Polisi yang Tak Melawan Penjahat
2. Chapter #2
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

15. Int - Ruang Pak Lubis – Siang Hari

Pak Lubis masuk duluan disusul oleh Anton dibelakangnya. Anton kemudian menutup pintu ruangan tersebut. Pak lubis berjalan kearah mejanya dan duduk, kemudian mempersilakan anton duduk.

Dibelakang meja pak Lubis ada foto Mantan Kapolri Hoogeng dengan tulisan dibawahnya “Hoogeng saja bisa, kenapa kita tidak?”

Lubis

Kamu tau kan siapa Lintang Fauzi? Dia bukan politikus ecek-ecek. Hampir setiap hari dia muncul di tv, kritik terus pemerintah. Kadang juga kritik kepolisian. Berapa kali instansi kita di caci maki dia di televisi. Sekarang dia mati. Semua mata bakal tertuju sama kita

Anton menatap tajam dan menangguk

Lubis

Kalau saya boleh jujur, reputasi korps kita bisa dipertaruhkan dalam kasus ini. Saya percaya kamu. Kamu bisa saya andalkan kan?

Anton

Siap bisa ndan!

Lubis

Ada satu lagi ton

Pak lubis memajukan badannya

Lubis

Saya sudah pertimbangkan untuk promosikan kamu. Usia kamu sudah cukup buat jadi komandan divisi ini. Saya percaya seratus persen sama kamu. Tapi, saya mau kamu pecahkan kasus ini. Kalau kamu bisa. Promosi jabatan ada di tangan kamu.

Anton mengangguk tegang

Lubis

Tapi kalau kamu tidak bisa, posisi pimpinan timsus ini akan saya beri pada Guntur. Anak itu, mau bagaimana lagi, prestasi Guntur memang melesat sekali

Pak Lubis Bangun dari kursinya, duduk di meja

Lubis

Ah ya Satu lagi, kita gak bisa lama-lama. Kuatkan bahu kamu, tekanan publik diluar akan jauh lebih kuat menghantam. Publik akan bilang kalau kepolisian ga serius tangani kasus pembunuhan oposisi pemerintah paling vocal ini. Bahkan publik bisa menyangka kalau kita bagian dari kasus ini

Anton menunduk, menelan ludah

Lubis

Saya percaya sama kamu. Sekarang kamu pergi ke TKP pimpin kasus ini. Dan ungkap siapa pelakunya!

Anton bangun, memberi hormat dan berbalik, berjalan hingga mendekati pintu

Lubis

Kamu tahukan sifat apa yang paling penting dimiliki polisi?

Anton

Siap! Sifat Berani ndan!

Lubis tersenyum.

Lubis

Jujur ton

Anton mengangguk, kemudian permisi keluar

Cut To

 

16. Ext - Parkir Motor Rooftop Mall – Sore

Anton bergegas, dia membelah wartawan yang sibuk memotret tempat kejadian yang tengah diperiksa oleh polisi. Ada bebera polisi yang memeriksa sampel darah yang bercecer, ada juga tengah bicara satu sama lain. Sudah tidak ada jasad Lintang Fauzi yang tertinggal hanya bekas darah.

Melihat Anton berada disekitar wartawan, fokus para wartawan itu kini kepada Anton. Masing-masing melontarkan pertanyaan pada anton. Mulai dari apa motif pelakunya, sudah ada titik terang, kapan waktu pasti kejadian, semua pertanyaan dilontarkan berebut

Anton tidak menghiraukan dan terus merangsek hingga berada didepan lokasi penusukan. Anton melihat ke sekitar. Memastikan CCtv yang terpasang dekat situ, kemudian berjalan melihat setinggi apa roftop tersebut

ROY kmenghampiri Anton, Dia adalah kolega Anton dalam kasus ini. Anton membuka buka berkas, menunjuk ke arah tempat kejadian, kemudian menunjuk kearah lain. Seolah tengah memberitahu kepada Anton temuannya. dikejauhan wartawan masih sibuk memotret

Roy

Korban sudah dibawa untuk di otopsi, sejauh ini terlihat ada dua luka di tubuh korban. di perut dan dada. korban kemungkinan ditusuk oleh pisau sedalam 7 sentimeter. Sehingga menimbulkan robekan dan membuat korban kehilangan banyak darah

Anton

Barang bukti sudah ditemukan?

Roy

Belum pak,masih dicari oleh tim kita

Anton

CCTV bagaimana?

Roy

Mati pak, kata pengelola sudah hampir seminggu mati

Anton, berdecak

Anton

Saksi bagaimana?

Roy

Ada bebera saksi yang tengah kita mintai keterangan pak

Anton

Saya mau ke ruangan CCTV, antar saya kesana

Anton dan Roy bergegas keruang CCtv, kembali membelah wartawan yang masih lontarkan banyak pertanyaan

Cut To

17. Ruangan CCTV – Sore Hari - Int

Anton masuk ke ruang CCTV bersama Roy. Di ruangan tersebut ada banyak monitor menyala. Namun ada empat saja yang mati.

Sesorang teknisi tengah sibuk mengamati, sesekali mengetik-ngetikan keyboard. Wajahnya panik didatangi Anton dan Roy. Dia masih terus berusaha membetulkan monitor yang mati

Roy

Pak Anton, ini Karto, teknisi mall disini

Karto

Saya Karto pak

Sembari tersenyum canggung Karto menjulurkan tangannya. Namun tak di jabat oleh Anton. Anton langsung mencondongkan badannya ke CCTV

Anton

Ini kenapa mati nih yang empat? Dari kapan mati? Emang sering mati disini?

Anton menatap Karto serius, Karto gelagapan dan menjawab sambil gagap

Karto (gagap)

Iya pak, mati dari hampir seminggu. Sebetulnya biasanya enggak mati. Baru seminggu ini mati

Anton

Kenapa gak dibenerin? Buat apa ada cctv kalau mati?

Karto

Masih pengajuan pak

Anton

Kamu tau kan, pihak mall bisa ikut terlibat dalam kasus ini?

Karto menangguk takut

Anton

Sekarang cctv mana yang paling deket dari kejadian yang masih berfungsi?

Karto menunjuk salah satu layar. Tapi kemudian ponsel Anton berdering, dari Pak Lubis. Antonpun geser badanya menjauhi Roy dan Karto

Lubis (O,s)

Halo Anton, bagaimana?

Anton

Masih kita telaah lagi pak beberapa aspek yang mungkin mengarah pada pelaku pembunuhan

Lubis (O,s)

Aduuh, ini wartawan sudah penuh di markas, mereka semua butuh keterangan. kamu kesini sekarang!

Anton

Siap ndan, saya kesana sekarang

Anton menutup telepon dan mengumpat. Kemudian meninggalkan Roy dan Karto tanpa sepatah kata

Cut To

 

18. Int - Ruang Konferensi Pers Kantor Polisi – Malam

Beberapa polisi telah duduk di bangku konferensi pers, wartawan telah berdesakan di hadapan para polisi. Pak Lubis tengah memberikan keterangan pada wartawan tentang apa yang terjadi hari itu. Anton datang dan menyelip-nyelip kediantara para polisi yang berada didekat meja konferensi pers

Lubis

Ya, yang jelas kami sedang mendalami kasus ini dan tentu setiap ada info terbaru akan kita sampaikan ke rekan-rekan wartawan, mungkin itu dulu yang bisa saya sampaikan..

Wartawan 1

Bagaimana sebtulnya penjagaan di mall tersebut?

Wartawan 2

Apa sudah ada info mengenai cctv?

Wartawan 3

ada berapa saksi yang diperiksa

Wartawan 4

Ada info kepolisian langsung membentuk tim khusus apa itu benar?

 

Sebelum Pak Lubis menjawab pertanyaan. seorang polisi menghampiri dia, membisiki sesuatu

Lubis

Kasus ini memang ditangani oleh tim khusus yang akan di kepalai oleh Inspektur Anton, Inspektur Anton silakan

Anton terlihat kaget dan gelagapan mendengar pernyataan itu. Namun dia segera memperbaiki sikap dan kemudian melangkah ke depan

Dia menatap banyak kamera yang kini fokus menatapnya, seluruh televisi live memutar wajahnya yang kosong.

Belum sempat dia bicara, wartawan langsung bertanya berbagai macam hal.

Wartawan 1

Sudah ada titik terang tentang kasus ini pak?

Wartawan 2

Apa hasil olah TKP hari ini pak?

Wartawan 3

Pak bagaimana kronologi dari terjadinya kasus ini?

Wartawan 4

Jenazah apa sudah dibawa oleh pihak keluarga?

Anton menghela nafas kemudian menjawab pertanyaan dengan tenang

Anton

Kita semua kehilangan sosok yang begitu aktif dalam membangun negara ini. Saya tahu betul pak Lintang Fauzi, dedikasinya tak pernah main-main. Saya ikut terpukul ketika mendengar kasus ini. Sesuai dengan prosedur, hari ini kami baru melakukan olah TKP jadi kami belum bisa sampaikan hasil olah TKP, begitu juga dengan kronologi, beberapa saksi tengah kami mintai keterangan. Semoga ada titik terang dari keterangan para saksi. Karena CCTV yang mengarah ke lokasi kejadian ternyata mati. Jadi tentu ini akan jadi pekerjaan ekstra untuk kami menemukan pelaku. Oh iya, jenazah? soal itu nanti dari forensik yang mungkin akan menyampaikan. Kalau sudah selesai di autopsi tentu akan kami serahkan pada keluarga untuk dikebumikan

Pak Lubis mengangguk tanda respect dengan pernyataan-pernyataan Anton, dia membisiki rekannya terkait penampilan Anton

Wartawan 1

Lalu dalam waktu berapa lama polisi bisa menangkap pelaku?

Anton

Secepatnya, saya dan rekan-rekan akan bekerja ekstra untuk temukan pelakunya

Wartawan 2

Berarti tidak ada jaminan kapan polisi akan menemukan pelaku?

Wartawan 3

Diluar sudah banyak asumsi jika polisi juga bermain dalam kasus ini

Wartawan 4

Ada juga rasa ketidak percayaan publik jika Polisi tidak bisa memberi tengat waktu untuk kasus besar ini. Bahkan kasus ini dikaitkan akan berangsur lama seperti kematian-kematian aktivis yang terjadi beberapa tahun lalu

Anton

Oh tentu tidak, kami akan bekerja profesional dan segera menangkap..

Wartawan 1

Jadi benar-benar tidak ada jaminan sama sekali kapan polisi akan bisa menangkap pelakunya?

Anton terlihat gugup, Pak Lubis hendak maju kedepan namun tertahan setelah anton menjawab

Anton

2 Minggu! Beri waktu saya 2 minggu untuk ungkap kasus besar ini. Saya tau ini bukan kasus sederhana. Kematian Pak Lintang sangat mengagetkan. Bahkan kamipun tertuduh oleh publik. Jelas saya akan hati-hati dalam mengungkap kebenaran. Tapi atas nama pribadi saya akan profesional, bekerja siang malam dan mengungkap pelakunya dalam waktu 2 minggu!

Semua terdiam, melongo dengan jawaban Anton yang terlalu berani

Anton

Saya rasa, saya cukupkan untuk kali ini. Tolong beri kami kepercayaan dan keleluasaan untuk mengungkap kasus ini. Terimakasih

 

Anton mundur dari microphone untuk bergabung dengan jajaran polisi lain di belakang, sementara itu ada satu polisi yang maju kedepan michropne dan menyudahi konferensi pers tersebut. Wartawanpun bubar, beberapa polisi juga berhamburan. Termasuk Anton yang hendak keluar dari ruangan namun di stop oleh Pak Lubis

Lubis

Kamu tau kalau pernyataan kamu tadi sangat beresiko?

Anton

Siap, saya tau ndan

Lubis

Kamu yakin bisa ungkap kasus ini dalam 2 Minggu?

Anton

Reputasi saya, saya pertaruhkan ndan. Untuk mengungkap kasus keji yang bahkan menyeret institusi ini, saya akan kerja keras untuk segera mengungkapnya. Mohon maaf, saya ijin pamit ndan

Anton meninggalkan Pak Lubis yang masih berdiri melihat anak buahnya pergi meninggalkan dia

Cut To

19. Int - Rumah Anton – Malam

Anton masuk ke rumah dan langsung di sambut Widya yang bertepuk tangan.

Widya

Selamat ya sayang, bangga banget aku sama kamu

Widya merangkul lengan anton dan membawanya ke ruang tv.

 

20. Int – Ruang tv Rumah Anton- Malam

Widya memperlihatkan jika di tv, berita Anton diputar terus menerus. Di televisi ada wajah anton yang tengah menyampaikan keterangan pers

Widya

Tuh sayang, kamu keliatan tegas banget! Bener-bener meyakinkan, aku sampai dapet banyak pujian dari istri-istri polisi di WA

Anton (dengan nada gembira)

Kamu tau ga? Kalau aku berhasil, aku bakal di promosiin jadi komandan divisi

Widya (tersenyum senang)

Serius? Waahh aku ikut seneng dengernya

Widya kemudian memeluk Anton, tak lama Nayla dan Arya keluar dari kamarnya melihat orang tuanya sedang berpelukan. Anton melepas pelukan Widya dan sedikit berlari kearah Nayla dan arya. Kemudian memeluk kedua anaknya

Telpon Anton berdering, dilayar telepon terlihat nama Roy yang memanggil. Anton melepaskan pelukan dan mengangkat telepon

Roy

Halo Bang, bang CCTV bener-bener gak bisa dibenerin. Rusak total

Anton tidak menjawab, wajahnya yang sumeringah jadi kembali tegang

Widya

Kamu kenapa sayang?

Cut To

21. Int - Ruangan Rapat kantor Polisi – Siang

Anton memimpin rapat dengan enam polisi dari beberapa satuan. mereka duduk di depan meja persegi panjang.

Anton

Kita gak bisa anggap enteng kasus ini. Semua mata tertuju ke kita. Lu buka tv isinya berita ini dari pagi sampai pagi lagi. Buka medsos juga sama. Di twitter, di instagram semua berita lintang fauzi. Kalau di biarin, bakal ada hoax-hoax tentang kasus ini.Pokoknya Saya mau tiap hari ada laporan dari masing-masing kalian. Saya mau juga tiap laporan isinya progres! mengerti?

Anggota rapat serentak menjawab mengerti

Anton

Saksi bagaimana?

Roy

Mohon maaf pak, setelah diperiksa. Tidak ada saksi mata yang benar-benar melihat kejadian pak

Anton memukul meja, gelisah, memegangi wajahnya

Anton

Siapa yang pertama kali menemukan jasad Lintang?

Roy membuka-buka berkas saksi miliknya lalu ketemu nama Eris

Roy

Namanya Eris pak, pengunjung mall

Anton

Bawa orang itu kehadapan saya, saya mau bicara langsung dengan dia

Roy

Laksanakan pak

Roy dan dua orang lain bangkit dan meninggalkan ruang rapat

cut to

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar