Puppy Love
8. Musim Pun Berganti

39. EXT. TERAS RUMAH GANTA — SIANG

Terik matahari yang benderang menembus masuk melalui rimbunnya pohon di depan rumah Ganta, sementara jalanan terlihat lenggang hanya terlihat gerobak bakso berjalan pelan bersamaan dengan nyaringnya suara sendok yang ditabuhkan pada mangkok berkali-kali.

RELUNG (O.S.)
Wait what?! Satu koma lima M?


CUT TO :

40. INT. RUANG TENGAH RUMAH GANTA — SIANG

Suasana rumah Ganta begitu ceria, Sukma dan Niken tampak sedang sibuk menata meja makan sementara Gendhis bolak-balik ke dapur untuk membawa masakan. Sedangkan Relung dan Ganta duduk di ruang tengah.

RELUNG
Berapa perolehan medali?
GANTA
(matanya hilir mudik mengikuti Gendhis yang bolak balik ke dapur)
Tiga.
RELUNG
(menyingkirkan bantal di samping Ganta, lalu duduk disampingnya)
Medali emas semua?
GANTA
(mengangguk)
Gendhis, aku bantuin ya?
GENDHIS
(meletakkan sepiring ayam goreng saus telur asin di atas meja)
Nggak usah, diem aja disitu duduk manis.
RELUNG
(menghitung dengan jarinya)
Bonus lima ratus juta untuk setiap medali emas. Jadi, lima ratus dikali tiga...
(menonjok lengan Ganta)
Ngapain nyuruh Gendhis masak, kalo dapat satu koma lima M!
GANTA
(meringis kesakitan mengelus lengannya)
Gendhis nggak mau, dia yang pengen masak.
RELUNG
(beranjak dengan kesal menghampiri meja makan)
Ah payah! Pokoknya tetap traktir makan di luar.
(mencomot ayam goreng saus telur asin)
Eh, kok enak!
SUKMA
(membersihkan piring dengan lap kering)
Mas Relung, kebiasaan! Jangan comot-comot!

Gendhis dari dapur membawa piring saji persegi panjang berisi seekor ayam yang sekelilingnya dipercantik dengan kentang goreng, potongan wortel rebus dan selada. Ganta beranjak dari sofa ruang tengah dan mengambil alih piring saji dari tangan Gendhis, kemudian diletakkan di atas meja.

RELUNG
(terperangah)
Wow, apa ini?
GENDHIS
Ayam kodok, gimana...gimana? Keren banget kan aku bisa masakan ribet begini.

Ganta tersenyum sembari mengusap kepala Gendhis, sementara Relung, Niken dan juga Sukma serempak mengamati ayam kodok yang terhidang di meja.

RELUNG
(menatap sinis tak percaya)
Ah, beli jadi kan ini? Nggak percaya ah.
SUKMA
(menepuk lengan Relung)
Enggak mas, adeknya yang masak. Mama tau bikinnya, disini tadi tinggal dipanggang.
NIKEN
(mengamati dengan seksama)
Ini dikuliti dulu yah ayamnya? atau gimana kok bisa bentuknya tetep ayam utuh satu ekor.
GENDHIS
Iya, Tante. Dikuliti terus dijait dikit deh bagian yang robek.
NIKEN
(tercengang menatap Gendhis)
Walah! Njelimet! Ayam kok diobras padake klambi.

Sontak mereka semua tertawa, sementara Ganta yang tertawa kecil semakin merapatkan tubuhnya pada Gendhis.

GANTA
(merengkuh kepala Gendhis dan berbisik lirih tepat di telinganya)
Makasi, ya...
GENDHIS
(membalas tatapan Ganta)
Oh, iya...katanya ada yang mau diomongin..
GANTA
(menguyel kepala Gendhis)
Kapan-kapan aja, nggak penting kok.

Ganta membuang pandangan dan tersenyum kecut.


CUT TO :


41. EXT. RUMAH GENDHIS — PAGI

Nyaring suara burung dalam sangkar saling bersahut-sahutan di teras rumah Gendhis. Sulistyo duduk jongkok di hadapan dua sangkar lainnya yang ditaruh di atas rumput halaman rumah. Tangannya yang memegang selang fokus mengarahkan semprotan air untuk membersihkan kotoran burung di dasar sangkar.

SUKMA (O.S.)
Tumben anak Mama, minggu pagi udah mandi. Mau kemana?
GENDHIS (O.S.)
Mau pergi sama kak Dimzi.
RELUNG (O.S.)
Dimzi siapa?!
SUKMA (O.S.)
Kepo!
RELUNG (O.S.)
Dimzi siapa?!


CUT TO :

42. INT. KAMAR GENDHIS — PAGI

Baju-baju berserakan di atas tempat tidur sementara baju lainnya satu per satu masih terus bertebangan dan mendarat di atas kasur. Tangan kanan Gendhis menarik keluar baju lainnya dari tumpukan baju dan ia padu padankan dengan cardigan di tangan kirinya. Gendhis berdiri di depan cermin panjang yang memantulkan tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia tersenyum, mengkernyit dan memanyunkan bibirnya lalu kembali membuang baju ke atas kasur.

Ponsel yang berdering membuat Gendhis mengurungkan tangannya menarik baju berikutnya dari dalam lemari. Buru-buru Gendhis mengangkat telepon.

GENDHIS
Assalammualaikum, Mas Ganta.


CUT TO :


43. INT. KAMAR GANTA — WAKTU YANG SAMA

Tangan Ganta merapikan bidak-bidak catur di meja persegi yang berdiri di tengah kamar. Ia tersenyum mendengar suara Gendhis di ujung telepon.

GANTA
Walaikumsalam...lagi apa, Gendhis?


CUT TO :


44. INTERCUT PERCAKAPAN TELEPON

GENDHIS
Lagi siap-siap, mau pergi sama temen. Kenapa, Mas?
GANTA
Ow...mau pergi... Kemana?
GENDHIS
Kayaknya sih nanti mau nonton terus makan. Kenapa?
GANTA
Tadinya mau minta tolong temenin ke bengkel, mau servis rutin. Tapi, ya udah nggak apa-apa. Lain kali aja.
GENDHIS
Umm, maaf ya...lain kali, aku temenin. Janji deh!


CUT TO :

45. INT. KAMAR GANTA — WAKTU YANG SAMA

GANTA
Iya, nggak apa-apa Gendhis...lain kali aja. Have fun, ya!
GENDHIS (O.S.)
Selasa, Kamis nggak ada jadwal kuliah kok.
GANTA
(tersenyum)
Iya...nggak jadi hari ini.
GENDHIS
Bener lho ya! Tunggu aku temenin, jangan pergi sendiri.
GANTA
(senyumnya semakin lebar)
Iya...have fun ya!
GENDHIS
Oke...

Ganta menutup telepon dan kembali menata bidak pada papan catur. Tangannya terhenti ketika terdengar ketukan di pintu kamar Ganta dan Niken melongok dari balik daun pintu.

NIKEN
Mas, Bunda lagi bikin carang gesing kesukaan Gendhis. Nanti kalau sudah mateng, tolong mas anter ya ke rumah tante Sukma.
GANTA
Iya Bun...


CUT TO :


46. EXT. TERAS RUMAH GENDHIS — SIANG

Terik matahari tampaknya membuat burung-burung dalam sangkar pun enggan berkicau, mereka justru aktif lompat kesana kemari. Mobil hitam SUV milik Ganta terparkir tepat didepan rumah Gendhis, terpapar matahari yang tepat di atas kepala.

GANTA (O.S.)
Carang gesing, Tante. Bunda yang bikin.


CUT TO :

47. INT. RUMAH GENDHIS — SIANG

Relung yang mendengar suara Ganta segera beranjak keluar kamar. Ganta tengah berdiri di ruang tengah menyerahkan kotak plastik berisi carang gesing yang terbungkus daun pisang.

SUKMA
(sumringah)
Wuah ini! Carang gesing andalannya Bundamu!
GANTA
(terkekeh)
Iya, Tante. Satu-satunya yang nggak gagal Bunda bikin.
SUKMA
(terbahak)
Tapi ya emang enak banget, Tante belum nemu yang lebih legit dari carang gesing buatan Bundamu ini. Gendhis kalau makan ini bisa nggak berhenti. Yo wes, tak masukin kulkas dulu biar lebih seger.

Ganta mengangguk mengiyakan. Sukma beranjak ke dapur sementara Relung ke ruang tengah menemui Ganta sembari mengucek rambutnya yang masih basah dengan handuk.

RELUNG
(duduk di seberang Ganta)
Cari Gendhis?
GANTA
(tersenyum malu)
Udah berangkat, kan?
RELUNG
(menoleh ke arah jam dinding)
Udah, jam sepuluh tadi. Dimzi siapa sih?
GANTA
(terperangah)
Perginya sama Dimzi?
RELUNG
(berhenti mengucek rambut dan mencodongkan tubuhnya)
Kenal?
GANTA
(rahangnya mengeras dan menarik nafas panjang)
Nggak kenal, cuma pernah dengar namanya.


CUT TO :

48. BEGIN MONTAGE — BEBERAPA LOKASI

A. Gedung Bioskop - Gendhis menghilangkan rasa salah tingkahnya dengan terus menerus memasukkan popcorn ke dalam mulutnya, sementara mata Dimzi yang duduk di samping Gendhis justru tidak fokus pada layar lebar. Ia terus melirik ke sebelah kiri, berharap tangan itu diam agar bisa ia genggam.

B. Kantin Fakultas Kedokteran - Gendhis menuang satu sendok sambal ke dalam kuah soto dihadapannya, ia mengaduk pelan agar tercampur. Sementara semangkok soto disampingnya masih utuh. Tak lama kemudian Dimzi datang membawa dua gelas es jeruk, satu ia letakkan di depan Gendhis sedangkan satu lagi untuk menemani semangkok soto yang masih utuh, miliknya. Mereka terlihat seru mengobrol dan sesekali tertawa.

C. Rumah Gendhis - Dimzi memarkir motornya didepan rumah Gendhis. Ia terlihat salah tingkah duduk menunggu di teras. Sesekali ia menggosok-gosok kedua telapak tangannya, sesekali ia berdiri merapikan kembali bajunya dan sesekali merapikan rambutnya. Hingga Gendhis keluar rumah dan menyapanya. Sementara Relung yang berdiri bersandar pada daun pintu menatap Dimzi dengan sinis, tidak bersahabat.

D. Koridor Ruang Kuliah - Gendhis dan Dimzi berjalan beriringan, sesekali Dimzi tertawa dan mengusap lembut kepala Gendhis membuat beberapa mahasiswi di sepanjang koridor menjadi berang dan berdesas-desus.

E. Ruang Tunggu Servis Mobil - Ganta berada di ruangan yang dipenuhi sofa yang nyaman untuk menunggu. ia duduk pada salah satunya yang menghadap langsung ke jendela kaca yang memperlihatkan proses servis berlangsung. Ia beranjak ke beverage corner untuk menyeduh segelas latte panas.

F. Kamar Ganta - Papan catur itu sudah tidak lagi tertata rapi, beberapa bidak catur tidak lagi di posisi awal, sudah saling menyerang dan menghabisi lawan. Ganta bergerak cepat ke sisi papan catur lainnya untuk memindahkan bidak. Namun kali ini, ia menjejalkan sendiri sesendok nasi beserta lauk ke dalam mulut sebelum menekan tombol jam. Ganta kehilangan fokus, ia tidak berhasil menyelesaikan sesuai target waktunya. Ia meninggalkan papan catur dan beranjak ke pinggir jendela kamar. Matanya tertuju pada halaman rumah yang diguyur derasnya hujan.

END MONTAGE


DISSOLVE TO :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar