Perjalanan Dinas (Bagian 3: Persinggahan Terakhir)
5. KUTOARJO - PURWOREJO

30. (KUTOARJO) EXT./INT. JALAN RAYA – DAY


Jalan utama Kutoarjo masih tampak lengang. Sedan putih tampak melaju lancar meski sesekali bertemu bus-bus besar antar kota dan antar provinsi.

Penunjuk waktu di dashboard menunjukkan pukul 09.03. Masih pagi.


CHRISTIE
Eh, iya. Kamu ngelobi apa ke polisi?

GYA
(sambil berkonsentrasi dengan jalan) Ngelobi gimana?

CHRISTIE
Kok kita bisa bebas?

GYA
Oh, itu….


Gya menyalakan lampu sign ke kanan dan menyalip kendaraan di depannya.


GYA
Aku telpon pengacara. (tersenyum tengil) Kan, aku udah bilang.

CHRISTIE
Iya. Aku sempat denger kamu ngomong gitu. Tapi…. (mengernyit) Beneran kamu punya pengacara?

GYA
Nomornya ada di HP-mu. 

CHRISTIE
Hah? (terkejut)


Mobil melaju ke arah timur menyusuri jalan utama. Mobil mulai meninggalkan daerah perkotaan. Tampak bangunan-bangunan di pinggir jalan perlahan berganti dengan lahan kosong dan sawah.


CUT TO


31. (PURWOREJO) EXT./INT. JALAN RAYA – DAY


ESTABLISH jalan besar.

Mobil melaju menyusuri jalan. Tampak bangunan-bangunan mulai muncul di sisi jalan. 

Mobil lalu berhenti di persimpangan ketika lampu lalu lintas menyala merah.

Di kejauhan, tampak sebuah terminal bus yang berada di kanan jalan. 

Beberapa bus yang keluar dari terminal tampak tertahan di lampu lalu lintas, kemudian perlahan mereka mulai melaju. Sebagian berbelok ke kanan, dan sebagian lainnya ke kiri.


CHRISTIE
Di HP saya ada nomor pengacara? (terkejut)

GYA
Sebenarnya bukan pengacara, sih.


Gya menatap lampu lalu lintas di depannya. Dan ketika lampu lalu lintas menyala hijau, ia pun memajukan kendaraannya lurus ke depan.


GYA
Tapi … masalahnya cuma itu nama yang ada di pikiranku.

CHRISTIE
Siapa? (bingung dan penasaran)


Gya tampak melirik kaca spion di atasnya, kemudian menoleh sekilas ke samping.

Tampak Fitra tengah melihat keluar jendela seolah tidak mempedulikan percakapan kedua temannya.


GYA
Ferdi.


Christie terbelalak.

Fitra pun sontak menoleh.


CUT TO


32. (PURWOREJO) EXT./INT. JALAN RAYA – DAY


Mobil kembali melaju ke arah timur.

ESTABLISH suasana jalan raya yang luas dan lowong. Tampak di kejauhan sebuah papan penunjuk jalan terpampang.

Mobil kembali berhenti ketika bertemu dengan perempatan.

CU papan penunjuk jalan, tertera arah lurus (tanda panah) Purworejo, arah kiri (tanda panah) Magelang) dan arah kanan (tanda panah) Yogyakarta.

Gya tampak memperhatikan papan penunjuk jalan dan kemudian menyalakan lampu sign ke kanan.


FITRA
Lurus aja, Mbak.

GYA
(mematikan lampu sign) Eh?

FITRA
Lebih cepet. Biar nggak ketemu kendaraan besar juga.

GYA
Oh. Oke….


CUT TO


33. (PURWOREJO) EXT./INT. JALAN RAYA – DAY


ESTABLISH perempatan Purworejo. Tampak beberapa kendaraan kecil melaju lurus, sedangkan bus-bus dan truk-truk besar berbelok ke kanan.

Tampak mobil melaju masuk kota di antara lalu lalang kendaraan lainnya.

Di sisi kiri, tampak Museum Ahmad Yani, dan kemudian mobil kembali melewati papan penunjuk arah menuju makam Jenderal Sarwo Edhi Wibowo dengan arah panah ke kiri.

Mobil terus melaju lurus, dan tampak di kiri dan kanan jalan beberapa bangunan bergaya Belanda dengan nuansa warna hijau. 

Christie melihat keluar jendela, di sisi kiri mobil. Beberapa siswa sekolah tengah bersepeda berombongan. Para siswa mengenakan baju koko dan kopiah, sedangkan para siswi mengenakan jilbab berwarna putih. Mobil menyusul rombongan para siswa itu.


GYA
Chris? (melirik ke spion sebentar) Maaf, aku kemarin buka-buka handphone kamu.

CHRISTIE
Iya. Nggak apa-apa.

GYA
Aku cuma ingat kamu pernah bilang kalo Pak Ferdi itu latar belakangnya hukum.


ESTABLISH jalanan empat lajur dengan jalur lambat di sisi kiri yang dibatasi tanggul. Sepeda-sepeda motor tampak menggunakan jalur lambat.


CUT TO


34. (PURWOREJO) EXT./INT. JALAN RAYA – DAY


Mobil terus melaju hingga bertemu dengan persimpangan jalan. Tampak jalur yang menyerong ke kiri lebih besar dari yang ke kanan


FITRA
Ke arah kiri aja, Mbak. Itu jalan utamanya.


Gya pun menyalakan lampu sign kiri dan membelokkan mobil ke arah serong kiri.

Suasana kota Purworejo pagi itu tampak asri. Terlihat jalan dan pohon-pohon di sisi jalan. Tampak pula beberapa bangunan di sisi jalan yang merupakan jalan utama itu.


CUT TO


35. (PURWOREJO) INT. JALAN RAYA – DAY


Gya masih berkonsentrasi mengemudi. Sedangkan Fitra melihat keluar mengawasi jalan sambil menikmati pemandangan.


FITRA
Jadi … si Ferdi itu yang menolong saya?


Gya menoleh.


GYA
Saya nggak ada ide untuk menghubungi orang lain. 


Gya melajukan mobil hingga tiba di sebuah bundaran.


FITRA
Itu putar belok kanan, Mba.

GYA
Oke….


Mobil kemudian berbelok ke kanan memutari bundaran.


CUT TO


36. (PURWOREJO) EXT./INT. JALAN RAYA – DAY


ESTABLISH suasana jalan. Tampak mobil sedan putih melaju. Jalanan cukup lebar dengan masing-masing arah terdiri dari dua lajur. Jalanan tampak lengang, masih jarang kendaraan lewat.

Beberapa warung di pinggir jalan mulai buka. Tampak beberapa karyawan menyapu halamannya. Namun, belum ada pengunjung yang datang.


GYA
Sebenarnya, aku agak susah menghubungi Pak Ferdi kemarin. (menoleh ke belakang sekilas) 

CHRISTIE
Oh, ya?

GYA
Iya. 


Mobil sedan putih yang kembali berhenti ketika tiba di pertigaan yang bersinggungan dengan ringroad. Lampu lalu lintas menyala merah dan dari arah kanan lewat kendaraan-kendaraan besar seperti truk dan bus.


CUT TO


37. (PURWOREJO) EXT./INT. JALAN RAYA – DAY


ESTABLISH pertigaan antara ringroad kota Purworejo, jalan dari arah kota Purworejo, dan jalan negara menuju Yogyakarta. Tampak kendaraan-kendaraan melaju dari arah kanan, sebagian besar merupakan kendaraan besar seperti truk dan bus.

Mobil sedan putih tampak berhenti di belakang lampu merah. Ketika lampu menyala hijau, mobil pun melaju ke depan.

Gya tampak berkonsentrasi di belakang kemudi.


GYA
Ferdi brengsek. (menggumam tetapi keras)


Christie terkejut. Ia menoleh menatap Gya.


GYA
(melirik spion) Sori.


Gya kembali berkonsentrasi. Tampak sebuah truk besar di depan. Gya menyalakan lampu sign kanan dan menyusulnya.


CUT TO


38. (PURWOREJO) INT. JALAN RAYA – DAY


Gya kembali berkonsentrasi pada jalan


GYA
Aku nggak tahu apa yang ada di otaknya Ferdi. Tiga kali aku nelpon dia, nggak satu pun diangkat. Padahal aku udah pakai HP-mu, Chris.

CHRISTIE
Lagi sibuk, kali?

GYA
Setelah dia nelpon kamu berkali-kali? (melirik spion) Tipikal oportunis yang cuma mau deketin orang kalo ada maunya, giliran dia yang dibutuhkan malah menghindar.

FITRA
(menyambar) Saya nggak butuh dia. (nada suara datar)


Gya menoleh sekilas. 

Tampak Fitra tengah menatap ke luar jendela.


FITRA
Biar aja saya dipenjara. Daripada saya utang budi sama dia.


Gya kembali menoleh sekilas.


GYA
Memang bukan dia yang akhirnya nolongin kamu, kok.

CHRISTIE
Terus siapa? (penasaran)

GYA
(menoleh sekilas) Pak Menteri.


Christie terbelalak. Begitu juga Fitra


GYA
Nomornya ada di HP-mu juga, Chris.


CUT TO



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar