutut kanannya ke rahang Jangkung. Jangkung rubuh seketika.

DIAR

HAHA!

Diar mengejar Daril yang mau kabur. Diar menangkapnya lalu melemparnya ke toilet perempuan.

Daril jatuh punggung duluan. Diar menerkam Daril dengan senyum ekstra adrenalin. Diar menindih Daril sambil mengangkat tangannya.

DARIL

Tunggu-tungu!

Daril mencengkram muka Diar. Diar memegang tangan Daril yang berada di mukanya dan melemparnya ke samping.

Tangan terebut melayang ke arah pintu stool wc membuat pintu itu terbuka.

Daril kaget melihat sesuatu di dalam kamar kecil yang terbuka.

Diar melihat ekspresi Daril lalu menengok ke arah mata Daril memandang.

Mereka melihat Bu Susan di atas wc duduk.


INT. SEKOLAH - RUANG KEPSEK — DAY

Di ruangan kepala sekolah, telah terkumpul sejumlah orang : Bu Kepala Sekolah, Bu Susan, Pak Sarif, Guru yang di dekat pintu, Pak andar dan orang tuanya Daril, Gendut, dan Jangkung. Juga empat murid yang membuat masalah di toilet perempuan.

KEPALA SEKOLAH

Jadi pelanggaran yang dilakukan adalah memasuki tempat terlarang dan melakukan kekerasan di sekolah. Kalo Bu Susan bagaimana?

BU SUSAN

Soal offense personal ini, saya tidak permasalahkan karena saya memang dari awal ingin memergoki mereka.

Pak Sarif menahan tawa.

KEPALA SEKOLAH

Oke, jadi masalah ini cukup berat. Anak-anak Bapak Ibu akan diberi langsung SP dua dan kemungkinan skorsing.

IBUNYA GENDUT

Tapi Bu, apakah hal itu akan berpengaruh pada nilai anak saya.

KEPALA SEKOLAH

Bagaimana dengan nilai-nilai mereka, Bapak dan Ibu guru?

BU SUSAN

Untuk anak wali saya, yang di butuhkan Ridwan adalah pelajaran tambahan.

IBUNYA GENDUT

Gimana sih?

Kata ibunya Ridwan sambil memukul kepala Si Gendut yang pipinya di perban.

KEPALA SEKOLAH

Pak Sarif?

PAK SARIF

Untuk Daril pelajaran tambahan sepertinya dibutuhkan. Kalo untuk Diar nilainya oke-oke aja di atas rata-rata, tapi untuk absensi justru di bawah rata-rata.

KEPALA SEKOLAH

Hmmm... Pak Satyo.

Guru di sebelah pintu berdehem, lalu berkata.

PAK SATYO

Zahri memiliki nilai terbaik di kelas saya.

Bapaknya Si Jangkung mengacungkan jempol pada anaknya.

PAK SATYO

Jadi mungkin, pelajaran tambahan hukuman yang pantas. Buat Zahri sih skorsing saja.

Bapaknya Si Jangkung kaget.

BAPAKNYA ZAHRI

Kok gitu Pak?

KEPALA SEKOLAH

Sayangnya di sekolah ini, guru dilarang melakukan pelajaran tambahan di luar jam pelajaran. Jadi apakah ada usul lain?

Tok-tok. Ada suara ketukan pintu. Semua pandangan teralih kepada pintu.

Pintu itu terbuka. Kepala seorang nongol dari pintu, itu Om.

OM

Bu, saya masuk ya?

KEPALA SEKOLAH

Sebentar Om saya ada urusan dulu, abis ini aku urus urusan kamu.

OM

Urusan saya sama dengan urusan ini.

Om melangkah masuk.

PAK ANDAR 

Hey Om, orang tua kamu apa kabar?

OM

Alhamdulillah, sehat walafiat dua-duanya.

PAK ANDAR

Ada urusan apa, Om?

Semua melihat Pak Andar. Bu Kepala Sekolah berdehem.

OM

Bu kepala sekolah, saya harus beri tahu anda bahwa ketiga orang disini adalah anggota dari ekskul keamanan.

KEPALA SEKOLAH

Oh ya? Terus Om mau bertanggung jawab?

OM

Sebagai ketua keamanan saya lakukan sebisa mungkin.

DARIL

Sorry, Om.

OM

Sshut!

KEPALA SEKOLAH

Kalo begitu sebagai ketua osis, kamu tahu soal beberapa ekskul yang masih belum punya sekre. Menurut kamu ekskul apa yang cocok untuk menggantikan sekre keamanan?

OM

Eeuhh... Sst

Om meng-sinyal diar.

DIAR

(mute)
Hah?

OM

(mute)
Ekskul apa?

DIAR

(mute)
Capoera.

OM

Capoera, Bu.

KEPALA SEKOLAH

Oke, emangnya kita punya ekskul capoera?

OM

Mungkin?

Tok-tok. Suara ketukan terdengar dari pintu. Semua orang lihat pintu itu lagi.

Pintu dibuka dari luar. Kepala seorang nongol dari pintu, itu Mika.

MIKA

Bu saya masuk, ya.

KEPALA SEKOLAH

Kamu siapa?

MIKA

Saya Mika, ketua ekskul literatur.

KEPALA SEKOLAH

Oke, emang kita punya ekskul literatur?

MIKA

Bu, saya kesini mau memberi tahu bahwa keempat orang di sini adalah anggota ekskul literatur.

OM

Oh iya!

MIKA

Dan bisa saya pastikan, Bu Kepala Sekolah, masalah ini terjadi karena persoalan internal antar anggota.

DARIL

Sorry, Ka.

MIKA

Sshut!

KEPALA SEKOLAH

Oke.


EXT. SEKOLAH - LORONG — DAY

Di luar ruang kepala sekolah, Para guru wali murid mengobrol dengan para orang tua murid masing-masing.

PAK ANDAR

Oke om, jangan lupa saya titip salam.

OM

Siap.

Diar dan Bapaknya jalan berdua.

PAK ANDAR

Kamu tahu Diar, bapak bangga sama kamu. Hook kiri, southpaw, bagus buat serangan kejutan.

DIAR

Haha, dikirain apa... Harusnya kan orang tua marahin anaknya.

PAK ANDAR

Suatu hal gak akan jadi masalah jika tidak dipermasalahkan. Dan Bapa tahu bukan Bapa yang bakal marahin kamu.

Pak Andar melihat kedepan, lalu berhenti. Diar juga.

Di depan mereka ada Mika bertolak pinggang.

DIAR

Ugh...

PAK ANDAR

Bapak duluan.

Pak Andar berjalan lurus melewati Mika.

Mika dan Diar melihat satu sama lain. 

Diar menunggu Mika berbicara. Lalu Mika balik badan.

Diar menghela nafas : sepertinya sekarang bukan kesempatan aku.

Diar melihat Mika. 

Mika sedang menengok ke arah Diar, menunggu sesuatu.

Diar melangkah. Mika lalu mulai jalan lagi.

Diar mengikuti Mika.


EXT. SEKOLAH - LORONG BLOK SEKRE — DAY

Mereka sampai di depan sekre literatur.

Mika memutar kunci lalu membuka pintu. Dia berdiri menghadap ruangan sekrenya. 

MIKA

Bayangin ruangan ini jadi sekre Capoera.

Mika masuk mengemasi barang-barangnya.

DIAR

Hmm, sekolah kita gak punya ekskul Capoera.

MIKA

Untung aja. Aku gak mau ngebayangin tempat ini berubah.

DIAR

Semoga mereka ganti dengan ekskul mading. Kemungkinan ruangan ini gak jauh berbeda.

MIKA

Tapi gak akan penah sama kalo gak ada kita.

DIAR

Hmmm, yah.

Mika berjalan keluar, Diar menyingkir.

MIKA

Gimana, mau cerita?


INT. JALAN — DAY

Mereka pulang bersama seperti biasa.

MIKA

Sebenernya aku udah tahu cerita kejadiannya. Aku bisa denger ribut-ribut dari sekre. Terus aku juga nguping lagi di ruang kepala sekolah.

DIAR

Ugh... Aku harusnya udah tahu pas kamu nyebut ekskul Capoera. Terus kenapa gak di-stop aja dari awal.

MIKA

Aku pengen liat kamu masih ngeboong apa nggak.

DIAR

Oh, terus pas nanti aku cerita obrolan aku sama Eyang Guntur, kamu bakal bilang : Oh, sebenernya aku udah tahu dari Lia.

MIKA

Haha, terus jadinya gimana?

DIAR

Aku mau nanya : Daril siapanya kamu?

MIKA

Kenapa kamu peduli?

DIAR

Hm.

MIKA

Dia sepupu aku.

DIAR

Bukannya kamu tinggal berdua aja sama bibi kamu?

MIKA

Dia sepupu dari bibi lain.

DIAR

Oh.

MIKA

Tenang kok aku gak tunangan sama dia.

DIAR

Hahaha...

Mendengar ejekan Mika, Diar tertawa tanpa simpati. Tanpa sadar mereka tiba di perempatan.

Mereka berjalan terpisah lalu berhenti melihat satu sama lain.

Mika dan Diar menunggu salah satu berkata, sampai :

MIKA & DIAR

Kamu...

Mereka tertawa tertahan.

DIAR

Sekarang aku dulu, ya.

MIKA

Oke.

DIAR

Kamu seneng gak deket sama aku?

MIKA

Ga tau sih, mungkin... Aku kira kamu psikopat.

DIAR

Hm?!

MIKA

Tuh, itu! Kamu kebiasaan ham-heum-ha-heum, kamu kalo ke orang ngomong yang jelas, dong!

DIAR

Oke, sorry!

MIKA

Terus kamu pembohong akut, terus cara bicara kamu penuh kode dan kalkulasi kayak kamu suka manfaatin orang. 

DIAR

Ya... Emang...

Diar tersenyum menggeleng.

MIKA

Tapi, anehnya kamu bisa nanya hal klise kayak : dia itu siapanya kamu? 

DIAR

(canggung)
Ya, maksud aku... Aku liat kamu gak punya banyak temen, jadi aku mau tahu--

MIKA

Itu kayak, protagonis romance yang lagi cemburu tahu, gak? 
(suara cowok)
Hey, dia itu siapanya kamu?
(suara cewek)
Nggak, aku sama dia itu nggak ada hubungan apa-apa!

Diar memutar mata. Mika menertawakan Diar.

MIKA

(menahan tawa)
Sorry.

DIAR

Jadi, gimana?

MIKA

Gimana?

DIAR

Kamu seneng gak, deket sama aku?

Mereka berdua berhenti. Mika sadar kembali dengan pertanyan serius Diar.

MIKA

Hm-hm. (iya)

DIAR

Kamu mau gak jadi... bagian dari rencana aku?

Mika berpikir sejenak.

MIKA

Oke.

Mika tersenyum sambil mengangguk.

DIAR

Oke...

Diar menggumam sambil balik badan, lalu dia melambai.

Mika balik badan dan pulang ke arah rumahnya. Dia tersenyum. Di background Diar terlihat menjauh.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar