Rayuan Maut Pulau Kelabu
4. Si Nyai Hitam

1.     INT. RUMAH SI NYAI HITAM – PAGI

Rumah nenek terbuat dari anyaman bambu.

SI NYAI HITAM

Silakan duduk, sebentar nenek ambilkan kalian air. Kalian pasti haus dan lapar.

AQILLA

Ga usah nek, kami tidak ingin merepotkan nenek.

YASSER

(berbisik)

Ih gapapa, gua laper tau. Makanan di tas juga abis.

AQILLA

Salah sendiri, makan mulu kerjaannya.

Nenek datang dengan membawa air minum dan ubi bakar.

SI NYAI HITAM

Ini, makanlah. Kalian tampak kelaparan.

AQILLA

Terima kasih, nek.

Mereka memakan ubi bakar dengan lahap.

SI NYAI HITAM

Kalian ga usah heran kenapa bisa tidur di tanah. Karena semalam yang kalian lihat itu desa gaib.

AQILLA

Maksud nenek desa gaib? Jadi semalam kita melihat hantu?

SI NYAI HITAM

Iya, desa itu memang hanya ada ketika malam hari. 

SI NYAI HITAM

(lanjutan)

Coba kalian renungkan, berapa jauh jarak desa itu dengan jalan utama?

WIRA

Sekitar 15 meter nek.

SI NYAI HITAM

Bukan jarak yang jauh bukan? Tapi apa kalian liat di jalan utama ada yang melintas? 

YASSER

Engga nek.

SI NYAI HITAM

Iya, sebab para penghuninya hanya akan menetap di desa tersebut. Itu tempat dimana para penghuni hutan berkumpul.

AQILLA

Tuhkan apa yang gua bilang, ada yang ga beres disana.

SI NYAI HITAM

Tapi kalian tidak perlu takut dengan dunia gaib. Sebab, Tuhan menciptakan makhluk sesuai dengan alamnya masing-masing. Terlebih derajat kalian lebih tinggi dari mereka.

AQILLA

Lalu kenapa nenek tinggal di sini sendiri? Nenek bukan bagian dari merekakan?

Si Nyai Hitam tersenyum, tidak tersinggung oleh pertanyaan Aqilla.

SI NYAI HITAM

Pada awalnya saya tinggal di desa seberang. Namun karena kemampuan yang saya miliki, saya dibuang dan diasingkan oleh para penduduk.

YASSER

Memangnya kenapa nek?

SI NYAI HITAM

Ketika ada orang sakit, kemalingan dan sebagainya saya selalu diseret dalam masalah tersebut. Difitnah dan digiring keliling desa untuk di permalukan. Saya pula dijuluki “SI NYAI HITAM”. Padahal, ilmu yang saya miliki ilmu putih.

AQILLA

Apa itu ilmu putih nek?

SI NYAI HITAM

Ya ilmu yang saya miliki bertujuan untuk melindungi mereka. Tanpa mereka tau, saya sering melindungi desa itu dari berbagai bencana dan keburukan yang menimpa warga sekitar. Namun saya tidak pernah mengatakan yang sejujurnya.

Wira iba terhadap Si Nyai Hitam.

WIRA

Kenapa nenek ga pernah jujur?

SI NYAI HITAM

Nenek hanya ingin beramal tanpa pamrih. Nenek hanya ingin merendah diri. Tuhan mempercayai nenek atas kelebihan ini, sehingga nenek harus menjaganya dengan baik.

AQILLA

Tapi apa nenek ga kesepian sendirian disini?

SI NYAI HITAM

Nenek merasa lebih aman tinggal disini sendiri. Oh iya nenek lupa, kalian mau pergi kemana?

WIRA

Pulau kelabu, nek.

SI NYAI HITAM

Ngapain kalian kesana? Saran nenek kalian pulang saja.

WIRA

Maaf nek kami akan tetap kesana. Sudah setengah perjalanan nek, ga mungkin kami pulang.

SI NYAI HITAM

Tapi tempat itu berbahaya untuk kalian.

AQILLA

Tuhkan, mending kita balik aja yuk.

YASSER

Gapapa kok nek, doain kita ya nek.

SI NYAI HITAM

Yasudah kalau begitu.

WIRA

Nek saya izin ke kamar mandi ya, mau ganti baju.

SI NYAI HITAM

Iya silakan.

YASSER

Gua ikut.

Yasser dan Wira mengganti baju yang kotor karena tidur di tanah.

SI NYAI HITAM

Nenek perhatiin kamu takut ya nak?

AQILLA

Iya nek.

SI NYAI HITAM

Tunggu sebentar.

Si Nyai Hitam pergi lalu kembali dan memberi kotak kayu.

SI NYAI HITAM

(berbisik)

Tolong bawa kotak ini, nenek harap ini bisa bermanfaat untuk kalian nanti.

AQILLA

Apa ini nek?

SI NYAI HITAM

Sudah kamu pegang saja, buka nanti saat kamu membutuhkannya.

AQILLA

Baik nek.

SI NYAI HITAM

Cepat masukan kotak ini ke dalam tas mu.

AQILLA

Baik nek.

Yasser dan Wira datang.

WIRA

Sekarang gantian, sana Qil ganti baju abis itu kita lanjutkan perjalanan.

AQILLA

Baik, saya ganti baju dulu ya nek.

SI NYAI HITAM

Silakan.

Aqilla ganti baju dan merapikan barang.

WIRA

Gimana, udah aman semuakan? Ga ada yang tertinggal. 

YASSER

Aman.

WIRA

Aqilla, aman kan?

AQILLA

Aman kok. Yaudah ayo nanti kesiangan.

WIRA

Nek kami izin melanjutkan perjalanan ya nek. Terima kasih telah menerima kami sebagai tamu nenek.

YASSER

Iya terima kasih ya nek. 

SI NYAI HITAM

Baik hati-hati nak.

AQILLA

Terima kasih nek, kami pamit ya nek.

2.     EXT. HUTAN – PAGI

Mereka bertigapun segera pergi menjauhi rumah nenek tersebut. Setelah berjalan 10 langkah, Aqilla hendak menengok ke rumah nenek. Aqilla sangat terkejut melihat rumah tersebut hilang.

AQILLA

Wira, Yasser. Kemana rumah nenek itu?

Sontak Wira dan Yasser ikut menoleh dan menghentikan langkah kaki mereka.

YASSER

Hah, iya. Sumpah kemana rumah dan nenek itu?

AQILLA

Jadi, nenek tadi juga hantu?

WIRA

Ya ampun. Yaudah biarin, setidaknya hantu tadi baik. Kita jadi ga kehausan dan kelaparan. Udah sekarang ayo lanjutin perjalanan.

Aqilla masih tidak percaya atas dua kejadian yang menimpa dirinya. Aqilla tiba-tiba teringat kotak di dalam tasnya. Ingin segera mengecek, namun ingat pesan nenek untuk merahasiakannya. Sehingga ia mengurungkan niatnya dan kembali melanjutkan perjalanan dengan yang lainnya.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar