Polisi yang Tak Melawan Penjahat
7. Chapter #7
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

62. Int – Rumah Ali – Siang

Ali mengundang banyak wartawan ke rumahnya. Dia memberikan keterangan tentang isu dirinya yang dikaitkan dengan pembunuhan Lintang Fauzi

Ali

Saya mengundang saudara-saudara semua kesini untuk memberitahu jika saya tidak terlibat dalam kasus Lintang Fauzi. Benar bahwa saya dipanggil oleh pihak kepolisian untuk menjadi saksi. Tapi bukan saya pelakunya. Teman-teman tau saya selalu berdebat secara sehat. Menggunakan otak, bukan otot. Jadi tidak mungkin saya melakukan tindakan bodoh, membunuh sahabat saya sendiri. Saya juga sangat kecewa pada kepolisian yang bisa-bisanya menyebar info tentang saksi dan entah siapa yang pelintir sehingga saya dianggap sebagai pembunuh Lintang Fauzi. Saya akan tuntut timsus kasus ini atas pencemaran nama baik. Sekian pernyataan saya

cut to

63. Ext – Parkiran Kantor Polisi – Siang

Jason datang ke kantor polisi, dia bersama pengacaranya turun dari mobil dan dikerubuti wartawan

Jason

Sejak pagi, telpon saya gak berhenti bunyi. Rumah saya didatengin banyak wartawan. Saham perusahaan saya amblas. Saya saksi dalam kasus ini lantaran saya sempat bertemu dengan Lintang Fauzi di mall tersebut, tapi bukan berarti saya pelakunya. Polisi aja gak becus nanganin kasus ini. Saya yakin sampai kapan juga pelakunya gak bakal ketangkep!

Wartawan

Maksud pak Jason ke kantor polisi untuk apa pak?

Jason

Saya bawa kuasa hukum dan hendak menuntut atas pencemaran nama baik saya

cut to

64. Int – Ruang Rapat – Siang

Seorang polisi masuk dan tiba-tiba menyodorkan ponsel kepada Anton. Anton tidak tau kalau telpon itu dari istri sahnya Lintang

Anton

Halo

Istri Lintang

Halo, benar ini Inspektur Anton!

Anton

Iya benar, ini siapa ya?

Istri Lintang

Anda tahu kalau anda dan tim anda sudah menyakiti hati keluarga besar Lintang Fauzi!?

Anton

Maaf saya gak ngerti, anda siapa?

Istri Lintang

Saya istri Lintang Fauzi dan sampai detik ini saya masih berduka atas meninggalnya suami saya! Sekarang saya malah dapat kabar kalau terduga pelakunya selingkuhan suami saya! Fitnah apa ini

Anton

Ibu tenang bu

Istri Lintang

Tenang? Bagaimana saya bisa tenang, belum seminggu suami saya meninggal dibunuh! dan belum tau pelakunya siapa. Sekarang suami saya difitnah punya selingkuhan. Anda bilang tenang?

Anton

Bu, saya jelaskan dulu ya

Lintang Fauzi

Gak usah! Saya gak perlu penjelasan. Saya hanya minta anda sebagai perwakilan timsus meminta maaf atas kejadian ini. Terimaksih. selamat siang!

Anton tercenung, kemudian memanggil stafnya

Anton

Lia! Tolong kumpulkan wartawan didepan, saya mau bicara

Lia

Siap pak

Cut To

66. Ext – Halaman Kantor Polisi - Siang

Wartawan menunggu Anton diteras, tak lama Anton keluar, tiap wartaan sibuk menyampaikan pertanyaanya masing-masing. Anton tak menjawab

Anton

Saya tidak akan menjawab pertanyaan. Saya hanya akan bicara, hal yang memang harus diketahui publik saat ini. Pertama saya meminta maaf kepada para saksi atas bocornya informasi. Saya dan tim tengah menyelidiki siapa yang membocorkan informasi tersebut. Kedua saya atas nama pribadi bertanggung jawab atas kebocoran tersebut. Saya harap tolong layangkan tuntutan itu pada saya. Ketiga soal pelaku,kami masih mendalami. Tapi saya mau bilang kalau kasus ini tengah mengarah ke jalur yang benar.Saya ibaratkan kasus ini sebagai puzzle, maka kami hanya butuh satu keping lagi untuk menyelesaikan permainan. Jadi mohon doakan supaya kami segera mendapatkan kepingan terakhir. Satu lagi, soal dugaan perselingkuhan Almarhum dengan salah satu saksi, saya tidak mau berkomentar. Karena itu bukan ranah saya. Terimakasih.

Anton pergi tanpa mengucap satu kata pun. Meninggalkan wartawan yang masih berkerumun

Cut To

67. Int – Kantin – Sore

Anton merokok di kantin, segelas kopi dihadapannya. ia membuka whatsap dan mengetikan chat pada Widya bahwa dia tak akan pulang sore itu. Anton akan menginap di kantor

Tak lama telepon berdering, dari papahnya. Tidak Anton angkat. Ridwan datang menghampiri dia

Ridwan

Wiiih singa podium lagi ngopi, minta ya?

Ridwan langsung menyeruput kopi

Anton

Apa sih lu, singa podium?

Ridwan

Iya udah berapa kali lu memukau didepan wartawan, menyihir publik. Lu udah tau belum? Sekarang lu banyak fansnya, nih

Ridwan memerhatikan akun instagram Anton Fansclub.

Ridwan

Gila kan? Mereka ini pada belain lu di Instagram, adu bacot sama akun-akun buzzer

Anton

Buzzer?

Ridwan

Iya, semenjak kasus ini rame, banyak banget yang mencak-mencak di akun resmi kita. keliatannya sih buzzer

Anton

Ujang nih pasti

Ridwan

Ujang? Kenapa si Ujang?

Anton

Gak tau deh wan

Ridwan

Kok ga tau? kenapa emang kasusnya? katanya tinggal kepingan terakhir

Anton

Justru itu yang paling susah, mentok wan

Ridwan

Puter balik!

Anton

Gue lagi serius ah

Ridwan

Gue juga serius ton,lu puter balik. Lu coba bayangin sebagai pelakunya apa yang bakal lu lakuin? kabur kemana, buang barang bukti apa dibawa. Lu datangin lagi TKP nya, perhatiin lebih detail. Bukan ngopi disini

Anton

Lu bener, gue harus cek lagi TKP nya.

Ridwan

Nah! eh ngomong-ngomong si Feronika itu simpenanya Lintang?

Anton

Gue jotos lu ya nanya gitu, tadi siang gue ditelpon sama istrinya, katanya gue nyebar fitnah. Lah orang fakta. Orang bener dia selingkuh. Lagian bukan gue atau tim gue yang sebar. Wartawan aja tuh dapet bocoran. Tau deh dari siapa

Ridwan

Pasti dari anggota yang gak ngerti SOP atau...

Anton

Atau anggota yang emang pengen gue gagal selesain kasus ini?

Ridwan dan Anton

Guntur?

Anton

Fak! kalau emang dia yang bocorin gue tembak idungnya!

Ridwan

Tenang, fokus aja sama kasusnya bro. Kalem

Eris melintasi kantin

Anton

Eh ris, sini sini

Eris mendekat

Anton

Ngapain lu kesini?

Eris duduk didepan Anton disamping Ridwan

Eris

mau ke dr Winda mau kasih obat katanya

Anton

Eh ini kenalin sohib gw Ridwan, wan ini Eris saksi kunci kasus ini

Keduanya berjabat tangan, Anton dan Eris ngobrol, Ridwan hanya memerhatikan Eris

Anton

Kenapa lu wan? diem mulu?

Ridwan

Ah enggak, ga papa, gue ke situ bentar ya

Ridwan meninggalkan Eris dan Anton, pergi ke balik dapur kantin. Anton dan Eris lanjut berbincang. Ridwan kembali lagi dengan membawa sepiring mangga yang belum di kupas. dengan dua buah pisau. Satu ukuran besar, satu ukuran kecil

Anton

Apaan nih? mau ngerujak lu?

Ridwan

Enggak haha, ris lu tau gak, Anton ini seneng banget sama mangga. Lu kan udah di bantu nih sama Anton, sebagai bentuk terimakasih, potongin buah mangganya dong buat calon Komandan kita

Anton

Lebay banget sih lu

Eris

haha ga papa ga papa, tapi ini kenapa pisaunya dua?

Ridwan

abisnya gue ga ngerti pakai pisau yang mana, kalau gak kepake, disingkirin aja Ris

Erispun menyingkirkan pisau yang besar dan memilih pisau yang kecil kemudian mengupas mangga dengan pisau yang kecil, Ridwan mengambil pisau yang besar dengan menggenggam dibagian matanya bukan di bagian gagangnya, Anton agak heran dengan perlakuan itu, sementara Eris gak merhatikan. Ridwan kemudian kembali ke kantin tak lama balik lagi ke meja

Eris

nih bang kelar. cepet kan?

Ridwan

Wih cepet banget, lu kalau lupain kenangan mantan juga secepat itu ris?

Eris

Hahaha enggak lah bang, susah kalau itu mah

Anton dan Ridwan Terbahak, tanpa sengaja mangga yang dimakan Anton jatuh, dan menodai kemejannya

Ridwan

Nah gitu dong komandan, ceria! Tapi ati-ati juga, masa makan mangga aja same jatoh. Eh iya gue kayanya duluan ya, baru inget ada yang belum kelar gue kerjain. Pak Komandan, jangan lupa. ‘Puter Balik’

Anton

Siap

Ridwan pergi meninggalkan Eris dan Anton

Anton

Ris abis ini gue mau ke TKP, lu ikut ya

Eris

Oh oke kalau gitu bang

cut to

68. Int - TKP – Malam

Anton dan Eris sampai pada parkiran rooftop, masih ada police line yang membentang. Sudah tidak ada polisi yang bertugas disana. Anton berjalan ke dekat lokasi ditemukannya mayat. Eris hanya berdiam sambil main instagram dipojokan lain

Anton mengamati sekitar, melihat seberapa tinggi rooftop ini untuk diloncati, berpikir lalu melihat eris yang masih asik dengan gadgetnya

Anton

Lu se addict itu ya sama gadget?

Eris

Udah kebiasaan bang, kadang gak ada pemberitahuan aja tetep ngecek instagram

Anton

Dasar milenial

Eris berbalik, menatap gedung-gedung di kejauhan, menatap toko-toko yang berderet didekat mall

Anton

Itu tokonya Ujang, salah satu saksi yang kemaren lu bilang mendadak cabut pas orang-orang ramai naik keatassini

Eris

Jualan sendal ya?

Anton

Iya

Eris

Perasaan bulan lalu saya lewat disebelah toko sendal itu warung bakso deh, kok sekarang jadi warteg ya. Cepet amat bangkrutnya

Anton

Lu pernah makan disana

Eris

Enggak, lewat doang

Anton

Ohh, sering?

Eris

Jarang lah bang, daerah sinikan lumayan jauh dari rumah gue.

Anton

Terus warung bakso?

Eris

Ya seinget gue emang...

Anton menatap Eris dengan serius, Eris menatap Anton dengan ketakutan

Eris

Sumpah bang gue gak tau kenapa gue inget soal warung bakso itu. Tiba tiba inget aja di kepala. Gue kan gak bisa ngontrol mana yang tiba-tiba gue inget mana yang..

Anton

Udah ris udah, gue gak mau dengerin penjelasan lu

Eris

Tapi bang

Anton

Lu pulang aja deh ris kayanya, gue pengen sendiri. pikiran gue lagi gak mau disetir

Eris kikuk, wajahnya panik setengah mampus, Eris kemudian bergegas turun.

Anton menyalakan rokok dengan wajah penuh kekesalan, kemudian berjalan dekat tempat penusukan, menaruh tangannya didagu, dia berpikir, kemudian dia melihat ke sekitar. Lalu dia melihat kemejanya yang terdapat noda bekas mangga. Lalu ia seperti teringat sesuatu, Anton membuka Hp lalu menelpon roy

Anton

Halo roy, kayanya ada sesuatu yang kita lewatin deh

69. Begin Montage – Various Location

A. Kepolisian ke rumah Jason, jason dengan wajah panik sempat menolak, namun kembali dengan memberikan setelan jas dan celana pada polisi

B. Rumah Ali Zainudin didatangi polisi, polisi meminta dia untuk memberikan pakaian yang dipakai ketika waktu pembunuhan, ali dengan santai memberikannya

C.polisi ke rumah Ujang dengan wajah super tegang ujang memberi pakaiannya ke polisi

End Montage

70. int – Ruang rapat – siang hari

Polisi masing-masing menaruh tiga keranjang pakaian para terduga tersangka. Hanya pakaian fero yang tidak ada.

Anton

Ko Cuma tiga?

Roy

Fero menolak pak

Anton

Kenapa?

Roy

Dia bilang pakaiannya hilang

Anton

Hilang? sudah kalian geledah?

Roy

Sudah dan memang tidak ada

Anton

Yasudah, kita cari tau dari tiga pakaian ini, kalau tidak ada bekas darah dipakaian ini. Maka kita sudah tau pelakunya siapa?

Roy

Siap ndan!

Para polisi membubarkan diri

Anton

Roy, saya ada perlu bicara sama kamu

Roy mendekat, Anton berbisik

Anton

Jujur saya cukup mentok sama kasus ini, harapan kita cuma satu. Kalau sampai dari baju ketiga orang ini tidak ditemukan darah, satu-satunya kemungkinan adalah Fero. Saya mau kamu sisir lebih luas lagi di TKP, saya mau barangbuktinya ketemu. Bisa?

Roy

Baik pak, akan saya cari barangbuktinya

Anton

Tolong ya roy

Roy

Siap pak

71. Int – Kantin – Siang

Anton tengah menyantap makanannya sendiri, suasana kantin tidak terlalu ramai. dr Winda tiba-tiba datang dengan makanan di nampan

Winda

Eh komandan, ikut duduk disini ya

Anton

Kirain siapa, duduk wind

Winda duduk dan meminum teh manis

Winda

Aduh pak komandan kok masih aja ditekuk mukanya, masih mentok kasusnya?

Anton

Sebetulnya ada titik terang sih wind, cuma barang buktinya belum ketemu

Winda

Tenang, kebenaran, mau ditutup kaya gimana juga pasti terungkap

Anton

Kamu udah jadi dokter aja, gausah sok-sokan mau jadi polisilah hahah

Winda

Hahaha sialan, jadi udah berapa lama ga pulang?

Anton

Ko tau aku belum pulang?

Winda

Soalnya bang anton ga ganti-ganti baju haha

Anton

Hahaha ketauan, eh CT Scan gimana?

Winda

Belum bang, ada masalah sedikit jadi kayanya agak mundur, ya Lusa paling bang

Anton

Oh gitu, menurut kamu Eris beneran pelupa ga? aku ko aneh ya

Winda

Hah? aneh kenapa?

Anton

Ya aneh aja, kemarin tiba-tiba dia cerita kalau bulan lalu dia inget sama warung bakso yang buka di depan mall. Itu kejadiannya bulan lalu loh ko dia inget? padahal dia jarang banget lewat situ

Winda

Ya karena dia notice, kalau dia notice sama sesuatu, ya diingatan lebih melekat. Beda sama kejadian kemarin. Dia kan emang gak notice, jadi ya pasti lupa. Sekarang aku tanya, tadi pagi shalat subuh baca surat pendeknya apa?

Anton

Al ikhlas

Winda

Ah itu mah bang anton gak pernah ganti surat kalau solat

Anton tertawa

Winda

tapi bener bang, warung bakso itu karena dia notice aja

Anton

Kalau aku jadi dia, ketemu Anggota DPR yang paling heboh kalau udah debat di tv, pasti langsung notice. gak mungkin gak ada orang yang gak kenal Ali Zainudin. Tapi masa dia lupa?

Winda

Dan dia baru inget setelah aku kasih obat kan?

Anton

Iya sih

Winda

Nah! Mungkin emang ada masalah di ingatannya. Pokoknya semua bakal ketauan nanti di hasil pemeriksaan bang. Semangat!

Anton

Ya, moga-moga

Winda

Terus, soal yang pada laporin bang anton gimana?

Anton

Udah jadi resiko win, aku ketua timsus ini.

Winda

Kadang masalah itu bakal cepet selesai kalau dihadapi ya bang? bukan dihindari

Anton

Tadi sok-sokan jadi polisi, sekarang sok-sokan jadi motivator

Anton dan Winda tertawa, lalu sama-sama saling menatap. Kemudian saling akward

Winda

Bang, aku balik ke ruangan ya

Anton

Oh iya, oke..

Cut to

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar