Qorun's Family
2. "Harta Karun"

EXT. JALANAN DESA - PAGI

Pagi yang mendung. Angin bertiup agak kencang. Dingin....

Qorun tampak berjalan seorang diri di jalanan desa yang lenggang. Ia menunduk sambil mengusap layar Hp, mempraktekan cara membuka pola kunci layar Hp. Terbuka layarnya. Ia memencet tombol power. Layar hp kembali terkunci. Dia mencoba membuka pola kunci layar hp.

Tiba-tiba terdengar suara berat menyapa...

"Wahai anak baik!".

Qorun berhenti dan menoleh. Seorang Kakek ber'outfit' compang-camping tampak duduk lesu di pinggir jalan. Aneh.

KAKEK PENGEMIS

(memelas)

Nak, maukah kamu membagikan sedikit rezeki untuk Kakek-mu ini?

Qorun mengerjap. Ia menoleh ke hulu dan hilir jalanan. Hanya mereka berdua di jalanan itu.

QORUN

Kakek kenapa duduk disitu?

KAKEK PENGEMIS

Kakek capek, nak. Kakek sudah tidak punya tenaga lagi. Kakek belum makan sejak muncul pandemi ini.

Qorun tampak prihatin.

KAKEK PENGEMIS

(sambil menunjuk ke depan)

Hei, itu ada tukang gorengan di sana!

Qorun menoleh ke arah telunjuk Kakek mengarah.

Ada seorang penjual gorengan tampak mangkal di pinggir jalan sebelah. Aneh.

QORUN

(berfikir sejenak)

Kakek mau gorengan?

KAKEK PENGEMIS

Kamu punya uang, Nak?

Qorun tersenyum. Ia lalu cepat menghampiri tukang gorengan yang langsung mengulurkan tangan, meminta dibayar dulu.

QORUN

(sambil menyerahkan duit)

Bang 3000 dapet berapa?

Tukang gorengan langsung menyodorkan sebiji gorengan berwarna emas kekuningan. Dan menyuruh Qorun lekas pergi. Qorun mencermati tukang gorengan.

Qorun mengulurkan gorengan.

QORUN

Ini, Kek.

KAKEK PENGEMIS

Kamu ikhlas, nak?

Qorun mengangguk. Kakek pun menerima gorengan itu.

Tapi gorengan malah ditaruh di atas tanah.

Kakek tampak menatap Qorun lekat-lekat. Qorun mengerjap.

QORUN

(bingung)

Kok gak dimakan, Kek?

KAKEK PENGEMIS

(tertawa)

Sebenarnya...kakek ini cuman pura-pura gembel, nak. Kakek ini youtuber yang sedang bikin sosial eksperimen saja....

Qorun menatap tak mengerti.

KAKEK (cont'd)

Ini cuman se-ti-ngan. Ada kamera tersembunyi yang liat kebaikan kamu.

Qorun mengedarkan pandangan. Ia tak melihat kamera.

KAKEK

Ada yang melihat kebaikan kamu...

Dan Kakek menunjuk ke atas.

Qorun menengok ke atas.

KAKEK

Nama kamu...siapa?

Qorun menatap Kakek.

QORUN

Qorun, Kek.

KAKEK

Qo-run?

Kakek diam lagi, menatap Qorun.

KAKEK

Qorun...kamu mau giveaway?

CUT TO

EXT. JALANAN DESA - SORE

Siang yang mendung. Dan angin masih berhembus agak kencang.

"QORUUUNNNNNN....."

Ayah, Ibu dan Eva menyusuri jalanan desa yang lenggang sambil meneriakan nama "Qorun".

IBU

(teriak)

Qoruunnnnn!

Kita melihat gorengan yang tergeletak di atas tanah itu.

Ayah batuk-batuk. Ia berhenti berjalan. Capek.

AYAH

Kita atur rencana dulu. Nanti kita coba mencar nyarinya...

Ibu dan Eva ikut memelankan langkah.

Ayah memperbaiki letak masker di hidung. Menoleh.

AYAH

Masker Eva, masker!

Eva menaikan letak masker dari dagu ke hidung. Ibu juga.

IBU

Berpencar kemana, nih?

AYAH

Bentar.

Ayah tampak mengatur nafasnya yang lelah. Ibu menurunkan masker ke dagu.

Ibu menoleh ke Eva yang menurunkan masker ke dagu.

IBU

Udah bener kamu ngeceknya tadi di rumah Pak Kades?

EVA

Iya, dong Mah. Temen-temen PUBG-nya sendiri kok yang bilang Qorun ga datang maen.

IBU

Trus dia kemana, Eva? Gak pernah lho dia kayak gini.

EVA

Jangan-jangan diculik orang, Mah.

IBU

Hush!

AYAH

(ke Eva)

Eh, Eva...Hp kamu sama Qorun?

INT. RUANG TENGAH - SOFA DEPAN TV - MALAM

Terdengar suara operator jaringan seluler menyatakan "Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi...."

Ibu merenggut kesal.

AYAH

Coba lagi...

Ibu menelpon lagi. Suara operator keluar lagi.

AYAH

(ke Ibu)

Atau kita lapor polisi aja sekarang.

Ibu hanya mengurut kening.

EVA

Belum 24 jam, Pak.

AYAH

Lho?

EVA

Biasanya memang gitu. Maksudnya, biar pihak keluarga mencari dulu. Siapa tahu dia cuman_

Pintu depan rumah dibuka seseorang.

IBU

(kontan berseru)

Qoruun!

Dan ternyata yang masuk bukan Qorun. Seorang mamah muda. Janda muda.

JANDA MUDA

Permisi ya Papa Qorun. Hp-nya udah ditanyain anak saya. Mau main game dia.

Ayah menoleh ke Ibu. Ibu mengulurkan HP itu. Si pemilik HP meraih dan pergi.

AYAH

Makasih, ya, Bu Dian. Makasih juga buat Aldo. Udah minjemin hp dia.

Ayah tersenyum kepada wanita itu. Dian membalas senyum itu.

IBU

...Bahkan dia gak nanya kalo anak kita udah ketemu apa belum. Dasar Janda.

AYAH

(mengalihkan topik)

Kita harus lapor polisi. Udah jam berapa ini?

Ayah melirik jam dinding. Ia memperbaiki letak kacamatanya.

EVA

Jam 7, yah.

IBU

Kita tunggu dikit lagi.

Eva menguap.

CUT TO

INT. RUANG TENGAH - TENGAH MALAM

Jam dinding menunjukan Pkl 11.30. Detik jam berdetik. Tik. Tik. Tik...

Ayah dan Ibu duduk di sofa yang hadapkan ke arah pintu masuk. Tanpa sekatah kata. Eva tampak tidur di pangkuan ibu dan dibelai rambutnya. Ayah melirik canggung.

AYAH

Maafin Ayah, ya, Mah.

Ibu buyar dari lamun, dan menoleh.

IBU

Hah?

AYAH

Maafin suamimu ini. (beat) Mah, Ayah janji, akan dapat kerjaan secepatnya. Ayah ga bisa diem di rumah gini trus, kan?

Ibu tersenyum pahit.

IBU

Ayah dari tadi diem itu mikirin soal gimana nyari kerja?

Ayah mengangguk, heran.

AYAH

Kenapa?

IBU

(tersenyum miris)

Ibu juga. (beat) Anak kita lagi ngilang, dan fikiran kita masih bisa mikirin hal lain selain anak kita yang lagi ngilang...

Qorun tiba-tiba tampak lewat di depan mata sang ibu. Kotor. Seperti habis main di sawah, hutan dan goa.

IBU

Qorun?

Qorun berhenti berjalan. Menoleh, menatap. Melangkah lagi, masuk ke dalam kamar.

IBU

(heran)

Qoruuuunnnnn!

Ibu langsung beranjak, Eva pun terjungkir jatuh dari pangkuan ibu menuju lantai, dan ia kaget dari tidurnya.

Eva yang masih kesakitan melayangkan pandang. Ayah dan Ibu menuju kamar Qorun. Ia segera bangkit menyusul.

Ibu membuka pintu, dan hendak masuk, namun dicegat Ayah.

AYAH

Mau kemana?

IBU

Mau kemana? Mau ngomelin anak itu lah!

AYAH

Mah...masih ada besok. Lagian...

Kita melihat Qorun sudah tidur pulas di atas kasur itu.

AYAH (cont'd)

Yang penting dia baik-baik aja.

Eva hendak menerobos.

AYAH

Mau kemana?

Hp aku, yah.

AYAH

(mencegat)

Besok, besok.

Eva menggerutu. Ibu diam saja. Aneh. Komat-kamit tak jelas.

EVA

(heran)

Mah?

IBU

Ibu merasakan ada aura aneh yang mengikuti Qorun....

Listrik tiba-tiba padam. Eva menjerit ketakutan. Kontan memeluk Ayahnya.

Angin kencang berhamburan menerobos daun pintu rumah yang tidak terkunci itu sehingga terkuak lebar. Ayah, Ibu dan Eva menoleh kaget.

Seseorang tampak berjalan di antara temaram suasana depan rumah, masuk ke dalam rumah, perlahan mendekat.

Ibu tak ada takut-takutnya, ia malah mendekat selidik ke orang itu.

Ketika mereka hampir bertemu...

Listrik tiba-tiba menyala.

IBU

(senang)

Onaaallll!

ONAL

Suprise!

Ibu hendak memeluk Onal. Begitupun Eva yang tampak mendekat.

ONAL

(menghindar)

Eitss...Mah, Va. Jaga jarak. Jaga jarak.

Ayah buru-buru memakai masker. Sekilas melirik tas pakaian Onal. Dia tampak parno.

AYAH

Sehat kamu, Nal? Gak lagi gejala-gejala?

ONAL

Sehat, Yah. Sehat banget. Tenang aja.

Eva dan ibu tahu 'keparnoan' Ayah, saling pandang dengan Onal. Situasi jadi canggung.

EVA

(coba mencairkan suasana)

Eh, anak band, mana oleh-oleh gue?

ONAL

Ada dong.

EVA

Mana?

ONAL

Nih, korona! Mau?

CUT TO

EXT. DEPAN RUMAH - BERANDA - PAGI

Petugas medis dengan APD lengkap sedang mengambil sampel darah dari lengan penuh tato Onal. Onal tampak merasakan tatapan para Petugas Covid-19 mirip punya Ayahnya semalam.

ONAL

Pasti hasilnya negatif, Bu. Tenang aja.

Petugas yang mengambil sampel darah itu memandangi Onal.

Onal memandangi mobil Petugas Covid-19 itu pergi.

Dan, lalu Onal menghadapi Pak Kades beserta dua orang hansip yang mengapit.

ONAL

Bapak-bapak...ada yang bisa saya bantu?

PAK JULID

(hansip bermuka jutek)

Nal...kok kamu gak langsung laporan dulu semalam? Kamu kan baru pulang dari zona merah. Biar langsung dibawa kemana kek gitu buat diperiksa.

ONAL

Ok. Saya tampung dulu ya Pak Julid pertanyaanya. Biar dijawab sekalian (beat) Next!

PAK TULUS

(hansip berwajah selow)

Nama saya Tulus. Hansip baru mas, Onal. Baru dua tahun. Pertanyaan saya sama dengan Kang Julid.

ONAL

Oh. Ok. Ok. Next!

PAK KADES

(senyum)

Pak Kades tidak dipersilahkan masuk dulu, nih? (beat ) Ibumu ada di dalam, Nal? (beat) Suruh keluar, gih!

Onal menatap Pak Kades.

CUT TO

INT. RUANG TENGAH - PAGI

Onal menutup pintu rumah depan keras. Ia melepas masker. Saat berbalik badan, Ia melihat Ayah berdiri terpisah dua meter di depannya.

AYAH

Gimana rapidnya tadi?

ONAL

Aman.

AYAH

Kalo gitu diisolasi kamu. 14 hari. Di rumah.

ONAL

Di rumah, di mananya? Kamar Onal kan dipake Qorun.

CUT TO

INT. KAMAR QORUN - SIANG

Ayah masuk ke kamar, ia mendapati ibu sedang mengeluarkan pakaian dari tas ransel Onal, lalu dimasukan ke dalam ember cucian.

IBU

(menoleh sekilas)

Qorun belum juga bangun, padahal ibu mau nyuci pakaiannya yang bau itu. Gak tau kenapa dia susah banget dibangunin.

Ketika Ibu menoleh lagi, ia mendapati Ayah sedang mendekatkan jemarinya ke hidung Qorun. Mengecek nafas.

IBU

(agak teriak)

Yah...apa-apaan, sih?! Qorun itu masih hidup, lho!

Qorun bangun duduk mendadak, tapi matanya masih terpejam.

AYAH

(bercanda)

Qorun? Kamu masih hidup?

Qorun membuka mata.

AYAH (cont'd)

Udah siang. Bangun, yuk. Mandi!

IBU

(menghampiri, marah)

Qorun, kamu ngilang kemana kemarin?

AYAH

Mah?

Ibu memandang Ayah.

IBU

(menurunkan suara)

Maksud ibu itu...kamu_

QORUN

(memotong)

Maafin Qorun, Mah, Yah. Qorun pergi tanpa izin.

IBU

(memotong balas)

Sekip dulu maaf-maafannya. Kamu tuh ngilang kemana?

Qorun tak menjawab. Tapi dia merogoh saku celananya.

QORUN

Qorun ngambil ini di hutan...

Dia mengeluarkan...

Muncul Hp Eva.

IBU

Itu kan hp-nya Eva Qorun.

QORUN

(tertawa kecil)

Eh, bukan ini...

Lalu Qorun merohoh saku celana yang lainnya.

Dia mengeluarkan sesuatu yang bisa kita klaim sebagai...

BONGKAHAN EMAS.

Ayah dan ibu memandangi emas itu lekat-lekat...lalu saling pandang.

Ibu meraih bongkahan emas itu. Menatapnya lekat-lekat.

CUT TO

INT. KAMAR EVA - SIANG

Terdengar teriakan ibu.

"EVAAAAAAAAAā€¯

Dan Eva tersentak dari tidur siangnya oleh teriakan itu.

INT. GUDANG SEMPIT - SIANG

"ONAAAALLLLLLLLLL"

Onal yang sedang merapikan gudang kaget, menoleh seketika.

ONAL

(Menyahut)

Kenapa, Mah?

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar