58. EXT. RUMAH GENDHIS — SIANG
Nyaring suara mangkok yang dipukul dengan sendok seolah saling bersahutan dengan nyaring suara burung yang berkicau dalam sangkar di teras rumah Gendhis. Seorang penjual bakso mendorong gerobaknya melewati mobil SUV Ganta yang terparkir di depan rumah Gendhis, sembari terus memukuli mangkok dengan sendok di tangannya.
CUT TO :
59. INT. DAPUR RUMAH GENDHIS — SIANG
Potongan-potongan buah naga dan pisang yang sudah beku dimasukkan ke dalam blender, kemudian mesin itu menyala dan melumatkan kedua buah menjadi satu hingga konsistensi kental yang berwarna merah muda. Gendhis menekan tombol off blender kemudian menuangkan isinya ke dalam empat mangkok berukuran sedang.
Relung yang berjalan melewati Gendhis dengan handuk disampirkan di pundak kirinya, menghentikan langkah kaki dan melongok ke atas meja dapur.
Relung beranjak ke ruang jemuran yang tak jauh dari dapur, sementara Gendhis membuka tutup toples dan menyendok kepingan almond dari dalam toples, kemudian ia taburkan ke atas smoothie.
Sementara Gendhis membuka toples berisi Granola, Relung yang baru kembali dari ruang jemuran segera mencomot kepingan almond di dalam toples.
Relung tidak menjawab, ia justru mencomot buah blueberry dalam wadah kotak yang dipegang Gendhis.
CUT TO :
60. INT. CAFE — MALAM
Sebuah garis tercetak dengan sangat jelas, sementara garis di atasnya tercetak samar-samar pada sebuah alat tespek kehamilan yang diselipkan pada sebuah buket bunga mawar putih yang tergeletak di atas meja, tepat di samping ponsel Dimzi.
Kedua tangan Dimzi menggenggam tangan Tika, kepalanya tertunduk dalam. Sementara Tika justru mengabaikan Dimzi dengan sesekali menyeka air matanya.
Dimzi mengangkat kepala, memutar pandangan pada cafe yang terlihat sepi.
Dimzi menyeka rambut dengan kedua tangannya, lalu menghembuskan nafas panjang dan dalam.
Seorang pelayan tergopoh-gopoh menghampiri meja Dimzi dan Tika yang terletak di pojok cafe, membuat Tika terpaksa kembali duduk.
Bergegas Dimzi mengikuti pelayan tersebut menuju ke parkiran cafe, meninggalkan Tika yang kembali menyeka air matanya.
CUT TO :
61. EXT./ INT. MOBIL GANTA — WAKTU YANG SAMA
Mobil SUV melaju di jalan Solo, Ganta dibelakang kemudi fokus pada jalan didepannya dengan sesekali menoleh tersenyum pada Gendhis yang asik bernyanyi sesuai lagu yang diputar di radio.
Relung yang duduk di kursi tengah memajukan tubuhnya, hingga nyaris berada di antara keduanya. Ia menyodorkan ponselnya.
Sontak Relung mengeraskan gerahamnya, ia tidak menjawab dan justru melirik Ganta.
Relung terhenyak dengan wajah kesal, ia menjatuhkan punggungnya pada sandaran kursi tengah. Lalu kembali mengutak-atik ponsel dengan kasar.
Ganta melirik Relung dari spion tengah, ia menyandarkan tangan kanan pada pinggiran pintu lalu genggaman tangannya menutupi bibirnya untuk mengurangi rasa marah.
CUT TO :
62. INT. CAFE — WAKTU YANG SAMA
Alat tespek kehamilan bergetar di tangan kanan Tika, ia tak kuasa menahan isak tangisnya. Sementara tangan kirinya mengusap-usap perutnya yang masih tampak rata. Isak tangisnya terhenti begitu ponsel Dimzi yang tergeletak di atas meja berbunyi. Tika segera meraihnya dengan tangan kiri.
INSERT : LAYAR PONSEL DIMZI
Panggilan voice call dari Gendhis dengan profile picture Dimzi merengkuh kepala Gendhis.
Tika tersentak, ia menggigit bibir bawahnya. Tangannya semakin bergetar, ia kembali menyeka air mata dengan tangan kanan yang masih menggengam alat tespek kehamilan. Jari Tika merubah voice call menjadi video call.
63. EXT./ INT. MOBIL GANTA — WAKTU YANG SAMA
Buru-buru Gendhis meletakkan ponselnya yang berbunyi pada dashboard lalu membongkar isi tasnya.
Sedikit merapikan rambut, tangan kanan Gendhis menyentuh layar ponselnya untuk menerima video call dari Dimzi.
64. INTERCUT — PERCAKAPAN VIDEO CALL
Gendhis tercengang, sementara Relung semakin mencondongkan tubuhnya agar bisa melihat layar ponsel Gendhis. Ganta yang menyetir berkali-kali menoleh ke arah layar ponsel Gendhis, ia tak lagi fokus pada jalan raya didepannya.
Relung dan Ganta bolak-balik bertukar pandangan, Ganta perlahan menginjak pedal rem dan menyalakan lampu sein kiri. Mobil yang semula melaju kencang, perlahan menepi ke kiri dan berhenti di pinggir jalan dengan mesin masih menyala.
Tiba-tiba Dimzi merebut ponselnya dari tangan Tika, membuat ia sekilas muncul pada layar dan sambungan video call pun terputus.
CUT TO :
65. INT. CAFE — WAKTU YANG SAMA
Tika beranjak dari kursinya dengan nafas yang memburu, air matanya deras bercucuran. Sementara Dimzi berdiri mematung dengan ponsel di tangannya.
Tika menghabiskan amarahnya dengan memukuli dada Dimzi bertubi-tubi, sedangkan Dimzi hanya berdiri memantung membiarkan Tika meluapkan emosinya. Tak sepatah kata pun ia lontarkan hingga pukulan Tika melemah dengan sendirinya. Dimzi merengkuh tubuh Tika, memeluk sekedarnya.
CUT TO :
66. EXT./ INT. MOBIL GANTA — WAKTU YANG SAMA
Tangis Gendhis pecah namun tanpa suara, tubuhnya tersungkur berguncang hebat dengan kedua tangannya menutupi wajah. Tangan Relung hendak mengusap bahu Gendhis namun tangan Ganta dengan cepat justru mencegahnya, ia menggeleng pada Relung.
Perlahan tangis Gendhis mereda, ia membuka kedua tangan yang menutupi wajah dan mengangkat kepalanya. Ganta segera menyodorkan tissue.
Perlahan Relung menyandarkan punggungnya pada jok tengah mobil, ia tersenyum lebar penuh haru mengamati bagaimana Ganta mengatasi keadaan Gendhis yang berantakan.
DISSOLVE TO :