1. INT. RUMAH SI NYAI HITAM – PAGI
Rumah nenek terbuat dari anyaman bambu.
SI NYAI HITAM
Silakan duduk, sebentar nenek ambilkan kalian air. Kalian pasti haus dan lapar.
AQILLA
Ga usah nek, kami tidak ingin merepotkan nenek.
YASSER
(berbisik)
Ih gapapa, gua laper tau. Makanan di tas juga abis.
AQILLA
Salah sendiri, makan mulu kerjaannya.
Nenek datang dengan membawa air minum dan ubi bakar.
SI NYAI HITAM
Ini, makanlah. Kalian tampak kelaparan.
AQILLA
Terima kasih, nek.
Mereka memakan ubi bakar dengan lahap.
SI NYAI HITAM
Kalian ga usah heran kenapa bisa tidur di tanah. Karena semalam yang kalian lihat itu desa gaib.
AQILLA
Maksud nenek desa gaib? Jadi semalam kita melihat hantu?
SI NYAI HITAM
Iya, desa itu memang hanya ada ketika malam hari.
SI NYAI HITAM
(lanjutan)
Coba kalian renungkan, berapa jauh jarak desa itu dengan jalan utama?
WIRA
Sekitar 15 meter nek.
SI NYAI HITAM
Bukan jarak yang jauh bukan? Tapi apa kalian liat di jalan utama ada yang melintas?
YASSER
Engga nek.
SI NYAI HITAM
Iya, sebab para penghuninya hanya akan menetap di desa tersebut. Itu tempat dimana para penghuni hutan berkumpul.
AQILLA
Tuhkan apa yang gua bilang, ada yang ga beres disana.
SI NYAI HITAM
Tapi kalian tidak perlu takut dengan dunia gaib. Sebab, Tuhan menciptakan makhluk sesuai dengan alamnya masing-masing. Terlebih derajat kalian lebih tinggi dari mereka.
AQILLA
Lalu kenapa nenek tinggal di sini sendiri? Nenek bukan bagian dari merekakan?
Si Nyai Hitam tersenyum, tidak tersinggung oleh pertanyaan Aqilla.
SI NYAI HITAM
Pada awalnya saya tinggal di desa seberang. Namun karena kemampuan yang saya miliki, saya dibuang dan diasingkan oleh para penduduk.
YASSER
Memangnya kenapa nek?
SI NYAI HITAM
Ketika ada orang sakit, kemalingan dan sebagainya saya selalu diseret dalam masalah tersebut. Difitnah dan digiring keliling desa untuk di permalukan. Saya pula dijuluki “SI NYAI HITAM”. Padahal, ilmu yang saya miliki ilmu putih.
AQILLA
Apa itu ilmu putih nek?
SI NYAI HITAM
Ya ilmu yang saya miliki bertujuan untuk melindungi mereka. Tanpa mereka tau, saya sering melindungi desa itu dari berbagai bencana dan keburukan yang menimpa warga sekitar. Namun saya tidak pernah mengatakan yang sejujurnya.
Wira iba terhadap Si Nyai Hitam.
WIRA
Kenapa nenek ga pernah jujur?
SI NYAI HITAM
Nenek hanya ingin beramal tanpa pamrih. Nenek hanya ingin merendah diri. Tuhan mempercayai nenek atas kelebihan ini, sehingga nenek harus menjaganya dengan baik.
AQILLA
Tapi apa nenek ga kesepian sendirian disini?
SI NYAI HITAM
Nenek merasa lebih aman tinggal disini sendiri. Oh iya nenek lupa, kalian mau pergi kemana?
WIRA
Pulau kelabu, nek.
SI NYAI HITAM
Ngapain kalian kesana? Saran nenek kalian pulang saja.
WIRA
Maaf nek kami akan tetap kesana. Sudah setengah perjalanan nek, ga mungkin kami pulang.
SI NYAI HITAM
Tapi tempat itu berbahaya untuk kalian.
AQILLA
Tuhkan, mending kita balik aja yuk.
YASSER
Gapapa kok nek, doain kita ya nek.
SI NYAI HITAM
Yasudah kalau begitu.
WIRA
Nek saya izin ke kamar mandi ya, mau ganti baju.
SI NYAI HITAM
Iya silakan.
YASSER
Gua ikut.
Yasser dan Wira mengganti baju yang kotor karena tidur di tanah.
SI NYAI HITAM
Nenek perhatiin kamu takut ya nak?
AQILLA
Iya nek.
SI NYAI HITAM
Tunggu sebentar.
Si Nyai Hitam pergi lalu kembali dan memberi kotak kayu.
SI NYAI HITAM
(berbisik)
Tolong bawa kotak ini, nenek harap ini bisa bermanfaat untuk kalian nanti.
AQILLA
Apa ini nek?
SI NYAI HITAM
Sudah kamu pegang saja, buka nanti saat kamu membutuhkannya.
AQILLA
Baik nek.
SI NYAI HITAM
Cepat masukan kotak ini ke dalam tas mu.
AQILLA
Baik nek.
Yasser dan Wira datang.
WIRA
Sekarang gantian, sana Qil ganti baju abis itu kita lanjutkan perjalanan.
AQILLA
Baik, saya ganti baju dulu ya nek.
SI NYAI HITAM
Silakan.
Aqilla ganti baju dan merapikan barang.
WIRA
Gimana, udah aman semuakan? Ga ada yang tertinggal.
YASSER
Aman.
WIRA
Aqilla, aman kan?
AQILLA
Aman kok. Yaudah ayo nanti kesiangan.
WIRA
Nek kami izin melanjutkan perjalanan ya nek. Terima kasih telah menerima kami sebagai tamu nenek.
YASSER
Iya terima kasih ya nek.
SI NYAI HITAM
Baik hati-hati nak.
AQILLA
Terima kasih nek, kami pamit ya nek.
2. EXT. HUTAN – PAGI
Mereka bertigapun segera pergi menjauhi rumah nenek tersebut. Setelah berjalan 10 langkah, Aqilla hendak menengok ke rumah nenek. Aqilla sangat terkejut melihat rumah tersebut hilang.
AQILLA
Wira, Yasser. Kemana rumah nenek itu?
Sontak Wira dan Yasser ikut menoleh dan menghentikan langkah kaki mereka.
YASSER
Hah, iya. Sumpah kemana rumah dan nenek itu?
AQILLA
Jadi, nenek tadi juga hantu?
WIRA
Ya ampun. Yaudah biarin, setidaknya hantu tadi baik. Kita jadi ga kehausan dan kelaparan. Udah sekarang ayo lanjutin perjalanan.
Aqilla masih tidak percaya atas dua kejadian yang menimpa dirinya. Aqilla tiba-tiba teringat kotak di dalam tasnya. Ingin segera mengecek, namun ingat pesan nenek untuk merahasiakannya. Sehingga ia mengurungkan niatnya dan kembali melanjutkan perjalanan dengan yang lainnya.