Rencana Literatur Kehidupan SMA
1. Act I : Sequence #1
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

OVERBLACK;

Suara gadis dan mesin tik terdengar dalam gelap.

MIKA (V.O.)

Emangnya apa yang kamu dapet dari shakespeare? Semua orang suka kisah cinta klasik. Aku mungkin gak yakin soal semua orang, tapi siapa yang tidak mendambakan pertemuan takdir dengan belahan jiwanya? 


Fade In :


EXT. BANDARA SOEKARNO-HATTA - JALAN — DAY

Figur pesawat tercermin dari lensa berwarna kaca mata pria.

Seorang pria berdiri di sebelah mobil mewah. Dia melihat pesawat yang terbang rendah akan mendarat.

Pria itu tinggi besar. Dia terlihat berumur hampir 30an, gemuk dan berewokan. Dia memakai suit hitam, formal.

Pria itu masuk ke mobil.


INT. BANDARA SOEKARNO-HATTA - ARRIVAL HALL — DAY

Sepatu kets mengalasi jingkrak kaki mulus perempuan yang mengambil tas koper dari rolling cargo check. Gadis remaja berpakaian kasual menjinjing tas koper itu.

Gadis itu melihat smartphone sambil dia ke luar dari palang putar, lalu menatap kedepan.

Di depan ada pria besar sebelumnya memegang papan nama bertulis : KARLIAH.

Pria itu tersenyum sambil melambai. Karliah Bingung.


INT. MOBIL MEWAH - MOVING — DAY

Pria besar menyetir. Karliah meraih kebelakang.

KARLIAH

Om, kenapa rapi banget sih? Ada acara apa, ya?

Karliah mengambil tasnya, mengobarik-abrik isinya.

OM

Eeeuuh... Abis ini aku mau ke tunangan temen.

KARLIAH

Nggak ada hubungannya sama aku dipanggil jauh-jauh, kan?

OM

Apaan? Kamu ngarepin pesta sambutan?

KARLIAH

Bukan... Eyang Guntur gak kenapa-napa, kan?

Karliah mengambil snack keripik. Dia merobek bungkus keripik.

OM

Nggak ada hubungannya kok sama aku pake baju item-item. WOY!

Karliah kaget. 

KARLIAH

Kenapah?!

OM

Aduh Karliah, Ini mobilnya minjem!

KARLIAH

Siapa yang Karliah?

OM

Ya udah Lia, jangan makan di mobil oke?

LIA

Ini mobilnya Pak Andar?

Lia membuka bungkus keripik kentang dan mulai makan.

LIA

Yakin nggak akan ada sesuatu nanti pas kita nyampe?

OM

Pas kita nyampe, gimana kalo kamu bersihin mobil dari remah kripik, Hah?

LIA

Ya udah sih, kalo gak mau kasih tahu. Kita nyampe jam berapa di rumah Pak Andar?

Om melihat jam tangannya. Mobil melaju.


INT. RUMAH JURAGAN - RUANG TENGAH — DAY

Sebuah mansion berlantai kayu, dengan taman interior terbuka, lukisan-lukisan bergantung di dinding, manik-manik, pajangan, berhala, tertata rapi di rak-rak tinggi, sibuk oleh orang berlalu lalang. Orang-orang ini hampir semua pegawai Pak Andar. 

Di tengah-tengah mereka, seorang pemuda memakai wajah kantuk menulusuri pandangannya, bingung. Dia adalah DIAR.

Diar berjalan ke taman. 


EXT. RUMAH JURAGAN - TAMAN — DAY

Meja-meja, panggung, tenda-tenda, dan lighting mengisi pandangan si pemuda. Banyak orang-orang berbincang. Mereka terlihat rapi.

Di salah satu grup perbincangan itu ada seorang lelaki besar dan sangar. Dia terlihat menguasai mood grup para tamu. Orang-orang tertawa. Dia adalah PAK ANDAR, pemilik rumah.

Pak Andar menyadari kehadiran Diar.

PAK ANDAR

Woy, Diar!

Diar melambaikan tangan ke pak Andar. Diar memberhentikan pegawai yang membawa makanan prasmanan.

DIAR

Ada acara apa?

PEGAWAI

Itu, A..

PAK ANDAR

Ucup! Sini!

Sebelum menjawab, Pegawai yang namanya UCUP berlari ke Pak Andar. 

UCUP

Siap, Pak?

Pak Andar berbisik sebentar lalu Ucup pergi.

PAK ANDAR

Diar! Sini!

Diar pergi menyambut para tamu dan bapaknya.

DIAR

Kenapa, Pak?

PAK ANDAR

Hey, sini! Kamu baru bangun tidur apa?

DIAR

Hm-hmm (iya)

PAK ANDAR

Nah ni, Diar udah ketemu sama om kamu dari Makasar?

Diar salim tangan ke om.

DIAR

Om.

PAK ANDAR

Dia sodara ibu kamu jadi bukan orang Makasar betulan.

Orang-orang tertawa.

OM MAKASAR

Benernya Om anak tantenya ibu kamu tapi karena lahirnya duluan panggilnya Uwa aja.

DIAR

Uwa.

OM MAKASAR

Gimana sekolahnya? Udah kelas berapa?

DIAR

kelas 11, Om, Wa.

Om Makasar tersenyum. Seorang tante-tante di grup menoel Diar.

TANTE-TANTE

Oh gitu, udah besar Diar sekarang. Eh udah punya pacar belum?

DIAR

Euhh..

Diar melihat ke bapaknya.

PAK ANDAR

Ini tante Betty, dari Jogja.

TANTE BETTY

Oh sekarang udah gak di Jogja rumah saya. Saya pindah ke Kanada sama suami saya yang baru. Bule!

PAK ANDAR

Oh ya? 
(ke Diar)
Gimana masih inget nggak?

DIAR

Haha... Nggak.

TANTE BETTY

Ya sih waktu itu kamu masih kecil.

DIAR

Nggak. Nggak maksudnya, Diar gak punya pacar.

Tante Betty tertawa sopan.

Dari belakang seseorang om-om menepuk pundak Diar.

OM-OM

Halo Diar kalo om masih inget gak?

Seorang Om-om memberi tangan. Diar bingung. 

Diar salim lalu melihat bapaknya lagi.

PAK ANDAR

Eh, Anda siapa, ya?

OM-OM

Hahaha, saya masih sodara ibunya Diar juga, kok. Pak Andar sok lupa.

PAK ANDAR

Masih?

DIAR

Jadi panggil om aja?

OM-OM

Oh nggak, panggil saya Jeremy.

DIAR

Om Jeremy, ya. Maaf Om, saya nggak inget.

OM JEREMY

Gapapa, kita baru ketemu sekarang, kok, haha. Kenapa toh, belum punya pacar? Sayang lo, masa muda. Ni, om juga punya anak laki gonta-ganti cewek tiap bulan.

PAK ANDAR

Oh Diar anaknya serius sama sekolahnya. Jadi dia fokus belajar tiap hari gak ada waktu buat pacar-pacaran.

OM JEREMY

Oh ya?

Diar mulai tidak nyaman dan menyelinap pergi.

PAK ANDAR

Kalo kamu sendiri gimana Jeremy? anak kamu keurus setiap kamu pergi proyek?

OM JEREMY

Anak saya beda sama anak lain, dia punya kesadaran tinggi. Dia bisa ngurus diri sendiri biar proyek orang tuanya sukses.

PAK ANDAR

Oh ya?

Diar pergi dari kerumunan, suara kelakar mereka semakin kecil.

Percakapan mereka sudah tidak terdengar, Diar berhasil menyelinap.


EXT. RUMAH JURAGAN - GAZEBO TAMAN — CONTINUOUS

Diar pergi ke arah Gazebo, di sana ada 3 perempuan. Mereka masing-masing berumur 40an, 30an, dan 20an. 3 perempuan ini adalah saudari kandung tantenya DIAR, si sulung adalah TANTE RINDA, saudari tengah adalah TANTE RISA, dan bungsu adalah TANTE RIKA. 

Tante-tantenya Diar bertiga duduk di kursi meja di sisi kolam.

DIAR

Kok, Tante pada gak gabung sama orang gede lain?

TANTE RISA

Aku sih gak pada kenal. Kamu sendiri kenal, emang?

Diar tersenyum kepada para perempuan tersebut, sambil menggeleng. Diar menghela napas panjang, lagaknya ingin menunjukkan kalau dirinya capek.

TANTE RINDA

Kenapa Diar? Gak nyaman sama keluarga ibu kamu?

DIAR

Ssstt... Cuman perasaan Tente Rinda aja.

TANTE RISA

Ssst.. Apanya yang ssst.. Kamu nyengajain keliatan capek juga udah gak sopan.

TANTE RISA

Nggak, Kak Risa, Diar emang baru bangun tidur. Minum dulu Diar?

Si Bungsu nawarin minum.

Saudari sulung dan tengah memandang si bungsu.

DIAR

Udah tadi minum, kok. Tante Rika.

TANTE RIKA

Oh, ia lupa. kalo Diar senengnya pake gula.

Tante Rinda dan Risa memandang Rika mengambil toples gula.

TANTE RINDA

Kenapa Diar? Mau curhat apa?

DIAR

Euuh... Sodara-sodaranya ibu emang pada kayak gitu, ya?

TANTE RISA

Kayaknya dia emang nggak suka keluarga ibunya, kak.

DIAR

Nggak ada yang bilang gak suka, cuman...

TANTE RINDA

Cuman apa?

DIAR

Cuman.... Banyak banget.

TANTE RINDA

Haha, beda sama keluarga bapak kamu, ya?

DIAR

Hm-hmm (iya).

TANTE RISA

HAHAHAHA.

Tawa histeris Tante Risa membuat semua pandangan tertuju padanya. 

Belum juga orang-orang mengerti apa yang terjadi, tiba-tiba *blak!* Tante Risa memukul meja di depannya.

Tante Rika menumpahkan gula yang sedang dituangkan.

Tante Risa berdiri.

TANTE RIKA

Kak Risa jadi tumpah, kan!

TANTE RISA

Rika yang gak ngerti diem aja! Diar kamu pikir aku belum nikah salah aku apa?! Aku juga pengen punya banyak anak. Diar juga yang sama-sama single jangan sarkas, deh!

Tante Rinda membekap Tante Risa, dan memaksanya tenang.

TANTE RINDA

Ssst... Malu sama keluarganya Rima!

Tante Rinda melepas Risa. Risa minum dari gelas Rika.

Tante Rinda mennghembuskan napas panjang.

DIAR

Kalo Diar single wajar, masih muda.

TANTE RISA

Kau kata aku tua?! Bapak kamu, tuh!

TANTE RINDA

Ssst, ah, Ris! 

DIAR

Pfft.. Emang susah, sih. Bapak sangar kayak gitu, bikin laki-laki pada susah deketin adik-adiknya.

TANTE RINDA

Haha, Kalo aku sih nggak masalah.

TANTE RISA

Aku sih masalah.

TANTE RINDA

Jangan di masalahin. Lagian single tuh enak, gak harus terbebani masalah.

DIAR

Contohnya misal?

TANTE RINDA

Liat Bapakmu.

DIAR

Bapak kenapa?

Tante Rinda menunjuk Pak Andar.

TANTE RINDA

Liat aja. Bapakmu ngurusin orang-orang yang dia gak peduliin dan gak kenal. Mana karakternya aneh-aneh dan berbeda. Padahal Kakak cuman cinta sama ibu kamu. Ribet gak sih? Kenapa ribet coba? 

DIAR

Kenapa ribet?

TANTE RINDA

Karena ketika kamu menikahi seseorang, kamu bukan hanya menikahi seseorang. Kamu juga menikahi keluarga orang itu.

Tante Rinda minum dari gelas Rika.

DIAR

Wuih!

Diar tepuk tangan, begitu juga Tante Risa dan Rika.

Diar hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepala.

TANTE RINDA

Dan inget, laki-laki bertanggung jawab gak akan nganggep hal itu ribet atau masalah.

DIAR

Tante Rinda, petuah kayak gitu nggak cocok disampein ke bocah kayak aku deh, masih terlalu muda buat, eeuuuhhh...

TANTE RINDA

Bentar lagi kamu juga ngerti...

TANTE RISA

Kalo dia anaknya Pak Andar pasti ngerti.

TANTE RIKA

Kalo dia cucunya Eyang Guntur pasti ngerti.

Mata Diar memicing curiga ke tiga tantenya. Dia menelusuri keluarga besarnya..

DIAR

Hmm, Kok aku pasti ngerti? Diar ketinggalan apa? Ini ada acara apa, sih?

TANTE RINDA

Gak tau, aku juga gak ngerti.


EXT. RUMAH JURAGAN - DRIVEWAY — NIGHT

Mobil Om dan Lia melaju ke depan rumah.

Lia melihat hiasan lampu berkelap-kelip.

LIA

Tuh kan, tuh kan! Ada acara apa, nih? 

OM

Waktu aku pergi gak ada.

LIA

Om, gimana sih?! Aku ganti baju dulu, jangan liat!

Lia merayap ke belakang.

Mobil berhenti di depan seorang pemuda tampan. Pemuda itu memakai jaket kulit dan jeans sobek, merokok. Di depannya ada sebuah motor merah antik 2 tak.

Pemuda itu membuang rokok dan menghampiri mobil. Dia menarik pintu sopir.

Om sibuk membersihkan sela-sela tempat duduk dan rem tangan dari bungkus dan remah-remah yang menumpuk selama perjalanan.

PEMUDA

Hey, Om... ngapain?

OM

Hoy, Pak...

PEMUDA

Nih, makasih Om.

Pemuda itu memberikan kunci motor ke Om.

OM

Oh yaya.

Lia keluar dari pintu belakang, masih baju yang sama.

LIA

Pak Sarif!

Lia menghampiri pemuda itu. 

Pemuda yang bernama PAK SARIF menyambut untuk jabat tangan.

PAK SARIF

Yo, Lia kamu kesini juga?

Lia memeluk Pak Sarif.

LIA

Pak Sarif apa kabar, ada acara apa kesini?

Pak Sarif melepas pelukan Lia.

PAK SARIF

Baik, baik... Iya aku tahu kalo ada acara. Tapi gak tahu acara apa. Emang acara apaan sih?

LIA

Om pake baju formal, mungkin acaranya perlu formalitas.

PAK SARIF

Kamu pake baju biasa, kok? Barang-barang kamu mana?

LIA

Barang? Oh di jok belakang. Terus kalo baju, aku sama sekali gak tahu ada acara. Justru Pak Sarif yang pake baju... biasa. 
(beat)
Eh, tapi biasanya Pak Sarif tetep cool, kok!

PAK SARIF

Haha, makasih. Aku cuman tahu kalo ada acara, gak pernah bilang kalo aku diundang.

LIA

Hahaha. Pak Sarif sama Pak Andar masih... Berantem?

PAK SARIF

Berantem? Udah gede masa berantem.

Om keluar membawa plastik penuh sampah.

OM

Lia belum ganti baju?

LIA

Nanti aja. Buat apa? Katanya gak ada acara. Aku masuk duluan.

Lia melangkah pergi.

OM

Woy, Barang!

LIA

Nanti aja!

Lia setengah berlari menuju rumah.

OM

Hey!

Pak Sarif berjalan menuju pintu mobil belakang.

PAK SARIF

Bae-bae, Om sama aku aja, di belakang, kan?

Pak sarif bergegas membuka pintu.

OM

Jangan, Pak!

Barang-barang Lia menyembul dari pintu, berhamburan.

Kedua orang itu terdiam. Ah....


EXT. RUMAH JURAGAN - TAMAN — NIGHT

Lia memasuki taman rumah Pak Andar. Lebih banyak orang sekarang. Acara bisa mulai kapan saja.

Sapaan suara terdengar tak asing bagi Lia, menyaut padanya.

TANTE BETTY

Lia!

LIA

Tante Betty!

Mereka berlari menghampiri satu sama lain.

TANTE BETTY

Hey, orang pada! Lia dateng nih!

Lia mendekat ke kerumunan mereka.

LIA

Hello, Om, Tante.

Lia salim ke orang-orang dewasa. Datanglah Jeremy.

OM JEREMY

Halo Lia, masih ingat saya?

Lia bingung, melihat sekeliling.

LIA

Anda siapa, ya?
Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar