Plastic Killer
4. ACT 2 ( d )

51. INT. KASIR TOKO BUKU/ MALL - DAY

Melani membayar sejumlah buku yang baru saja dia beli. Petugas kasir membungkus buku dengan paper bag dan menyerahkan kepada Melani.

Melani mengambil paper bag itu dan berjalan keluar.

52. INT. DEPAN TOKO BUKU - DAY

Di depan toko buku Melani tidak sengaja melihat Sonya dan seorang pria asing ( yang tidak terlihat jelas wajahnya ) sedang berada di dalam butik fashion mahal.

Dari jauh Sonya terlihat sangat senang di samping pria asing itu. Sonya dan pria itu keluar dari butik sambil menenteng banyak paper bag mewah.

Melani terus mengikuti mereka berdua dari belakang.

53. INT. BASEMAN - DAY

Mereka berdua berjalan masuk ke area basemen. Mereka masuk ke salah satu mobil berwarna merah dan mobil itu melaju cepat meninggalkan area basemen. Melani berlarian mengejar mobil itu namun terlambat. Melani menampakan wajah cemas dan bingung.

54. EXT. RUMAH RAHASIA- DAY

Dari jauh terlihat mobil merah masuk ke salah satu rumah megah. Gerbang otomatis terbuka dengan sendirinya. Mobil merah melaju lebih dalam dan berhenti di sebuah garasi khusus.

Sonya keluar dari mobil dengan wajah gembira. Kevin menggandeng semua paper bag secara bersamaan. Mereka berdua masuk ke dalam.

55. INT. RUANG TENGAH - DAY

Kevin menyalakan musik klasik. Kevin terlihat menikmati alunan musik sambil meminum segelas anggur. Sonya datang dari depan dengan stelan baju mahal dan mewah.

Sonya tampak malu-malu menghadap Kevin. Pipinya merah merona dan memancarkan wajah yang teramat bahagia. Kevin tampak lebih sumringah dan bersemangat melihat penampilan Sonya.

KEVIN

Bravo!! Kamu emang pantas dengan pakaian mewah kaya gini.

SONYA

Gimana? Kamu suka kan?

KEVIN

Ini perfect.. apa boleh aku mengambil foto dengan penampilanmu saat ini?


Sonya mengangguk girang, Kevin segera mengambil HP dari saku jas depan. Kevin satu persatu mulai mengambil foto dengan kamera belakang. Sonya tampak sangat percaya diri, bergaya dengan lekukan tubuh dan eskpresi wajah yang menggairahkan.

56. INT. RUANG OPERASI - DAY

Kevin dan Sonya masuk ke ruang operasi rahasia. Terlihat perlengkapan medis yang tertata dengan sangat rapi. Sonya sangat terkejut dan terkagum-kagum melihat pemandangan di sekitarnya.

KEVIN

Kamu tau, cuman orang spesial yang bisa masuk sini.

SONYA

Jadi ini bener? Kamu bakal operasi plastik wajah jelek ini?

KEVIN

Very special treatment. You are lucky girl!!


Sonya tampak lebih gembira. Sedangkan Kevin masih terlihat tenang. Ketika Sonya memilih sibuk melihat ruang operasi. Di sanalah Kevin membawa sebuah palu besar dari arah tak terduga.

Kevin menyeret palu besar dan tak segan menghantamkannya tepat di bagian belakang kepala Sonya. Dalam sekejap Sonya jatuh ke lantai. Sonya masih melirik Kevin sambil menangis.

Kevin menyeret tubuh Sonya yang sudah berlumuran darah sampai ke atas rajang operasi. Kevin kembali menggunakan HP-nya untuk merekam Sonya yang sudah sekarat.

Kevin tertawa terbahak-bahak seperti orang kesetanan. Sedangkan Sonya sudah kehilangan kesadaran.

57. INT. KANTOR POLISI - DAY

Semua tim investigasi sibuk dengan kerjaanya masing-masing. Wildan berjalan menghampiri meja kerja Jefri. Wildan menyerahkan sebuah flashdisk di atas meja.

WILDAN

Aku berhasil melacak mobil merah itu. Semalam aku bergadang di pusat lalu lintas.

JEFRI

Kerja bagus, terimakasih.

WILDAN

Dimana kamu dapat info kaya gini? Jangan-jangan ada informan rahasia?

JEFRI

Kamu gak usah banyak tau. Yang penting nih, mobil itu harus cepet ketemu.


Jefri lalu memasukan flashdisk ke dalam lubang komputer.


JEFRI

( Memberi Perintah)

Semuanya kumpul sini.


Tim investigasi kriminal lain ikut nimbrung di sekitar meja kerja Jefri. Mereka bersama melihat rekaman video CCTV.

Insert: Terlihat mobil melintasi jalan sepi di tengah malam.

RYAN

Kemana arah tujuan mobil ini?

WILDAN

Ini melintas sekitar jam 5 subuh tadi. Jalan Ampera, aku pikir di sana ada tempat karya wisata yang udah lama bangkrut.


Insert: Memperlihatkan mobil kembali pulang di jalan yang sama.


AHMAD

Cuman butuh waktu 15 menit buat putar arah. Kapten, seharusnya kita segera geledah tempat itu.


Jefri mengangguk dan beranjak pergi dari kursi. Langkah Jefri di ikuti oleh semua tim investigasi kriminal.

58. EXT. KARYA WISATA - DAY

Tim investigasi kriminal turun dari mobil masing-masing. Mereka berpencar di setiap sudut tempat.

Ahmad melihat ada mobil merah terparkir di dekat pohon besar. Ahmad melaporkan temuanya lewat panggilan HT. Semua tim berkumpul di depan mobil merah dan melakukan penggeledahan.

Mereka tidak menemukan hal yang mencurigakan di dalam mobil. Mobil terlihat masih bersih dan rapi.

JEFRI

Ayo, cari lagi di sekitar mobil ini. Memang firasat buruk itu kuat.


Semua kembali berpencar mencari di setiap sudut. Wildan masuk ke arena kolam ikan besar yang sudah kering. Di dekat kolam ikan itu terdapat jejeran tong oli bekas.

Wildan membuka satu persatu tong oli berukuran besar. Akhirnya mendapatkan mayat Sonya ada di dalam tong oli dalam keadaan mengenaskan.

59. INT. RUANG INTEROGASI - NIGHT

Melani duduk di depan dua detektif ( Wildan dan Ryan ). Melani terlihat cukup panik dan ketakutan.

Di sisi ruang monitor, Jefri menyaksikan anaknya sedang di interogasi dengan wajah gugup. Tegar dan Ahmad berjaga di depan beberapa komputer.

Kembali ke suasana Melani. Wildan menyerahkan layar laptop di depan Melani.

Insert: Memperlihatkan rekaman mobil merah keluar dari pintu belakang basemen mall.

WILDAN

Saat mobil merah keluar dari mall. Nomor Melani tercatat melakukan panggilan beberapa kali ke nomor Sonya.
Sinyal Melani terlacak berada di mall yang sama dengan Sonya.


Melani menghela nafas pendek, wajahnya semakin suram dan lelah. Melani terus melirik kaca besar yang berada di sampingnya.


MELANI

Apa ada ayah di sana?

WILDAN

Aku tau ini berat, setidaknya selesaikan semua pertanyaan ini.

MELANI

Ayah dengar... Sonya memang teman kampus ku. Tapi aku gak tau apa-apa. Waktu itu, aku cuman gak sengaja lihat Sonya jalan bareng sama pria asing. Aku kejar mereka sampai basemen tapi... ( Mulai menangis)


Dari ruang kontrol, Jefri tampak menahan rasa sedih dan frustasi. Tegar melirik Jefri dari samping, dia pun merasa kasihan dengannya.


MELANI

(Pecah tangis)

Aku gak berhasil. Sonya keburu pergi sama pria itu. Aku coba nelepon dia terus terusan. Tapi gak ada jawaban.


Wildan dan Ryan terdiam sejenak. Ryan memberikan tisu ke Melani yang masih tersedu-sedu. Melani mengambil secarik tisu itu.


RYAN

Apa kamu sempat melihat wajah pria asing itu?

MELANI

(Menggeleng)

Kenapa kalian gak coba cek CCTV? Kenapa gak coba cek kepemilikan mobil? Kalian polisikan? Ayah.. ada apa ini? Kenapa pembunuhnya belum ketangkap?

WILDAN

Hampir CCTV di sekitar mall atau sekitar luar terhapus gitu saja. Kami cuman dapat CCTV ini aja.
Buat plat nomor, mobil itu ilegal. Kita gak bisa melacak kepemilikan.


Melani semakin sedih mendengarnya. Melani kembali segugukan.

RYAN

Kamu teman dekat Sonya kan? Kalo sesama teman biasanya dia cerita apapun, termasuk pria.


Melani terdiam sejenak dan terlihat memikirkan sesuatu. Melani kembali tenang dan tidak menangis lagi.


MELANI

(Penuh kebimbangan)

Dia cuman bilang deket sama pria. Itu aja, aku gak tau apa-apa lagi.

CUT TO:

60. INT. RESTORAN CEPAT SAJI - NIGHT

Melani, Jefri dan Baron duduk bersama di meja restoran. Melani terlihat sangat lapar dan lahap menyantap semua makanan junk food. Melani fokus dengan makanan dan minuman di depannya, dia tidak mempedulikan apapun.

Jefri menatap lurus anaknya dengan penuh kesedihan. Bahkan di memberikan porsi burger untuk Melani. Sedangkan Baron cuman bisa geleng-geleng kepala.

JEFRI

Pelan-pelan makannya.. nanti kesedak.

MELANI

Ayah harus janji, kalo penjahat itu harus masuk penjara. Ayah itu polisi, jangan bikin malu Melani di kampus.

JEFRI

Sebaiknya kamu lebih hati-hati. Harus selalu kabarin ayah atau ibu. Kalo ada apa-apa kamu bisa pake alat listrik kejut atau panggil 911.


Melani diam saja dan mulutnya masih mengunyah.

BARON

Apa teman kamu itu pernah ada rencana buat operasi plastik?

MELANI

(Berpikir sejenak)

Mmmmm.... Enggak tau.


Baron terlihat kecewa mendengarnya.


MELANI

Yah, apa boleh aku operasi plastik? Biar mirip Kylie Jenner gitu.


Jefri mendadak jengkel dan kesal.


JEFRI

Sembarangan!! Emang ayah jendral apa! Udah jangan macem-macem. Kamu itu cantik, gak usah di rubah segala.


Melani cemberut dan kecewa.

61. INT. RUANG TENGAH - NIGHT

Baron duduk di atas sofa. Di atas meja berserakan foto-foto dari kasus kematian Sonya. Mata Baron lalu tertuju pada satu foto yang di ambil dari rekaman CCTV. Foto mobil merah yang keluar dari mall.

Tiba-tiba dahinya mengerut, seperti dia mengingat sesuatu. Baron lebih mempertegas penglihatannya.

Insert: Muncul ingatan Baron, dimana saat Baron ada di depan klinik Kevin. Di sana dia melihat mobil merah terparkir.

Saat itu juga wajah Baron tercengang.

CUT TO:

62. EXT. DEPAN KLINIK - DAY

Baron dan Jefri berada tak jauh dari klinik Kevin. Mereka terus mengintai keadaan luar dari dalam mobil. Dari kaca depan terlihat mobil merah melaju ke arah klinik Wills.

Baron dan Jefri segera keluar dari mobil. Mereka bergegas cepat menuju mobil merah. Di sana ada Kevin yang sedang membuka pintu mobil untuk keluar. Mereka bertiga kini saling menatap satu sama lain.

JEFRI

Pak dokter, maaf apa mobil ini milik anda?

KEVIN

(Sambil melirik mobil)

Iya, betul. Emang ada ya pak?

JEFRI

Saya minta izin untuk menggeledah mobil ini sebentar.

KEVIN

(Tetap tenang)

Tentu, silahkan.


Jefri dan Baron segera masuk ke dalam mobil dan menggeledah semua bagian dalam dan luar mobil. Namun terlihat Baron kecewa. Mereka berdua saling berbisik.

JEFRI

Mobil ini bersih? Gimana sih, menurut kamu ini mobil yang sama kan?

BARON

(Geleng kepala)

Bukan, ini mobil yang beda. Plat nomor dan aksesoris bagian depan semua beda.

JEFRI

Kamu yakin?

BARON

Aku yakin ini mobil yang beda. Tapi, mobil yang pernah aku liat sebelumnya persis dengan yang di TKP.

JEFRI

Ssssshhh... Sial.


Sementara Jefri dan Baron berdiskusi dari jarak jauh. Kevin memperlihatkan wajah kesal dan berusaha menahan amarahnya.

63. INT. WARNET - NIGHT

Baron duduk di depan layar komputer dengan wajah serius dan fokus.

Insert : Memperlihatkan artikel tentang Kevin dan keluarganya yang kaya ( mempunyai bisnis farmasi dan rumah sakit terkenal)

Baron menghela nafas berat dan mengambil satu puntung rokok, menyalakan dan menghisapnya.


BARON

(V.O)

Dia bukan orang biasa. Terlalu kuat dan berkuasa.


Insert: Memperlihatkan situs website klinik Wills. Di artikel memperlihatkan foto dan video promosi klinik Wills. Lalu, Kursor mouse tertuju pada satu brosur.

Sebuah brosur yang memperlihatkan satu pouch serum gratis setiap datang berkunjung ke klinik.

Baron seperti menyadari sesuatu. Baron mulai mengingat dengan lebih fokus.

Insert: Memperlihatkan ingatan Baron di beberapa slide foto dan video HP. Memperlihatkan wanita (f) sedang di bekap di sebuah ruangan redup akan pencahayaan. Wanita (f) memakai kaos putih polos. Di saku depan terlihat pouch serum yang masih di simpan.

64. EXT. DEPAN KANTOR POLISI - NIGHT

Baron berdiri dan bersembunyi di sekitaran depan kantor polisi. Dari arah depan datang Jefri berjalan keluar. Jefri dan Baron bertemu dan masuk ke dalam mobil tua.

Dari jauh Wildan ternyata tak sengaja melihat interaksi antara Jefri dan Baron. Wildan memasang wajah curiga.

WILDAN

Bener kan? Itu pasti informan kapten.


65. INT. MOBIL - NIGHT

Di dalam mobil yang sedang dikendarai Jefri. Baron duduk di samping jok kemudi.

JEFRI

Kamu yakin sama ingatan mu kali ini?

BARON

Kapan aku pernah meleset. Ada tiga mayat wanita yang masih belum kita temukan. Salah satu dari tiga mayat itu punya pouch serum di saku depan.

JEFRI

Semua tergantung berapa keras kamu bisa menemukan mereka. Ingatanmu ternyata tidak setajam yang aku kira.

BARON

(Mendesah kesal)

Sssshh....!!!

JEFRI

Kalo emang bener serum itu ada di antara ke tiga mayat wanita. Ini bakal jadi petunjuk kuat. Klinik itu titik awal yang harus kita gali.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar