39. EXT. TERAS RUMAH GANTA — SIANG
Terik matahari yang benderang menembus masuk melalui rimbunnya pohon di depan rumah Ganta, sementara jalanan terlihat lenggang hanya terlihat gerobak bakso berjalan pelan bersamaan dengan nyaringnya suara sendok yang ditabuhkan pada mangkok berkali-kali.
CUT TO :
40. INT. RUANG TENGAH RUMAH GANTA — SIANG
Suasana rumah Ganta begitu ceria, Sukma dan Niken tampak sedang sibuk menata meja makan sementara Gendhis bolak-balik ke dapur untuk membawa masakan. Sedangkan Relung dan Ganta duduk di ruang tengah.
Gendhis dari dapur membawa piring saji persegi panjang berisi seekor ayam yang sekelilingnya dipercantik dengan kentang goreng, potongan wortel rebus dan selada. Ganta beranjak dari sofa ruang tengah dan mengambil alih piring saji dari tangan Gendhis, kemudian diletakkan di atas meja.
Ganta tersenyum sembari mengusap kepala Gendhis, sementara Relung, Niken dan juga Sukma serempak mengamati ayam kodok yang terhidang di meja.
Sontak mereka semua tertawa, sementara Ganta yang tertawa kecil semakin merapatkan tubuhnya pada Gendhis.
Ganta membuang pandangan dan tersenyum kecut.
CUT TO :
41. EXT. RUMAH GENDHIS — PAGI
Nyaring suara burung dalam sangkar saling bersahut-sahutan di teras rumah Gendhis. Sulistyo duduk jongkok di hadapan dua sangkar lainnya yang ditaruh di atas rumput halaman rumah. Tangannya yang memegang selang fokus mengarahkan semprotan air untuk membersihkan kotoran burung di dasar sangkar.
CUT TO :
42. INT. KAMAR GENDHIS — PAGI
Baju-baju berserakan di atas tempat tidur sementara baju lainnya satu per satu masih terus bertebangan dan mendarat di atas kasur. Tangan kanan Gendhis menarik keluar baju lainnya dari tumpukan baju dan ia padu padankan dengan cardigan di tangan kirinya. Gendhis berdiri di depan cermin panjang yang memantulkan tubuhnya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Ia tersenyum, mengkernyit dan memanyunkan bibirnya lalu kembali membuang baju ke atas kasur.
Ponsel yang berdering membuat Gendhis mengurungkan tangannya menarik baju berikutnya dari dalam lemari. Buru-buru Gendhis mengangkat telepon.
CUT TO :
43. INT. KAMAR GANTA — WAKTU YANG SAMA
Tangan Ganta merapikan bidak-bidak catur di meja persegi yang berdiri di tengah kamar. Ia tersenyum mendengar suara Gendhis di ujung telepon.
CUT TO :
44. INTERCUT PERCAKAPAN TELEPON
CUT TO :
45. INT. KAMAR GANTA — WAKTU YANG SAMA
Ganta menutup telepon dan kembali menata bidak pada papan catur. Tangannya terhenti ketika terdengar ketukan di pintu kamar Ganta dan Niken melongok dari balik daun pintu.
CUT TO :
46. EXT. TERAS RUMAH GENDHIS — SIANG
Terik matahari tampaknya membuat burung-burung dalam sangkar pun enggan berkicau, mereka justru aktif lompat kesana kemari. Mobil hitam SUV milik Ganta terparkir tepat didepan rumah Gendhis, terpapar matahari yang tepat di atas kepala.
CUT TO :
47. INT. RUMAH GENDHIS — SIANG
Relung yang mendengar suara Ganta segera beranjak keluar kamar. Ganta tengah berdiri di ruang tengah menyerahkan kotak plastik berisi carang gesing yang terbungkus daun pisang.
Ganta mengangguk mengiyakan. Sukma beranjak ke dapur sementara Relung ke ruang tengah menemui Ganta sembari mengucek rambutnya yang masih basah dengan handuk.
CUT TO :
48. BEGIN MONTAGE — BEBERAPA LOKASI
A. Gedung Bioskop - Gendhis menghilangkan rasa salah tingkahnya dengan terus menerus memasukkan popcorn ke dalam mulutnya, sementara mata Dimzi yang duduk di samping Gendhis justru tidak fokus pada layar lebar. Ia terus melirik ke sebelah kiri, berharap tangan itu diam agar bisa ia genggam.
B. Kantin Fakultas Kedokteran - Gendhis menuang satu sendok sambal ke dalam kuah soto dihadapannya, ia mengaduk pelan agar tercampur. Sementara semangkok soto disampingnya masih utuh. Tak lama kemudian Dimzi datang membawa dua gelas es jeruk, satu ia letakkan di depan Gendhis sedangkan satu lagi untuk menemani semangkok soto yang masih utuh, miliknya. Mereka terlihat seru mengobrol dan sesekali tertawa.
C. Rumah Gendhis - Dimzi memarkir motornya didepan rumah Gendhis. Ia terlihat salah tingkah duduk menunggu di teras. Sesekali ia menggosok-gosok kedua telapak tangannya, sesekali ia berdiri merapikan kembali bajunya dan sesekali merapikan rambutnya. Hingga Gendhis keluar rumah dan menyapanya. Sementara Relung yang berdiri bersandar pada daun pintu menatap Dimzi dengan sinis, tidak bersahabat.
D. Koridor Ruang Kuliah - Gendhis dan Dimzi berjalan beriringan, sesekali Dimzi tertawa dan mengusap lembut kepala Gendhis membuat beberapa mahasiswi di sepanjang koridor menjadi berang dan berdesas-desus.
E. Ruang Tunggu Servis Mobil - Ganta berada di ruangan yang dipenuhi sofa yang nyaman untuk menunggu. ia duduk pada salah satunya yang menghadap langsung ke jendela kaca yang memperlihatkan proses servis berlangsung. Ia beranjak ke beverage corner untuk menyeduh segelas latte panas.
F. Kamar Ganta - Papan catur itu sudah tidak lagi tertata rapi, beberapa bidak catur tidak lagi di posisi awal, sudah saling menyerang dan menghabisi lawan. Ganta bergerak cepat ke sisi papan catur lainnya untuk memindahkan bidak. Namun kali ini, ia menjejalkan sendiri sesendok nasi beserta lauk ke dalam mulut sebelum menekan tombol jam. Ganta kehilangan fokus, ia tidak berhasil menyelesaikan sesuai target waktunya. Ia meninggalkan papan catur dan beranjak ke pinggir jendela kamar. Matanya tertuju pada halaman rumah yang diguyur derasnya hujan.
END MONTAGE
DISSOLVE TO :