Polisi yang Tak Melawan Penjahat
6. Chapter #6
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

53. Int - Lorong kantor polisi – petang

Sembari membuka jaket, Roy menghampiri Anton,

Roy

Gimana pak, apa sudah ada titik terang?

Anton

Hanya titik dan masih redup

Anton berhenti berjalan. Roy pun ikut berhenti

Anton

Gue minta lu baca semua pernyataan orang-orang yang tadi gue introgasi. Lu cari alibi mereka, cocokin sama jawaban-jawaban mereka. 24 jam maksimal. Gue gak bisa nunggu lama

Roy

Baik pak laksanakan

Anton dan roy lanjut jalan, ketika berbelok menuju teras, didepan, wartawan sudah menunggu mereka. Menanti pernyataan dari Anton. Wajah cemas Anton kemudian dia ubah jadi yakin

cut to

54. Int - Depan kantor polisi - petang

Anton berdiri dihadapan para wartawan banyak kamera mengarah pada dia, Anton diserbu perntanyaan

Wartawan 1

Bagaimana kelanjutan kasus Lintang Fauzi pak?

Wartawan 2

Apa sudah ditemukan barang bukti yang terkait dengan pelaku?

Anton tersenyum

Anton

Kasus masih kita tangani dengan baik dan saat ini sedang menuju trend yang positif. Ada beberapa temuan yang kita dapati dan itu sebuah kemajuan untuk kasus ini

Wartawan 1

Kemajuan apa itu pak?

Anton

Kami sudah mengantongi beberapa nama yang disinyalir pelakunya?

Wartawan 2

Waktu anda tinggal 10 haril lagi, apa anda yakin kasus ini akan terpecahkan?

Anton

Biarkan kami bekerja semaksimal mungkin. Jika bukti sudah ditemukan dan ada benang merah dengan salah satu nama yang tengah kita selidiki. Jangankan 10 hari. Lusa sudah akan saya umumkan

Wartawan 3

Boleh dibocorkan siapa saja nama-nama itu pak?

Wartawan 4

Ada berapa nama yang tengah diselidiki polisi?

Anton

Ada beberapa nama, yang jelas saya kerja keras untuk kasus ini. Saya terpukul dengan wafatnya Lintang Fauzi. Maka, saya akan tangkap pelakunya

Anton kemudian berjalan meninggalkan wartawan yang terus menanyainya. Anton lantas masuk kedalam mobil yang dia parkir tak jauh dari teras kantor polisi.

Cut to

55. Int – Mobil Anton - Petang

Di dalam mobil, ponsel Anton berdering, dari papahnya

Papah Anton

Halo

Anton

Iya pah halo

Papah Anton

Lagi dimana kamu?

Anton

Masih di kantor pah, ini mau pulang

Papah Anton

Kamu sudah tau pelakunya siapa?

Anton

Belum pah

Papah Anton

Ada berapa saksi?

Anton

Ada satu saksi kunci pah

Papah Anton

Cctv bagaimana?

Anton

Mati total pah. CCTV yang mengarah ke TKP mati semua

Papah Anton

Tanpa CCTV, barang bukti belum ketemu, terus kamu cuma ngandalin satu saksi? Dan dengan gagahnya kamu bilang di televisi akan seret pelakunya dalam waktu dua minggu? GOBLOK KAMU! Kamu sama saja sedang bunuh diri! Ini bukan permainan. Ini kasus besar yang disorot satu Indonesia dan bisa-bisanya kamu asal ngomong hanya karena ingin terlihat keren?

Anton

Bu, bukan begitu pah. Anton Cuma..

Papah Anton

Denger ya. Tangkap pelakunya, jangan bikin malu papah!

Telpon mati. Anton kesel dengan pernyataan ayahnya. Diapun memukul-mukul stir

Cut to

 

56. Int- Rumah Eris – Malam

Ibunya Eris sedang mengaduk adonan. Televisi menyajikan berita tentang kasus pembunuhan Lintang Fauzi dan memutar rekaman wawancaara Anton didepan kantor polisi.

Ibunya Eris

Ris! Eriss!

Eris keluar dari kamar.

Eris

Apa sih bu manggil-manggil

Ibunya Eris

Ini di tv Pak Anton bilang dia udah punya beberapa nama pembunuhnya. Kamu tau?

Eris

Oh itu, iya abis minum obat itu, paginya Eris inget beberapa orang yang Eris temuin deket TKP. Makanya tadi pagi sebelum lupa, Eris langsung sampein ke kantor polisi. Mungkin orang-orangnya udah di proses

Ibunya Eris

Alhamdulillah, berarti sekarang kamu udah bebas dari kasus itu?

Eris

Belun, gak tau aku bu. Kalau suruh datang ya datang. Aku juga masih harus tes CT Scan. Buktiin kalau aku beneran pelupa atau pura-pura lupa

Mbak Tina datang dari belakang, bawa beberapa sayuran untuk dicampurkan ke adonan ibu

Mbak Tina

Ya asal kamunya jangan ngawur aja ris. Pokoknya jangan pernah ngada-ngada didepan polisi. Apalagi status kamu kan saksi. Pasti banyak wartawan yang ngincer buat wawancara kamu. Bersyukur aja polisi masih tutupin identitas kamu. Kalau sampai kamu dicecer wartawan. jawab no coment aja ya!

Tak lama handphone Eris berdering, dari dokter winda. Erispun mengangkat telepon

dr Winda (o,s)

Halo

Eris

iya mba halo

dr Winda

Eris, saya sudah tetapkan jadwal buat CT scannya besok jam 8 pagi ya

Eris

Oh gitu ya mba, yaudah besok saya kesana ya mba

dr Winda

Oke, ditunggu ya ris.

Teleponpun ditutup

Mbak Tina

Siapa?

Eris

dr Winda, minta Eris kesana besok

Mbak Tina langsung mengambil Handphone Eris, Eris yang kaget berusaha merebutnya

Mbak Tina

Diem! Gue lagi bikin note di HP lu supaya lu gak lupa. Lu harus catet semua pernyataan dari semua orang yang lu temuin di kantor polisi. Mau dia polisi kek, dokter kek, satpam kek. Semua! Kalau perlu rekam

Eris merebut Hpnya kembali

Eris

Iya, iya nanti Eris catet

cut to

57.Int- Ruang Periksa dr Winda – Siang

Eris tiduran diatas meja pemeriksaan, badannya ditutupi selimut tebal, matanya terpejam, dr Winda memberikan bantalan untuk leher Eris. kemudian, tubuh Eris sedikit demi sedikit dimasukan kedalam sebuah alat besar berbentuk seperti donat. Kepala Eris berada ditengah lingkaran tersebut. Sinar merah horizontal dan vertikal tercetak diwajah Eris. dr Winda kemudian pergi ke depan monitornya. Anton masuk, berjalan dan berdiri dibelakang dr Winda. Mengamati proses CT Scan. Hingga akhirnya prosespun usai. dr Winda mendekat ke Eris lagi dan membantunya melepas bantalan serta selimut. Erispun membuka matanya dan kemudian duduk diatas meja periksa tersebut

Eris

Gimana dok?

dr Winda

Sudah kita cek, paling tiga sampai empat hari akan keluar datanya

Anton

Lu mikirin apa tadi?

Eris

Enggak, gak mikirin apa-apa

Anton

Jangan bohong

Eris

Enggak, pak ga mikir apa-apa bener dah

Anton

Lu mikirin Cewek ya?

dr Winda menahan ketawa, Eris bingung

Eris

enggak kok

Anton

Keliatan kali ris di monitor

Eris

Emang keliatan dok?

dr Winda mengangguk dan tertawa kecil

Eris

hehe, itu mantan saya waktu SMP, gak tau kenapa tiba-tiba kepikiran dia

Anton terbahak, dr Winda juga tak kuasa menahan tawa. Keduanya menertawai kepolosan Eris

Eris

Pada kenapa? dikerjain ya?

Anton

Ris,ris polos amat jadi orang hahahaha

Ketika Anton terbahak, ponselnya bunyi. Dari Pak Lubis. Anton mengangkat

Pak Lubis

Kamu ke ruangan saya sekarang!

Anton

A, ada apa pak?

Pak Lubis

Jangan banyak tanya! Sekarang!

Anton bergegas meninggalkan dr Winda dan Eris

cut to

58. Int- Ruang Pak Lubis – Siang Hari

Anton masuk ruang Pak Lubis. Disana ada Guntur yang duduk didepan meja Pak Lubis. Televisi diruangan pak lubis menyala. Menampilkan breakingnews berita pembunuhan Lintang

Presenter berita

Kasus kematian Lintang Fauzi makin mengerucut. Kali ini kami baru saja mendapatkan info jika ada empat terduga pelaku penusukan Lintang. Empat orang tersebut berinisial AZ, FE, UN dan JW, salah satu diantara keempat orang tersebut adalah seorang politikus terkenal, kita akan menantikan kabar berikutnya dari kasus ini pemirsa, jadi tetap di breekinews

Pak Lubis mematikan Tv, Anton masih melongo menatap televisi

Lubis

Anton duduk!

Anton masih saja terperangah pada televisi, pikirannya kemana-mana sampai tak dengar kata-kata Pak Lubis

Lubis

Anton kamu dengar saya enggak!

Anton terperanjat dan duduk

Anton

Pak saya bener-bener gak tau kenapa itu bisa bocor ke publik

Lubis

Apalagi saya! Kamu yang bertanggung jawab sama tim ini!

Anton

Saya janji saja akan temukan pengkianat yang bocorkan ini pak

Lubis

GAK PERLU! Tugas kamu itu mencari pembunuh Lintang bukan cari oknum! Saya itu kasih kepercayaan kamu betul-betul Anton!Tapi kok bisa kamu kecolongan. Kamu kasih briefnya bener gak sih. Masalah sepele kaya gini ko bisa-bisanya lolos!

Anton

Saya mohon maaf sekali, pak akan saya tangani kasus ini dengan lebih baik

Lubis

Kamu denger ya! Saya gak peduli kamu anak siapa, yang saya tau kamu bawahan saya dan saya tunjuk kamu sebagai ketua tim khusus. Kamu tau saksi-saksi itu hidupnya pasti gak tenang sekarang! Wartawan pasti datangin rumah mereka, nanya-nanya hal yang mungkin mereka gak ngerti karena emang bukan mereka pelakunya!

Anton terdiam

Lubis

Setelah ini pasti banyak tudingan miring ke kepolisian, akan banyak yang menuntut kita karena kebocoran informasi. Kamu atasi itu. Waktu kamu tinggal 10 hari lagi. Kamu tau, kalau sampai kejadian memalukan kaya gini terulang lagi. Saya gak nunggu sampai 10 hari. Kamu bakal langsung saya ganti sama Guntur!

Guntur

Siap pak!

Anton menatap guntur dengan begitu geram. tangannya menggam kuat, seakan siap menjotos Guntur

Lubis

Anton, 10 hari ini bakal jadi penentuan buat kamu

Anton

Baik pak

Lubis

Yasudah kalian keluar

Anton dan Guntur

Siap pak

Keduanya berjalan kearah pintu dan keluar

Cut to

59. Int – Lorong depan Ruang Pak Lubis - Siang

Guntur berjalan lebih dulu didepan Anton, saat itu tak banyak orang lalu lalang. Anton masih begitu geram dengan Guntur.

Anton

Guntur!

Gunturpun berhenti. Anton menyusul Guntur

Anton

Lu segitunya ya ngincer jabatan? Umur masih muda, tapi ngebeet banget naik pangkat!

Guntur

Maksudnya apa ya bang?

Anton mendekatkan wajahnya ke dekat wajah guntur

Anton

Bacot! Gak usah sok pura-pura bego lah

Guntur

Lu kelarin aja kasusnya, fokus, buktiin kalau lu pantes jadi pemimpin. Atau emang lu gak becus mimpin? Jangan salahin gue kalau karir lu gue salip!

Guntur tinggalin Anton yang tangannya sudah mengepal. Anton mengeram

cut to

60. Int- Ruangan Winda – Siang

Anton mengetuk-ngetuk pintu ruang praktek dr. Winda, dr. Winda membuka dan menyuruhnya masuk. Anton dengan wajah lusuh itu berjalan lemas masuk ke ruangan dr. Winda

Winda

abang kenapa? lusuh banget, aku bikinin teh ya?

Anton

Gak usah wind, aku kesini cuma mau curhat doang. Aku gak tau harus cerita sama siapa

Anton duduk, Winda juga duduk

Winda

Ada apa sih bang?

Anton

Kamu udah baca berita belum? 4 Saksi kunci kasus Lintang bocor di media. Abis abang diamuk pak Lubis

Winda

Ko bisa bang?

Anton

Gak tau abang juga, kurang ajar banget yang bocorin!

Winda

Abang tenang ya, tenangin diri dulu. Abang harus fokus, tenang ya, abang pasti bisa ngelewatin ini

Anton

Iya Wind

Winda

Abang tau ga? Pas aku denger abang yang mimpin timsus. Aku yakin banget abang bisa ngatasin ini. Aku kenal abang udah lama banget. Pas aku baru masuk sini, inget gak abang yang sering aku repotin. Kenapa coba? karena aku percaya sama abang. Karena aku jauh lebih percaya sama Bang Anton ketimbang orang lain. Sekarang abang tenangin diri. Kasih tunjuk ke semua orang kalau abang bisa nuntasin kasus ini

Anton menatap dr Winda terharu.

Anton

Makasih ya wind

Winda

Kuat, abang kuat ko. Semangat ya bang. Semua orang percaya abang bisa

Suara pintu di ketuk, dr Winda membuka pintu, ternyata Roy,

Roy

Ada Pak Anton

Winda

Ada tuh

Roy masuk dan menemui Anton

Roy

Pak sepertinya kita harus briefing sekarang. Ali Zainudin bikin keterangan dan mojokin kita

Anton beranjak, dia menatap dr. Winda

Winda

Semangat bang! buktiin abang bisa

Anton mengguk tersenyum

cut to

61- Int – Ruang Rapat – Siang

Diruang Rapat Anton beridiri dihadapan 7 polisi lain termasuk Roy, Anton kemudian menulis di papan tulis tentang strategi dan kemungkinan pelaku kejahatan

Anton

Roy saya mau laporan dari hasil introgasi saya kemarin. Bisa dipresentasikan sekarang?

Roy bangkit dan berdiri dihadapan para polisi, giliran Anton yang duduk

Roy

Oke kita punya lima nama yang paling mungkin menjadi pelaku pembunuhan

Anton

Sory, Lima? satunya siapa?

Roy

Eris, saya masukan dia kedalam salah satu kemungkinan tersangka pak. Bagaimanapun dia bisa saja berbohong.

Anton

oh, Oke

Roy

Dimulai dari Ali Zainudin, dari pengamatan lebih lanjut. Terduga Ali tidak sekedar beli buah pak. Kami mencari rekaman cctv dan melihat Ali ada di toko perkakas untuk membeli pisau

Anton bersemangat mendengar ini

Roy

Hanya saja, Ali terlihat masuk kedalam mobil di waktu perkiraan sebelum pembunuhan pak. Lalu Ujang, Dia benar-benar melakukan aktivitas Cod pak. Tapi, tim cyber mendapatkan ini pak

Roy menunjukan screenshoot Dm antar Ujang dan Lintang. Tertulis Ujang menantang Lintang untuk berkelahi dan Lintang menyanggupi. Ditutup dengan Ujang yang menulis ‘Mati kau Lintang’ kertas screenshoot itu diberikan pada Anton

Roy

Lalu Jason, menurut waiters yang bertugas di restoran tempat mereka bertemu, Jason sempat dibentak oleh Lintang dengan keras, beberapa orang juga liat itu. Pertemuan Lintang dan Jason sepertinya deadlock pak. Tapi, keterangan soal anaknya jason yang sakit sepertinya memang benar pak. Dan Terakhir Fero. Tidak ada alibi kecuali dia yang turun dari parkiran motor dan bertemu Eris. Selebihnya Alibi dia sumir

Anton

Oke, Kita tetap pantau Ali dan Jason, tapi fokus kita lebih ditekankan pada Fero dan Ujang. Kemungkinan diantara dua orang itu pelakunya, Roy kamu selidiki lebih lanjut dua orang tadi. Andi dan Ayub, kalian tetap pantau Ali dan Jason ya. Oh iya satu lagi. Saya percaya sama kalian, percaya banget. Tapi, sekarang tolong tutup mulut dulu. Jangan bicara pada media. Saya kecewa sekali empat saksi kita bocor ke publik. Energi saya akhirnya terpecah hanya untuk menghadapi cemoohan mereka dan penggiringan opini publik. Pokoknya saya gak mau ada yang bersikap bodoh dengan sembarangan sebar informasi lagi. Mengerti?

Serentak

Siap mengerti!

cut to

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar