Kirim izin baca kepada penulis skrip ini?
Blurb
Salah satu dari lima orang Staf Kementerian Keuangan Kabinet Prestasi yang diterbangkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengadakan kunjungan kerja, menghadiri pertemuan dan konferensi ekonomi ke Eropa, menemukan bahwa sepupu perempuannya yang dulu dinyatakan meninggal dalam kecelakaan arung jeram ternyata masih hidup dan menjadi spionase dalam mengusut apa itu yang disebut dengan The White Spiritual Boy. Di akhir masa kunjungannya di Eropa, Madni dihadapkan dengan situasi dan pilihan yang sulit, yaitu menyelamatkan nyawa sepupunya demi cinta yang bersemi atau karirnya sendiri.
Premis
Pada musim panas, di tahun seorang Staf Kementerian Keuangan dari Kabinet Prestasi, diterbangkan ke Eropa untuk melakukan kunjungan kerja bersama 4 orang staf lainnya. Presiden menamai mereka Pancaduta, yang diartikan dengan, belum sempurna misi mereka, sebelum tugas anggota lainnya selesai. Ketika mereka berada di Belanda, laptop dan henponnya di hack oleh perempuan bernama Gaia. Rupanya, dia adalah sepupunya sendiri yang dulu dinyatakan meninggal dan diselamatkan oleh seorang oligarki Indonesia. Ia bekerja pada empat orang dari grup elit yang disebut dengan Prabu Empat dan dicurigai akan menggagalkan disahkannya uang kripto oleh Bank Dunia. Seorang mantan Prime Minister Inggris yang menginginkan pengesahan itu membereskan kedua pasangan muda yang dianggap bisa menarik Prabu Empat ke dalam kaca pembesar dan menyebarkan fitnah atas mereka. Akan tetapi, di bawah komando Prabu Dua dan Prabu Tiga, everything falls into place.
Pengenalan Tokoh
Pada musim panas, di tahun 2017, Hamdi Sastro Madani a.k.a Madni (30), seorang Staf Kementerian Keuangan dari Kabinet Prestasi, diterbangkan ke Eropa untuk melakukan kunjungan kerja bersama 4 orang staf lainnya. Presiden menamai mereka Panca Duta, yang diartikan dengan, belum sempurna misi mereka, sebelum tugas yang anggota lainnya selesai.
Dalam pesawat, rekannya yang bernama Athar Shihab menunjukkan jimat keris mini yang dipercayanya sebagai penolak bala. Athar mengatakan keris itu tidak bisa meleleh dalam panas 100 derajat dan mengandung racun. Madni heran bagaimana benda itu bisa lolos baggage inspection di bandara.
Sebuah pertemuan dengan Raja dan Perdana Menteri Belanda digelar di gedung Ridderzaal, kota Den Haag, bersama 50 orang utusan dari 10 negara dan utusan dari European Monetary Ministry (EMM) untuk membahas regulasi dan keterlibatan Kerajaan Belanda dalam perdagangan mata uang kripto. Ketika, utusan Indonesia harus menyampaikan pidato, laptop kelima Panca Duta itu semuanya di-hack, data-datanya hilang, meninggalkan nama Gaia berbentuk logo kepala rajawali sebagai jejak. Kejadian itu ditangani dengan kepiawaian Madni dalam berdiplomasi.
Keesokan harinya, sebuah halal bihalal diselenggarakan dengan khidmat oleh 50 orang keturunan Raja se-Nusantara di Hotel Preanger, Bandung. Acara tersebut dihadiri oleh Amir Waliyuddin (55) yang lebih dikenal dengan nama Romo, seorang keturunan Raja Mataram dari Jawa Tengah. Bersama ke-50 orang tersebut, Romo menandatangani Perjanjian Persaudaraan Keturunan Raja dan Sultan se-Nusantara, juga sebuah Rancangan Penanggulangan Hutang Negara. Ke-50 bangsawan ini sepakat untuk bahu membahu membangun ekonomi rakyat dengan meningkatkan potensi kearifan lokal dan mengambil tanggung jawab dalam pengawasan keluar masuknya uang yang menjadi hutang negara.
Kepada Hilmy Perwiranegara, Wakil Presiden RI yang menjabat, Romo menawarkan rancangan tersebut, dengan menitikberatkan usulan untuk mendirikan Dewan Pengawas Hutang Negara. Rancangan dan usulan tersebut diterima dengan baik oleh WaPres dan langsung diajukan dalam Rapat Kabinet Prestasi selepas makan siang hari itu juga. Di luar perkiraan, 75% dari anggota Kabinet Prestasi yang membahas prospek ekonomi bangsa terkait digitalisasi mata uang di Indonesia, menyetujui rancangan yang diangkat pada akhir rapat tersebut. Dari 25% yang tidak menyetujui, ada seorang yang menerima panggilan telepon dari Inggris.
Di hari yang sama, di belahan bumi bagian barat, berita tentang pidato Madni di Ridderzaal itu menyebar ke seluruh dunia membuat Duta Besar Indonesia untuk Belanda mengekspresikan kepuasannya. Kelima Pancaduta terbang sore harinya ke London.
Hari selanjutnya, kelima utusan negara itu menghadiri Inter-Economics Annual Conference: The New World Order di London. Di sana, Madni menemukan bahwa salah seorang Tim Panitia konferensi itu adalah Gayatri Kanyadewi (27), sepupunya yang akrab di telinga dengan nama Aya dan dikebumikan setelah mengalami kecelakaan arung jeram di Sungai Tubing Genting. Madni menuntut penjelasan dari Aya, bagaimana ia dibangkitkan dari kematian dan sekarang menjadi salah satu Panitia di acara itu.
Di depan Jam Big Ben, Aya menjelaskan semuanya. Keduanya mengulang kenangan masa kecil yang mereka lalui bersama di Perumahan Griya Medoho Asri dan juga kenakalan mereka berdua saat melakukan parkour di kompleks perumahan tersebut. Saat keduanya berpisah, Aya mencopot salah satu kaki koper Madni, dan menggantinya dengan alat sadap. Percakapan telepon yang dilakukan Madni dalam taksi bersama tiga orang peserta Konferensi hari itu tersadap oleh Aya saat itu juga. Dan hasil rekamannya dikirimkan melalui pos yang dialamatkan ke Cirebon, juga dengan sendirinya sampai tim pelacak di bawah pimpinan seorang yang lebih dikenal dengan nama Bimo (57).
Pagi itu, di sebuah kamar hotel di London, Madni menerima surel dari tiga orang utusan dari Amerika, Denmark dan Jepang yang meminta hadir bersama mereka untuk membahas keprihatinan atas bank-bank di berbagai negara yang menolak masuknya era uang kripto. Madni pun mengansel rencananya untuk ikut bertemu dengan Rupert Rochford, mantan Perdana Menteri Inggris yang memiliki ketertarikan luar biasa akan bitcoin. Tepat pukul 19:00 di Gymkhana, restaurant yang hanya menyediakan menu halal, Madni menunggu selama dua jam. Ia mengontak mereka via surel dan henpon. Akan tetapi, tak seorang pun datang ke tempat itu, atau pun merespon pesannya.
Ketiga orang itu disekap di sebuah ruangan tertutup, ditanyai seputar opini tentang digital currency, non-fungible tokens (NFT) dan metaverse, juga ditawari kerjasama dalam misi penyelamatan Kas Bank Dunia. Ketiganya menerima tawaran kerjasama itu. Akan tetapi ketika dibebaskan, mereka melaporkan penyekapan itu kepada Secret Intelligence Agency (SIA) agar kasus itu diusut secepatnya.
Madni akhirnya menggunakan Saturday Night itu untuk bertemu dan bercinta dengan Aya. Ia mengajak Aya untuk ikut pulang ke Indonesia bersamanya, tapi Aya menolak dengan alasan masih berhutang besar pada keluarga yang telah menyelamatkan nyawanya. Madni dibuat menangis dengan cerita-cerita Aya yang sering mengirimkan link-link film Marvel padanya semasa SMP. Aya juga menunjukkan tumpukan surat cinta yang tak pernah dikirimnya. Keduanya terlelap hingga matahari menguak masuk ke jendela sekitar jam 05:00. Setelah sarapan bersama, mereka bercinta untuk yang kedua kalinya.
Madni ikut dengan Aya pergi ke Royal National Orthopedic Hospital (RNOH) untuk mengantar Wedawati a.k.a Eyang Mawar melakukan kontrol kesehatan sejak ia mengalami pembengkakan pada jantung beberapa minggu yang lalu. Wanita berusia 75 tahun yang lumpuh itu dulunya adalah Tendik di Universitas Trisakti yang menjadi korban Kerusuhan Mei 98. Romo, bangsawan yang menyelamatkan nyawa dan membesarkan Aya menitipkan Bibinya itu dalam perawatan Aya.
Kepada Madni dan Aya, ia menyampaikan mimpi yang dilihatnya tadi malam tentang seekor sempati, atau anak rajawali yang ditembaki snappers, dan apa arti mimpi menurut penafsirannya. Eyang Mawar mengaku bahwa ia pernah melihat mimpi itu sehari sebelum menggaungkan orasi Titah Sempati pada Kerusuhan Mei 98. Menurutnya, rajawali adalah Negara Republik Indonesia yang harus menuruti tuntutan rakyat yang disampaikan oleh bumiputera mereka.
Belum sempat Eyang Mawar menyelesaikan penafsirannya, dua orang dalam pakaian perawat muncul dengan dan pistol kedap suara dan saputangan yang dibasahi chloroform. Kedua orang yang dipanggil Clash dan Merch, itu menodongkan senjata ke kepala Eyang Mawar, dan membekap Aya hingga pingsan. Setelah Merch pergi mengangkut Aya dari tempat itu, Clash menarik pelatuk di kepala Eyang Mawar, memerintah Madni untuk membuat pernyataan tentang konspirasi yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengacaukan sistem keuangan dunia. Madni pun membuat pernyataan yang sangat diplomatis untuk menyelamatkan nama Indonesia dan karirnya sendiri. Akan tetapi Clash menghitung sampai tiga kali, memerintah Madni untuk membuat pernyataan yang jelas, dengan menjelaskan apa Program yang disebut dengan P-4.
Tapi, Madni tidak tahu program apa itu, ia bahkan baru saja mendengar nama itu. Clash pun menyebutnya sesuatu dengan Rajawali Order. Demi mendengar nama yang disebutkan Clash mirip dengan Titah Sempati, yang artinya sama dengan "Pesan Anak Rajawali" itu, Eyang Mawar mengalami serangan jantung mendadak. Mesin elektrokardiograf di samping tempat tidur Eyang Mawar berbunyi. Madni mengambil kesempatan itu untuk membalikkan pernyataannya dengan mengatakan bahwa ia berada di bawah tekanan dan ingin menegaskan bahwa tuduhan konspirasi terhadap Pemerintah Indonesia itu tidak benar adanya. Sebelum Clash melarikan diri, dia mengatakan akan menghabisi Aya sampai Madni merubah pernyataannya tersebut.
Madni kembali ke hotel dengan rencana mengungkap kejadian yang dialaminya. Dalam acara makan malam di lobby hotel, 4 orang rekannya malah menuntut penjelasan atas keterlibatannya dengan pelacak bernama Gaia dan pernyataannya dalam video yang sama sekali bertentangan dengan misi kunjungan kerja mereka dan Konferensi kemarin siang. Sampai saat itu, Madni belum menyadari siapa Gaia, akan tetapi, foto-fotonya saat bercumbu di apartemen Aya di atas meja, menyadarkan apa yang sebenarnya tengah terjadi. Madni menjelaskan apa yang dialaminya, tapi tak seorang pun dari keempat staf itu yang mempercayainya. Sampai kemudian, mereka mendengar panggilan pada gawai Madni, dan suara isakan Aya. Semuanya memperingatkan Madni agar tidak melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri. Sebelum Madni angkat kaki dari tempat itu, salah satu staf bernama Athar Shihab, mengepalkan jimat berbentuk keris mini ke tangannya, sebagai ucapan semoga selamat. Madni mencabut keris mini yang tajam dan keras itu dari warangkanya, menimang dengan cepat, lalu berterima kasih pergi.
Aya diikat dalam keadaan leher siap digantung. Untuk setiap 5 menit keterlambatan Madni, mereka mengangkat 5 cm tali dari leher Aya. Madni muncul di saat yang tepat, Aya sudah hampir kehabisan nafas. Tali diturunkan, akan tetapi sebagai gantinya, Madni harus menembak Aya sendiri jika tidak membuat pernyataan itu. Kamera disorot dari beberapa angle secara Live di channel YouTube yang dalam sekejap sudah diikuti oleh ribuan subscribers Indonesia dan dunia. Dengan menggunakan mesin pengganti suara menutupi mulut, Clash dan Merch mengancam bahwa untuk setiap 5 menit waktu yang ditunda oleh Madni, mereka akan melucuti pakaian Aya dari mulai sepatu, jas, kemeja dan celana panjang dan sisanya. Video Rapat Kabinet Prestasi yang direkam oleh CCTV disiarkan menyelingi pertanyaan-pertanyaan Clash dan jawaban-jawaban Madni yang terbata-bata. Madni tampak seperti seorang pecundang yang tidak punya nyali untuk membuat keputusan cepat. Pertunjukan memalukan itu diramaikan dengan komentar-komentar miring para subscribers yang semakin membuat acara itu memanas.
Madni menggenggam jimat keris mini itu erat-erat dalam saku celananya, mencabut keris itu dari warangkanya. Akan tetapi, Clash tidak juga menghampiri dirinya. Selama 15 menit berlalu, Madni terbata-bata menjawab pernyataan tentang P-4. Secara pribadi, Madni mengakui bahwa usulan program dari empat Rockefellers Indonesia yang diajukan dalam Rapat Kabinet Prestasi tersebut memang sangat cemerlang. Akan tetapi, Madni mengingkari kemungkinan bahwa Indonesia akan membayar hutang negara dengan menggunakan uang kripto. Ia juga tetap pada pendiriannya, secara diplomatis mengatakan bahwa perencanaan dan Dewan Pengawas Hutang Negara itu belum tentu disahkan oleh pemerintah.
Saat itu, Clash mulai kehabisan kesabaran. Ia menghampiri Madni sambil menodongkan pistol, mengancam akan menghabisi nyawanya sendiri jika ia tidak membuat pernyataan tegas, atau menarik pelatuknya untuk menembak Aya. Clash juga memerintahkan Merch untuk menarik tali gantung itu lagi setiap 1 menit yang diambil oleh Madni untuk berpikir.
Ketika Merch hendak membuka bra Aya, Clash mendekati Madni untuk menutup matanya, mengolok-olok dirinya dengan peek a boo. Dengan sigap, Madni menjotoskan keris mini beracun itu ke mata Clash. Keris itu ditekannya hingga Clash jatuh ke lantai, badannya kelojotan dengan mata mendelik ke atas. Merch dengan cepat menembakkan pistolnya sendiri ke arah Madni. Tapi, Madni berkelit sambil berguling di samping tubuh Clash, mencabut pistol yang tergeletak di lantai. Dalam waktu tiga menit, Clash telah menjadi mayat dengan mata mengeluarkan darah dan mulut berbusa. Merch ketakutan melihat nasib kawannya, ia menembakkan peluru-peluru dari pistolnya ke arah Madni sambil mundur dengan teratur.
Belasan snappers dari Secret Intelligence Agency (SIA) menembaki Madni dan Aya sesaat ketika mereka keluar dari gudang penyekapan. Dengan mengendarai e-scooter, mereka menerobos kota London hingga tiba di Piccadilly Circus. Di antara kepanikan itu, Madni menuntut penjelasan Aya tentang siapa sebenarnya dirinya, dan apa yang dilakukannya sebagai Gaia? Apa alasan Aya meng-hack 5 laptop utusan Indonesia? Aya pun mengakui dirinya sebagai spionase Indonesia, yang awalnya bekerja sebagai pengantar Dokumen Rahasia untuk aparat-aparat pemerintah yang korup dan menabungkan uang mereka di luar negeri. Namun, akhirnya, dia ditarik oleh Bimo, the 2nd Rockefeller Indonesia yang sesekali datang ke Inggris untuk menjalin kerjasama dengan Ratu Inggris. Seperti dalam banyak kasus, KKN juga menjadi latar belakang Aya masuk ke dalam tim Bimo.
Para agen rahasia dari SIA itu mulai melancarkan peluru mereka, sejak Madni dan Aya adalah satu-satunya orang yang bisa dipakai untuk menarik semua benang merah yang semakin terurai dan tim pelacak di bawah pimpinan Bimo. Sebagai spionase, Aya sangat buruk dalam menggunakan senjata api dan permainan beladiri. Akan tetapi, badannya yang tidak terlalu besar itu masuk dengan mudah ke dalam kerusuhan massa yang terjadi di Piccadilly Circus, Time Square-nya London.
Kerusuhan yang dipicu oleh Live streaming yang dibuka oleh Clash dan Merch secara luas ke seluruh dunia itu adalah konsekuensi logis dan cara yang lebih smooth untuk menangkap siapa The Commander yang bertanggung jawab di belakang semua ini, sekaligus mengutus Clash dan Merch. Tim Bimo menyiarkan ucapan The Commander kepada Perdana Menteri Inggris pada layar billboard paling besar Piccadilly Circus secara berulang-ulang. "Kita harus seperti Amerika, mengesahkan cryptocurrency untuk membayar hutang negara dengan menggunakan bitcoins. Bitcoins adalah peperangan era digital, kita bisa mengakalinya untuk menciptakan keuntungan 1 juta kali lipat. Kendalanya adalah, seperti kau tahu, Indonesia adalah pemegang Main Trusty Bank Dunia. Dan The F-4, the Four Indonesian Rockefellers mencoba mematahkannya dalam sistem cryptocurrency dalam Bank Dunia. Tapi, aku sudah mengutus dua orang anak buahku untuk menarik Rockefeller Kedua yang sedang berada di London saat ini."
Madni dan Aya yang menonton acara itu, dikejutkan oleh kemunculan Merch. Merch menodongkan pisau belati di pinggang Aya. Akan tetapi, sebuah kebetulan terjadi. Layar di alun-alun kota itu, tiba-tiba mati, disusul oleh aliran listrik di seluruh kota. Aya beruntung lolos atau berhasil merebut belati Merch, pergi dari tempat itu. Lalu, pertunjukkan penelanjangan Aya pun diperlihatkan, membakar kemarahan warga kota. Cerita yang merambat seperti api itu, menjadi bumerang bagi para pemegang Dokumen Kolateral Bank Dunia di Amerika yang rakus. Maka, tanpa disadari, sebuah gunung merapi meletus di "Setengah Kepulauan Nusantara" di Amerika Serikat itu.
Empat dari Panca Duta diserbu dengan puluhan panggilan telepon. Mereka ditanya tentang video yang disiarkan di Piccadilly Circus malam itu. Duta Besar Indonesia dan Daniel juga menanyakan apa yang mereka rundingkan dengan Rupert Rochford. Semua menjelaskan apa adanya, bahwa Rupert memutuskan untuk pergi lebih cepat setelah gagal meyakinkan mereka tentang masa depan Indonesia yang gemilang dengan bitcoins. Setelah berhasil meyakinkan Dubes dan Wadubes bahwa mereka bersih, keempat orang itu mencari Madni.
Madni dan Aya dikejar oleh Merch yang belum puas dengan misi Rupert yang gagal. Merch mencuri sepeda motor yang akan diparkir seseorang di pinggir jalan. Aya tertangkap. Akhirnya, Madni merebut e-scooter seseorang mengejar Merch ke Tower Bridge. Di tengah-tengah jembatan Tower Bridge itu, Merch menodongkan pistol ke kepala Aya, sambil menyuruhnya merapat ke pagar. Ia celingungkan, memastikan tidak ada satupun kapal air yang lewat. Ia lalu mundur ke pagar di sisi lain, sambil terus menodongkan pistol. Ketika ia mencabut granat, tiba-tiba, jembatan itu naik, membuatnya jatuh dan berguling turun ke kiri, sementara Aya berguling ke sisi kanan. Granat yang sudah dicabut oleh Merch meledak, menghancurkannya sendiri.
Madni memburu Aya, membantunya berdiri. Keduanya saling berpelukan. Saat itu, mobil taksi keempat Pancaduta yang lain muncul. Mereka berebut keluar menghampiri keduanya.
Dalam pesawat, rekannya yang bernama Athar Shihab menunjukkan jimat keris mini yang dipercayanya sebagai penolak bala. Athar mengatakan keris itu tidak bisa meleleh dalam panas 100 derajat dan mengandung racun. Madni heran bagaimana benda itu bisa lolos baggage inspection di bandara.
Sebuah pertemuan dengan Raja dan Perdana Menteri Belanda digelar di gedung Ridderzaal, kota Den Haag, bersama 50 orang utusan dari 10 negara dan utusan dari European Monetary Ministry (EMM) untuk membahas regulasi dan keterlibatan Kerajaan Belanda dalam perdagangan mata uang kripto. Ketika, utusan Indonesia harus menyampaikan pidato, laptop kelima Panca Duta itu semuanya di-hack, data-datanya hilang, meninggalkan nama Gaia berbentuk logo kepala rajawali sebagai jejak. Kejadian itu ditangani dengan kepiawaian Madni dalam berdiplomasi.
Keesokan harinya, sebuah halal bihalal diselenggarakan dengan khidmat oleh 50 orang keturunan Raja se-Nusantara di Hotel Preanger, Bandung. Acara tersebut dihadiri oleh Amir Waliyuddin (55) yang lebih dikenal dengan nama Romo, seorang keturunan Raja Mataram dari Jawa Tengah. Bersama ke-50 orang tersebut, Romo menandatangani Perjanjian Persaudaraan Keturunan Raja dan Sultan se-Nusantara, juga sebuah Rancangan Penanggulangan Hutang Negara. Ke-50 bangsawan ini sepakat untuk bahu membahu membangun ekonomi rakyat dengan meningkatkan potensi kearifan lokal dan mengambil tanggung jawab dalam pengawasan keluar masuknya uang yang menjadi hutang negara.
Kepada Hilmy Perwiranegara, Wakil Presiden RI yang menjabat, Romo menawarkan rancangan tersebut, dengan menitikberatkan usulan untuk mendirikan Dewan Pengawas Hutang Negara. Rancangan dan usulan tersebut diterima dengan baik oleh WaPres dan langsung diajukan dalam Rapat Kabinet Prestasi selepas makan siang hari itu juga. Di luar perkiraan, 75% dari anggota Kabinet Prestasi yang membahas prospek ekonomi bangsa terkait digitalisasi mata uang di Indonesia, menyetujui rancangan yang diangkat pada akhir rapat tersebut. Dari 25% yang tidak menyetujui, ada seorang yang menerima panggilan telepon dari Inggris.
Di hari yang sama, di belahan bumi bagian barat, berita tentang pidato Madni di Ridderzaal itu menyebar ke seluruh dunia membuat Duta Besar Indonesia untuk Belanda mengekspresikan kepuasannya. Kelima Pancaduta terbang sore harinya ke London.
Hari selanjutnya, kelima utusan negara itu menghadiri Inter-Economics Annual Conference: The New World Order di London. Di sana, Madni menemukan bahwa salah seorang Tim Panitia konferensi itu adalah Gayatri Kanyadewi (27), sepupunya yang akrab di telinga dengan nama Aya dan dikebumikan setelah mengalami kecelakaan arung jeram di Sungai Tubing Genting. Madni menuntut penjelasan dari Aya, bagaimana ia dibangkitkan dari kematian dan sekarang menjadi salah satu Panitia di acara itu.
Di depan Jam Big Ben, Aya menjelaskan semuanya. Keduanya mengulang kenangan masa kecil yang mereka lalui bersama di Perumahan Griya Medoho Asri dan juga kenakalan mereka berdua saat melakukan parkour di kompleks perumahan tersebut. Saat keduanya berpisah, Aya mencopot salah satu kaki koper Madni, dan menggantinya dengan alat sadap. Percakapan telepon yang dilakukan Madni dalam taksi bersama tiga orang peserta Konferensi hari itu tersadap oleh Aya saat itu juga. Dan hasil rekamannya dikirimkan melalui pos yang dialamatkan ke Cirebon, juga dengan sendirinya sampai tim pelacak di bawah pimpinan seorang yang lebih dikenal dengan nama Bimo (57).
Pagi itu, di sebuah kamar hotel di London, Madni menerima surel dari tiga orang utusan dari Amerika, Denmark dan Jepang yang meminta hadir bersama mereka untuk membahas keprihatinan atas bank-bank di berbagai negara yang menolak masuknya era uang kripto. Madni pun mengansel rencananya untuk ikut bertemu dengan Rupert Rochford, mantan Perdana Menteri Inggris yang memiliki ketertarikan luar biasa akan bitcoin. Tepat pukul 19:00 di Gymkhana, restaurant yang hanya menyediakan menu halal, Madni menunggu selama dua jam. Ia mengontak mereka via surel dan henpon. Akan tetapi, tak seorang pun datang ke tempat itu, atau pun merespon pesannya.
Ketiga orang itu disekap di sebuah ruangan tertutup, ditanyai seputar opini tentang digital currency, non-fungible tokens (NFT) dan metaverse, juga ditawari kerjasama dalam misi penyelamatan Kas Bank Dunia. Ketiganya menerima tawaran kerjasama itu. Akan tetapi ketika dibebaskan, mereka melaporkan penyekapan itu kepada Secret Intelligence Agency (SIA) agar kasus itu diusut secepatnya.
Madni akhirnya menggunakan Saturday Night itu untuk bertemu dan bercinta dengan Aya. Ia mengajak Aya untuk ikut pulang ke Indonesia bersamanya, tapi Aya menolak dengan alasan masih berhutang besar pada keluarga yang telah menyelamatkan nyawanya. Madni dibuat menangis dengan cerita-cerita Aya yang sering mengirimkan link-link film Marvel padanya semasa SMP. Aya juga menunjukkan tumpukan surat cinta yang tak pernah dikirimnya. Keduanya terlelap hingga matahari menguak masuk ke jendela sekitar jam 05:00. Setelah sarapan bersama, mereka bercinta untuk yang kedua kalinya.
Madni ikut dengan Aya pergi ke Royal National Orthopedic Hospital (RNOH) untuk mengantar Wedawati a.k.a Eyang Mawar melakukan kontrol kesehatan sejak ia mengalami pembengkakan pada jantung beberapa minggu yang lalu. Wanita berusia 75 tahun yang lumpuh itu dulunya adalah Tendik di Universitas Trisakti yang menjadi korban Kerusuhan Mei 98. Romo, bangsawan yang menyelamatkan nyawa dan membesarkan Aya menitipkan Bibinya itu dalam perawatan Aya.
Kepada Madni dan Aya, ia menyampaikan mimpi yang dilihatnya tadi malam tentang seekor sempati, atau anak rajawali yang ditembaki snappers, dan apa arti mimpi menurut penafsirannya. Eyang Mawar mengaku bahwa ia pernah melihat mimpi itu sehari sebelum menggaungkan orasi Titah Sempati pada Kerusuhan Mei 98. Menurutnya, rajawali adalah Negara Republik Indonesia yang harus menuruti tuntutan rakyat yang disampaikan oleh bumiputera mereka.
Belum sempat Eyang Mawar menyelesaikan penafsirannya, dua orang dalam pakaian perawat muncul dengan dan pistol kedap suara dan saputangan yang dibasahi chloroform. Kedua orang yang dipanggil Clash dan Merch, itu menodongkan senjata ke kepala Eyang Mawar, dan membekap Aya hingga pingsan. Setelah Merch pergi mengangkut Aya dari tempat itu, Clash menarik pelatuk di kepala Eyang Mawar, memerintah Madni untuk membuat pernyataan tentang konspirasi yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam mengacaukan sistem keuangan dunia. Madni pun membuat pernyataan yang sangat diplomatis untuk menyelamatkan nama Indonesia dan karirnya sendiri. Akan tetapi Clash menghitung sampai tiga kali, memerintah Madni untuk membuat pernyataan yang jelas, dengan menjelaskan apa Program yang disebut dengan P-4.
Tapi, Madni tidak tahu program apa itu, ia bahkan baru saja mendengar nama itu. Clash pun menyebutnya sesuatu dengan Rajawali Order. Demi mendengar nama yang disebutkan Clash mirip dengan Titah Sempati, yang artinya sama dengan "Pesan Anak Rajawali" itu, Eyang Mawar mengalami serangan jantung mendadak. Mesin elektrokardiograf di samping tempat tidur Eyang Mawar berbunyi. Madni mengambil kesempatan itu untuk membalikkan pernyataannya dengan mengatakan bahwa ia berada di bawah tekanan dan ingin menegaskan bahwa tuduhan konspirasi terhadap Pemerintah Indonesia itu tidak benar adanya. Sebelum Clash melarikan diri, dia mengatakan akan menghabisi Aya sampai Madni merubah pernyataannya tersebut.
Madni kembali ke hotel dengan rencana mengungkap kejadian yang dialaminya. Dalam acara makan malam di lobby hotel, 4 orang rekannya malah menuntut penjelasan atas keterlibatannya dengan pelacak bernama Gaia dan pernyataannya dalam video yang sama sekali bertentangan dengan misi kunjungan kerja mereka dan Konferensi kemarin siang. Sampai saat itu, Madni belum menyadari siapa Gaia, akan tetapi, foto-fotonya saat bercumbu di apartemen Aya di atas meja, menyadarkan apa yang sebenarnya tengah terjadi. Madni menjelaskan apa yang dialaminya, tapi tak seorang pun dari keempat staf itu yang mempercayainya. Sampai kemudian, mereka mendengar panggilan pada gawai Madni, dan suara isakan Aya. Semuanya memperingatkan Madni agar tidak melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri. Sebelum Madni angkat kaki dari tempat itu, salah satu staf bernama Athar Shihab, mengepalkan jimat berbentuk keris mini ke tangannya, sebagai ucapan semoga selamat. Madni mencabut keris mini yang tajam dan keras itu dari warangkanya, menimang dengan cepat, lalu berterima kasih pergi.
Aya diikat dalam keadaan leher siap digantung. Untuk setiap 5 menit keterlambatan Madni, mereka mengangkat 5 cm tali dari leher Aya. Madni muncul di saat yang tepat, Aya sudah hampir kehabisan nafas. Tali diturunkan, akan tetapi sebagai gantinya, Madni harus menembak Aya sendiri jika tidak membuat pernyataan itu. Kamera disorot dari beberapa angle secara Live di channel YouTube yang dalam sekejap sudah diikuti oleh ribuan subscribers Indonesia dan dunia. Dengan menggunakan mesin pengganti suara menutupi mulut, Clash dan Merch mengancam bahwa untuk setiap 5 menit waktu yang ditunda oleh Madni, mereka akan melucuti pakaian Aya dari mulai sepatu, jas, kemeja dan celana panjang dan sisanya. Video Rapat Kabinet Prestasi yang direkam oleh CCTV disiarkan menyelingi pertanyaan-pertanyaan Clash dan jawaban-jawaban Madni yang terbata-bata. Madni tampak seperti seorang pecundang yang tidak punya nyali untuk membuat keputusan cepat. Pertunjukan memalukan itu diramaikan dengan komentar-komentar miring para subscribers yang semakin membuat acara itu memanas.
Madni menggenggam jimat keris mini itu erat-erat dalam saku celananya, mencabut keris itu dari warangkanya. Akan tetapi, Clash tidak juga menghampiri dirinya. Selama 15 menit berlalu, Madni terbata-bata menjawab pernyataan tentang P-4. Secara pribadi, Madni mengakui bahwa usulan program dari empat Rockefellers Indonesia yang diajukan dalam Rapat Kabinet Prestasi tersebut memang sangat cemerlang. Akan tetapi, Madni mengingkari kemungkinan bahwa Indonesia akan membayar hutang negara dengan menggunakan uang kripto. Ia juga tetap pada pendiriannya, secara diplomatis mengatakan bahwa perencanaan dan Dewan Pengawas Hutang Negara itu belum tentu disahkan oleh pemerintah.
Saat itu, Clash mulai kehabisan kesabaran. Ia menghampiri Madni sambil menodongkan pistol, mengancam akan menghabisi nyawanya sendiri jika ia tidak membuat pernyataan tegas, atau menarik pelatuknya untuk menembak Aya. Clash juga memerintahkan Merch untuk menarik tali gantung itu lagi setiap 1 menit yang diambil oleh Madni untuk berpikir.
Ketika Merch hendak membuka bra Aya, Clash mendekati Madni untuk menutup matanya, mengolok-olok dirinya dengan peek a boo. Dengan sigap, Madni menjotoskan keris mini beracun itu ke mata Clash. Keris itu ditekannya hingga Clash jatuh ke lantai, badannya kelojotan dengan mata mendelik ke atas. Merch dengan cepat menembakkan pistolnya sendiri ke arah Madni. Tapi, Madni berkelit sambil berguling di samping tubuh Clash, mencabut pistol yang tergeletak di lantai. Dalam waktu tiga menit, Clash telah menjadi mayat dengan mata mengeluarkan darah dan mulut berbusa. Merch ketakutan melihat nasib kawannya, ia menembakkan peluru-peluru dari pistolnya ke arah Madni sambil mundur dengan teratur.
Belasan snappers dari Secret Intelligence Agency (SIA) menembaki Madni dan Aya sesaat ketika mereka keluar dari gudang penyekapan. Dengan mengendarai e-scooter, mereka menerobos kota London hingga tiba di Piccadilly Circus. Di antara kepanikan itu, Madni menuntut penjelasan Aya tentang siapa sebenarnya dirinya, dan apa yang dilakukannya sebagai Gaia? Apa alasan Aya meng-hack 5 laptop utusan Indonesia? Aya pun mengakui dirinya sebagai spionase Indonesia, yang awalnya bekerja sebagai pengantar Dokumen Rahasia untuk aparat-aparat pemerintah yang korup dan menabungkan uang mereka di luar negeri. Namun, akhirnya, dia ditarik oleh Bimo, the 2nd Rockefeller Indonesia yang sesekali datang ke Inggris untuk menjalin kerjasama dengan Ratu Inggris. Seperti dalam banyak kasus, KKN juga menjadi latar belakang Aya masuk ke dalam tim Bimo.
Para agen rahasia dari SIA itu mulai melancarkan peluru mereka, sejak Madni dan Aya adalah satu-satunya orang yang bisa dipakai untuk menarik semua benang merah yang semakin terurai dan tim pelacak di bawah pimpinan Bimo. Sebagai spionase, Aya sangat buruk dalam menggunakan senjata api dan permainan beladiri. Akan tetapi, badannya yang tidak terlalu besar itu masuk dengan mudah ke dalam kerusuhan massa yang terjadi di Piccadilly Circus, Time Square-nya London.
Kerusuhan yang dipicu oleh Live streaming yang dibuka oleh Clash dan Merch secara luas ke seluruh dunia itu adalah konsekuensi logis dan cara yang lebih smooth untuk menangkap siapa The Commander yang bertanggung jawab di belakang semua ini, sekaligus mengutus Clash dan Merch. Tim Bimo menyiarkan ucapan The Commander kepada Perdana Menteri Inggris pada layar billboard paling besar Piccadilly Circus secara berulang-ulang. "Kita harus seperti Amerika, mengesahkan cryptocurrency untuk membayar hutang negara dengan menggunakan bitcoins. Bitcoins adalah peperangan era digital, kita bisa mengakalinya untuk menciptakan keuntungan 1 juta kali lipat. Kendalanya adalah, seperti kau tahu, Indonesia adalah pemegang Main Trusty Bank Dunia. Dan The F-4, the Four Indonesian Rockefellers mencoba mematahkannya dalam sistem cryptocurrency dalam Bank Dunia. Tapi, aku sudah mengutus dua orang anak buahku untuk menarik Rockefeller Kedua yang sedang berada di London saat ini."
Madni dan Aya yang menonton acara itu, dikejutkan oleh kemunculan Merch. Merch menodongkan pisau belati di pinggang Aya. Akan tetapi, sebuah kebetulan terjadi. Layar di alun-alun kota itu, tiba-tiba mati, disusul oleh aliran listrik di seluruh kota. Aya beruntung lolos atau berhasil merebut belati Merch, pergi dari tempat itu. Lalu, pertunjukkan penelanjangan Aya pun diperlihatkan, membakar kemarahan warga kota. Cerita yang merambat seperti api itu, menjadi bumerang bagi para pemegang Dokumen Kolateral Bank Dunia di Amerika yang rakus. Maka, tanpa disadari, sebuah gunung merapi meletus di "Setengah Kepulauan Nusantara" di Amerika Serikat itu.
Empat dari Panca Duta diserbu dengan puluhan panggilan telepon. Mereka ditanya tentang video yang disiarkan di Piccadilly Circus malam itu. Duta Besar Indonesia dan Daniel juga menanyakan apa yang mereka rundingkan dengan Rupert Rochford. Semua menjelaskan apa adanya, bahwa Rupert memutuskan untuk pergi lebih cepat setelah gagal meyakinkan mereka tentang masa depan Indonesia yang gemilang dengan bitcoins. Setelah berhasil meyakinkan Dubes dan Wadubes bahwa mereka bersih, keempat orang itu mencari Madni.
Madni dan Aya dikejar oleh Merch yang belum puas dengan misi Rupert yang gagal. Merch mencuri sepeda motor yang akan diparkir seseorang di pinggir jalan. Aya tertangkap. Akhirnya, Madni merebut e-scooter seseorang mengejar Merch ke Tower Bridge. Di tengah-tengah jembatan Tower Bridge itu, Merch menodongkan pistol ke kepala Aya, sambil menyuruhnya merapat ke pagar. Ia celingungkan, memastikan tidak ada satupun kapal air yang lewat. Ia lalu mundur ke pagar di sisi lain, sambil terus menodongkan pistol. Ketika ia mencabut granat, tiba-tiba, jembatan itu naik, membuatnya jatuh dan berguling turun ke kiri, sementara Aya berguling ke sisi kanan. Granat yang sudah dicabut oleh Merch meledak, menghancurkannya sendiri.
Madni memburu Aya, membantunya berdiri. Keduanya saling berpelukan. Saat itu, mobil taksi keempat Pancaduta yang lain muncul. Mereka berebut keluar menghampiri keduanya.
Sinopsis
Disukai
0
Dibaca
152
Tentang Penulis
Vitri Dwi Mantik
Still a little girl, who believes in her heart, in fulfilling her calling to draw the colours of the Wonderland.
Bergabung sejak 2021-10-07
Telah diikuti oleh 522 pengguna
Sudah memublikasikan 75 karya
Menulis lebih dari kata
Rekomendasi dari Thriller
Skrip Film
RAJAWALI ORDER
Vitri Dwi Mantik
Flash
Akhir Sebuah Penantian
Suci Asdhan
Novel
Empat Puluh Detik
Nana Tauran Sidik
Novel
Misterius LOVE
Yattis Ai
Flash
Soul
Desinta Laras
Flash
Kejar!!!
Rexa Strudel
Novel
POST-WAR
Andika purnomo
Cerpen
VILA KEDUA
Ferry Herlambang
Flash
ππΆπππΆπ πππ·πΆπ ππΆππΆπ
fatihafoster
Novel
Raihanun 2
Onet Adithia Rizlan
Novel
Ve
Noura Publishing
Novel
Anjelica
Ziendy Zizaziany
Novel
MEI KE 25
Marliana
Flash
Kamar Maut
Abdi Husairi Nasution
Flash
Monster-Monster di Jendela
Rimadian
Rekomendasi
Skrip Film
RAJAWALI ORDER
Vitri Dwi Mantik
Cerpen
Bronze
Pahatan Hati
Vitri Dwi Mantik
Cerpen
Bronze
Biarkan Aku Pulang
Vitri Dwi Mantik
Cerpen
Bronze
Lost Stars
Vitri Dwi Mantik
Flash
Andromeda"s Cry
Vitri Dwi Mantik
Cerpen
Bronze
Aku Dan Ariadne
Vitri Dwi Mantik
Flash
Adi Parasakti
Vitri Dwi Mantik
Skrip Film
Keris Bima Sakti: The Return of Jena Teke
Vitri Dwi Mantik
Novel
Bronze
Riwayat Al-Arada
Vitri Dwi Mantik
Novel
Di Belahan Hati Yang Lain
Vitri Dwi Mantik
Flash
Katja
Vitri Dwi Mantik
Flash
Lara
Vitri Dwi Mantik
Flash
Keris Bima Sakti: The Return of Jena Teke
Vitri Dwi Mantik
Flash
Air Hujan Surga
Vitri Dwi Mantik
Novel
Dat Rosa Mel Apibus
Vitri Dwi Mantik