49 INT. KANTOR POLISI - DAY (NOW)
Polisi Andre berkumpul bersama rekannya Polisi Kasim dan Polisi Sofi.
POLISI ANDRE
Interpol sudah melacak lokasi mereka. Apartemen mereka sudah ditemukan. Mereka akan segera ditangkap dan dibawa pulang.
POLISI KASIM
Bagus.. tapi aku masih belum yakin siapa yang benar-benar pembunuhnya.
POLISI SOFI
Aku rasa itu Sara. Dia pernah mengalami kekerasan saat kecil, mungkin itu yang memicunya. Ami.. terlihat terlalu lemah.. bisa jadi mereka berdua.
POLISI ANDRE
Sudah, jangan berspekulasi. Tersangka pembunuhnya masih Ami, dan Sara hanya jadi tersangka karena membantu kabur.
POLISI SOFI
Ya..ya.. semoga itu benar.
CUT TO:
50 INT. APARTEMEN DI SINGAPURA - DAY
Sara membereskan barang-barangnya, memasukkan pakaiannya ke dalam sebuah tas. Ami terlihat berdiri di balkon.
Sara lalu menghampiri Ami.
SARA
Kita harus pergi.. polisi sepertinya sudah tahu kita di sini.. kita harus cepat.
Ami terlihat tak bersemangat.
AMI
Pergi ke mana?
SARA
Ke mana saja..
AMI
Pergilah.. aku tetap di sini.. biar mereka menangkapku.
SARA
Kau jangan begitu..
AMI
Pergilah, aku tak apa. Terima kasih sudah membantuku. Aku lebih ikhlash sekarang.
Sara terdiam sejenak.
SARA
Ok kalau begitu. Aku gak bisa memaksamu. Aku juga terima kasih. Terima kasih Ami.
Ami tak menoleh. Matanya menatap ke langit biru yang cerah. Sara pergi ke dalam, mengambil tasnya lalu pergi ke luar.
CLOSE UP: Wajah Ami yang pucat dan tak berekspresi.
DISSOLVE TO:
51 INT. RUMAH KOS CEMPAKA - NIGHT (FLASH BACK)
Note: Malam pembunuhan Berlian dan Permata.
Sara dan Ami berada di kamar Berlian.
BERLIAN
Oh, jadi kau anak Om Adri.. ada apa? Aku sudah tak berhubungan dengannya.
AMI
Gara-gara kamu ibuku sampai bunuh diri!
BERLIAN
Hah? Apa? Bukannya ibumu sudah sakit sejak lama... tanpa ada aku pun dia mungkin juga bunuh diri.. Ayahmu bilang begitu. Aku putus dengannya karena kasihan pada anaknya, padamu!
Sara maju, ia menampar Berlian. Berlian kaget, lalu dia balik menampar Sara. Ami terkejut melihat mereka berdua.
BERLIAN
Heh... jangan ikut-ikut urusan kami. Siapa kamu? pacarnya? Dasar aneh..
Sara mengeluarkan pisau bedah dari saku celana jeansnya.
SARA
Ami, kau bilang ingin balas dendam kan..
Sara menyodorkan pisau bedah itu ke Ami. Berlian tampak terkejut tak menyangka.
BERLIAN
Kalian gila ya? Hah.. mau melukaiku? membunuhku? hah.. memang kau berani Ami?
Ami mengambil pisau yang disodorkan Sara. Ia menatap pisau bedah di tangannya.
AMI
Ini milik ayahku.. sepertinya cocok untukmu..
Ami tersenyum menatap Berlian. Ia lalu menancapkan pisau itu ke perut Berlian. Berlian limbung dan terjatuh. Ami kembali menusukkan pisau itu ke tubuh Berlian. Ia lakukan berulang kali. Sara terdiam kaku menyaksikannya.
Permata yang bangun ingin makan malam naik ke lantai dua karena mendengar keributan. Ia kaget melihat Berlian penuh darah dan Ami memegang pisau.
PERMATA
Ada apa? Kalian.. kalian membunuhnya?
SARA
Sstt.. Diam! Jangan bilang siapa- siapa...
PERMATA
Aku akan bilang ke Pak Samin..
Permata kemudian berlari ke bawah. Sara mengambil pisau yang dipegang Ami. Ia kemudian mengejar Permata. Permata masuk ke kamarnya, Sara menerobos masuk. Ia mengacungkan pisau ke Permata
SARA
Heh, jangan bilang siapa-siapa.. kau mau mati juga!
PERMATA
Kalian gila ya.. mengapa membunuhnya..
SARA
Gila? Kalian yang gila! Lian pelakor! Tak jauh beda dari dirimu..
Permata mencoba mengambil ponselnya, tapi Sara mendorongnya. Gadis itu menabrak pinggiran kursi. Ia lalu jatuh ke lantai. Kepalanya berdarah, namun ia masih sadar.
Sara melihatnya dengan gugup. Ia kemudian memegang kepala Permata, lalu menyayat lehernya dengan cepat.
Vivi yang baru terbangun tampak berdiri di dekat pintu kamar Permata yang terbuka. Ia terkejut dengan apa yang dilihatnya.
SARA
Diam! Jangan bilang siapa-siapa.
CUT TO:
52 INT. KANTOR POLISI - DAY
Ami duduk dengan tangan diborgol. Matanya kosong. Di sampingnya ada seorang pengacara wanita. Di depannya ada Polisi Andre dan Polisi Kasim.
POLISI ANDRE
Ami.. kami menanyakan sekali lagi. Kau tak menyangkal pembunuhan Berlian dan Permata?
AMI
Aku membunuhnya menggunakan pisau bedah. Aku membunuh keduanya.
POLISI ANDRE
Kau tahu kemana Sara pergi?
Ami menggeleng.
Polisi Andre menunjukkan barang bukti pisau bedah yang diambil dari kamar kos Ami.
POLISI ANDRE (CONT'D)
Ini pisau bedah yang kau pakai? Kau tak membuangnya? Tapi ini bersih, hanya ada sidik jarimu.
Ami terdiam sejenak.
AMI
Ya, aku membersihkannya.
PENGACARA SELVI
Maaf, Ami masih terguncang dan trauma. Dia butuh perawatan khusus.
POLISI ANDRE
Hah, dia tak apa. Dia terlihat sehat. Dia sudah mengakuinya.
PENGACARA SELVI
Aku minta dia diperiksa psikolog. Orang yang terguncang mentalnya bisa berkata tak benar.
AMI
(histeris)
Diam! Aku tidak sakit!
Pengacara Selvi kaget mendengar Ami berteriak.
CUT TO:
53 INT/EXT. SEBUAH RUMAH KOS DI SINGAPURA - DAY
Sara membawa tasnya masuk ke halaman sebuah rumah kos. Ia mengenakan scraf menutupi bekas luka di lehernya. Seorang gadis lalu menyambutnya.
SEORANG GADIS
Sherly?
SARA
Yes, I am Sherly, from Indonesia.
SEORANG GADIS
Ah, aku juga dari Indonesia. Ayo masuk.
SARA tersenyum. Ia lalu masuk ke dalam rumah kos itu. Di saku celananya jeansnya, terselip pisau bedah.
-THE END-