6. Bara yang Tak Mungkin Padam
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

56.EXT. PEMAKAMAN UMUM, MAKAM MARSIH – SIANG

Cast: OLINE, SITA, MBAK AYU, KEAN

 

OLINE, dan SITA berjalan di belakang BU JUNED.

BU JUNED menuju makam yang dimaksud.

 

BU JUNED

Sini Non, sebelah sini...

Ini Non, makamnya Marsih.

 

BU JUNED jongkok di sisi makam.

OLINE dan SITA ikut jongkok. Mereka saling pandang, kikuk pada BU JUNED.

 

SITA

(Ke Oline, pelan)

Ngomonglah sesuatu!

 

OLINE

(Ikut pelan)

Ngomong apa?

 

SITA

Ngomong apaan, kek. Pokoknya ngomong!Gih!

 

OLINE

Sih, kalau saja saya nggak nahan-nahan kamu supaya pulang telat malam itu, mungkin kejadiannya nggak kayak gini.

 

Maafin saya, ya, Sih. Saya sangat nyesel kamu harus ngalami kejadian kayak gini.

 

Wajah Bu Juned sedih.

Wajah SITA lega, sampai...

 

OLINE

Kalau Tuhan itu mahapengatur, kenapa Ia ngatur yang buruk-buruk buat umatnya.

 

Wajah OLINE mengeras.

SITA mengernyit mendengar yang dikatakan OLINE.

BU JUNED langsung hilang wajah sedihnya.

 

BU JUNED

Non nggak boleh ngomong gitu..., nggak boleh suuzdon sama Allah. Saya percaya, Non, maksud Allah selalu baik. saya sudah ikhlas...

 

SITA

Ibu tinggal sama siapa?

 

BU JUNED

Ya sekarang cuma berdua sama anaknya Marsih.

 

OLINE

Bu..., hari kejadian, Marsih pinjam uang ke saya, katanya ada tunggakan kontrakan.

 

Wajah BU JUNED mendadak sedih lagi.

 

BU JUNED

Non mau nagih? Iya, kan sebelum pulang Marsih telpon malam itu, sudah dapet pinjeman. Tapi di tas Marsih nggak ada uang ...

 

OLINE

Bukan, bukan itu, saya mau tanya, keadaan ibu gimana soal kontrakan?

 

BU JUNED

O, sudah kebayar dari uang duka. Tapi ya cuma sampai akhir bulan ini. Untungnya saya masih ada adik yang mau saya tumpangi. Bulan depan saya mau pulang kampung. Makanya ini saya lagi jual-jual perabot untuk biaya pulang.

 

OLINE

Bu, saya minta maaf..

 

BU JUNED

Minta maaf apa, Non?

 

OLINE

Malam itu, saya yang minta Marsih lembur.

 

BU JUNED

Non, soal hidup mati, sudah diatur, Non sama yang diatas. Saya sudah iklas. Saya nggak nyalahin siapa-siapa. Nggak nyalahin yang nabrak, apalagi nyalahin Non. Bukan salah Non, Marsih harus ngalamin naas malem itu. Lagian kan memang sering juga Marsih pulang malam. Kalo dia nggak lembur, susah juga kita.

 

OLINE

Bagaimanapun saya hutang maaf sama Ibu.

 

OLINE mengambil amplop coklat dari tas, menyerahkan ke BU JUNED.

OLINE

Ini buat tambah-tambah Ibu pindahan.

 

BU JUNED

Ya Allah, terimakasih banyak, Non...

 

BU JUNED menciumi amplop yang diterima.

 

CUT TO:

 

57.INT. FAST FOOD RESTAURAN – SIANG

Cast: OLINE, SITA, Extras

 

SITA lahap menukmati makanan di depannya.

OLINE kehilangan selera makan. Ia makan sambil melamun.

 

SITA

Kenapa? Sariawan?.

 

OLINE

(Meletakkan potongan makanan yang dipegangnya di piring)

Heran aja! Nggak ngerti bagaimana mikirnya, kenapa orang yang hidupnya susah begitu, gampang (Continued)

aja maafin orang-orang yang bikin hidupnya tambah susah.

 

SITA

Siapa? Ibu tadi?

Dia jelas percaya semua yang tejadi dalam hidupnya sudah ada yang ngatur.

 

OLINE

Tuhan? Berarti Tuhan yang salah. Kenapa Dia ngatur yang buruk-buruk buat Ibu itu.

 

SITA

Buruk menurut kamu, belum tentu buruk menurut Ibu itu. Lagian kenapa kamu seneng banget nyalahin Tuhan?

 

OLINE

Gimana nggak buruk? Kalo Marsih nggak mati, ibu itu nggak harus pulang kampung? Gimana nggak buruk kalau sekarang anak Marsih harus hidup tanpa ibunya? Tuhan macem apa yang hobi ngasih keburukan sama umatnya?

 

SITA

Emang kamu bisa jamin keadaan ibu itu pasti lebih buruk keadaannya setelah pulang kampung? Kamu bisa jamin anak itu bakal lebih buruk keadaannya setelah hidup tanpa ibunya? Apa yang bisa jamin?

 

OLINE

Hhhh... susah ngomong sama kakak!

 

SITA

Yang susah itu ngomong sama kamu. Kakak tahu ada rahasia yang masih kamu simpan kuat-kuat. Oke,kalau itu menjadikanmu lebih baik, nggak apa-apa. Tapi kalau bikin kamu lebih hancur, ngrusak kamu, buat apa?

 

 

 

OLINE

(Nada defensif, merasa diserang)

Kakak tahu darimana aku punya masalah?

 

SITA

Dari ribetnya hubunganmu dengan Kean? Dari semua kekacauan belakangan ini?

(Lebih lembut)

Kamu belum pernah cerita apapun tentang masa lalumu ke kita. Ya, kita lah bisa ngerasa lah..

Nggak apa-apa kamu nggak cerita kalau kamunya baik-baik aja. Tapi kalau kakak lihat, kamu nggak baik-baik aja.

 

OLINE sekuat tenaga menahan tangis.

 

OLINE

Kakak mau temenin aku?

 

SITA

Perlu penegasan apa lagi untuk menjelaskan kakak, Mama sama Papa sayang banget sama kamu?

 

OLINE Menangis. Orang-orang sekitar mulai memperhatikan.

SITA menggenggam tangan OLINE kuat-kuat.

OLINE menghapus airmata yang keluar, tidak ingin terlihat orang/ pengunjung di sekitarnya.

HP SITA berdering. OLINE melihat “Doni Caling” di layar.

 

SITA

Sebentar.

 

SITA meninggalkan OLINE untuk menerima telpon.

CUT TO:

 

Insert Flashback

 

58.EXT/IN. RUMAH EWIN KECIL, DAPUR, RUANG TENGAH – SIANG

Cast: OLINE KECIL, FARIDA, FRANS, MAUREEN.

 

FRANS pulang kerja, melempar bajunya ke lantai, duduk di bangku depan tivi. Frans batuk-batuk riak khas.

FARIDA siap-siap berangkat kerja.

OLINE di dapur menjarang air.

MAUREEN masih tidur di ranjang.

 

 

FARIDA

Oline, bikin kopi buat papamu, Mama sudah tak sempat ...

Mama sudah tak mau lagi terlambat, kena marah bos nanti...

             (Ke Frans)

Berangkat saya, Pa.

(Berteriak)

Oline, jaga adikmu!

 

FARIDA keluar meninggalkan rumah.

 

Air mendidih, OLINE menuangkan air panas ke gelas yang sudah ada kopi dan gulanya.

 

Dari dapur, OLINE melihat FRANS mengambil botol minumannya di ‘tempat khusus’. FRANS kembali duduk di bangku, mulai menenggak minuman dari botol.

 

OLINE mengantarkan kopi. FRANS memandang OLINE dengan tatapan yang berbeda. Selesai OLINE meletakkan gelas, tangan OLINE diraih paksa oleh FRANS. OLINE menarik tangannya, tak berhasil. Tangan FRANS semakin kuat mencengkeram. Wajah FRANS menyeringai.

 

CUT TO:

 

Back to Present

 

59.EXT. BANDARA SAM RATULANGI, MANADO – SIANG

Cast: OLINE, SITA, SOPIR

 

SFX: Suara bising sebuah pesawat besar landing.

 

OLINE berjalan di belakang SITA. Masing-masing hanya membawa tas kecil.

Wajah OLINE terlihat lesu, atau lebih tepat cemas. Hingga tertinggal beberapa langkah dari SITA.

 

SITA menoleh dan menghentikan langkah.

 

SITA

Kenapa?

 

OLINE

Aku nggak yakin kak.

 

SITA

Telat! Sudah jauh-jauh ke sini. Kamu hadapi, kamu selesaikan!

 

SITA mengambil Hp, menelpon.

 

SITA

Pak, kita sudah di lobby utama.

 

SOPIR(SO)

Oh, ibu yang berdua ya, saya ke sana, Bu.

 

Seorang sopir dari rental mobil mendekat,

 

SOPIR

Bu SITA? Saya dari Mandiri Trafel,Bu.

 

Sopir membawakan Tas OLINE dan SITA ke mobil yang dekat terparkir.

OLINE mengambil waktu sebentar sebelum dengan ragu-ragu melangkahkan kaki ke dalam mobil.

 

CUT TO:

 

60.EXT/INT. MOBIL SEWAAN – SIANG

Cast: OLINE, SITA, SOPIR

 

Mobil melaju. Pemandangan kota Manado.

Dari kaca jendela kita melihat OLINE yang menatap kosong ke luar.

Wajah OLINE sangat murung.

 

CUT TO:

INSERT FLASBACK

 

61.EXT/IN. RUMAH OLINE KECIL – SIANG

Cast: OLINE KECIL, FARIDA, FRANS, MAUREEN KECIL

 

Plak. Tangan FARIDA menampar pipi OLINE kuat.

OLINE, berurai air mata, namun tangisnya tertahan.

FARIDA sudah mengenakan seragam kerjanya.

 

 

FARIDA

(Berteriak marah)

Bohong! Mama tidak percaya!

Jangan sekali-sekali lagi kamu bohong soal seperti ini. Dan, jangan pernah cerita ke orang lain!!!

 

FARIDA menampar pipi OLINE lagi, lebih keras, lebih brutal. OLINE jatuh tersungkur, menangis.

 

FRANS mendekati pintu rumah sepulang kerja. Langkahnya tertahan mendengar suara FARIDA, menguping di balik pintu.

 

FARIDA

Makanya jangan genit-genit jadi perempuan, apalagi depan papamu. Awas, jangan pernah kasih cerita ke orang lain!

Lebih baik kamu yang pergi dari rumah ini daripada papamu!

 

FARIDA hilang kendali, menjambak rambut dan menampar OLINE sekali lagi, kemudian pergi keluar.

 

Di balik pintu, FRANS menyungging senyum menang.

 

FARIDA melihat FRANS, memberikan tatapan marah, mendengkus, lalu menjauh dari rumah.

 

FRANS masuk ke dalam, memberikan tatapan cibir pada OLINE. Di depan OLINE yang masih duduk terpuruk di ubin, FRANS mengulurkan tangan.

 

OLINE tidak menanggapi, malah semakin menangis. FRANS maraih tangan OLINE, menariknya hingga OLINE terpaksa berdiri, lalu berjalan mengikuti FRANS ke arah dapur.

 

Dari kamar tidur FARIDA, MAUREEN melihat kejadian dengan tatapan bingung tidak mengerti.

 

CUT TO:

Back To Present

 

62.EXT. RUMAH TANTE ERIKA – MALAM

Cast: OLINE, SITA, SOPIR, TANTE ERIKA

 

Mobil berhenti di depan sebuah rumah.

Tante Erika, 55 tahun, keluar rumah menyambut SITA dan OLINE yang sudah keluar dari mobil.

 

TANTE ERIKA

Aduh, senangnya Tante melihat kalian.

 

Tante Erika cipika-cipiki dengan SITA. Lalu dengan OLINE.

 

 

 

 

TANTE ERIKA

(Memundurkan badan)

Ah, makin cantiknya kamu.

Ayo, kalian masuk.

 

Mereka bertiga berjalan menuju rumah. Sopir di belakang membawa tas.

 

CUT TO:

 

63.INT. RUMAH TANTE ERIKA, RUANG TENGAH – MALAM

Cast: OLINE, SITA, SOPIR, TANTE ERIKA

 

Tante Erika berjalan mendahului SITA dan OLINE.

 

SITA

Kita ngrepotin ya, Tante?

 

TANTE ERIKA

Ahhhh, tante senang sekali kalian datang.

 

SITA

Kita mau nginap semalem, Tante.

 

TANTE ERIKA

Dua malam, tiga, malam, sebulan, tante makin senang. Itu kamar kalian. Kalian bersih-bersih dulu, situ kamar mandinya. Tante mau siapkan makan malam.

 

SITA

Baik tante.

 

SITA dan OLINE mengikuti arahan TANTE ERIKA.

 

Di salah satu photo yang tergantung di dinding, ada foto Tante Erika bersama Ibu Martha saat muda. Kita jadi tahu mereka bersaudara.

 

CUT TO:

 

64.INT. RUMAH TANTE ERIKA, KAMAR TAMU – MALAM

Cast: OLINE, SITA

 

SITA dan OLINE masuk ke kamar.

 

SITA

Kamu atau kakak dulu yang mandi?

 

Hp SITA berdering. “Dony calling” di layar, terbaca OLINE.

 

SITA

Kamu dulu deh..

 

OLINE mengeluarkan handuk dan baju ganti, keluar ke kamar mandi.

Sepanjang adegan ini, wajah OLINE menunjukkan ekspresi bingung/ linglung.

 

SITA menerima telpon dari Doni.

 

DISSOLVE TO:

 

65.INT. RUMAH TANTE ERIKA, RUANG TENGAH – MALAM

Cast: OLINE, SITA, TANTE ERIKA

 

Tante Erika, SITA dan OLINE telah selesai makan malam. Mereka masih duduk di meja makan.

 

TANTE ERIKA

(Ke Sita)

Asma papamu masih suka kambuh?

 

SITA

Sudah jarang sih. Mama rajin rebus-rebus jamu gitu, Tante.

 

Hp SITA berdering.

 

SITA

Maaf, sebentar, Tante.

 

SITA meninggalkan meja, keluar ke teras.

Tante Erika memandang OLINE, tersenyum lembut.

 

TANTE ERIKA

Gimana kabarmu, Oline? Dari tadi diam saja?

 

OLINE senyum kecut.

OLINE

Sebetulnya, saya tidak tahu saya mau apa ke sini.

 

TANTE ERIKA menarik napas sesaat.

 

 

 

 

 

TANTE ERIKA

Sudah sepuluh tahun lebih kamu pergi dari rumahmu. Mungkin sudah saatnya kamu temuin mamamu. Kamu

sudah dewasa, sudah bisa melihat masalahmu dari sudut pandang berbeda. Nanti kau akan tahu harus berbuat apa.

 

Sejak Tante pindah ke sini setelah Om nggak ada, tante hampir tidak pernah ke.... Tante tidak tahu kabar keluargamu di sana

 

OLINE

Tante, terimakasih banyak ya... tante sudah sangat menolong saya.

 

Mata OLINE menerawang.

 

Insert Flasback: Sc. NO 6

 

SFX: guntur dan kilat dasyat. Hujan sangat deras.

OLINE kecil berdiri di pinggir jalan, menggigil dengan wajah kebingungan, pakaiannya basah kuyub kehujanan.

 

Tambahan: OLINE KECIL berjalan ke sebuah rumah. Tante Erika menyambut, menarik OLINE KECIL ke dalam rumahnya.

 

Back To Present

 

OLINE

Di tengah hujan malam itu, saya nggak tahu harus ke mana. pikiran saya cuma ke Tante, soalnya hanya Tante yang baik sama saya..

 

OLINE mengeluarkan air mata.

 

TANTE ERIKA

Lihat, sudah sepuluh tahun berlalu, tapi kau masih menangis ketika mengingatnya saja. Berarti ada yang belum tuntas. Tante kira baik kalau kau ke sana. Nanti kau akan tahu dengan sendirinya apa yang harus diperbuat.

 

 

 

OLINE

Sesungguhnya ada kejadian-kejadian aneh yang saya alami belakangan ini, Tante. Itulah kenapa saya sampai di tempat ini.

 

TANTE ERIKA

Berdoa, Oline. Minta bantuan Tuhan. Pasti Tuhan akan bantu kamu.

 

CU wajah OLINE tersenyum kecut.

 

OLINE

Saya mau tidur, Tante.

 

TANTE ERIKA

Iya, istirahatlah, kamu kelihatan lelah.

 

OLINE menanggapi dengan senyum, lalu berdiri sambil membawa piring kotornya ke dapur.

Tante Erika membereskan meja makan.

OLINE hendak menuju kamar, melihat SITA yang mondar-mandir di teras. Suara SITA jadi terdengar jelas.

 

SITA(SO)

Itu soal nanti. Selesaikan dulu urusanmu sama Nancy, nanti baru kamu ulangi omongan barusan. Aku nggak bisa jawab sekarang.

 

Lewat pintu SITA melihat OLINE yang menatapnya. SITA sadar suaranya barusan bisa didengar orang lain.

SITA menjauh dari pintu.

 

SITA(SO)

Eh, sudah ya. Iya, kita omongin sepulangku ke Jakarta.

 

SITA menutup telponnya, masuk kedalam rumah, tampak kikuk melihat OLINE dan Tante Erika.

 

CUT TO:

 

66.EXT. PEMANDANGAN SUDUT MANADO – MALAM/SIANG

Cast:

 

Insert Motage:

 

Pemandangan daerah pantai atau sudut Manado dari gelap/ malam ke terang/ pagi

End Of montage.

 

CUT TO:

 

67.EXT. RUMAH TANTE ERIKA, TERAS – SIANG

Cast: OLINE, SITA, TANTE ERIKA

 

Tante erika keluar rumah, tangannya menggandeng SITA.

OLINE menyusul jalan di belakang.

 

SITA

Terimakasih banyak ya, Tante.

 

TANTE ERIKA

Kalian rencanakalah liburan ke sini. Kamu jadi nggak sempet ke makam Om? Om sebelahan lho sama Opa..

 

SITA

Maaf banget, Tante, aku cuma bisa ambil cuti dua hari. Biar urusan Oline selesai dulu.

 

TANTE ERIKA

Oke hati-hati kalian.

 

Tante Erika mencium pipi SITA, lalu mencium pipi OLINE.

 

TANTE ERIKA

Senyum! Cantikmu hilang kalau cemberut melulu.

 

OLINE tersenyum menanggapi. OLINE dan SITA menuju mobil.

 

DISSOLVE TO:

 

68.EXT. PEMAKAMAN UMUM,BAGIAN DEPAN – SIANG

Cast: OLINE, SITA, PAK SOPIR

 

Dari POV OLINE di dalam mobil, kita melihat plang nama pemakaman umum.

PAK SOPIR memarkirkan mobil di area tanah kosong depan pemakaman.

 

SITA dan OLINE turun dari mobil. OLINE menyapukan pandangan sekeliling, tampak lengang dan sepi.

 

SITA

Yakin di sini tempatnya?

 

OLINE

Seingatku cuma ini kuburan di sini.

 

OLINE melangkah mendahului SITA.

Wajah Pak Sopir tegang.

 

PAK SOPIR

saya tunggu di sini aja ya, Bu

 

SITA

Iya.

 

SITA mengejar OLINE

CUT TO:

 

69.EXT. PEMAKAMAN UMUM,BAGIAN DALAM – SIANG

Cast: OLINE, SITA, FARIDA

 

OLINE berjalan di depan SITA. POV OLINE yang membaca nama-nama di Nisan Salib dari kayu, yang sebagian besar terlihat sudah lapuk.

Pandangan OLINE terpaku di pohon mahoni raksasa.

 

OLINE

Nah, pohon itu, belakang pohon itu!

 

OLINE bergegas menuju pohon yang ditunjuk.

SITA susah payah mengikuti, menghindari menginjak makam.

 

OLINE merasa sudah yakin dengan tempatnya. Ia membaca plang-plang salib bertuliskan nama yang meninggal.

 

POV OLINE, sampai berhenti pada plang salib yang sudah rusak dimakan rayap, tapi namanya masih bisa terbaca: FRANS KALUMATA

 

Mata OLINE menatap SITA, seolah mengatakan:”ini!”

SITA ikut mendekati makam.

 

Hening. sunyi.

Kita merasakan suasana anyep, melalui suara angin yang membuat daun-daun berguguran di area makam yang luas sejauh mata memandang. Keadaan itu berlangsung cukup lama.

 

Tidak jauh dari OLINE dan SITA berdiri, ada seorang perempuan bangkit berdiri setelah jongkok di depan salah satu makam. Penampilan Perempuan itu terlihat tidak mengurus diri: rambutnya panjang kusut. Baju yang ia kenakan putih kusut tidak diseterika.

 

Perempuan itu mendekati OLINE, memandang OLINE lekat.

 

FARIDA

Oline?

 

OLINE menoleh pada perempuan itu dan seketika mematung.

 

FARIDA

Kau datang, Nak? Mama senang sekali.

 

FARIDA seolah menunggu reaksi OLINE. FARIDA membuka tangan. OLINE tetap diam tak bergeming.

 

FARIDA

Ah, Mama akan pulang duluan, Mama akan minta adikmu mempersiapkan makanan. Temui adikmu, dia rindu padamu!

 

OLINE tetap diam. SITA pasang wajah heran,tidak percaya dengan sikap OLINE yang dingin pada Mama kandungnya.

FARIDA berlalu.

 

SITA

Lin, gimana sih, kok malah diam aja ketemu Mama kandungmu? Kita ngapain jauh-jauh ke sini? Ngomong apa kek, nanya apa kek..

 

OLINE tetap menerawang.

 

SITA

Terus, ngapain sekarang?

 

Wajah OLINE tiba-tiba mengeras, seperti sudah memutuskan sesuatu.

Ia menyapukan pandangan ke sekeliling. Ia melihat ranting pohon yang cukup besar. Ia berjalan ke arah ranting itu, ia ambil, lalu sekuat tenaga memukulkannya ke plang salib makam FRANS berkali-kali hingga patah.

 

OLINE

(Mengumpat)

Tidak ada yang perlu ingat manusia ini pernah hidup!

 

Wajah OLINE masih belum puas, sisa kayu yang tegak di tanah ia injak ke samping berkali-kali, hingga rubuh.

 

 

SITA

Oline!! Gimana sih???

 

SFX: Desau angin, lemah ke menguat. Kemudian terdengar angin berembus kencang.

 

OLINE dan SITA mencari sumber suara.

Kita melihat angin itu menyapu daun-daun kering, menuju ke arah OLINE dan SITA berdiri. Angin itu menerpa wajah Olin dan SITA kuat hingga menyibakkan rambut.

Mendung gelap seketika. OLINE dan SITA saling pandang, lalu mereka buru-buru berlari ke arah mobil parkir.

 

CUT TO:

 

70.EXT/INT. PEMAKAMAN UMUM,BAGIAN DEPAN, MOBIL – SIANG

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar