Plastic Killer
1. ACT 1 ( a )

Kita melihat dari belakang, sosok misterius (X) berpenampilan serba hitam. X menyeret mayat wanita masuk ke sebuah semak belukar dekat pohon besar.

Insert : Mayat wanita penuh lebam dan luka sekujur tubuh. Mulut dilakban, kaki dan tangan terikat tali. Mayat wanita menggunakan kaos ketat berlogo Channel dan rok mini.

FADE IN:

1. EXT. JALAN GANG - DAY

Sepeda motor matic melaju lamban. Baron ( 28 ) menggunakan jaket kulit dan helm hitam menutupi semua wajah.

Insert: Dari kaca helm, Baron sedang mengintai situasi jalan terlihat sepi.

Di lain situasi, kita melihat X berjalan santai di sisi jalan yang terlihat sepi. X sibuk dengan layar HP dan tidak melihat sekitar.

Insert: Dari kaca helm, Baron melihat X berjalan sendirian dan terlalu sibuk melihat layar HP. Bibir Baron tersenyum lebar.

Motor matic perlahan mendekati posisi X. Motor matic membuntuti X dari belakang dan X tidak menyadari kehadiran motor itu. X masih sibuk dengan layar HP.

Insert: Dari kaca helm, Baron melihat sepatu, jaket hoodie dan ujung lengan baju X penuh dengan cipratan tanah kotor dan lumpur basah.

X menyimpan HP di saku depan jaket hoodie. Namun tak berapa lama, X mengambil HP dan membuka kode pasword dengan jarinya.

Insert: Jari telunjuk X memperlihatkan pola garis pasword di layar HP.

Saat itulah, Baron menjambret HP langsung dari tangan X dengan mudah dan lihai. Setelah berhasil menjambret, motor matic melaju dengan cepat meninggalkan X yang berdiri mematung.

X Si Misteri

(Mendesah kesal)

Ssssshhh... Sialan.


2. INT. RUMAH SUSUN/ RUANG TENGAH - AFTERNOON

Pintu depan terbuka, Baron masuk ke dalam. Baron menyimpan helm dan tas selempang sembarang. Kedua lengan menjinjing dua keresek besar dengan cap minimarket.

Baron menyimpan dua keresek di atas meja sambil membawa satu kaleng bir di dalamnya. Baron duduk di atas sofa tua. Baron membuka kaleng bir dan meminumnya langsung. Menyalakan TV dan menikmati reality show yang membuatnya tertawa.

Pintu depan terbuka lagi, Vina (20) masuk ke dalam dan menghampiri Baron. Vina duduk di samping Baron dan mengambil satu bungkus rokok di dalam kresek. Vina menyalakan rokok dengan pemantik dan menghisap ujung rokok penuh kenikmatan. Mereka berdua bersama menikmati acara TV.

VINA

Gimana hari ini? Menang banyak gak?


Baron mengambil kaleng bir baru, membukanya dan meminumnya.


BARON

Mayan lah... buat beli lonte.


Vina tersenyum tipis dan terlihat senang.


VINA

(Merayu)

Abang, minta satu ya. Lagi butuh.

BARON

( Penuh selidik)

Buat apa?

VINA

Mmmmm... Jajan.


Baron berhenti minum, dia melirik Vina dengan tajam. Vina berusaha tersenyum dan meyakinkan Baron.

Insert: Mata Vina berair dan merah. Vina terlihat tidak fokus.

Baron dengan paksa membuka lengan baju Vina dan mendapati banyak bekas suntikan narkoba di kulit Vina. Baron marah dan kesal. Vina jadi ketakutan.

BARON

Abang jambret sana sini bukan buat make barang sialan itu Vina. Mikir gak !! Kita harus bisa nabung. Emang kamu mau kita hidup miskin terus.

VINA

Please, bantuin Vina kali ini aja. Vina udah gak tahan lagi bang. Vina Janji ini yang terakhir.


Baron habis kesabaran, tangan kanan bersiap untuk menampar pipi Vina. Namun melihat wajah Vina menangis ketakutan membuatnya luluh. Baron menghela nafas dan terlihat pasrah.

BARON

Ambil di tas abang sana. Jual mana HP yang paling mahal dan bagus.


Vina kembali senang dan bersemangat, dia menyeka air mata yang masih menempel di sudut matanya. Vina bangkit dari sofa dan berjalan mengambil tas selempang milik Baron.

Vina mengeluarkan semua barang hasil jambretan. Ada 5 HP dan 4 dompet berbeda. Vina melihat satu persatu HP dengan seksama. Vina mendapati ada satu HP keluaran terbaru, Vina tersenyum dan mengambil HP milik X.

Vina duduk di sofa kiri. Vina meminta Baron untuk membuka pasword HP. Setelah HP berhasil terbuka, Vina semakin semangat melihat layar HP.

VINA

(Sambil mengotak-atik layar HP)

Wih... Keren banget ni HP. Dapat darimana bang?

BARON

(Geram)

Udah, jangan banyak bacot. Ini yang terakhir pokoknya. Abang gak ada urusan lagi sama barang sialan itu. Mati, mati aja kamu sekalian kalo masih kecanduan.

VINA

Ini HP punya siapa sih bang. Ko gak ada aplikasi chat atau sosmed.

BARON

(Mencibir)

Mana abang tau, emang ada pejambret kenalan dulu sama orang? Hei.. namaku Baron, nama kamu siapa? Apa aku boleh jambret HP nya?


Mereka berdua tertawa. Baron masih sibuk melihat layar TV sambil merokok.

Insert : Vina membuka galeri HP. Vina mengklik foto pertama yang menunjukan wanita (a) berada di tengah semak semak dengan kaki tangan terikat dan mulut tertutup lakban.

Vina menjerit melihat slide foto pertama. HP jatuh ke bawah lantai. Baron melirik Vina dengan penasaran dan berhenti merokok.

BARON

Ada apa hah?

VINA

(Ketakutan, menunjuk HP)

Iiiituuuu... Iiiittuuuu...


Baron melirik HP yang masih tergeletak dan memungutnya. Baron melihat foto slide pertama yang masih ada di layar HP. Baron terkejut bukan main, kedua matanya bergetar hebat.

Baron bangkit dari sofa dan mengunci pintu. Baron berdiri dengan gugup sambil melihat kembali galeri di HP.

Insert: Dengan cepat, Baron mengscroll semua bagan foto-foto wanita yang tengah disiksa, dibunuh dan sudah terbunuh sampai habis. Baron memutar satu video yang memperlihatkan wanita (a) duduk di sebuah ruangan kosong dengan banyak luka dan darah yang mengalir. Wanita (a) menangis sambil memohon agar tidak dibunuh. Wanita itu ditutup kepalanya dengan keresek hitam sampai nafas terakhir.

Baron menutup HP dan memasukannya ke dalam kantong kresek. Vina mencegah Baron dan mengambil keresek itu secara paksa.

VINA

Kita harus laporin ini ke polisi.

BARON

Kamu gila apa, kalo polisi sampe tau mereka bakal nangkep abang juga!!

VINA

Tapi bang, kamu gak liat apa? Ada mayat wanita di sana. Ini HP psikopat. Sial, abang salah jambret tau!!

BARON

Ini bukan urusan kita. Sini balikin HPnya, mau abang buang!! Kita sama sama penjahat, jangan urusi urusan penjahat lain.


Vina tertegun sebentar, wajahnya terlihat ragu. Baron merebut kembali kresek itu dan Baron masuk ke kamar.

3.INT. KAMAR BARON - NIGHT

Baron mondar mandir dengan wajah cemas dan resah. Baron terus melirik kresek yang ada di tangannya. Baron mengeluarkan HP itu dari dalam keresek dan melihat kembali galeri secara keseluruhan.

Kedua tangannya gemetar, keringat mengucur deras di sekitar wajah. Baron sudah tidak tahan, dia buru-buru memasukannya lagi kedalam keresek. Baron menaruh kresek di atas meja dan memukul kresek itu dengan action figure Superman berulangkali. Baron mengeluarkan HP dari kresek, HP itu masih menyala.

BARON

Sial!!


Baron menyimpan HP di atas meja dan dia keluar dari kamar.

4. INT. RUANG TENGAH - NIGHT

Vina duduk resah di atas meja sambil menghisap rokok. Vina melihat Baron keluar dari kamar.

VINA

Abang, mau kemana?

BARON

Pinjem palu ke tetangga dulu.

VINA

Buat apa?

BARON

HP itu harus hancur, isinya nyeremin. Gak ngotak!!

Baron keluar dari ruang tengah. Pintu utama kembali tertutup. Vina bangkit dari sofa dan masuk ke kamar Baron.

5. INT. KAMAR BARON - NIGHT

Vina mengambil HP yang tergeletak di atas meja. Vina sempat melirik laptop di sampingnya, wajahnya terlihat ragu.

CUT TO:

6. EXT. JALAN RAYA - NIGHT

Motor matic yang dikendarai Vina melaju dengan cepat. Mata Vina sibuk melihat map di layar HP.

Insert: Map dengan kolom pencarian Polsek terdekat.

7. EXT. PERTIGAAN JALAN - NIGHT

Motor melintas di pertigaan jalan yang sepi. Tiba-tiba sebuah truk besar datang dari arah samping dan sengaja menabrak motor.

Motor terhempas seketika. Vina berhamburan ke atas trotoar. Truk berhenti dan X keluar dari arah jok kemudi.

Insert: Vina tewas di tempat. X mendekati Vina yang tergeletak dan mengambil HP di saku jaket depan. Menyuntikan sesuatu ke lengan kanan dan meninggalkan alat suntikan begitu saja.

CUT TO:

8. INT. RUANG TENGAH - DAY

Para pelayat terlihat meninggalkan ruangan satu persatu. Baron duduk di atas sofa dengan wajah muram dan menyedihkan. Tiga polisi duduk di samping sofa.

POLISI 1

Sebelumnya kami turut berduka cita atas kehilangan adik anda. Tapi perlu kami sampaikan laporan penyebab kecelakaan almarhum Vina di lapangan.


Baron merobek satu lembar kertas yang sedang dia pegang. Wajahnya penuh amarah memandang ketiga polisi.


BARON

Aku udah bilang berulang kali. Adikku mati bukan karena overdosis dan kecelakaan tunggal. Ini murni pembunuhan!!

POLISI 2

Maaf pak, adik anda seorang pecandu dan ditemukan narkoba di darahnya. Semua berdasarkan fakta yang tertinggal di lapangan.


Baron merenung sejenak dan menghela nafas pendek. Baron menyalakan rokok dan menghisapnya.


BARON

Kalian bisa liat? Sekarang rumah ini sudah udah kaya kandang anjing.


Insert: Seluruh bagian rumah di tutupi koran bekas dan dilakban hitam. Pintu dan jendela di kunci ganda. Tidak ada celah sedikitpun. Semua buram dan remang-remang.

BARON

Sebentar lagi, pembunuh itu bakal ngincar rumah ini. Aku saranin, kalian balik lagi satu minggu kesini. Siapa tau aku udah mati membusuk di ruangan ini.


Ketiga polisi itu saling memandang heran dan kebingungan. Baron dengan santai meneguk sebotol miras di depan mereka.

CUT TO:


MONTAGE :

1. Baron mengurung diri di dalam kamar. Jendela tertutup rapat oleh lapisan koran. Baron terus mabuk dan ketakutan sendiri. Berkali kali, Baron mengintip di celah jendela kamar.

2. Baron naik tangga menuju rumahnya. Baron berlarian ketakutan karena melihat sosok orang mencurigakan di ujung sana. Baron sampai di depan pintu dan mendapati tiga mayat kucing yang sudah membusuk tergantung di atas pintu. Darah bercucuran dari ketiga mayat kucing ke bawah lantai.

3. Sepulang dari mini market. Baron diikuti oleh X ( memakai helm) dari belakang. Baron mempercepat langkahnya dan X mulai mengejar Baron. Terjadilah kejar-kejaran antara Baron dan X di lingkungan gang padat. Baron berhasil di tangkap oleh X dengan dipukul oleh kayu besar. Baron pingsan dan X menyeret tubuh Baron ke sebuah lahan kosong. Saat X akan mengarahkan pisau ke tubuh Baron, saat itu juga Baron sadar dan menepis pisau itu sampai terpental. Baron berhasil kabur dan X tidak bisa mengejarnya.

4. Baron mengurung diri di ruang tengah. Semua sudut rumah berantakan oleh sampah. Baron semakin frustasi, dia terus meneguk minuman keras sampai teler berat. Terdengar suara pintu mengetuk, Baron memberanikan diri membuka pintu. Di depan pintu ada sebuah paket. Baron membuka paket itu dan melihat ada pisau besar dengan lumuran darah. Baron tertawa dan berteriak seperti orang gila. Akhirnya dia pingsan di depan pintu yang masih terbuka.

MONTAGE ENDING

CUT TO:


9. INT. KAMAR MELANI - MORNING

Melani ( 20 ) bersiap pergi kuliah. Kita melihat kamar tidur sederhana dan sempit. Melani memakai jeans lusuh dan kaos pendek. Wajahnya tidak memakai make up, terlihat Melani berdiri di depan kaca sambil menggunakan bedak bayi tabur ke kulit wajahnya.

10. INT. RUANG TENGAH - MORNING

Melani duduk di alas karpet sambil menonton TV. Ibu Melani, Siti (40) membawakan nasi uduk bungkus di depan Melani. Melani segera membuka bungkus nasi dan menyantap nasi uduk begitu lapar.

Insert : layar TV memperlihatkan polisi bernama Jefri ( 46 ) sedang diwawancarai banyak reporter terkait banyaknya laporan wanita hilang di Jakarta Timur.

Melani berhenti mengunyah, pandangannya mendadak kesal dan marah melihat Jefri di layar kaca. Penuh gusar Melani mengganti saluran TV dengan remot.

MELANI

Ssshhh... bodoh.


Insert : Layar TV kembali memperlihatkan saluran lain. Seorang dokter bedah plastik tampan dan memakai kacamata, Kevin ( 30 ) sedang mengajak penonton untuk melihat klinik kecantikan dan bedah plastik. Kevin memancarkan wajah penuh karisma dan kelembutan.

Melani kembali mengunyah dan tertarik melihat Kevin di layar TV.

Melani

(Mengoceh sendiri)

Gila, ko bisa ganteng banget.


11.INT. KANTOR POLISI - DAY

Jefri sedang di hadapkan wanita lansia yang terus meraung-raung dan menangis penuh dramatis. Jefri bingung dan wajahnya penuh empati. Jefri memberikan selembar tisu untuk wanita lansia itu.

WANITA LANSIA

Tolong... Cucu ibu udah lama gak pulang-pulang. Kasian anak itu. udah ibunya jauh di Arab, bapaknya kawin lagi. Ya gusti, nasib bener kamu nak.


Jefri berusaha mendekatkan tubuhnya ke wanita lansia yang duduk itu. Jefri menepuk pundak dan berpindah memegang tangan penuh keriput. Jefri berusaha menenangkan wanita lansia.

JEFRI

Mak, sabar ya. Kami terus berusaha sekeras mungkin buat nemuin cucu ibu. Jefri janji semua masalah ini bakal cepet selesai.


12. INT. RUANG OPERASI - DAY

Kevin dan tim medis lain terlihat sibuk di ruang operasi. Kevin memimpin operasi plastik seorang pasien wanita yang tengah di bius total. Kevin menunjukan kecerdasan dan kehebatannya sebagai dokter bedah plastik.

13. INT. RUANG KERJA - DAY

Memakai seragam dokter, Kevin berjalan menuju meja kerja. Kevin duduk dengan wajah lelah dan tatapan kosong. Pintu terbuka, asisten pribadi masuk dan berjalan menuju meja kerja Kevin.

Seketika Kevin merubah wajahnya menjadi lebih ceria dan hangat. Asisten pribadi menyerahkan dus HP baru di depan Kevin. Mereka tersenyum ramah satu sama lain.

ASPRI

Maaf pak, pesanan HP baru sudah datang.

KEVIN

Terimakasih.


Asisten pribadi undur diri. Kevin langsung membuka dus dan mengambil HP baru. Wajahnya kembali berubah lebih masam dan murung.

CUT TO:

14. INT. MINIMARKET - NIGHT

Baron memasukan banyak bungkus Mi instan ke dalam keranjang belanja sampai penuh. Selanjutnya Baron membuka Showcase dan mengambil semua stock bir kaleng sampai habis. Semua bir kaleng Baron masukan ke dalam keranjang belanja.

Baron berjalan menuju kasir dengan dua keranjang belanja penuh. Kasir pria menatap heran Baron namun berusaha untuk cuek.

BARON

Biasa, dua selop.


Kasir mengangguk dan mengambil dua selop rokok di laci khusus. Kasir satu persatu mengecek barang belanjaan di mesin khusus. Baron terlihat sangat lelah dan berantakan.

15. EXT. JALAN PULANG - NIGHT

Baron berjalan sambil membawa dua keresek besar di kedua tangannya. Baron melewati warung kopi dan berhenti sejenak. Baron melihat layar TV yang terpangpang di dalam warung kopi.

Insert: Layar TV memperlihatkan sebuah berita ekslusif. Menayangkan profil wanita yang dua minggu lalu dilaporkan hilang.

Baron terkejut ketika melihat foto wanita itu. Tiba-tiba ingatannya muncul kembali.

Insert : (ingatan Baron) memperlihatkan tampilan slide foto terkahir di HP X. Mayat wanita (a) yang tergambar sedang bersembunyi di semak-semak.

16. INT. WARUNG KOPI - NIGHT

Baron masuk ke warung kopi. Baron berdiri sambil menatap layar TV dengan tajam. Kedua matanya bergetar hebat dan berusaha menahan rasa sedih mendalam.

Insert: Layar TV menggambarkan nenek tua yang menangis ekstrim di depan kantor polisi. Nenek tua meminta polisi segera menemukan cucunya segera sambil membawa foto wanita (a).

Baron tidak bisa menahan kesedihan lagi, dia menangis termehek-mehek pada akhirnya. Pedagang kopi hanya bisa berdiri keheranan menyaksikan Baron menangis.

17. EXT. DEPAN WARUNG KOPI - NIGHT

Baron begitu marah dan murka. Baron melempar semua isi kresek ke tanah. Semua barang belanjaan berserakan dan bercecer di atas tanah.

BARON

Kali aku gak bakal diem lagi.

BARON

(Wajah menantang, berteriak)

Ayooo.. sini. Kalo berani

bunuh sekarang!!


BARON

Bunuh!!! Bunuh sekarang!! Gak takut, anjing!!


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar