Kirim izin baca kepada penulis skrip ini?
Blurb
Anton adalah seorang polisi yang cukup matang untuk dapat naik jabatan. Kini, dirinya ditantang oleh atasannya untuk memecahkan sebuah kasus dengan korban seorang tokoh oposisi pemerintah. Kasus tersebut disorot oleh publik sehinggan Anton harus segera menyelesaikan kasus itu
Anton mendapati saksi kunci bernama Eris yang mengidap dimensia (kesulitan mengingat) Eris tiba di lokasi pembunuhan sesaat setelah pembunuhan terjadi, namun dia lupa siapa orang terakhir yang berpapasan dengannya sesaat sebelum dia sampai lokasi pembunuhan
Eris kesulitan untuk mengingat siapa orang yang paling mungkin terlibat dalam kasus pembunuhan itu. Sementara Anton harus berpacu dengan waktu, sebelum atasanya berubah pikiran dan menggantikan posisinya sebagai pemimpin kasus tersebut kepada orang lain
Anton mendapati saksi kunci bernama Eris yang mengidap dimensia (kesulitan mengingat) Eris tiba di lokasi pembunuhan sesaat setelah pembunuhan terjadi, namun dia lupa siapa orang terakhir yang berpapasan dengannya sesaat sebelum dia sampai lokasi pembunuhan
Eris kesulitan untuk mengingat siapa orang yang paling mungkin terlibat dalam kasus pembunuhan itu. Sementara Anton harus berpacu dengan waktu, sebelum atasanya berubah pikiran dan menggantikan posisinya sebagai pemimpin kasus tersebut kepada orang lain
Premis
Seorang Polisi ditugasi Memecahkan Sebuah Kasus Pembunuhan Politisi untuk Dapat Naik Jabatan
Pengenalan Tokoh
Anton adalah seorang polisi yang cukup matang untuk dapat naik jabatan. Dirinya sudah lama menantikan posisi baru dalam dunia kepolisian. Namun impian dia untuk naik jabatan dibayang-bayangi oleh Guntur, junior dia yang punya performa cukup baik dalam bekerja. Antonpun khawatir jika karirnya disalip oleh juniornya tersebut
Sebuah kasus pembunuhan terjadi disebuah parkiran motor roof top disalah satu mall di jakarta. Korban adalah seorang tokoh partai oposisi yang getol mengeritik pemerintah. Korban dibunuh dengan cara ditusuk dibagian perut dan dada. Anton ditugasi oleh atasannya untuk memecahkan kasus tersebut. Jika dia berhasil, maka dia akan dihadiahi promosi jabatan
Kasus tersebut disorot oleh publik secara luas, setiap hari media memberitakan perkembangan kasusnya. Sebab korban pembunuhan adalah seorang tokoh partai oposisi yang kerap mengeritik pemerintah. Atas desakan publik. Anton sesumbar akan mengungkap pelakunya dalam waktu 14 hari
Anton menemukan fakta baru, ia mendapat kabar jika ada satu saksi kunci yang mungkin bisa mengungkapkan kasus tersebut, dia adalah Eris, orang pertama yang menemukan jasad tersebut. Eris adalah seorang pengidap dimensia ringan. Dia sulit mengingat hal-hal jangka pendek. Termasuk kemungkinan pembunuh dalam kasus ini
Eris dipaksa mengingat sosok terakhir yang ia temui didekat lokasi kejadian. Dengan dibantu dr Winda. Eris, mengingat ada empat orang yang ia temui sebelum sampai rooftop dan menemukan jasad. Setelah diselidiki mereka berempat adalah Ali, Feronika, Ujang dan Jason. Yang memang ada didekat tempat kejadian ketika Eris menemukan jasad. Namun kesemuanya memiliki alibi namun juga memiliki kecurigaan masing-masing
Akan tetapi, Eris juga dicurigai karena dalam bebrapa kesempatan dia bisa mengingat hal-hal yang sepele. Kasus menjadi makin rumit ketika identitas empat terduga diketahui publik. Mereka menuntut Anton sebagai ketua timsus untuk bertanggung jawab karena nama baik mereka yang telah tercemar
Waktu Anton semakin sempit , satu-satunya cara untuk membuat kasus ini segera terpecahkan adalah dengan segera menemukan pelakunya. Anton kemudian meminta para terduga untuk mengumpulkan pakaian yang dipakai ketika kejadian itu terjadi. Semua menyerahkan, hanya Fernoika yang tidak. Fero beralasan pakaiannya telah dicuri.
Ketika tiga pakaian terduga lain telah diperiksa, ternyata tak ada bekas darah setetespun. Anton langsung mencurigai Fero satu satunya terduga dengan alibi paling lemah, akan tetapi Fero kabur. Beruntung polisi bisa mebekuk Fero dan menyereretnya ke kantor polisii. Anton membentak-bentak Fero layaknya telah resmi menjadi pelaku. Namun secara bersamaan barang bukti pisau ditemukan. Dan tak ada sidik jari fero disitu, juga tidak ada sidik jari tiga terduga lain.
Kasus nyaris berhenti, namun Ridwan sahabat Anton, memberi harapan dengan mencoba mengaitkan Eris dalam kasus ini. Ridwan mencoba menghasut Anton untuk memfitnah Eris. Sebelumnya Ridwan telah menjebak Eris untuk memegang sebuah pisau sehingga sidik jarinya tertempel. Kemudiann Ridwan menyelinap ke laboratorium dan meneteskan sampel darah lintang fauzi ke pisau tersebut. Namun untuk menguatkan motif tersebut. Anton butuh bantuan dr Winda yang telah memeriksa kondisi otak Eris
Namun sayangnya hasil pemeriksaan dr Winda terhadap Eris menyebutkan jika otak Eris terganggu. Anton yang semakin frustasi kemudian mengancam dokter Winda untuk mengubah hasil pemeriksaan Eris. Keduanya cekcok dan Anton sempat meletuskan tembakan yang nyaris terkena dokter winda. Anton tersadar akan khilafnya, dokter winda memotivasi dan Antonpun menyerah untuk mencari penjahat yang membunuh Lintang
Anton mengadakan konferensi pers dan meminta maaf karena tak berhasil mengungkap kasus tersebut dalam waktu dua minggu. Antonpun mengundurkan diri dari ketua Timsus. Sikap Anton tersebut yang membuat banyak orang menaruh hormat. Jabatan ketua timsus pun diberikan pada Guntur saingan Anton. Namun publik sudah begitu menaruh respect atas sikap Anton. Akhirnya atasannyapun percaya dan memberikan kepercayaan untuk naik jabatan. Sebab yang terpenting untuk menjadi polisi bukanlah keberanian. Namun kejujuran
Sebuah kasus pembunuhan terjadi disebuah parkiran motor roof top disalah satu mall di jakarta. Korban adalah seorang tokoh partai oposisi yang getol mengeritik pemerintah. Korban dibunuh dengan cara ditusuk dibagian perut dan dada. Anton ditugasi oleh atasannya untuk memecahkan kasus tersebut. Jika dia berhasil, maka dia akan dihadiahi promosi jabatan
Kasus tersebut disorot oleh publik secara luas, setiap hari media memberitakan perkembangan kasusnya. Sebab korban pembunuhan adalah seorang tokoh partai oposisi yang kerap mengeritik pemerintah. Atas desakan publik. Anton sesumbar akan mengungkap pelakunya dalam waktu 14 hari
Anton menemukan fakta baru, ia mendapat kabar jika ada satu saksi kunci yang mungkin bisa mengungkapkan kasus tersebut, dia adalah Eris, orang pertama yang menemukan jasad tersebut. Eris adalah seorang pengidap dimensia ringan. Dia sulit mengingat hal-hal jangka pendek. Termasuk kemungkinan pembunuh dalam kasus ini
Eris dipaksa mengingat sosok terakhir yang ia temui didekat lokasi kejadian. Dengan dibantu dr Winda. Eris, mengingat ada empat orang yang ia temui sebelum sampai rooftop dan menemukan jasad. Setelah diselidiki mereka berempat adalah Ali, Feronika, Ujang dan Jason. Yang memang ada didekat tempat kejadian ketika Eris menemukan jasad. Namun kesemuanya memiliki alibi namun juga memiliki kecurigaan masing-masing
Akan tetapi, Eris juga dicurigai karena dalam bebrapa kesempatan dia bisa mengingat hal-hal yang sepele. Kasus menjadi makin rumit ketika identitas empat terduga diketahui publik. Mereka menuntut Anton sebagai ketua timsus untuk bertanggung jawab karena nama baik mereka yang telah tercemar
Waktu Anton semakin sempit , satu-satunya cara untuk membuat kasus ini segera terpecahkan adalah dengan segera menemukan pelakunya. Anton kemudian meminta para terduga untuk mengumpulkan pakaian yang dipakai ketika kejadian itu terjadi. Semua menyerahkan, hanya Fernoika yang tidak. Fero beralasan pakaiannya telah dicuri.
Ketika tiga pakaian terduga lain telah diperiksa, ternyata tak ada bekas darah setetespun. Anton langsung mencurigai Fero satu satunya terduga dengan alibi paling lemah, akan tetapi Fero kabur. Beruntung polisi bisa mebekuk Fero dan menyereretnya ke kantor polisii. Anton membentak-bentak Fero layaknya telah resmi menjadi pelaku. Namun secara bersamaan barang bukti pisau ditemukan. Dan tak ada sidik jari fero disitu, juga tidak ada sidik jari tiga terduga lain.
Kasus nyaris berhenti, namun Ridwan sahabat Anton, memberi harapan dengan mencoba mengaitkan Eris dalam kasus ini. Ridwan mencoba menghasut Anton untuk memfitnah Eris. Sebelumnya Ridwan telah menjebak Eris untuk memegang sebuah pisau sehingga sidik jarinya tertempel. Kemudiann Ridwan menyelinap ke laboratorium dan meneteskan sampel darah lintang fauzi ke pisau tersebut. Namun untuk menguatkan motif tersebut. Anton butuh bantuan dr Winda yang telah memeriksa kondisi otak Eris
Namun sayangnya hasil pemeriksaan dr Winda terhadap Eris menyebutkan jika otak Eris terganggu. Anton yang semakin frustasi kemudian mengancam dokter Winda untuk mengubah hasil pemeriksaan Eris. Keduanya cekcok dan Anton sempat meletuskan tembakan yang nyaris terkena dokter winda. Anton tersadar akan khilafnya, dokter winda memotivasi dan Antonpun menyerah untuk mencari penjahat yang membunuh Lintang
Anton mengadakan konferensi pers dan meminta maaf karena tak berhasil mengungkap kasus tersebut dalam waktu dua minggu. Antonpun mengundurkan diri dari ketua Timsus. Sikap Anton tersebut yang membuat banyak orang menaruh hormat. Jabatan ketua timsus pun diberikan pada Guntur saingan Anton. Namun publik sudah begitu menaruh respect atas sikap Anton. Akhirnya atasannyapun percaya dan memberikan kepercayaan untuk naik jabatan. Sebab yang terpenting untuk menjadi polisi bukanlah keberanian. Namun kejujuran
Sinopsis
Disukai
0
Dibaca
57
Tentang Penulis
Muhamad Wildan
-
Bergabung sejak 2021-01-10
Telah diikuti oleh 0 pengguna
Sudah memublikasikan 1 karya
Menulis lebih dari kata
Rekomendasi dari Misteri
Skrip Film
Polisi yang Tak Melawan Penjahat
Muhamad Wildan
Flash
Ada Apa dengan Rasa
Farida Zulkaidah Pane
Cerpen
Pohon-pohon Yang Berbicara
Eko Hartono
Cerpen
Noken Mama di Wamena
Angga Wiwaha
Novel
Tum
Ais Aisih
Cerpen
UTI PUTRI & BANJIR YANG MENENGGELAMKAN IBUKOTA
Sri Wintala Achmad
Cerpen
(Pintu) Surga Ada di Bawah Pohon Bambu
hyu
Novel
Rahasia Terdalam
Kalam Insan
Cerpen
LOVE is LINTRIK
Citra Rahayu Bening
Skrip Film
News Anchor Screenplay
Risna Pramesti
Novel
DELUSION
Noveria Retno Widyaningrum
Cerpen
Rumah Tua dan Buku-buku yang Hilang
Nimas Rassa Shienta Azzahra
Skrip Film
Langit Putih Awan Biru
Jafri Hidayat
Flash
Cenayang dan Arwah Baru
Omius
Novel
Ospek
Ningrati Sumarto
Rekomendasi