Perjalanan Dinas (Bagian 3: Persinggahan Terakhir)
11. YOGYAKARTA - TANGERANG - JAKARTA

68. (YOGYAKARTA) INT. BANDARA - DAY


MONTAGE:

- Suasana di dalam bandara. Tampak orang-orang mengantre untuk menaruh barang di ban berjalan mesin pemeriksa.

- Suasana ruang tunggu bandara yang padat, hampir semua kursi terisi.

- Tampak lapangan terbang yang terlihat dari dalam ruang tunggu yang dibatasi kaca tebal. Tampak pesawat yang baru mendarat dan kemudian berhenti di depan gate, tak lama diikuti beberapa orang yang mengantre di depan pintu gate.

- CU jadwal-jadwal penerbangan dari Yogyakarta yang terpampang di layar monitor.



INTERCUT TO Christie yang tampak duduk di dalam pesawat di sisi jendela, tampak di luar ujung Gunung Merapi menjulang.

INTERCUT TO Gya yang tengah duduk di ruang tunggu bandara, lalu berdiri dan berjalan menuju salah satu gate. 

Tampak di layar monitor tertulis: YOGYAKARTA-DENPASAR BOARDING NOW.


CUT TO


69. (TANGERANG) EXT. JALAN RAYA-RUMAH - NIGHT


ESTABLISH suasana jalan raya yang ramai, padat dengan kendaraan dan cenderung macet.

Sebuah taksi meluncur di antara kendaraan-kendaraan yang melaju. Tampak Christie duduk di kursi belakang taksi. Matanya menatap keluar.


CHRISTIE (VO)
Hidup memang sebuah perjalanan dengan alur yang sulit dimengerti. Perjalanan dinas kali ini adalah buktinya.


Taksi tampak berhenti di antrean kendaraan. Hari mulai beranjak gelap dan kendaraan-kendaraan yang memenuhi jalanan semakin banyak.

Tampak Christie yang masih duduk di kursi belakang taksi dengan pandangan menerawang, kemudian tersenyum tipis.


CHRISTIE (VO)
Perjalanan dinas paling tidak masuk akal. Perjalanan panjang yang hanya butuh waktu singkat untuk kembali pulang.


CUT TO


70. (TANGERANG SELATAN - BSD) EXT./INT. JALAN RAYA-RUMAH - NIGHT


ESTABLISH suasana jalan raya. Lajur jalan begitu luas, satu arah terdiri dari tiga lajur. Tampak sebuah mal di kiri jalan. Di seberangnya, tampak berjejer-jejer bangunan ruko dan gedung. Pembatas jalan di tengah cukup lebar dengan ditanami rerumputan dan pohon-pohon tinggi.

Taksi terus melaju hingga berbelok ke kiri ke wilayah perumahan. Tampak bangunan-bangunan rumah di kiri dan kanannya.

Taksi terus melaju hingga memasuki sebuah cluster, dan kemudian berhenti di sebuah rumah yang berada di sisi kanan.

Christie keluar dari taksi dan berjalan menuju pintu rumahnya.

INTERCUT TO dalam rumah, tampak Yos (laki-laki, 45 tahun) bersama Angel (perempuan, 10 tahun) dan Davina (perempuan, 7 tahun) tengah duduk di ruang tengah dengan televisi menyala.

Bel terdengar berbunyi. (SFX)

Yos beranjak menuju pintu depan.

INTERCUT TO pintu depan. Yos membuka pintu dan tampaklah Christie yang berdiri di depan rumah. 

Christie tersenyum.


YOS
Sayang? (terbelalak)


Christie tidak menjawab. Ia malah menunduk.


YOS
Kok nggak bilang kalo kamu pulang hari ini? Kan, saya bisa jemput di bandara. (memincingkan mata, lalu menatap Christie, dan kemudian menyentuh wajahnya yang sedikit lebam dan lecet) Muka kamu kenapa? Kamu habis kecelakaan?


Christie lagi-lagi tidak menjawab. Alih-alih, ia malah menghambur memeluk Yos.

Yos tampak terkejut


YOS
Sayang … ada apa?


INTERCUT TO ruang tengah. Angel dan Davina tampak menoleh ke arah ruang depan. Angel mengecilkan suara televisi dengan remote. Tak lama, Yos muncul bersama Christie. Davina langsung menghambur.


DAVINA
Mama…!


Christie berjongkok untuk menyambut pelukan Davina.


DISSOLVE TO


71. (JAKARTA) INT. KANTOR-RUANGAN KEPEGAWAIAN - DAY


Text: Jakarta

Ruangan Bagian Kepegawaian tampak berantakan. Beberapa kardus tergeletak di lantai berisikan berkas-berkas. Ada yang berada di dalam map, dan ada pula yang dijepit di dalam ordner.

Pak Iwan (laki-laki, 50 tahun) tampak tengah memilah-milah berkas dibantu Alfi (perempuan, 26 tahun). 

Alfi tampak mengamati satu per satu label yang tertera pada ordner. Matanya berhenti di sebuah ordner.


ALFI
(bingung) Pak, ini file-file apaan? (menunjuk label pada ordner yang dipegangnya)


Pak Iwan berhenti memilah berkas dan melihat ke ordner yang ditunjuk Alfi.

CU label ordner yang tertulis: “RUJUK”


PAK IWAN
Oh, itu berkas kasus perceraian pegawai.

ALFI
(terbelalak) Cerai? (melihat ordner, lalu membukanya) Kenapa tulisannya malah “RUJUK”?

PAK IWAN
(kembali memilah-milah berkas) Nggak enak kalo tulisannya “CERAI”. Lagian, langkah pertama untuk pegawai yang ingin bercerai adalah diusahakan dulu untuk rujuk kembali.


Alfi tampak mengernyit. Raut wajahnya masih menyiratkan kebingungan. Toh, ia masukkan juga ordner tersebut ke dalam kardus.


CUT TO


72. (JAKARTA) INT. KANTOR-RUANGAN KEPEGAWAIAN - DAY


Para pegawai di Bagian Kepegawaian pagi itu tampak sibuk membereskan berkas-berkas untuk persiapan pindah gedung. Semua pegawai ada di ruangan, kecuali Raffi (laki-laki, 29 tahun) dan Iqbal (laki-laki, 31 tahun).

Seorang pegawai dari unit lain, Rina (perempuan, 35 tahun) tampak masuk dan mengamati para pegawai di dalam ruangan yang tengah sibuk. Sikapnya seperti sungkan. Untung saja Pak Iwan segera menangkap kehadiran Rina.


PAK IWAN
Eh, Mbak Rina. Ada apa?

RINA
(menyapu seisi ruangan) Lagi pada sibuk, ya?

PAK IWAN
Iya. Tapi kalo ada yang bisa saya bantu….

RINA
(memotong) Nggak usah. (mengusap wajahnya)

PAK IWAN
(memperhatikan Rina) Lho, ada apa? Ayo duduk dulu.


Pak Iwan menarik sebuah kursi. Rina pun duduk di hadapan Pak Iwan.


RINA
Saya mau resign saja.


Pak Iwan tampak terkejut.


CUT TO


73. (JAKARTA) INT. KANTOR-RUANGAN KEPEGAWAIAN - DAY


Suasana ruangan Bagian Kepegawaian tampak berantakan. Rina duduk di salah satu kursi, berhadap-hadapan dengan Pak Iwan.


PAK IWAN
Kenapa?

RINA
Buat apa saya bekerja tanpa hati? Hati saya ada di Kementerian Infrastruktur. Dulu saya mendaftar sebagai PNS di Kementerian Infrastruktur. Kalau saya disuruh pindah, lebih baik saya mengundurkan diri saja daripada tetap bekerja tapi hati saya nggak di situ.

CHRISTIE
(tiba-tiba sudah berada di dalam ruangan) Sudah kamu pikirkan masak-masak, Rin?


Rina dan Pak Iwan menoleh.


CUT TO


74. (JAKARTA) INT. KANTOR-RUANGAN KEPEGAWAIAN - DAY


Rina dan Pak Iwan menatap Christie yang ternyata sudah ada di dalam ruangan.

Mata Pak Iwan tampak memincing ketika melihat Christie.

Tampak wajah Christie tidak terlalu “mulus” karena terdapat beberapa titik lecet dan lebam.


PAK IWAN
Eh, Mbak Christie udah balik, tho? Kirain keasyikan makan gudeg di Yogya. (nada bercanda)


Christie tersenyum. 


CHRISTIE
Pikirkan baik-baik dulu, Rin. Jangan gegabah.

RINA
(bangkit dari kursi) Bu Christie sendiri gimana? Tetap di sini, ya? (menatap sinis)


Christie tidak menjawab. Ia hanya menunduk.


RINA
Kalo tetap di Kementerian Infrastruktur, jelas ngomongnya begitu.


Rina kemudian berdiri dan melengos pergi.

Christie menatap Rina yang berjalan hingga keluar, kemudian kembali menatap ke seisi ruangan. Tampak orang-orang di ruangan menghentikan pekerjaan mereka dan menatap Christie.

Christie sendiri hanya menunduk dan bergeming.

Orang-orang kembali berkutat dengan pekerjaannya masing-masing. Kecuali Pak Iwan yang masih menatap Christie dengan penasaran.


PAK IWAN
Mbak, itu mukanya kenapa?

CHRISTIE
Oh. (menyentuh wajahnya) Habis jatuh, Pak.

PAK IWAN
Kok bisa? (mengernyit)

CHRISTIE
Kepeleset dari andong. (nada bicara agak ngasal)


Pak Iwan semakin mengernyit. Namun, Christie tidak bicara lebih lanjut. Ia hanya tersenyum dan berjalan menuju ruangannya.


CUT TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar