16 INT. RUANG INTROGASI KANTOR POLISI - MORNING
Ami membersihkan kacamatanya dengan kain kecil. Ia lalu mengenakannya. Di depannya, ada POLISI SOFI. Di meja, ada kertas-kertas dan dua gelas kertas berisi air putih.
POLISI SOFI
Kau pernah bermasalah dengan Berlian? Ada temanmu yang mengatakan dia pernah meminjam uang padamu.
AMI
Ya, tapi dia akhirnya mengembalikan.
POLISI SOFI
Lian dibunuh dengan tusukan bertubi- tubi. Biasanya itu karena balas dendam, rasa amarah.
Ami membetulkan letak kacamatanya.
AMI
Aku sudah tidak dendam padanya. Uangku sudah dikembalikan.
POLISI SOFI
Kau tahu dia punya hubungan dengan PAK SAMIN?
AMI
Hubungan? hubungan apa?
CLOSE UP: Wajah AMI yang gelisah. BLACK SCREEN.
CUT TO:
17 INT. RUMAH KOS CEMPAKA - DAWN (FLASH BACK)
--LANTAI DUA
Terdengar suara musik keluar dari ponsel BERLIAN. Ia memutar lagu Cradle of Filth - Nymphetamine Fix. Suaranya cukup keras.
Itu membuat AMI di kamar sebelahnya terganggu. AMI tak bisa tidur, ia lalu keluar kamar. Ia melihat kamar BERLIAN terbuka sedikit. Terdengar suara lenguhan yang bercampur suara musik.
AMI penasaran dan mencoba mengintip. Ia menutup mulutnya, matanya terbelalak. Kaget melihat BERLIAN sedang bersama seorang pria.
Ia segera kembali ke kamarnya.
CUT TO:
18 INT. RUANG INTROGASI KANTOR POLISI - DAY
POLISI SOFI menunjukkan screenshot video yang telah dicetak. AMI melihatnya dengan tegang.
POLISI SOFI
Kau mengirimkan video itu ke email Berlian? Kau mau mengancamnya? Kau bisa dihukum jika terbukti. Kami tak bisa menemukan ponselnya.. kemungkinan penjahatnya sudah merusaknya.
AMI
Tidak, aku hanya bercanda. Aku tak berniat mengancamnya.
POLISI SOFI
Kau sering memergoki mereka?
AMI
Tidak, hanya dua kali. Sekali waktu malam hari, lalu itu siang hari. Aku kebetulan membawa ponsel, jadi kurekam.
POLISI SOFI
Siapa lagi yang tahu hubungan mereka?
AMI
Semuanya tahu. Aku menceritakan pada yang lain. Hanya anak-anak di kos.
POLISI SOFI
PERMATA juga tahu? Dia juga punya hubungan dengan PAK SAMIN. Kau tahu juga kan.
Ami menjawabnya dengan mengangguk.
CUT TO:
19 INT. KANTOR POLISI - DAY
--RUANG KERJA POLISI
POLISI SOFI mengetik di komputer. POLISI ANDRE masuk ke dalam ruangan.
POLISI ANDRE
Bagaimana? Ada petunjuk lain?
POLISI SOFI
Keduanya selingkuhan PAK SAMIN.
POLISI SOFI memberikan beberapa berkas ke POLISI ANDRE. POLISI ANDRE duduk di ujung mejanya. Ia memeriksa berkas yang diberikan.
POLISI ANDRE
Mungkin bukan selingkuhan, hanya teman bermain hahaha..
POLISI SOFI
Apa mungkin PAK SAMIN memberi imbalan?
POLISI ANDRE
Itu sudah pasti.
POLISI SOFI
Tapi dia bukan pria yang terlalu kaya. Dia hanya guru dan pemilik rumah kos. Apa hebatnya?
POLISI ANDRE
Mungkin dia punya kehebatan yang lain haha..
POLISI SOFI
Jangan bercanda. Kita perlu menentukan tersangka. Atasan tadi datang, dia bahkan memberi batas waktu. Kita harus cepat.
POLISI ANDRE
Ah, deadline.. aku selalu takut menentukan tersangka yang salah.
POLISI SOFI
Lebih baik masih tersangka yang salah, jangan sampai terdakwa.
POLISI KASIM baru datang, ia masuk ke dalam ruangan. Ia terlihat masih lesu dan langsung duduk di mejanya.
POLISI KASIM
Belum ada tersangka? Istriku mengenal PAK SAMIN dan istrinya.
CUT TO:
20 INT. RUANG INTROGRASI KANTOR POLISI - NIGHT
POLISI ANDRE ditemani POLISI KASIM. Mereka berhadapan dengan VIVI. Di meja ada tiga gelas kertas berisi kopi.
VIVI
Aku tak suka kopi.
POLISI ANDRE
Maaf, punyamu aku ganti air putih saja.
POLISI ANDRE mengambil gelas kopi itu. Keluar sebentar, lalu masuk lagi membawa segelas air putih. Ia meletakkannya di depan VIVI.
Polisi Kasim menekan alat perekam.
POLISI KASIM
Aku Polisi Kasim dan Polisi Andre akan mewawancarai Vivi Andrea sebagai saksi untuk kasus pembunuhan PERMATA Intan Savitri. Wawancara ini dimulai pukul 19.10.
POLISI KASIM melihat ke arah berkas, lalu beralih ke VIVI.
POLISI KASIM
Pada saat malam tewasnya PERMATA, kau ada di mana?
VIVI
Aku ada di dalam kamar. Aku tidur, aku memakai headset, tak mendengar apa-apa.
POLISI KASIM
Kau tidur jam berapa? Kapan terakhir bertemu PERMATA?
VIVI
Aku terakhir bertemu dengannya di ruang tamu. Ia baru pulang kerja.
POLISI KASIM
Kau yang membuat sirup kurma itu? Kau membagikannya ke teman-temanmu.
VIVI
Aku tak membaginya. Aku hanya membuatkan. SARA dan NUR mengambil sendiri. NUR juga mengambil untuk PERMATA dan BERLIAN. Dia juga yang mencuci gelas mereka.
POLISI KASIM
AMI tidak kau beri?
VIVI
Ia bilang akan belajar. Kami tak mau mengganggunya.
POLISI ANDRE
Ada obat tidur terdeteksi di tubuh Berlian.
VIVI
Oh ya? Aku tak tahu apa-apa. NUR yang membawa minuman ke atas.
POLISI KASIM
Berarti salah satu dari kalian merencanakannya. Atau jangan-jangan kalian bekerja sama...
VIVI
(panik)
Aku sungguh tak tahu apa-apa..
BLACK SCREEN.
--RUANG KERJA POLISI
Polisi Andre, Polisi Kasim, dan Polisi Sofi duduk di kursi kerjanya masing-masing.
POLISI ANDRE
Jadi kemungkinan besar, anak-anak kos itu sendiri. Obat tidur itu membuktikannya. Pak Samin dan keluarganya tidak mungkin bisa.
POLISI KASIM
Ya, idealnya begitu. Tapi itu hanya obat tidur. Berlian dan Permata tak meninggal hanya karena obat tidur.
POLISI SOFI
Tapi obat tidur itu bisa membantu pembunuhnya untuk lebih leluasa membunuh. Dia tak yakin dengan kekuatannya sendiri. Tak heran, mereka perempuan.
POLISI ANDRE
Jadi ini sepertinya pembunuhan berencana.. ah. Aku sedih melihat gadis-gadis muda ini.
POLISI KASIM
Target utamanya mungkin Berlian. Ia tewas seperti itu. Obat tidur juga hanya di temukan di tubuhnya.
POLISI ANDRE
Kita harus cari tahu lagi tentang latar belakang keduanya. Mungkin ada petunjuk.
CUT TO:
21 INT. RUMAH ORANG TUA PERMATA - DAY
POLISI ANDRE menguap berkali-kali. Pagi-pagi, ia berangkat sendiri ke kota tempat orang tua Permata, tiga jam perjalanan.
Ia duduk di teras, di depannya ada segelas teh hangat dan sepiring biskuit. Ia melihat ke sekeliling, ada banyak tanaman hias. Rumah itu tak terlalu mewah, biasa saja, tak jelek juga.
Seorang pria kemudian muncul. Ayah Permata, PAK BUDI. Ia duduk di dekat Polisi Andre. PAK Budi mengenakan kemeja batik dan celana kain. Belum terlalu tua, wajahnya cukup rupawan, mirip dengan Permata.
PAK BUDI
Repot-repot ke sini, seharusnya saya yang bisa ke sana. Bagaimana, apa sudah ditemukan pembunuhnya?
POLISI ANDRE
Penyidikan masih berlangsung. Kami butuh bukti yang kuat.
PAK BUDI
Ah... pasti anak-anak kos itu kan? Apa ada orang lain yang bebas masuk ke sana? Bukan pencuri kan?
POLISI ANDRE
Saya mau tanya tentang PERMATA. Apa dia tak pernah bercerita tentang teman-temannya? Atau ada masalah lain.
PAK BUDI
Dia jarang bercerita. Setelah dia bekerja sebagai SPG, dua tahun ini.. ia jadi jarang pulang. Hanya saat libur panjang.
POLISI ANDRE
Bagaimana dengan masalah keuangan? Dia tak pernah cerita?
PAK BUDI
Setiap bulan saya mengirimnya uang. Hanya sedikit, maka dari itu ia memilih bekerja. Ia bahkan sempat memberi uang ke saya dan ibunya. Adiknya juga dibelikan ponsel android.
POLISI ANDRE
Bapak tahu pacarnya? Si Heri. Saya mencarinya dari kemarin, kata temannya ia pulang ke rumah orang tuanya.
PAK BUDI
Ah, Heri. Ya, dia anak sini juga. Dulu mereka berteman saat SMA. Saya baru tahu mereka berpacaran beberapa bulan ini. Dia anak baik, tak pernah macam-macam.
POLISI ANDRE
Bapak tahu rumah orang tuanya? Saya gak begitu tahu daerah sini.
CUT TO:
22 INT. MOBIL POLISI ANDRE - DAY
Heri duduk di samping Polisi Andre. Mobil itu terparkir di depan rumahnya.
POLISI ANDRE
Pacarmu tewas, dan kau malah kabur?
HERI
Aku tak kabur. Aku hanya takut.
POLISI ANDRE
Ceritakan tentang Permata. Apa kau tahu hubungannya dengan teman-teman kosnya?
HERI
Apa yang membunuh teman kosnya? Dia dekat dengan NUR. Sepertinya tidak dengan yang lain. Ia tinggal di sana sudah lama, NUR juga. Tapi yang lain agak baru. Penghuni kos yang lama banyak yang sudah lulus dan pindah tempat kos.
POLISI ANDRE
Ah, kau juga belum lulus.
HERI
(malu)
Ya..
POLISI ANDRE
Ceritakan lagi soal PERMATA. Sifatnya, apa dia ada masalah akhir- akhir ini...
HERI
Kau merekamnya?
POLISI ANDRE
Aku sudah merekam sejak tadi.
Heri menegakkan punggungnya.
DISSOLVE TO:
23 EXT. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HARTA BUMI - DAY (FLASH BACK)
PERMATA berjalan ke arah kelas. Ia tampak cantik dengan kemeja garis berwarna biru muda, dan rok sepaha. Ia membawa tas wanita bermerek. Ada NUR di sampingnya. Mereka berbincang dan tertawa.
HERI muncul. Berlari ke arah PERMATA.
HERI
TATA!
PERMATA dan NUR berhenti. HERI bergabung bersama mereka, lalu berjalan bersama.
HERI
Nanti malam ada acara? Aku ingin mengajak ke kafe. Kepalaku pusing skripsiku direvisi terus.
PERMATA
(kesal)
Kau lupa nanti malam aku ada kerja?
HERI
Ah, kau kerja. Aku antar? Jam berapa?
PERMATA
Tak perlu. Nanti aku dijemput temanku.
HERI
Cowok?
PERMATA
(kesal)
Cewek.
Nur hanya terdiam.
Mereka lalu berpapasan dengan seorang dosen. Sang dosen menyapa PERMATA. PERMATA lalu pergi ke ruang dosen. Nur dan Heri lalu tinggal berdua.
NUR
Kau masih mau ke kafe nanti malam?
HERI
Permata tak bisa..
NUR
Aku bisa. Jangan khawatir, aku traktir.
HERI
Ah.. maaf aku tak enak pergi dengan cewek yang bukan pacarku. Maaf.
Heri lalu pergi. Nur berdiri sendirian.
CLOSE UP: Wajah Nur yang sedih.
NUR
Lelaki bodoh.
--RUANG DOSEN
Permata duduk di depan dosen pembimbingnya. Sang dosen tampak tersenyum. Ia kemudian bangkit dan menutup pintu yang terbuka sedikit. Ia lalu menguncinya.
DISSOLVE TO: