4. Serangan Hebat
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

43.INT. RUMAH SITA, RUANG TENGAH – SIANG

Cast: OLINE, SITA

 

SITA sudah berpakaian rapi, sudah siap untuk berangkat kerja. Ia sedang melapisi roti dengan mentega untuk sarapan. Pandangannya berkali-kali ke pintu kamar OLINE.

 

SITA

(Berteriak)

Oline ....

(Bergumam)

Tumben-tumbenan nih bocah belum siap, biasanya udah rapi dari subuh.

 

SITA menghentikan urusan rotinya, menuju ke pintu kamar OLINE. Ia ketuk.

 

SITA

Oline ..., nggak kerja?

 

Tidak ada sahutan. SITA buka pintu.

 

SITA

(Kaget)

Lin...?

 

SITA panik, menghambur masuk ke kamar OLINE.

 

CUT TO:

 

44.INT. RUMAH SITA, KAMAR OLINE – SIANG

Cast: OLINE, SITA

 

SITA setengah berlari mendekati OLINE yang tidur di lantai di depan lemari.

 

SITA

Oline!! Kenapa kamu?

 

SITA memukul-mukul pipi OLINE

 

SITA

Lin! Ada apa ini?

 

OLINE tersadar, mulai membuka mata.

Mata SITA terpaku pada laci nakas yang setengah terbuka. Terlihat tube obat tidur.

SITA bangun, mengambil obat itu.

 

SITA

(Marah)

Ini apa? ngapain kamu harus minum obat tidur segala!

 

OLINE menarik badannya, duduk bersandar di lemari.

 

OLINE

(Mulai menangis)

Aku juga nggak ngerti, Kak, sama apa yang terjadi  sama Oline!

 

SITA

(Tegas)

Kakak sudah harus berangkat kerja. Tapi nanti kamu harus cerita!

 

SITA berdiri, keluar kamar.

OLINE berdiri, bergegas.

 

CUT TO:

 

45.EXT. JALANAN DEPAN GEREJA – SIANG

Cast: OLINE, PATER DIONI, Extras

 

OLINE berjalan kaki, menikmati pemandangan untuk menghibur diri. OLINE melewati sebuah bangunan gereja. Ia berhenti dan terpaku cukup lama melihat salib di atap gereja. AnMAUREEN ingin masuk, tapi juga sesuatu menahannya. OLINE tidak sadar ia berdiri di jalan pintu masuk.

 

SFX: Klakson mobil.

 

Mobil sudah di dekat OLINE hendak masuk area gereja.

OLINE kaget, menyingkir ke pinggir.

 

Ada dua orang di mobil.Pengemudi membuka jendela, memberi senyum pada OLINE.

Satpam sudah membuka pagar. Mobil berjalan, masuk ke halaman.

Pengemudinya, PATER DIONI (50 tahun), buru buru keluar mobil dan menghampiri OLINE.

 

PATER DIONI

Sebentar-sebentar ... sepertinya wajahmu tidak asing.

 

OLINE

Pater  Dioni?

 

PATER DIONI

Iya saya Pater Dioni ...

(Masih berpikir)

sebentar, saya ingat sekarang, Paroki Santa Maria Manado, kamu Oline?, betul?

 

OLINE

Pater inget saya?

 

PATER  DIONI

Wajahmu tidak berubah, hanya tambah tinggi saja. Masuk, mau main ke pasturan?

 

OLINE

Terimakasih, Pater.

 

PATER  DIONI

Apa yang terjadi, bagaimana ceritanya? Rame waktu itu, makanya saya masih ingat kamu.

 

OLINE

Maksudnya, Pater?

 

PATER  DIONI

Ya soal berita anak yang hilang. Gimana kabarmu? Baik? ayo masuk, saya sungguh pengen dengar ceritamu.

 

OLINE

Kabar saya baik, Pater. Maaf saya ... sedang mau ke tempat lain

 

PATER  DIONI

(Kecewa)

Oke. Saya tinggal di sini sekarang. Kalau kamu pengen main, pengen cerita, cerita apa saja, saya siap terima ..

(Beat)

Sesungguhnya saya kira, saya memang menunggu kamu.

 

OLINE

Lain kali, Pater?

 

PATER  DIONI

Ya sudah, saya masuk dulu ...

 

OLINE berlalu.

PATER DIONI berjalan menghampiri koleganya yang tadi menungu di dekat mobil, Pater Heru.

Pater Heru

Siapa, Pater?

 

PATER  DIONI

Terjawab sudah. Pater masih ingat tentang cerita saya soal, dua minggu terakhir ini saya merasa sedang dibuntuti kuasa gelap?

 

INSERT:

PATER DIONI sedang berlutut, berdoa rosario di kamarnya.

Pada tembok di belakang PATER DIONI muncul bayangan gelap, berbentuk mahkluk yang meraksasa, seperti hendak menerkam PATER DIONI. Ketika PATER DIONI berbalik dan menatap bayangan itu, bayangan itu hancur menghilang.

 

PATER  DIONI(D’COUNT)

Firasat saya mengatakan, ini ada hubungannya dengan perempuan tadi. Entah bagaimana saya memang memikirkannya. Dia sedang butuh bantuan. Saya harap dia datang lagi.

 

PATER HERU menanggapi dengan senyum.

 

DISSOLVE TO:

 

46. EXT. RUMAH SITA, TERAS – MALAM

Cast: OLINE, KEAN

 

Mobil KEAN berhenti di depan rumah SITA. Setelah keluar mobil, KEAN langsung berjalan ke arah pintu dan mengetuk.

 

OLINE membuka pintu dari dalam. Wajah OLINE seperti tidak suka KEAN datang.

OLINE keluar ke teras.

 

 

KEAN

Nggak suka ya, aku datang? Aku pengen tahu kabarmu. Wajar kan kalau aku kuatir?

 

Oline hanya membalas dengan senyum.

 

 KEAN

Aku nggak tahu kenapa kamu menghindar terus. Telpon nggak diangkat, wa nggak dibales.

(Beat)

Kamu itu kelewat misterius. Kadang nunjukin antusias, kadang seolah lupa kalo kita berhubungan.

Aku sih merasa, aku masih pacaran sama kamu.

 

lagi, Oline hanya membalas dengan senyum.

 

OLINE

Why me?

KEAN

Maksudmu?

 

OLINE

Dengan keadaanmu saat ini, akan mudah bagimu buat cari siapa pun.

Kenapa aku? padahal, kalau kamu tahu ...

 

KEAN

Tahu apa?

 

OLINE

Kalau kamu mau kita selesai, silakan saja.

 

KEAN

Itu kan maumu? Kamu memang mau hubungan kita putus? Tapi kenapa? Gini deh, nggak masalah kalau kita putus, tapi aku perlu tahu kenapa kamu minta kita putus!

 

OLINE menarik napas kuat-kuat sebagai jawaban.

 

KEAN

Kan? Nggak jelas! Omonganmu selalu sepotong-sepotong!

 

OLINE

Yakin, nanti kamu akan menyesal. Aku nggak pantes buat kamu. Mungkin buat siapa pun.

 

KEAN

Jelasin, biar aku ikut memutuskan kamu layak nggak buat aku.

 

OLINE menangis.

 

KEAN diam menunggu, sampai tiba-tiba:

 

Tiba-tiba listrik area rumah itu mati. Gelap. Disusul:

 

FXS: Suara dentuman sangat keras, benda-benda yang jatuh secara bersamaan di dalam rumah.

 

 

CUT TO:

 

47.INT. RUMAH SITA, RUANG TENGAH – MALAM

Cast: OLINE, KEAN, HANTU FRANS, SITA

 

KEAN menyalakan senter hp, masuk ke dalam rumah.

OLINE mengikuti di belakang.

POV KEAN menggunakan senter Hp.Terlihat meja dan bangku ruang makan yang berantakan. Kitcen set terbuka, isinya: gelas/ mug, piring, perabot sudah di lantai dan sebagian pecah.

 

Semua hiasan dinding seputar dapur dan ruang tengah jatuh atau miring.

 

POV senter KEAN yang menyapu melihat situasi. Hingga, di ujung dapur kita melihat ada sepasang kaki dekil pucat, yang kemudian bergegas menuju tempat jemur/ teras belakang.

 

KEAN

Apa itu? Hati-hati, banyak beling ...

 

POV KEAN yang bergerak mendekat ke ruang jemur/ teras belakang. Senter diarahkan ke semua sudut. Kosong.

 

KEAN

(Suara bergetar)

Tadi lihat nggak sih? Ada yang lari ke sini kan? Ada lilin? Atau emergency lamp?

 

OLINE

Lilin mungkin ada di kamar kak Sita.

 

KEAN

Kita ke depan lagi saja dulu .. awas, hati-hati ...

 

OLINE

(Teriak)

Aduh! ...

 

KEAN

Kenapa?

 

POV senter ke kaki OLINE yang berdarah karena terkena pecahan beling piring. Darah menetes banyak.

 

KEAN

Kamu duduk situ!

 

Senter mengarah ke bangku ruang tengah. Di ujung, kamera menangkap gambar kaki pucat tadi. KEAN menegaskan apa yang ia lhat: ada lelaki pucat, menyeringai, menghamburserang OLINE dan KEAN. OLINE dan KEAN berteriak, terjatuh. Hp KEAN terpental.

 

Gelap.

 

Lampu ruang tengah menyala. OLINE duduk tertelungkup di dekat meja dapur, Telapak dan lengan Tangan OLINE penuh luka dan berdarah tergores beling. KEAN mengalami hal yang sama.

 

KEAN meraih Hp yang tadi terpental, menghubungi IBU YULI.

SFX: Nada sambung, lalu panggilan tersambung.

 

IBU YULI(SO)

Haloo...

 

KEAN

Ma, Mama masih ada nomer MBAK AYU? tolong telponin MBAK AYU, minta untuk datang ke alamat yang aku kirim. Sekarang ya, Ma. secepatnya!

 

SITA yang pulang kerja  masuk ke rumah, berdiri memandang dengan mata terbelalak.

 

SITA

(Panik)

Ada gempa?

 

SITA menghampiri OLINE, memapah ke bangku.

 

SITA

Beneran barusan ada gempa? Ada apaan sih ini?

 

OLINE dan KEAN bingung hendak menjelaskan.

 

KEAN

(Bergetar)

Ada hantu, kak, di rumah ini.

 

SITA

Hantu?

 

SITA mengernyit, wajahnya tidak percaya.

 

CUT TO:

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar