Polisi yang Tak Melawan Penjahat
3. Chapter #3
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

22. Int - Rumah Eris – Siang

Eris  baru saja kembali ke rumah, rumah Eris tidak begitu besar, hanya ada dua kamar, satu ruang televisi yang sekaligus ruang tamu, ruang makan yang sekaligus dapur dan kamar mandi. Dengan teras rumah yang juga sempit

Eris mengucapkan salam dan masuk ke rumah masih dengan pakaian putih hitam setelah interview kerja, dia cium tangan ibunya di ruang tv

23. Int – Ruang Makan Rumah Eris - Siang

Eris masuk ke ruang makan dan duduk di meja makan, di meja makan ada tempe goreng hangat yang baru saja matang. ibunya dari ruang televisi bertanya pada Eris

Ibunya Eris

Gimana interviewnya dek?

Sambil ambil tempe goreng dan mengunyahnya Eris menjawab

Eris

Lancar bu, Alhamdulillah

Ibunya Eris

Alhamdulillah, Eh soal kasus yang di mall kemarin gimana? ini tv dari pagi sampai sekarang isinya berita Lintang Fauzi semua. Kamu bakal dipanggil ke kantor polisi lagi?

Eris

Gak tau bu, nanti dikabarin katanya

Tina keluar dari kamarnya pergi ke ruang makan, menuang air di gelas

Tina

inget, lu jangan sok tau! Kalau emang ga tau bilang gak tau. Kalau kamu gak inget sama kejadiannya bilang lupa. Dan lu harus konsisten kalau ditanya polisi! Jangan beda-beda. Sekarang jawab A besok jawab B

Eris

Iya mbak

Eris mengambil tempe ke dua,

Tina

Eh jangan dimakanin terus. Buat makan sampai malem itu!

Eris

ya elah baru dua

Tina

Kunci motor mana? mbak mau ke minimarket.

Eris

Sonoh tuh, di meja ruang tv

Tina pergi ke ruang tv, Eris mengeluarkan ponselnya, membuka-buka instagram, isinya semua berita tentang kematian Lintang Fauzi. Tak lama dari ruang tv Tina berteriak

Tina

Kuncinya dimana ris? gak ada!

Eris

Eh maaf-maaf ini ditas Eris kayanya mbak

Erispun membuka-buka tasnya, mencari kunci motor ditiap ruang tas ranselnya. Tina kembali ke ruang makan. melipat tanganya didada, menunggu Eris memberikan kuncinya.

Tina

Biasa nih, lupa lagi?

Tiba-tiba Eris terdiam dan langsung menatap pintu depan rumahnya. Dia menaruh tas dan langsung bergegas ke teras rumahnya.

23. Ext – Teras Rumah Eris - Siang

Eris sampai di teras rumah. Tina menyusul Eris, dan menemukan Eris baru saja mencabut kunci motor dari motornya

Tina

Duuuh bahaya banget sih cabut kunci motor aja lupa. kalau ilang gimana?

Tina merebut kunci motor dari Eris kemudian naik keatas motor dan bersiap pergi

Tina

tempenya jangan dimakanin terus!

Tinapun pergi

24. Int – Ruang Televisi - Siang

Eris masuk ke dalam, melihat ibunya di ruang tv sedang membuat adonan gorengan. Eris duduk didekatnya, ikut nonton tv

Ibunya Eris

Kamu jaga kesehatan, cari kerja yang bener, ya kamu kan tau Ris kondisi ekonomi kita gimana? Dari mulai meninggalnya ayah kamu kan kita serba susah. Buat makan cuma ngandalin jualan gorengannya ibu sama usaha make upnya mbak Tina. Itu juga kan musiman, gak setiap hari

Eris

Iya bu, ini eris juga lagi ihtiar. Doain ya bu

 

Suara pintu diketuk, Eris bangkit dari duduknya dan membuka pintu. Ditemukannya dua orang dengan jaket kulit. Keduanya adalah polisi

Polisi 1

Dengan mas Eris?

Eris

Iya betul pak

Polisi 1

Pak Eris diminta ke kantor polisi sekarang untuk dimintai keterangan lebih lanjut prihal kasus meninggalnya Lintang Fauzi

Eris

Bisa nanti sorean aja ga pak? saya baru pulang banget ini

Polisi 2

Mohon maaf mas, kami diminta untuk membawa saksi kunci sekarang

Eris

Saksi kunci?

Polisi 2

Iya betul mas, keterangan mas Eris sekarang ini sangat penting bagi kasus ini

Eris

Yaudah saya siap-siap dulu

Eris kembali ke ruang tengah, Ibunya menatap Eris penasaran

Eris

Polisi bu, aku diminta kasih keterangan lagi sekarang

Eris masuk ke kamarnya, tak berapa lama keluar setelah berganti celana jeans dan menggunakan jaket. Eris menyalami ibunya

Ibunya Eris

Kamu jangan takut ya, jawab yang tegas sama jangan lupa shalat, kamu belum shalat dzuhur kan?

Eris mengangguk kemudian pergi keluar,

25. Ext – Depan Rumah Eris – Siang

Eris menemui dua polisi tadi diluar. Dia naik mobil polisi yang terparkir di halaman rumahnya. Kemudian mobil itupun berjalan, baru beberapa meter, mobil itu berpapasan dengan Tina. Tina hanya menatap mobil itu dan kembali kerumah. kejadian Eris naik mobil polisi jadi tontonan Tetangga,

Tetangga

Eris kenapa di bawa polisi mbak Tina? Narkoba ya?

Tina

Sembarangan kalau ngomong! Adik gwuecuma jadi saksi doang

26. Int – Ruang Televisi Rumah Eris- Sore

Tina Masuk ke rumah, menaruh belanjaanya di meja depan televisi, duduk disamping ibunya yang belum selesai dengan adonannya.

Tina

Si Eris kenapa lagi bu?

Ibunya Eris

Polisi butuh keterangan lagi katanya dari dia

Tina

Apes banget sih tuh anak, kerjaan belum dapet malah bolak balik kantor polisi. Jadi orang sok tau banget sih, sok sokan laporan nemu mayat. Repot kan sekarang?

Ibunya Eris

Apa yang adik kamu lakuin itu bener ko, kalau dia gak laporan, bisa-bisa dia yang disangka pembunuhnya

Tina bangkit, menuju ruang makan, lalu kembali lagi. Dengan membawa hp Eris yang ketinggalan.

Tina

Asli tuh anak makin pikun aja. HP yang penting kaya gini bisa-bisanya ketinggalan?

Ibunya Eris

Tadi da Buru-buru, jadi wajar lah lupa

Tina

Enggak bu, ini udah keseringan. Barusan kunci motor lupa dia cabut, semalem dia lupa kunci pintu. Lama-lama makin bahaya nih bocah sama ingatannya

Ibunya Eris

Hus, ngomong sembarangan

Ibunya Eris kemudian tinggalkan Tina di ruang TV

cut to

27. Int - Ruangan Rapat – Sore

Ruang rapat tak terlalu ramai, hanya ada lima orang disana, Roy membuka pintu, dibelakang Roy ada Eris

Roy

Duduk mas

Eris kemudian duduk, di bangku tepat berhadapan dengan Anton

Anton

Saya Anton, kepala timsus kasus ini. eee saya gak mau lama-lama, coba mas tolong ceritakan apa yang mas tau dari kejadian ini?

Eris kemudian mulai menceritakan kejadian

cut to

-Flashback-

28. Int - TKP – Sore hari -

Eris berjalan di parkiran motor rooftop mall nuansa Indonesia. Eris menghampiri motornya dan ketika menengok ke arah lain dia melihat seseorang tengkurap, dia pun menghampirinya lalu eris menggoyang-goyangkan tubuh orang tersebut, namun tak ada respon, ketika Eris mencoba membalikan badannya, darah mengalir keluar dari perut dan mengenai tangan dan pakaian eris. Erispun histeris dan kemudian berlari kebawah meminta pertolongan, di bawah ia bertemu dengan satpam. Eris bilang kalau dia melihat mayat. Satpam, Eris dan banyak orang dibawah langsung bergegas ke atas. Mereka semua melihat jasad tersebut. Satpam yang eris mintai pertolongan langsung melapor via HT.

ERIS (Vo)

Saya baru mau pulang dari mall itu pak, pas saya mau ambil motor, gak sengaja nengok ke arah lain. Terus saya ngerasa ko ada kaya orang tengkurap. Saya penasaran kan pak, akhirnya saya samperin deh, pas udah deket ternyata bener orang, saya goyang-goyangin badannya, gak gerak, terus saya coba balik. keluar tuh darahnya dari perut, kaget dong saya pak! saya langsung lari ke bawah minta bantuan, akhirnya saya ketemu satpam terus saya tunjukin lokasi mayatnya. Terus si satpam lapor ke atasannya pake HT. Ada banyak orang juga yang liat waktu itu

cut to

29. Int - Back to Ruang Anton –Sore

Anton

Ada yang mencurigakan gak deket situ?

Eris

Saya gak merhatiin apa-apa pak, ya namanya orang ga tau ya pak ya

Anton

Sebelum kamu liat mayat itu, kamu sempet ketemu orang lain mungkin di parkiran bagian bawah? Orang yang mencurigakan?

Eris (setengah tertawa)

Haha ya saya lupa lah pak, dibawah mah banyak orang, diatas sepi. Mana saya inget

Anton kemudian mendekatkan tubuhnya ke eris

Anton (membentak)

Denger ya! ini bukan kasus main-main! Gak ada becanda!

Eris kaget dengan jawaban Anton, diapun ketakutan, menunduk sambil mengangguk-angguk, polisi lainpun ikut terkejut dengan reaksi Anton

Anton

Kamu ke TKP sekarang, saya mau lihat langsung apa yang tadi kamu ceritakan

cut to

30. Ext - TKP – Petang

Anton dan Eris berjalan menyusuri tangga menuju ke lantai paling atas dibelakangnya Roy mengikuti, police line masih terpasang disana sini, keduanya melintasi police line. Berjalan menuju tempat mayat Lintang ditemukan,

Anton

Dimana pertama kali kamu lihat mayat itu?

Lalu Eris bergerak kearah pojok parkiran tempat dia menaruh motor. Kemudian menunjuk ke arah lokasi dimana Lintang Fauzi ditemukan

Anton

Terus apa yang kamu lakukan setelahnya?

Eris

Saya jalan ke sudut sini, lalu ketika tau itu adalah mayat saya lari kebawah cari pertolongan

Anton

Waktu kamu temui mayat, kondisi parkiran sepi? Ada banyak motor ga?

Eris

Kalau gak salah siih gak ada orang lain. motor juga kayanya beberapa doang

Anton

Lalu waktu kamu pertama kali datang untuk parkir, kondisi parkiran ramai apa ga?

Eris

Saya lupa pak

 

Anton menggeleng kepala, cemas terhadap kasusnya

Anton

Terus apa yang lu inget?!

Eris (gagap)

Yang saya ceritakan aja pak. selebihnya saya lupa

Anton menyulut rokok, melihat Eris,

Anton

Kemaren lu ke mall ini ngapain?

Eris

Saya abis taruh lamaran kerja di salah satu restoran di mall ini pak

Anton (heran)

Restoran? pendidikan lu apa?

Eris

S1 ilmu pertanian pak

Anton

Terus ngelamar sebagai apa?

Eris

Waiters pak

Anton

Aneh, Sarjanan pertanian ko mau jadi waiters?

Eris

Saya harus kerja pak. Apa aja yang penting bisa bantu keluarga

 

Anton menengok kan kepala ke arah lainnya, menghembuskan asap rokok

Anton

Yaudah sekarang lu pulang, besok Roy bakal anter lu ke restoran tempat lu ngelamar kerja di restoran ini. Kita perlu bukti kalau lu benar-benar ngelamar disana.

Eris dan Roy berjalan menjauhi Anton

Cut To

31. Ext - Tangga parkiran – petang

Roy dan Eris berjalan menyusuri tangga untuk turun,

Roy

Mas Eris mau dianter pulang atau pulang sendiri?

Eris

Gak papa mas saya kontak kaka saya aja biar dijemput

Roy

Oh oke, sampai ketemu besok kalau gitu

Eris mengangguk kemudian meraba-raba kantong celananya. Roy melihatnya aneh

Eris

Mas, kayanya saya minta dianteraja deh, HP saya ketinggalan hehe

Roy, hanya menghembuskan nafas dan menggelengkan kepala,

 

Roy

Yaudah ntar ada anggota yang anterin mas Eris balik ya

 

Cut to

32. Ext - TKP – Petang

Roy kembali menemui Anton di TKP, Anton tengah berdiri menatap pemandangan kota dengan rokok yang menyulut di tangannya.

Roy

Susah kayanya ngandelin ini anak pak. Parah banget ingatannya

Anton berbalik, kini menatap Roy

Anton

Ya mau gimana lagi, anggep aja ini tantanganya Roy. Cuma polisi yang hebat yang bisa nangkep penjahat yang licik. Saya Cuma mau buktiin kalau saya mampu. Dan polisi emang gak bersalah dalam kasus ini. Pokonya kita harus bisa lihat secara luas kasus ini. Fakta sekecil apapun harus kita ulik bener-bener

Roy

dua minggu? Keburu ga ya pak?

Anton

Lets see, saya percaya kalau kita serius, jalan bakal kebuka

Cut To

33. Int – Ruang Televisi Rumah Eris – Malam

Eris masuk kerumah, di rumah ada Ibu dan Mbak Tina, keduanya langsung menyambut eris dan memintanya duduk. Eris kemudian duduk di kursi ruang televisi. Bersandar seperti orang lelah

Tina

Gimana tadi?

Eris

Ya ditanya-tanya doang, terus disuruh ke TKP lagi

Tina

Sama pertanyaanya kaya kemarin?

Eris

Kurang lebih sama sih mbak

Tina

Awas loh, jawaban kamu jangan mencla mencle

Eris

iya tauuuu. eh ada makanan apa mba? laper aku, belum makan

Eris bangkit menuju ruang makan

Tina

Di kantor poliisi gak di kasih makan?

Dari ruang makan eris berteriak

Eris

Boro-boro mbak

Sambil jalan bawa sepiring nasi dan tempe, eris kembali ke ruang televisi dan duduk di tempat semula

Eris

Boro-boro makan, dikasihnya juga air putih doang

Tina

Sampai kapan kamu bolak balik kantor polisi?

Eris

Sampe bosen! gak tau mba aku gak ngerti, yang jelas besok aku kesana lagi buat buktiin kalau aku emang abis lamar kerja

Tina

Elu sih jadi orang terlalu baik. Sok-sokan jadi pahlawan, lapor nemu mayat segala. Brabe sendiri kan?]

Eris

Kalau gue gak lapor polisi, bisa-bisa gue yang jadi tersangka!

Ibunya Eris

Udah, udah yang Eris lakuin bener. Ris, kalau ada ayah. Pasti ayah bangga sama kamu

Tina bangkit dari kursinya sambil berseloroh

Tina

Ya moha-moga aja si Eris jadi terkenal gara-gara kasus ini. Terus wajahnya masuk tv tiap hari. Sukur-sukur jadi banyak kantor yang nerima dia

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar