PLUS MINUS
6. Bagian 26-28
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

26. EXT. SEKOLAH – LAPANGAN UPACARA – SORE

Cast: Cahya, 


Cahya dan Joko berdiri di tengah lapangan sejajar dengan tiang bendera. Rekan OSIS Cahya lainnya terbagi menjadi 4 bagian, yaitu satu cewek mengajari paduan suara, satu cowok mengajari tiga komandan pleton, satu cowok dan satu cewek mengajari pasukan pengibar bendera, serta satu cowok dan satu cewek mengajari bagian pembaca doa, UUD, dan lainnya.


CAHYA

SIAP, GERAK!

(Cahya berucap lantang dengan tubuh tegap kemudian menoleh ke Joko di sebelah kirinya)

Yang tegas!


Joko mengubah tangannya yang sebelumnya ngapurancang menjadi di samping badannya dan menatap lurus ke depan.


JOKO
SIAP GE- ADUH!


INSERT: Cahya menggeplak punggung Joko dengan tangan kosong.


Joko meringis kesakitan sambil mengusap punggungnya. 


CAHYA
Kamu itu mau jadi pemimpin upacara, Joko! Yang tegap dong! Tunjukin wibawa kamu! Jangan bungkuk!


Teman sekelas Joko yang sedang berlatih menaruh perhatiannya ke tengah lapang. Rekan Osis Cahya juga ikut menoleh, tapi hanya sebentar. Lalu, OSIS yang mengajari komandan pleton berteriak.


COWOK OSIS
SIAPA YANG SURUH LIHAT KE SANA?!


Semua teman sekelas Joko kompak mengalihkan pandangan mereka dari tengah lapang dan kembali fokus. Begitu juga dengan rekan OSIS yang tadi juga ikut menoleh kepo ke tengah lapang.


CAHYA

Tangannya menggenggam.

(Mencontohkan dengan menggenggam tangannya)


Joko mengikuti arahan Cahya.


CAHYA
Nah. Sekarang ngasih arahannya yang jelas dan tegas.


JOKO

SIAP, GERAK!

(Matanya bergerak ke kanan kiri)


CAHYA
JANGAN MAIN-MAIN DONG! LATIHANNYA YANG SERIUS!


Joko berdecak sebal. Tubuhnya sudah tidak berdiri tegak. Tangannya juga sudah tidak menggenggam.


JOKO

Siapa yang main-main?

(Emosi)

Tangannya disuruh menggenggam juga udah kugenggam.


CAHYA
Iya emang udah, tapi mata harus fokus ke depan. Kamu tadi lihat kanan kiri. Nggak sadar?


JOKO
Udahlah. Dari awal juga aku udah bilang kalau nggak bisa. Ganti yang lain aja.


Joko pergi dari tengah lapang. Tidak menghiraukan teriakan Cahya.


CAHYA
HEI! JOKO!


Cahya berkacak pinggang. Dia kesal dan bingung. Melihat Joko yang duduk bergabung di tim paduan suara.


CAHYA
Terserah mau kalianlah! Pusing aku!


Cahya juga berjalan ke tepi lapangan.


27. INT. SEKOLAH – BENGKEL SEKOLAH – SORE

Cast: Budi, teman Budi


Budi berkutat mengotak-atik mesin motor dengan kunci yang dia coba satu persatu. Dia mengenakan seragam praktek khusus untuk jurusannya berwarna hitam dan celana abu putih yang sudah terkena sedikit oli di bagian bawah. Saat Budi mengangkat ban motor yang baru saja dilepas, temannya yang lewat tiba-tiba berhenti di tengah pintu.


TEMAN BUDI
OY, BUD!


BUDI

(Mendongak)

OY!

(Mengambil ban baru dan membawanya ke dekat motor)


TEMAN BUDI
Nggak ikut ke lapangan?


BUDI

Latihan upacara, kan?

(Masih fokus memasang ban motor belakang)


Teman Budi mengangguk.


BUDI
Mau di lapangan atau di sini sama aja. Sama-sama latihan dan menurutku di tempat ini lebih melatih, karena sesuai sama prospek kerjaku nantinya.


TEMAN BUDI
Ya benar juga. Terserah kamulah.


Teman Budi masuk ke dalam bengkel yang hanya ada Budi saja. Dia menghampiri Budi dan berdiri di samping Budi yang sedang jongkok dengan fokus memutar kunci.


TEMAN BUDI
Temanmu dibentak-bentak, tuh. Disuruh jadi pemimpin upacara nggak bisa-bisa. Saranku, kamu buruan bolos, deh. Katanya kalau nggak jadi-jadi juga bakal nggak dipulangin.


Tepat saat itu, Budi selesai memasang ban motor. Dia lalu memasukkan semua kunci dan alat yang dia gunakan ke dalam tempat khusus.


BUDI
Siapa?


TEMAN BUDI
Joko


BUDI
Yang ngebentak


TEMAN BUDI
Ya OSIS-lah. Siapa lagi emang?


CUT TO:


28. EXT. LAPANGAN UPACARA – SEKOLAH – SORE

Cast: Cahya, Budi


Budi berjalan lewat depan kelas sambil memperhatikan teman-temannya yang duduk alih-alih latihan. Dia mengernyit. Lalu tatapannya jatuh ke Cahya yang duduk bersila di bawah pohon sendirian sambil melamun. Budi menghampirinya.


BUDI

(Berdiri di depan Cahya dan menunduk)

Joko emang nggak ada bakat buat jadi pemimpin upacara. Mau gimanapun ngajarinnya ya tetap susah.


Cahya mendongak lalu mengalihkan tatapannya pada Joko yang tertawa ria dengan Ari.


CAHYA
Emang karena nggak ada kemauan sama usaha aja


BUDI
Kalau gitu latih yang ada kemauan sama usaha aja


CAHYA

(Menatap Budi)

Siapa?


Budi tersenyum semanis mungkin.


CAHYA

(Mengernyit)

Kamu?


Budi mengedipkan matanya sekali. Cahya semakin tidak yakin sampai matanya reflek menyipit.


CUT TO:


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar