62. Int – Rumah Ali – Siang
Ali mengundang banyak wartawan ke rumahnya. Dia memberikan keterangan tentang isu dirinya yang dikaitkan dengan pembunuhan Lintang Fauzi
Ali
Saya mengundang saudara-saudara semua kesini untuk memberitahu jika saya tidak terlibat dalam kasus Lintang Fauzi. Benar bahwa saya dipanggil oleh pihak kepolisian untuk menjadi saksi. Tapi bukan saya pelakunya. Teman-teman tau saya selalu berdebat secara sehat. Menggunakan otak, bukan otot. Jadi tidak mungkin saya melakukan tindakan bodoh, membunuh sahabat saya sendiri. Saya juga sangat kecewa pada kepolisian yang bisa-bisanya menyebar info tentang saksi dan entah siapa yang pelintir sehingga saya dianggap sebagai pembunuh Lintang Fauzi. Saya akan tuntut timsus kasus ini atas pencemaran nama baik. Sekian pernyataan saya
cut to
63. Ext – Parkiran Kantor Polisi – Siang
Jason datang ke kantor polisi, dia bersama pengacaranya turun dari mobil dan dikerubuti wartawan
Jason
Sejak pagi, telpon saya gak berhenti bunyi. Rumah saya didatengin banyak wartawan. Saham perusahaan saya amblas. Saya saksi dalam kasus ini lantaran saya sempat bertemu dengan Lintang Fauzi di mall tersebut, tapi bukan berarti saya pelakunya. Polisi aja gak becus nanganin kasus ini. Saya yakin sampai kapan juga pelakunya gak bakal ketangkep!
Wartawan
Maksud pak Jason ke kantor polisi untuk apa pak?
Jason
Saya bawa kuasa hukum dan hendak menuntut atas pencemaran nama baik saya
cut to
64. Int – Ruang Rapat – Siang
Seorang polisi masuk dan tiba-tiba menyodorkan ponsel kepada Anton. Anton tidak tau kalau telpon itu dari istri sahnya Lintang
Anton
Halo
Istri Lintang
Halo, benar ini Inspektur Anton!
Anton
Iya benar, ini siapa ya?
Istri Lintang
Anda tahu kalau anda dan tim anda sudah menyakiti hati keluarga besar Lintang Fauzi!?
Anton
Maaf saya gak ngerti, anda siapa?
Istri Lintang
Saya istri Lintang Fauzi dan sampai detik ini saya masih berduka atas meninggalnya suami saya! Sekarang saya malah dapat kabar kalau terduga pelakunya selingkuhan suami saya! Fitnah apa ini
Anton
Ibu tenang bu
Istri Lintang
Tenang? Bagaimana saya bisa tenang, belum seminggu suami saya meninggal dibunuh! dan belum tau pelakunya siapa. Sekarang suami saya difitnah punya selingkuhan. Anda bilang tenang?
Anton
Bu, saya jelaskan dulu ya
Lintang Fauzi
Gak usah! Saya gak perlu penjelasan. Saya hanya minta anda sebagai perwakilan timsus meminta maaf atas kejadian ini. Terimaksih. selamat siang!
Anton tercenung, kemudian memanggil stafnya
Anton
Lia! Tolong kumpulkan wartawan didepan, saya mau bicara
Lia
Siap pak
Cut To
66. Ext – Halaman Kantor Polisi - Siang
Wartawan menunggu Anton diteras, tak lama Anton keluar, tiap wartaan sibuk menyampaikan pertanyaanya masing-masing. Anton tak menjawab
Anton
Saya tidak akan menjawab pertanyaan. Saya hanya akan bicara, hal yang memang harus diketahui publik saat ini. Pertama saya meminta maaf kepada para saksi atas bocornya informasi. Saya dan tim tengah menyelidiki siapa yang membocorkan informasi tersebut. Kedua saya atas nama pribadi bertanggung jawab atas kebocoran tersebut. Saya harap tolong layangkan tuntutan itu pada saya. Ketiga soal pelaku,kami masih mendalami. Tapi saya mau bilang kalau kasus ini tengah mengarah ke jalur yang benar.Saya ibaratkan kasus ini sebagai puzzle, maka kami hanya butuh satu keping lagi untuk menyelesaikan permainan. Jadi mohon doakan supaya kami segera mendapatkan kepingan terakhir. Satu lagi, soal dugaan perselingkuhan Almarhum dengan salah satu saksi, saya tidak mau berkomentar. Karena itu bukan ranah saya. Terimakasih.
Anton pergi tanpa mengucap satu kata pun. Meninggalkan wartawan yang masih berkerumun
Cut To
67. Int – Kantin – Sore
Anton merokok di kantin, segelas kopi dihadapannya. ia membuka whatsap dan mengetikan chat pada Widya bahwa dia tak akan pulang sore itu. Anton akan menginap di kantor
Tak lama telepon berdering, dari papahnya. Tidak Anton angkat. Ridwan datang menghampiri dia
Ridwan
Wiiih singa podium lagi ngopi, minta ya?
Ridwan langsung menyeruput kopi
Anton
Apa sih lu, singa podium?
Ridwan
Iya udah berapa kali lu memukau didepan wartawan, menyihir publik. Lu udah tau belum? Sekarang lu banyak fansnya, nih
Ridwan memerhatikan akun instagram Anton Fansclub.
Ridwan
Gila kan? Mereka ini pada belain lu di Instagram, adu bacot sama akun-akun buzzer
Anton
Buzzer?
Ridwan
Iya, semenjak kasus ini rame, banyak banget yang mencak-mencak di akun resmi kita. keliatannya sih buzzer
Anton
Ujang nih pasti
Ridwan
Ujang? Kenapa si Ujang?
Anton
Gak tau deh wan
Ridwan
Kok ga tau? kenapa emang kasusnya? katanya tinggal kepingan terakhir
Anton
Justru itu yang paling susah, mentok wan
Ridwan
Puter balik!
Anton
Gue lagi serius ah
Ridwan
Gue juga serius ton,lu puter balik. Lu coba bayangin sebagai pelakunya apa yang bakal lu lakuin? kabur kemana, buang barang bukti apa dibawa. Lu datangin lagi TKP nya, perhatiin lebih detail. Bukan ngopi disini
Anton
Lu bener, gue harus cek lagi TKP nya.
Ridwan
Nah! eh ngomong-ngomong si Feronika itu simpenanya Lintang?
Anton
Gue jotos lu ya nanya gitu, tadi siang gue ditelpon sama istrinya, katanya gue nyebar fitnah. Lah orang fakta. Orang bener dia selingkuh. Lagian bukan gue atau tim gue yang sebar. Wartawan aja tuh dapet bocoran. Tau deh dari siapa
Ridwan
Pasti dari anggota yang gak ngerti SOP atau...
Anton
Atau anggota yang emang pengen gue gagal selesain kasus ini?
Ridwan dan Anton
Guntur?
Anton
Fak! kalau emang dia yang bocorin gue tembak idungnya!
Ridwan
Tenang, fokus aja sama kasusnya bro. Kalem
Eris melintasi kantin
Anton
Eh ris, sini sini
Eris mendekat
Anton
Ngapain lu kesini?
Eris duduk didepan Anton disamping Ridwan
Eris
mau ke dr Winda mau kasih obat katanya
Anton
Eh ini kenalin sohib gw Ridwan, wan ini Eris saksi kunci kasus ini
Keduanya berjabat tangan, Anton dan Eris ngobrol, Ridwan hanya memerhatikan Eris
Anton
Kenapa lu wan? diem mulu?
Ridwan
Ah enggak, ga papa, gue ke situ bentar ya
Ridwan meninggalkan Eris dan Anton, pergi ke balik dapur kantin. Anton dan Eris lanjut berbincang. Ridwan kembali lagi dengan membawa sepiring mangga yang belum di kupas. dengan dua buah pisau. Satu ukuran besar, satu ukuran kecil
Anton
Apaan nih? mau ngerujak lu?
Ridwan
Enggak haha, ris lu tau gak, Anton ini seneng banget sama mangga. Lu kan udah di bantu nih sama Anton, sebagai bentuk terimakasih, potongin buah mangganya dong buat calon Komandan kita
Anton
Lebay banget sih lu
Eris
haha ga papa ga papa, tapi ini kenapa pisaunya dua?
Ridwan
abisnya gue ga ngerti pakai pisau yang mana, kalau gak kepake, disingkirin aja Ris
Erispun menyingkirkan pisau yang besar dan memilih pisau yang kecil kemudian mengupas mangga dengan pisau yang kecil, Ridwan mengambil pisau yang besar dengan menggenggam dibagian matanya bukan di bagian gagangnya, Anton agak heran dengan perlakuan itu, sementara Eris gak merhatikan. Ridwan kemudian kembali ke kantin tak lama balik lagi ke meja
Eris
nih bang kelar. cepet kan?
Ridwan
Wih cepet banget, lu kalau lupain kenangan mantan juga secepat itu ris?
Eris
Hahaha enggak lah bang, susah kalau itu mah
Anton dan Ridwan Terbahak, tanpa sengaja mangga yang dimakan Anton jatuh, dan menodai kemejannya
Ridwan
Nah gitu dong komandan, ceria! Tapi ati-ati juga, masa makan mangga aja same jatoh. Eh iya gue kayanya duluan ya, baru inget ada yang belum kelar gue kerjain. Pak Komandan, jangan lupa. ‘Puter Balik’
Anton
Siap
Ridwan pergi meninggalkan Eris dan Anton
Anton
Ris abis ini gue mau ke TKP, lu ikut ya
Eris
Oh oke kalau gitu bang
cut to
68. Int - TKP – Malam
Anton dan Eris sampai pada parkiran rooftop, masih ada police line yang membentang. Sudah tidak ada polisi yang bertugas disana. Anton berjalan ke dekat lokasi ditemukannya mayat. Eris hanya berdiam sambil main instagram dipojokan lain
Anton mengamati sekitar, melihat seberapa tinggi rooftop ini untuk diloncati, berpikir lalu melihat eris yang masih asik dengan gadgetnya
Anton
Lu se addict itu ya sama gadget?
Eris
Udah kebiasaan bang, kadang gak ada pemberitahuan aja tetep ngecek instagram
Anton
Dasar milenial
Eris berbalik, menatap gedung-gedung di kejauhan, menatap toko-toko yang berderet didekat mall
Anton
Itu tokonya Ujang, salah satu saksi yang kemaren lu bilang mendadak cabut pas orang-orang ramai naik keatassini
Eris
Jualan sendal ya?
Anton
Iya
Eris
Perasaan bulan lalu saya lewat disebelah toko sendal itu warung bakso deh, kok sekarang jadi warteg ya. Cepet amat bangkrutnya
Anton
Lu pernah makan disana
Eris
Enggak, lewat doang
Anton
Ohh, sering?
Eris
Jarang lah bang, daerah sinikan lumayan jauh dari rumah gue.
Anton
Terus warung bakso?
Eris
Ya seinget gue emang...
Anton menatap Eris dengan serius, Eris menatap Anton dengan ketakutan
Eris
Sumpah bang gue gak tau kenapa gue inget soal warung bakso itu. Tiba tiba inget aja di kepala. Gue kan gak bisa ngontrol mana yang tiba-tiba gue inget mana yang..
Anton
Udah ris udah, gue gak mau dengerin penjelasan lu
Eris
Tapi bang
Anton
Lu pulang aja deh ris kayanya, gue pengen sendiri. pikiran gue lagi gak mau disetir
Eris kikuk, wajahnya panik setengah mampus, Eris kemudian bergegas turun.
Anton menyalakan rokok dengan wajah penuh kekesalan, kemudian berjalan dekat tempat penusukan, menaruh tangannya didagu, dia berpikir, kemudian dia melihat ke sekitar. Lalu dia melihat kemejanya yang terdapat noda bekas mangga. Lalu ia seperti teringat sesuatu, Anton membuka Hp lalu menelpon roy
Anton
Halo roy, kayanya ada sesuatu yang kita lewatin deh
69. Begin Montage – Various Location
A. Kepolisian ke rumah Jason, jason dengan wajah panik sempat menolak, namun kembali dengan memberikan setelan jas dan celana pada polisi
B. Rumah Ali Zainudin didatangi polisi, polisi meminta dia untuk memberikan pakaian yang dipakai ketika waktu pembunuhan, ali dengan santai memberikannya
C.polisi ke rumah Ujang dengan wajah super tegang ujang memberi pakaiannya ke polisi
End Montage
70. int – Ruang rapat – siang hari
Polisi masing-masing menaruh tiga keranjang pakaian para terduga tersangka. Hanya pakaian fero yang tidak ada.
Anton
Ko Cuma tiga?
Roy
Fero menolak pak
Anton
Kenapa?
Roy
Dia bilang pakaiannya hilang
Anton
Hilang? sudah kalian geledah?
Roy
Sudah dan memang tidak ada
Anton
Yasudah, kita cari tau dari tiga pakaian ini, kalau tidak ada bekas darah dipakaian ini. Maka kita sudah tau pelakunya siapa?
Roy
Siap ndan!
Para polisi membubarkan diri
Anton
Roy, saya ada perlu bicara sama kamu
Roy mendekat, Anton berbisik
Anton
Jujur saya cukup mentok sama kasus ini, harapan kita cuma satu. Kalau sampai dari baju ketiga orang ini tidak ditemukan darah, satu-satunya kemungkinan adalah Fero. Saya mau kamu sisir lebih luas lagi di TKP, saya mau barangbuktinya ketemu. Bisa?
Roy
Baik pak, akan saya cari barangbuktinya
Anton
Tolong ya roy
Roy
Siap pak
71. Int – Kantin – Siang
Anton tengah menyantap makanannya sendiri, suasana kantin tidak terlalu ramai. dr Winda tiba-tiba datang dengan makanan di nampan
Winda
Eh komandan, ikut duduk disini ya
Anton
Kirain siapa, duduk wind
Winda duduk dan meminum teh manis
Winda
Aduh pak komandan kok masih aja ditekuk mukanya, masih mentok kasusnya?
Anton
Sebetulnya ada titik terang sih wind, cuma barang buktinya belum ketemu
Winda
Tenang, kebenaran, mau ditutup kaya gimana juga pasti terungkap
Anton
Kamu udah jadi dokter aja, gausah sok-sokan mau jadi polisilah hahah
Winda
Hahaha sialan, jadi udah berapa lama ga pulang?
Anton
Ko tau aku belum pulang?
Winda
Soalnya bang anton ga ganti-ganti baju haha
Anton
Hahaha ketauan, eh CT Scan gimana?
Winda
Belum bang, ada masalah sedikit jadi kayanya agak mundur, ya Lusa paling bang
Anton
Oh gitu, menurut kamu Eris beneran pelupa ga? aku ko aneh ya
Winda
Hah? aneh kenapa?
Anton
Ya aneh aja, kemarin tiba-tiba dia cerita kalau bulan lalu dia inget sama warung bakso yang buka di depan mall. Itu kejadiannya bulan lalu loh ko dia inget? padahal dia jarang banget lewat situ
Winda
Ya karena dia notice, kalau dia notice sama sesuatu, ya diingatan lebih melekat. Beda sama kejadian kemarin. Dia kan emang gak notice, jadi ya pasti lupa. Sekarang aku tanya, tadi pagi shalat subuh baca surat pendeknya apa?
Anton
Al ikhlas
Winda
Ah itu mah bang anton gak pernah ganti surat kalau solat
Anton tertawa
Winda
tapi bener bang, warung bakso itu karena dia notice aja
Anton
Kalau aku jadi dia, ketemu Anggota DPR yang paling heboh kalau udah debat di tv, pasti langsung notice. gak mungkin gak ada orang yang gak kenal Ali Zainudin. Tapi masa dia lupa?
Winda
Dan dia baru inget setelah aku kasih obat kan?
Anton
Iya sih
Winda
Nah! Mungkin emang ada masalah di ingatannya. Pokoknya semua bakal ketauan nanti di hasil pemeriksaan bang. Semangat!
Anton
Ya, moga-moga
Winda
Terus, soal yang pada laporin bang anton gimana?
Anton
Udah jadi resiko win, aku ketua timsus ini.
Winda
Kadang masalah itu bakal cepet selesai kalau dihadapi ya bang? bukan dihindari
Anton
Tadi sok-sokan jadi polisi, sekarang sok-sokan jadi motivator
Anton dan Winda tertawa, lalu sama-sama saling menatap. Kemudian saling akward
Winda
Bang, aku balik ke ruangan ya
Anton
Oh iya, oke..
Cut to