RAJAWALI ORDER
2. BAB 2 - PIDATO MADNI DI RIDDERZAAL
11 INT. RIDDERZAAL - THE HAGUE - MORNING

Pintu gedung Ridderzaal itu terbuka. Koning Jan-Maarten Hendriks, Raja Belanda didampingi Perdana Menteri Peter Van Den Berg masuk, diikuti tiga orang bodyguard. 50 orang utusan dari 10 negara dan utusan dari European Monetary Ministry (EMM) berdiri memberikan hormat kepada sang Raja dan Perdana Menteri.

Koning Jan-Maarten duduk di sebuah kursi kehormatan untuk raja, sementara Peter Van Den Berg duduk di sudut yang sama dengaan kursi Pembawa Acara. Gedung yang khusus dipakai untuk acara penting kerajaan ini, hari ini dipakai acara pertemuan dengan tema berjudul De Gevaren van Cryptomunten en De Voordelen van EU-Wetgeving yang jika diartikan ke dalam bahasa Inggris adalah The Dangers of Crypto Coins and the Benefits of EU Legislation.

Seorang PEMBAWA ACARA (55) memberikan sambutan kepada Sang Raja dan peserta vergadering, lalu mempersilakan sang Raja untuk memberikan pidatonya.

PEMBAWA ACARA:
We are all in the Ridderzaal building to discuss a very important theme, namely the birth of the currency digitalization era. For this reason, I invite all attendees to stand again. Give a warm welcome to our King Jan-Maarten Hendriks!

Semua hadiri berdiri kembali memberikan tepuk tangan meriah. 

Sang Raja menghampiri mimbar, para hadirin duduk kembali di kursi. Sang Raja mulai memberikan penyambutannya sendiri. 

KONING JAN-MAARTEN:

Thank you, to all attendees. To the Heads of the Financial Services Authority from France and the UK, especially the delegates from 10 countries since we are here for the same purpose, which is to participate in economic development and financial cooperation with the nations of the world. Welcome! Let's start by looking at the regulations and involvement of the Kingdom of the Netherlands in cryptocurrency trading.

Setelah beberapa lama menyampaikan keraguan pribadinya akan mata uang kripto, sang Raja, pun kemudian menyampaikan kecemasan Pemerintah Kerajaan Belanda akan bahaya uang kritp dan manfaat UU Uni Eropa sebagai solusinya.

KONING JAN-MAARTEN:

We are aware that if this currency is legalized by the World Bank, it is very likely that a country with large debts will be able to be paid with bitcoins. Or there will be an application created to pry into World Bank Cash. And that's a scary picture of our future. For this reason, the Kingdom of the Netherlands strictly enforces regulations and legislation from the European Union, to anticipate the development of cryptocurrency and monitor its role as an alternative payment in trade among the minor community.

KONING JAN-MAARTEN:

So, I hope that bitcoin is not developed to damage the world economic and banking system, but, as an alternative currency, remains based on conventional fiat money.

Tiga orang utusan dari negara yang pro terhadap cryptocurrency naik ke mimbar bersamaan. Berdiri berdampingan. Mereka adalah dari James Stephan dari Amerika Serikat, Olsen Holdings dari Denmark dan Akira Itō dari Jepang. 

JAMES:

WE are going to build the strongest world legislation and monetary system...

OLSEN:

And with bitcoins, WE can hand in hand with the European Union in fighting against poverty, social exclusion and discrimination.

AKIRA:

We all know about the fragility of paper money which cannot be saved in large amounts in the future. We have to convert them as soon as possible into bitcoins.

SHOT: Di sudut gedung, sebuah keributan kecil terdengar dari lima buah kursi yang diduduki Pancaduta. 

CLOSER SHOT: Pancaduta tampak panik memeriksa laptop-latop mereka yang error. 

EXTREME CLOSER SHOT: Laptop mereka semuanya di-hack, tidak bisa dibuka. Semua layar pada laptop itu menampilkan logo kepala rajawali dengan nama “Gaia”. 

HANUNG:

Who the hell is Gaia?
(kesal)

MADNI:

Saya sudah bilang, ini bukan prank.
(menggeram)

Athar tampak panik ketika melihat James, Olsen dan Akira turun dari mimbar. 

FATHUR:

Pesan Presiden Adigawa juga dalam teks pidato itu. 

(mengingatkan)

ATHAR:

Lalu, apa solusinya?

WILMAN:

Siapa yang ingat, dia yang maju! 

Pembawa Acara memanggil nama Indonesia untuk maju.

HANUNG:

Siapa yang bisa sedikit Bahasa Belanda, dia yang lebih charming untuk maju ke depan.

(berbisik)

FATHUR:

Waduh, jangan saya, Pak Hanung. Pak Madni saya yang konsep pidatonya lebih matang.

WILMAN:

Nah, iya, Pak Madni! Anda tahu, pranker itu memang menantang Anda. 

Madni menghembuskan nafasnya. 

MADNI:

Anda tahu, saya tidak suka disorot publik dalam keadaan tertekan.
(menengok ke arah mimbar)
Alrite, alrite, wish me luck!

Madni menepuk tangan rekan-rekannya satu per satu sebelum pergi ke atas mimbar.

ATHAR:

Go, go, Ken Arok! 

Madni naik mimbar, diberi tepukan tangan meriah. Ia mulai dengan kata sambutan dan kehormatan untuk sang Raja. Kemudian permintaan maaf, tidak bisa dengan sempurna menyampaikan Amanat Presiden, karena sebuah kecelakaan kecil terjadi pada laptop mereka.

MADNI:

We’re very sorry to say that my laptop seemingly has been hacked. So, I don’t have Our President's words on my hand right now.

Madni lalu menceritakan sekilas kejanggalan aneh yang dialami laptopnya sejak kemarin sore. 

MADNI:

So, I will try to deliver what I understand from our President’s words.

Pidato Madni dengan mulus berlangsung selama 10 menit, menyampaikan kesepahaman dengan ketiga utusan yang berpidato terlebih dahulu. Sampai, gawai di saku celana Madni bergetar beberapa kali. 

MADNI:

On the other hand, WE never know what will happen in the future, since the world outside of the governmental system have given the authority to create new currencies. Therefore, our President continue to emphasize the need for government involvement in making special regulations for its circulation since it is entering the state treasury. Just like conventional money that is eaten by rats, and other digital products that have viruses, there will be worms, or what is even more terrifying, dragons that can devour these coins.

Sambil menyampaikan pidatonya, Madni menekan tombol REJECT beberapa kali. 

MADNI:

Give me a second, I think I have to switch off my phone. 
(sambil mengeluarkan ponsel)

Hadirin seperti diberi keleluasaan untuk mengambil sejenak nafas dari mendengar kekhawatiran Presiden Indonesia yang disampaikan Madni.

Madni menekan tombol OFF, akan tetapi, tiba-tiba, gambar desktop ponsel di tangan Madni berubah menjadi dynamic wallpaper berlogo kepala rajawali dengan tulisan “Gaia” dan lampu spotlight yang sesekali berkilat melintasi logo itu. 

Lalu terdengar suara wanita mirip Sirri menggema dari smartphone miliknya itu melalui microphone ke seluruh ruangan, “Welcome to Europe!”

Semua orang merengut aneh.

PEMBAWA ACARA:

Is your phone hacked as well?

Pembawa Acara datang mendekati, ucapannya diiringi tawa hadirin.

MADNI:

Apparently, so... Someone names Gaia.
(dengan nada menyesal)

PEMBAWA ACARA: 

Hmmm... At least, she’s friendly.

Pembawa Acara kembali ke kursi, diiringi tawa lagi.

MADNI:

Well, not that friendly... Yesterday, my colleagues believed that I have a clever old female fan in The Netherlands, called Gaia, who did this smart prank on me. 

Tawa pecah di ruangan itu.

MADNI:

But, not until their laptops are hacked as well. Just half an hour ago.

Terdengar tarikan nafas kaget. Beberapa orang bahkan menoleh ke arah tempat duduk Pancaduta.

MADNI:

Oh, well... Our President called us Pancaduta which literally means the Five Ambassadors. He emphasized that means each of us have a different task, but the same mission. So, the mission is not accomplished before the other members’ tasks are completed. Moreover, if my colleagues are at least correct, our laptop was robbed by an old female fan of mine.

Tawa hadirin meledak.

MADNI:

But, I'm not that confident.

Tawa hadirin semakin keras.

Sang Raja tak dapat menyembunyikan wajahnya yang memerah menahan tawa.

MADNI:

However, with such retrospection, now I realize what our President has actually said exactly. He said that he hopes that together we can present the voices of the Indonesian people in responding to the birth of digitalization of currencies, or cryptocurrencies. We cannot determine the direction of that era, however, we are open to every sustainable development, not temporary progress. That's all from me.

Raja Jan-Maarten bertepuk tangan, disusul para hadirin yang lain. Sang Raja bahkan datang menghampiri untuk menjabat tangannya secara langsung.

Sambil menepuk-nepuk tangannya, ia berkata menenangkan Madni.

KONING JAN-MAARTEN:

Our National Cyber Security Centre is responsible for overseeing the digital security. We will make sure to catch, arrest and convict if that is a harmful perpetrator.

MADNI:

Thank you very much, your Honesty. 

Blitz-blitz dari para wartawan membidik gambar keduanya tengah bersalaman menghadap hadirin.

FADE TO BLACK.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar