Qorun's Family
4. Bongkahan Emas

EXT. DEPAN RUMAH - MALAM

Onal muncul dari pintu rumah yang dikuak dari dalam. Dia telah menggunakan hoodie, masker dan kacamata hitam, memegang karung, Parang Linggis, dan Sekop.

Eva muncul memakai sweather, tas sekolah di punggung, memakai masker, memegang Hp.

Ayah muncul sambil menggendong Qorun. Mereka memakai jaket juga. Ayah memperbaiki letak masker Qorun.

Ibu muncul dengan masker di dagu, tas sekolah Qorun dipunggung, dan sebuah senter dalam genggaman.

Ibu menghidupkan senter jadul. Eva pun menghidupkan senter HP. Terangnya menyatu menyorot pagar rumah mereka.

Ibu mendongak ke langit. Cahaya bulan purnama tampak muncul perlahan dari balik awan hitam.

Eva mematikan cahaya senter hp.

IBU

(ke semua)

Ingat. Jangan ada yang berisik. Diam itu emas! (beat) diam itu apa?

Semuanya diam. Ibu memandang mereka semua.

SEMUA

(pelan)

Emas!

IBU

Bagus!

Cahaya senter jadul dimatikan.

CUT TO

EXT. DEPAN PAGAR RUMAH - JALANAN DESA - MALAM

Ibu menutup pagar rumah mereka. Ketika ibu mulai melangkah, yang lainnya juga ikut melangkah.

Mereka melangkah penuh semangat setengah mengendap-endap. Meskipun, Ayah tampak tak luwes jalannya.

CUT TO

EXT. JALANAN DESA - RUMAH WARGA - MALAM

Detak kaki mereka hampir tak membuat suara. Mata mereka sesekali mengedarkan pandangan mengecek ke sekitar.

Suasana desa begitu lenggang. Rumah-rumah para warga yang mereka lewati tampaknya sudah tidur. Keluarga Qorun tak mengeluarkan sepatah kata.

CUT TO

EXT. JALANAN DESA - DEPAN KANTOR DESA SUKAMAKMUR MALAM

Dari sebuah tikungan jalan, muncul keluarga Qorun dalam keheningan dan kewaspadaan. Mereka lewat di depan kantor desa Sukamakmur. Eva menoleh ke arah kantor desa. Ibu menoleh ke Ayah. Ayah menegakkan jalannya.

CUT TO

EXT. JALANAN DESA - (-+) 100 METER SEBELUM POS PENJAGAAN COVID-19 DESA SUKAMAKMUR - MALAM

Keluarga Qorun masih terus melangkah dalam diam.

Langkah ibu tercekat, lalu langkah yang lainnya ikut tercekat.

Keluarga Qorun melayangkan tatapan nanar. Mereka tampak dihadapkan oleh sebua pos penjagaan Covid-19. Pos tersebut ada di perbatasan desa. Jalur keluar masuk itu tampak diportal.

Mereka bicara berbisik-bisik.

IBU

Kapan dibikinnya tuh Pos?

ONAL

Tadi malam pas Onal lewat belum ada, Mah.

AYAH

(ke Eva)

Jam?

EVA

(mengecek Hp)

Baru jam sembilan.

AYAH

Yaaa. Sudah jam malam. Tadi sore kan sudah diumumkan. Jam malam sampe jam setengah sembilan...

EVA

Trus gimana, nih?

ONAL

Lewat aja. Yang penting kan kita pake masker.

AYAH

Kita tidak punya alasan buat lewat. Apalagi kamu Onal, kamu bakalan dicegat warga karena harusnya isolasi malah berkeliaran...

ONAL

Emang harus lewat situ, jalan lain ga ada?

Ibu, Eva, Qorun menoleh kepada Onal.

EVA

Kelamaan maen band di ibukota, nih. Ampe lupa geograpis desanya sendiri.

AYAH

Ayah bilang juga apa. Lebih baik ditunda dulu. Kita bikin dulu rencana matang-matang.

IBU

Gak. Pokoknya ibu mau malam ini juga kita ngambil emasnya. Titik.

Semua diam saja.

Ibu melirik-lirik Ayah dengan ekor matanya. Ayah tahu apa maksudnya itu.

Ayah tampak mulai berfikir keras. Ia tampak ingin 'diandalkan'.

Hening melintas. A-ha momen.

AYAH

Ayah punya ide.

CUT TO

EXT. SAMPING RUMAH - KOLAM LELE - MALAM

Cahaya senter hp dan senter jadul menerpa permukaan air kolam ikan lele itu.

EVA

(sambil terus menyorot kolam ikan dengan senter hp dan senter jadul di masing-masing tangan)

Mau ngapain, sih ini, Yah?

AYAH

(malah bercanda)

Va...coba kamu tebak, lele, lele apa yang bisa terbang?

Eva hanya menatap Ayah.

AYAH (cont'd)

Lele-lawar.

Ayah tertawa. Eva merenggut.

Onal dan Ibu tampak menghampiri membawa dua buah alat jaring penangkap ikan. (semacam alat tongkat berjaring yang digunakan untuk mengangkut sampah dari permukaan kolam).

Ayah mulai menjaring lele. Onal menatap ibu.

IBU

Udah ikutin aja ide ayah. Ayah kepala keluarga di keluarga Qorun. Dan yang penting kita jadi ke hutan malam ini juga.

Ayah memasukan lele hasil tangkapannya ke dalam karung yang dipegangi Eva. Lele-lele itu meronta-ronta dalam karung. Eva tampak kesal. Ibu lantas berkata kepada Eva.

IBU

Timpuk aja kepalanya. Biar lelenya diem!

CUT TO

EXT. JALANAN DESA - DEPAN POS PENJAGAAN COVID-19 DESA SUKAMAKMUR - PERBATASAN DESA - MALAM

Keluarga Qorun tampak berdiri menghadapi Para hansip dan para warga yang menatap aneh keluarga itu.

AYAH

(sambil terus menggendong Qorun)

Kami mau menguburkan lele dari kolam saya yang mati mendadak, Pak Julid. Pokoknya, matinya aneh deh, bapak-bapak semua. Takutnya kenapa-kenapa, kan? Kemakan keluarga kami, trus keluarga kami jadi membawa virus. Kayak korona yang ternyata masal-muasalnya muncul dari KELELAWAR. Trus nular ke manusia. Makanya kami ingin menguburnya jauh-jauh dari kampung...

Pak Julid melirik ke karung yang katanya berisi Lele yang tergeletak di atas tanah itu, lalu tatapannya menuju Onal yang berdiri agak terpisah-yang kembali mengangkat karung itu ke punggungnya.

PAK JULID

Tapi, Pak...si Onal harusnya isolasi di rumah.

PAK TULUS

(mendukung)

Iya, Pak Qorun harusnya Onal isolasi di rumah.

AYAH

Aduuhhh. Gimana, ya. Onal cuman bantu saya. Saya ga bisa ngangkat-ngangkat lagi Pak Julid, Pak Tulus, Bapak-bapak semua yang ada disini. Udah penyakitan. (beat) atau Pak Tulus atau yang lainnya ada yang mau nolongin?

CUT TO

EXT. (-+) 300 METER SETELAH POS PENJAGAAN COVID-19/ PERBATASAN DESA SUKAMAKMUR - JALANAN - MALAM

Keluarga Qorun berjalan di jalanan yang diapit oleh area persawahan yang luas.

QORUN

Yah, berhenti di sini.

Yang lainnya juga ikut berhenti saat mendengar perintah Qorun. Qorun menunjuk pematang sawah.

Keluarga Qorun menatap ke sawah yang berada pada tempat yang lebih rendah.

Mereka lalu melayangkan pandang ke area hutan di perbukitan sana.

ONAL

(ke Qorun)

Hutannya serem, ya Dek? (beat) Tapi kayaknya deket ini, guys. Mmm...2 kilo dapet kayaknya.

EVA

3 kilo.

IBU

Kalian ada yang pernah kesana?

Qorun mengisyaratkan agar orang-orang di dekatnya turun ke sawah. Mereka menyingkap masker hampir bersamaan, kecuali Ayah.

Qorun turun dari gendongan sang Ayah. Ia berjalan keluar dari aspal, menuju tepi jalan, melompati selokan air, mendarat di pematang sawah.

IBU

(ke semua orang)

Ayo!

ONAL

Hei, hei...ni lele mau dikemanain?

CUT TO

EXT. AREA SAWAH - TEPI SAWAH DEKAT JALANAN - MALAM

Lele-lele mati dalam karung ditumpah ke dalam selokan air yang berada di antara tepi jalan dan sawah itu.

AYAH

Lewat sini?

Qorun mengangguk.

IBU memandang ke arah jalanan yang letaknya agak tinggi dari pematang sawah itu.

IBU

Ayo. Sebelum ada orang lewat.

Cahaya bulan di langit tersabut awan hitam. Mereka memandang langit.

Ibu menyalakan senter jadulnya. Eva menyalakan senter Hp-nya.

Ayah mengambil alih senter.

QORUN

Harus Qorun yang di depan. Dia yang tahu jalan...

CUT TO

EXT. AREA SAWAH - (-+) 300 METER DARI JALANAN - MALAM

Mereka berjalan mengaluri pematang sawah yang berkelok. Qorun mengarahkan telunjuk. Ke arah telunjuk Qorun-lah Ayah yang memimpin jalan di depan.

Cahaya senter jadul disorotkan Qorun dari atas gendongan Ayah. Ibu berjalan memegang karung. Onal memegang sekop dan linggis dengan antusias. Dan Eva memegang parang.

Eva yang berjalan paling belakang tampak merasakan ada yang mengikuti. Dia berhenti berjalan.

EVA

Mah...

Orang-orang yang berjalan di depan juga ikut berhenti.

ONAL

Kenapa lu?

Eva tak menjawab. Dia menghidupkan senter hp, lalu mengedarkan cahaya hp ke area di belakang mereka.

IBU

(sambil jongkok meraba-raba mencari sesuatu)

Orang, Eva?

ONAL

Lu liat apaan? Setan?

Eva diam saja.

Ibu yang tak menemukan yang tak menemukan 'sesuatu' langsung berdiri.

Eva pun mulai mengikuti langkah orang-orang di depan.

Dan, kita bisa melihat, samar-samar ada sosok yang muncul-timbul kepalanya dari merunduk-sembunyi di rumput liar sawah itu. Mengintai. Lalu merunduk kererumputan pematang sawah lagi.

CUT TO

EXT. AREA SAWAH - (-+) 1000 METER DARI JALANAN - MALAM

Cahaya senter tampak menyinari jalur pematang sawah di depan kita.

Ayah berhenti melangkah. Yang berjalan di belakang terpaksa berhenti.

AYAH

(sambil menurunkan Qorun)

Ayah ngambil nafas dulu.

EVA

Maskernya dibuka dulu, Yah.

Ayah menurunkan masker ke dagu. Ia menoleh ke Ibu yang sedang memandang langit.

QORUN

Qorun jalan kaki aja ya, Yah. Ayah pasti capek kan gendong Qorun.

IBU

(agak marah)

Jangan. Kamu cukup nunjukin jalan. Jangan jalan kaki lagi.

Qorun terdiam. Ayah memperbaiki letak kacamatanya. Eva menoleh ke belakang. Onal tampak menggaruk-garuk tato di lengannya.

IBU (cont'd)

Qorun tau gak? Kakek yang bawa Qorun ke hutan itu harusnya juga jangan biarin kamu pulang jalan kaki...

Qorun

(melirik ke Ayah yang termenung)

Kalo Qorun pulang gak jalan kaki, cuman langsung nyampe rumah...gimana Qorun bisa tahu jalan ngambil emas, Mah?

Ibu menurunkan tatapannya dari langit, melirik Ayah.

AYAH

Ayo jalan lagi.

ONAL

(ke Qorun)

Onal aja yang gendong kamu, Dek.

Ayah tampak hendak protes, tapi mengurungkan niat.

IBU

Lagian kenapa, sih kalo Onal yang gendong Qorun?

CUT TO

EXT. DATARAN SETELAH AREA SAWAH - MALAM

Keluarga Qorun keluar dari pematang sawah terakhir. Mereka mulai melangkah di antara tanah dataran yang ditumbui semak-semak dan rerumputan liar lainnya setinggi badan Onal yang mengendong Qorun.

Qorun mengarahkan telunjuknya lagi.

CUT TO

EXT. KAKI BUKIT - MALAM

Mereka tiba di kaki bukit hutan itu. Mereka semua tampak kelelahan. Terutama Ayah. Kecuali Qorun. Qorun turun dari gendongan dan mulai naik menanjak, menapaki sebuah alur jalan setapak kecil.

Beberapa langkah ia berhenti. Ia menoleh ke keluarganya yang agak mendongak menatapnya. Yang menatap capek!

IBU

(sambil terengah-engah)

Sekedar untuk diingat. Kita masuk hutan ini untuk ngambil emas, teman-teman. Bukan untuk ngambil kayu bakar.. Jadi bakar semangat kalian...ayo jalan lagi!

Ayah, Eva, Onal mengernyit.

Ibu melangkah dengan enteng menyusul Qorun.

CUT TO

EXT. HUTAN - JALAN SETEPAK -MALAM

Keluarga Qorun menelusup jalan setapak hutan yang menanjak itu.

CUT TO

EXT. HUTAN - AREA YANG AGAK DATAR - MALAM

Keluarga Qorun tiba di bagian bukit yang yang agak datar. Dan nafas mereka sudah di ubun-ubun. Qorun tertawa kecil.

QORUN

(sambil menepuk bahu Onal)

Disini, bang. Udah nyampe.

Onal menurunkan Qorun dari atas punggung. Capek juga dia.

EVA

Udah nyampe, nih?

IBU

(meski terengah-engah)

Qorun, dari tadi ibu gak liat ada goa disini?

QORUN

Goanya di bawah, Mah.

IBU

Hah, di bawah mana?

Qorun menunjuk ke sisi lereng bukit.

IBU

Trus kenapa berhenti di sini?

Qorun menunjuk Ayah yang tepar di atas tanah. Ibu tersenyum kecil sambil geleng-geleng.

Ibu menghampiri Ayah yang rebahan di atas tanah sambil memejamkan mata itu.

IBU

Suamiku, ayo bangun. (beat) Suamiku!

AYAH

Bentar, Mah.

IBU

Suamiku bangun. Nanti kamu dilangkahin setan, lho.

Sementara itu--

Eva melayangkan pandang ke arah datangnya mereka. Matanya menyipit curiga. Onal memergoki ekspresi Eva.

ONAL

Liat setan lagi lu?

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar