Perjalanan Dinas (Bagian 3: Persinggahan Terakhir)
7. (YOGYAKARTA) BANTUL - YOGYAKARTA

45. (YOGYAKARTA) INT. HOTEL – DAY


ESTABLISH suasana lobi hotel yang dipenuhi banyak orang. Beberapa orang tampak berpakaian kemeja kasual sambil membawa ransel, kemudian menghadang beberapa orang berpenampilan parlente yang mengenakan kemeja putih. Orang-orang itu kemudian menyorongkan voice recorder atau ponsel pintar ke depan mulutnya.

Ferdi tampak berada di kerumunan tersebut. Ia dengan leluasa tampak menyelinap karena bukan termasuk orang penting yang diincar wartawan. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat seseorang berada di depan meja resepsionis. 

INTERCUT TO orang tersebut yang ternyata Rudi. Ia tampak membalik badan dan ketika matanya bertubrukan dengan Ferdi, ia melempar senyum licik. Tangannya terangkat memberikan gerakan salute dengan gestur mengejek.


CUT TO


46. (YOGYAKARTA - BANTUL) EXT./INT. JALAN RAYA - DAY


Mobil tampak bergerak menyeberang sungai besar, Kaliprogo. Tampak gapura bertuliskan “BANTUL PROJOTAMANSARI”.


FITRA
Saya malas jadi PNS kalo begini caranya.

CHRISTIE
Terus kamu mau apa? Resign? Emang bisa?


Gya menoleh sekilas ke belakang.


CHRISTIE
Bukan apa-apa, Fit. Ada aturan yang harus dipatuhi. Aturan soal perjanjian 2n+1 itu. Terlepas nanti kamu akan ditempatkan di mana, selama 2n+1 itu belum terpenuhi, kamu nggak bisa resign. (PAUSE) Kecuali kalo kamu mau balikin uang beasiswanya.

GYA
Eh … 2n+1 itu maksudnya gimana, ya? (kembali berkonsentrasi pada jalan)

CHRISTIE
Dua kali masa tugas belajar ditambah satu tahun. Masa lupa, sih?


Gya mengangguk-angguk.


CHRISTIE
Itu adalah tuntutan kontribusi untuk kantor yang udah mengizinkan kamu mengambil beasiswa. (berkata ke Fitra)


Fitra diam saja. Pandangannya menerawang keluar.


CUT TO


47. (YOGYAKARTA - BANTUL) INT./EXT. JALAN RAYA - DAY


Gya memegang kemudi sambil sesekali melirik Fitra yang tampak menerawang keluar jendela.

Christie tampak duduk menyandar di kursi belakang sambil melihat keluar.


CHRISTIE
Nggak semua hal yang kita inginkan pasti terwujud.


Gya menatap kaca spion di atasnya.


FITRA
Bu Christie bisa bilang begitu karena nggak termasuk yang dipindah.

CHRISTIE
Oke. Anggap saja begitu, Fit. Tapi bagaimana dengan tahun-tahun saya sebelumnya?


Fitra menoleh ke belakang.


FITRA
Memang sebelumnya kenapa?


Gya kembali melirik Fitra.

Christie tidak menjawab. 

Mobil kembali tiba di persimpangan, kemudian melaju ketika lampu lalu lintas berwarna hijau. Tampak di sisi kiri jalan sebuah tugu. Mobil terus melaju hingga memasuki ringroad.


CUT TO


48. (YOGYAKARTA - SLEMAN) EXT./INT. JALAN RAYA – DAY


ESTABLISH suasana jalan ring road. Jalanan terdiri dari enam lajur. Tiga lajur searah terdiri dari dua jalur cepat dan satu jalur lambat dan sepeda motor yang dibatasi tanggul. Jalanan tampak ramai dengan kendaraan. Tampak mobil sedan putih kembali tiba di perempatan. Mobil mengambil lajur kanan dan menyalakan lampu sign ke kanan. Dan ketika lampu lalu lintas menyala hijau, mobil berbelok ke kanan. Lebar jalan kini menyempit dengan hanya terdiri dari dua lajur. Kendaraan-kendaraan yang melewatinya lebih banyak hingga jalanan terasa padat. Tampak banyak bangunan di kiri dan kanan jalan, kebanyakan berupa warung dan tempat usaha.

Mobil kembali tiba di perempatan. Kali ini lalu lintasnya mulai tersendat karena banyak kendaraan.

Fitra melihat ke sisi kanan jalan, terdapat sebuah jalan yang lebih kecil dan sebuah papan penunjuk arah ke sebuah kampus yang tertulis: “Sekolah Tinggi Pertanahan Negara”.


CHRISTIE
Panjang ceritanya, Fit.


Fitra menoleh.


GYA
Tragedi Jepang.


Fitra kembali menoleh, kali ini ke Gya.


CHRISTIE
Terkenal sampai ke mana-mana, ya?

GYA
(tertawa) Spektakuler, sih.


CUT TO


49. (YOGYAKARTA - KOTA) EXT./INT. JALAN RAYA – DAY


ESTABLISH suasana kota Yogyakarta. Tampak sebuah tugu berwarna putih bertengger di tengah jalan. Dari empat pejuru, tampak banyak kendaraan. Kendaraan-kendaraan dari keempat penjuru itu saling menunggu bergatian untuk lewat. 


MONTAGE:

- Kendaraan yang berhenti di dekat tugu karena lampu lalu lintas menyala merah.

- Beberapa bangunan hotel.

- Para pedagang angkringan di trotoar jalan yang menuju stasiun kereta api.

- Beberapa becak yang mangkal di dekat stasiun.

- Kendaraan-kendaraan yang otomatis membelok ke kiri begitu tiba di depan perlintasan kereta api. Adapun yang menyeberang hanya yang berjalan kaki menuju Malioboro.



Mobil dan putih tampak bergerak lurus melewati Tugu Pal Putih. Terus melaju dari arah timur ke barat.


CHRISTIE
Sama seperti kamu. Saya juga pernah membatalkan beasiswa ke luar negeri. Padahal sudah diterima.


Fitra menoleh. Raut wajahnya tampak terkejut. 


CHRISTIE
Kamu benar. Birokrasi kita itu memang bobrok. Sistem kerjanya tidak efektif. Banyak hal-hal … (PAUSE) di luar nalar. 


Fitra mengalihkan pandangannya ke depan. Ia tetap tampak mendengarkan Christie.


CHRISTIE (CONT’D)
Sama seperti kamu, saya pun tidak betah. Saya pun capek. Kegiatan-kegiatan direktif, beda antara realisasi dan laporan. Otak saya capek. (menghela napas) Makanya, saya kemudian mencoba kabur … dengan melamar beasiswa.


Fitra kembali terkejut, lalu menoleh ke belakang.


CHRISTIE
Beasiswa S2 ke Jepang. Karena waktu itu yang tersedia adalah beasiswa untuk kuliah S2.


CUT TO


50. (YOGYAKARTA - KOTA) INT. JALAN RAYA – DAY


Gya tampak serius dengan kemudi di tangannya. Sementara Fitra terdiam dengan raut wajah penasaran dan terkejut.


CHRISTIE
Pendeknya, saya diterima. Itu pun setelah melalui perdebatan, karena saya masuk sebagai CPNS dengan gelar S2. Banyak yang mempertanyakan, kenapa beasiswa justru diberikan ke pegawai yang sudah S2? Kenapa tidak memilih saja yang belum S2? Tapi, akhirnya saya diizinkan.

FITRA
Terus?

CHRISTIE
Semua beres. Saya tinggal berangkat. Tapi … tiba-tiba anak pertama saya sakit. Saya jadi bimbang.


Fitra kembali terdiam, tetapi raut wajahnya masih tampak penasaran.


CHRISTIE
Mas Yos pun waktu itu juga keberatan. Waktu itu saya memang sering dinas luar. Dan kali ini anak sakit. Bahkan waktu itu Angel, anak saya, sampai masuk rumah sakit.

FITRA
Sakit apa memangnya?

CHRISTIE
Demam berdarah. (menghela napas) Dan setelah saya pikirkan baik-baik, akhirnya saya memutuskan untuk tidak jadi ambil beasiswa itu. Saya pikir tidak masalah. Toh, saya sudah punya gelar S2. Dan bukankah keberangkatan saya untuk S2 juga sebelumnya bikin polemik? Saya sempat mikir, kalaupun mau lanjut kuliah lagi, mending cari S3 sekalian.


Christie kembali menghela napas. Ia menyedekapkan tangan di depan dada sambil punggungnya terus menyandar.


CUT TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar