Polisi yang Tak Melawan Penjahat
4. Chapter #4
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

34. Ext - Mall Nuansa Indonesia– Siang

Tampak luar bangunan mall nuansa Indonsia di siang hari dengan banyak orang berlalu lalang keluar masuk mall

35. Int – Restoran Lets Eat- Siang Hari

Eris dan Roy masuk ke restoran itu, disambut oleh seorang waiters perempuan

Roy

Saya dari kepolisian, bisa bertemu sama supervisor resto ini?

Tanpa banyak basa basi Waiters itupun langsung mengiyakan dan sedikit berlari ke belakang untuk menemui Spvnya. Tak lama, supervisor keluar dari rung belakang

Supervisor

Mohon maaf, ada yang bisa saya bantu?

Eris

Ini pak, dua hari lalu saya kesini buat anter lamaran

Supervisor

Sory, waktu itu dititipkan kesiapa ya?

Eris

Oh kemarin kalau gak salah dititipin ke mas Adam Rorimpandey, orangnya putih tinggi, ada janggut sedikit, rambutnya ikal. Oh iya dia kayanya orang Manado deh, kedenger dari logatnya

Supervisor

Oh Adam, bentar saya panggilkan dulu

Supervisor kebelakang sebentar, sementara Roy menatap Eris keheranan karena bisa begitu ingat tentang ciri-ciri Adam. Supervisor itu kembali lagi dengan orang yang benama Adam

Roy

Mas, kemaren-kemaren orang ini (menunjuk Eris) sempat kesini antar lamaran?

Adam

Oh iya betul mas, mas ini (menunjuk Eris) tempo hari kesini buat kirim lamaran, tapi kalau gak salah semua lamaran sedang di proses oleh kantor pusat

Roy

Jam berapa dia kesini?

Adam

eee sekitar pukul

Eris

Jam setengah satu, waktu jam makan siang

Adam

Ah iya, betul waktu itu jam istirhat kantor.

Roy

Yasudah, saya dari kepolisian, mas ini (memegang bahu Eris) adalah saksi kunci dari kasus yang sedang kami tangani jadi saya harus cari tahu alibi dia. Baik kalau begitu saya pamit dulu, nanti ketika ada yang ingin kami tanyakan, kami akan kembali lagi. Selamat Siang

Roy dan Eris pergi meninggalkan restoran

 

36. Int - Ruangan Rapat – Sore hari

Anton menghisap rokok dengan laptop menyala didepannya. Tidak ada orang diruangan tersebut. Kemudian Roy masuk dan duduk dihadapan Anton

Anton

Gimana alibinya orang itu?

Roy

Ada dua kabar penting buat bapak

Anton

Dua kabar penting? Apa itu?

Roy

Pertama, Eris memang menaruh lamaran di mall tersebut. Alibinya terpenuhi

Anton

Baik, lalu hal penting yang kedua?

Roy

Tadi saat kami datangi restoran itu, Eris bisa mengingat dengan detail nama waiters yang menerima surat lamaran dia tempo hari lengkap dengan ciri-ciri fisik dan namanya. Nama si waiters itu Adam Rarom.. aduh saya yang malah lupa

 

Anton pun bangkit dari kursinya, tangannya memegangi dagu, matanya bergerak ke kanan dan kekiri, berpikir atas kasus ini

Anton

Mari kita buktikan, dia benar-benar pelupa atau pura-pura lupa. Ada dimana dia? Saya mau ke dokter Winda. Satu-satunya orang yang bisa buktiin apa dia bener-bener pelupa atau engga

 

37. Int - Kantor Doter Winda – Siang Hari

Kantor dokter Winda lumayan luas setidaknya ada dua ruang didalamnya. Ruang untuk menerima tamu dan ruang periksa.

Anton mengetuk pintu, dibelakangnya ada Roy juga Eris yang celingukan karena tak mengerti lagi kenapa dia berada disitu. Ketukan itu dibuka oleh dokter Winda. Anton, Roy dan Eris dipersilakan masuk.

38. Int – Ruang periksa Dokter Winda – Siang Hari

Eris dan Anton dudukdi kursi pasien, dokter Winda duduk di kursinya, dan Roy berdiri.

Anton

Jadi ini Wind yang abang ceritain, Eris, ini dokter Winda yang nanti bakal periksa lu

Eris mengerenyitkan dahi kebingungan. Mengapa dia harus diperiksa

Winda

Bang Anton sama Bang Roy boleh tunggu diruang tunggu, biar saya bicara sama Eris. Eris kan ya namanya?

Eris tetap mengangguk kecil, Roy dan Anton pergi dari ruangan praktek. Kemudian pintu ditutup.

Winda

Jangan gelisah, saya ini dokter disini. Saya dapat laporan kalau kamu pelupa parah. Emang bener gitu ya?

Eris

Saya juga gak ngerti mba, ya saya sih ngerasa biasa aja. Cuma kemarin pas kejadian itu saya emang gak merhatiin bener-bener

Winda

Iya saya ngerti. Tapi tetep aja kamu sekarang masuk kedalam circle kasus ini. Kamu tau kan semua orang ngikutin kasus ini?

Eris mengangguk kecil

Winda

Jadi, pemeriksaan ini juga penting buat kamu. Supaya kamu juga bisa bebas dari kasus ini. Ga papa ya?

Eris

Iya mba ga papa

Winda

Oke, saya mau tanya kamu ngerasa diri kamu pelupa ga?

Eris

Iya sih mba

Winda

Dari kapan?

Eris

Dari dua tahun terakhir kayanya

Winda

Kamu pernah jatuh dan terbentur kepalanya?

Eris

iya, dua taun lalu saya sempet jatuh waktu di parkiran kampus, kepala saya terbentur terus pingsan

Winda

Sampai sekarang masih sering sakit?

Eris

yang jelas tiap saya sakit kepala, rasanya lebih sakit dari waktu sebelum saya terbentur

Winda

Olahraga rutinya apa?

Eris hanya menggeleng

Winda

Sama sekali gak olahraga?

Eris

Terakhir Olahraga 4 tahun lalu deh kayanya. Main bulu tangkis, setelah itu ya gak pernah olahraga lagi

Winda

okee, lain kali rutinkan olahraga ya ris. Oh iya kamu berapa bersaudara sih?

Eris

Dua mba, saya sama kakak perempuan saya namanya Tina

Winda

orang tua kamu masih lengkap?

Eris menatap Winda terkaget dengan pertanyaan itu

Eris

Ayah saya meninggal dua tahun lalu. Serangan jantung

Winda

Dan kamu sekarang jadi tulang punggung keluarga?

Eris

Belum, saya masih cari kerja

Winda

Cukup stres dengan kondisi ini?

Eris

Ayah saya udah dua tahun meninggal, saya udah setahun lulus kuliah dan belum diterima kerja. Sementara ibu saya cuma jual gorengan. Kontrakan harus dibayar, tiap hari kita juga harus makan. Kalau ditanya stres? Lumayan stres karena saya merasa sudah seharusnya saya yang bertanggung jawab untuk keluarga ini. Bukan ibu

Winda

Oke,kita udahan dulu tanya-tanya nya sekarang saya mau tes kamu. Coba hitung mundur dari 100 sampai 0, yang cepet. Bisa?

Eris

Maksudnya?

Winda

Ya itung mundur aja dari 100 sampai 0 tapi yang cepet. Bisa ya? oke muai

Eris

100, 99, 98,97, 96, 95, 94, 93, 92, 91, 90,eee 88, 87, 86, 85, eeee 84, 83, 82, 81, 80, 89, 88 eh ko balik lagi. Saya ulangi ya mba 100, 99, 98,97, 96, 95, 94, 93, 92, 91, 90, 89, 87, 86, 85, 84, 83, 82, 81, 80, 79 abis 79 78,77 tadi tuh sampai nomor berapa ya?

Winda

Udah-udah cukup kok, oke, saya belum bisa kasih keputusan, kamu mesti di cek CT scan, tapi yang jelas, memang kamu agak sulit fokus. Oke, gitu dulu aja, terimakasih ya Eris, bisa tunggu diluar dulu sama tolong panggilin bang Anton

Eris bangun dari tempat duduknya kemudian keluar dari ruangan. Tak lama berselang Anton yang masuk ke ruang periksa dokter Winda

Anton

Gimana Wind?

Winda menghembuskan nafas

Winda

Bang Anton bakal kerja keras sih kayanya. Kemungkinan besar, Eris ini mengidap Dimensia. Dimensia ini sulit fokus dan mudah lupa. Kayanya karena dia pernah terbentur hebat kepalanya terus lagi stress juga. Malah tadi saya coba tes dia buat itung mundur dari 100 dan dia belepotan.

Anton

Terus gimana?

Winda

ya paling CT Scan bang, buat mastiin

Anton

Berapa lama hasilnya?

Winda

3 sampai 4 hari mungkin bisa keluar

Anton

Aduh lama juga ya, saya cuma butuh dia supaya inget lebih detail aja sih Wind sama kejadian pembunuhan itu.  Ada obat gak win?

Winda

Wah gak bisa sembarangan bang

Anton

Ini penting, kasus ini bener-bener terkait institusi kita loh. Semakin cepat dia ingat semakin cepat kita tangkap pelakunya sebelum barang bukti makin sulit buat didapat

Winda kemudian membuka laci didepannya

Winda

Ini ada obat, dosisnya lumayan. Buat nguatin ingetan. Winda kasih satu butir aja ya bang

Anton menerima obat tersebut

Winda

Ada satu syarat supaya obat ini bisa benar-benar mujarab. Eris harus minum obat ini dalam keadaan tenang dan senang. Itu akan merangsang sel otaknya untuk relaks dan mengingat hal-hal terakhir yang dia alami

Anton

Oke saya ngerti

Winda

Tapi Winda mau, Eris di CT scan supaya tetep keliatan hasilnya

Anton

Saya setuju, sambil berjalan aja ya

Anton bangun dari tempat duduk, berpamitan lalu pergi

Cut to

 

39. Ext – Depan kantor dr Winda – Siang Hari

Eris. Roy dan Anton keluar dari kantor dr. Winda dan berjalan berbarengan

Anton

Roy, saya mau bicara berdua dengan Eris, bisa kasih waktu?

Roy

Oke, saya permisi dulu kalau gitu

Roy pergi meninggalkan Eris dan Anton

Anton

Ris, jujur gue bener-bener butuh lu. Kata dokter Winda, lu harus seneng dan gak boleh stres biar lu bisa inget banyak hal. Lu jangan pulang dulu, kita jalan-jalan gimana?

Eris (heran)

Serius pak? Kemana?

Anton

Terserah lu aja

Eris

Saya pengen makan di restoran barbeque, gimana?

Anton

Boleh, Di Mall Nuansa ada restoran barbeque langganan gue, enak kok. Mau kesana?

Eris

Mau, tapi..

Anton

Tapi kenapa?

Eris

Ibu sama mbak saya diajak ya? Saya ga mau kalau ga ada mereka, supaya mereka bisa ngerasain masakan enak juga

Anton

Yaudah, yaudah ajak aja

cut to

40. Int Restoran Barbeque – Sore Hari

Eris, Anton, Mbak Tina dan Ibunya Eris masuk ke restoran barbeque, Ibunya eris girang banget. Celingukan kesana kesini. Liat orang-orang masak sendiri

Ibunya Eris

Pada masak sendiri ya?

Mbak Tina

iya, emang konsepnya gitu bu

Ibunya Eris

Ada-ada aja orang kaya. Orang miskin kaya kita pengen dilayanin, mereka malah seneng masak sendiri

Mbak Tina

Bu jangan kenceng-kenceng ngomongnya

Cut to

41. Int- Restoran Barbeque – Sore Hari

Mereka berempat telah duduk didepan meja. Hidangan sudah didepan mata, lengkap denga kompor dan alat bakar. Eris mulai menyumpit daging dan membakarnya

Mbak Tina

Jangan sok tau lu, emang gitu ya caranya?

Eris

Liat aja orang-orang gitu juga ko

Ibunya Eris

Ini daging apa ya? tipis-tipis. Tapi halal kan?

Anton

Haha, Halal kok bu, itu daging sapi biasanya

Eris

Ibu banyak drama nih, langsung aja sikat!

Mbak tina memakan daging yang sudah matang, dia celupkan ke saus yang ada di mangkoknya

Mbak Tina

Harusnya mbak bawa sambelnya ibu nih.

Ibunya Eris

Sambel Terasi?

Mbak Tina

iya, cocok nih bu

Ibunya Eris

Yahh tau gitu ibu bawa. Apa ibu ke dapurnya aja ya? nyambel di belakang

Eris, Mbak Tina dan Ibunya Eris tertawa terbahak, sementara Anton hanya tertawa tertahan pura-pura hanyut dalam bercanda

Ibunya Eris

Eh, tapi terimakasih loh Pak Anton udah ajak saya sama keluarga kesini

Anton

Gak papa bu, sesekali

Ibunya Eris

Eh, pak anton usia berapa sekarang?

Anton

Saya 41 bu

Ibunya Eris

Saya lihat Pak Anton di tv gagah sekali, jabatannya apa sekarang?

Anton

Wah ibu bisa aja, saya cuma anak buah bu, anggota yang disuruh-suruh aja

Ibunya Eris

Ah masa? Sekeren ini Cuma disuruh-suruh doang

Anton

Ya alhamdulillah aja bu

Ibunya Eris

Saya doain karirnya lancar, cepet naik jabatan

Eris, Mbak Tina

Amiin

Anton

Amiin

Ibunya Eris

Anak berapa?

Anton

sudah punya 2 bu

Ibunya Eris kemudian keluarkan kue-kue pasar dari tasnya dan meletakannya di meja

Ibunya Eris

Ini tadi pagi ibu diminta bikin kue-kue ini buat arisan. masih ada sisa banyak. Ini ibu kasih buat anak-anaknya Pak Anton ya, biasanya anak-anak suka sama makanan ini

Anton

Waduh, kalau ini, bapaknya juga suka bu hehe

Ibunya Eris

Kalau pada suka, nanti ibu bikinin khusus

Anton

Waduh terimakasih banyak bu

Cut TO

42. Int -Mall – Petang

Mereka berempat keliling mall, melihat-lihat pertokoan dengan senang

cut to

43. Int – Mall – Petang

Mereka berempat beli minuman kekinian, Anton tampak memberikannya ke Eris dan Mbak Tina sementara Ibunya Eris sedang ngemil kentang goreng

cut to

44. Int – Mall – Petang

Eris dan Mbak Tina main dance di game corner dengan semangat dan terbahak. Ibunya Eris tampak menyemangati. Anton tertawa seadanya

45. Ext – Parkiran Mall – petang

Ibunya Eris dan Mbak Tina berpamitan, mereka berdua masuk kedalam mobil dan berterimakasih pada Anton. Sementara ketika Eris hendak berpamitan, Anton memintanya untuk ngobrol sebentar

Anton

Ris, jadi tadi dr Winda kasih ini, tolong lu minum ya pas mau tidur

Eris

Apa ini?

Anton

Kata dokter Winda ini bisa ngebantu orang-orang yang pelupa. Dosisnya kecil ko

Eris

Okeh, nanti saya minum pak

Anton

Sebelum tidur, jangan lupa bawa kertas sama pulpen, taruh didekat kasur ya, kalau besok pagi ternyata ingat, langsung tulis

Eris

Siap pak, makasih banyak ya pak

Eris berpamitan, dan masuk ke mobil. Mereka bertiga dadah-dadah ke Anton, mobilpun menjauh

cut to

 

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar