Perjalanan Dinas (Bagian 3: Persinggahan Terakhir)
3. KUTOARJO - 3

17. (YOGYAKARTA) INT. HOTEL – NIGHT


Di luar ballroom. Ferdi masih terlibat pembicaraan dengan Rudi. Keduanya tampak saling menatap dengan sinis.


RUDI
Anda sendiri yang sering bilang, kan? Bertindaklah “out of the box”. (tersenyum sinis)

FERDI
Termasuk menikung Pak Menteri?

RUDI
(menggeleng-geleng) Bukankah Anda yang lebih dulu menikung?


Seorang pelayan berjalan ke arah deretan meja dan kursi yang menempel pada jendela, kemudian membereskan piring dan gelas kotor. Ia melirik ke arah meja Ferdi dan Rudi yang ada di depannya, kemudian pergi.


RUDI
Siapa yang menginisiasi pembahasan reorganisasi? (menunjuk Ferdi) Anda.


Ferdi diam saja meski matanya tetap menatap tajam Rudi.


RUDI (CONT’D)
Siapa yang meyakinkan para eselon II, bahkan Pak Dirjen saat itu supaya pembahasan tetap dilakukan, meski harus mengambil anggaran dari kegiatan lain? (kembali menunjuk Ferdi) Anda.


Ferdi masih bergeming.


RUDI
Dan jangan lupa dengan tim kecil yang Anda buat diam-diam.

FERDI
Apa maksud Anda?

RUDI
Rancangan reorganisasi versi dua. (memelankan suara) Itu Anda juga, kan?


CUT TO


18. (KUTOARJO) INT. SEL TAHANAN - NIGHT


Suasana di dalam sel tahanan semakin sepi. Nyaris tidak ada suara terdengar. Kecuali suara Fitra dan Christie yang tengah mengobrol di dalam sel. 

Fitra tampak melongo. Raut wajahnya menunjukkan keterkejutan.


FITRA
Empat direktorat jenderal? (terkejut)

CHRISTIE
(mengangguk) Rancangan reorganisasi versi dua. Atas permintaan Pak Ferdi. (menoleh) Fungsi perencanaan dipecah menjadi dua. Begitu juga fungsi pengendalian pemanfaatan.

FITRA
(bingung) Untuk apa menggemukkan birokrasi dengan jumlah ditjen sebanyak itu?

CHRISTIE
Menurutmu?


Fitra menatap Christie agak lama, hingga kemudian raut wajahnya membelalak. Christie pun tersenyum.


CHRISTIE
Sejak awal, itu memang untuk merancang kementerian baru.

FITRA
(terperangah) Pak Dirjen tahu?

CHRISTIE
(menggeleng) Pak Ferdi meminta khusus ke saya. Ini di luar penganggaran sama sekali.

FITRA
Bu Christie yang menyusunnya sendiri?


Christie kembali menggeleng sementara Fitra masih menatap dengan ekspresi menunjukkan penasaran.


CHRISTIE
Ada tim khusus di luar tim resmi. Hanya beberapa orang yang dilibatkan.


Fitra memelotot.


CHRISTIE
Orang-orang pilihan Pak Ferdi yang menurutnya bisa dia pegang.


CUT TO


19. (YOGYAKARTA) INT. HOTEL – NIGHT


Rudi tampak tertawa. Sementara Ferdi tetap bergeming dan tidak menunjukkan respons apapun.


RUDI
Dalam hal ini, saya harus mengakui kepintaran Anda. Dulu, Anda dengan lihai menyusupkan pasal dalam rancangan undang-undang perencanaan wilayah. (kembali menunjuk Ferdi) Betul, kan? Pasal yang menyatakan bahwa fungsi perencanaan wilayah harus berada dalam kementerian tersendiri dan dipimpin oleh seorang menteri, itu Anda, kan, yang menyusupkannya? (kembali menunjuk Ferdi dengan menjentikkan jempol dan telunjuk sehingga mirip gerakan menembak) Karena setelah itu, Anda mulai sering berkoar-koar ingin jadi menteri.


Raut wajah Ferdi sedikit berubah menjadi tegang. Namun, ia tidak menjawab apapun.


RUDI
Begitu juga sekarang. Taktik Anda luar biasa jitu. (tertawa) Anda berhasil cuci tangan. Meski … yah … saya agak kasihan juga dengan bocah itu. (menggeleng-geleng) 

FERDI
Siapa yang Anda maksud?

RUDI
Siapa? (mengendikkan bahu) Siapa lagi kalau bukan pejabat eselon III termuda di Kementerian Infrastruktur. (menggeleng-geleng) Cara Anda menimpakan semuanya ke anak itu benar-benar hebat. Luar biasa. (bertepuk tangan)


Ferdi tampak menatap tajam Rudi. Hingga perhatiannya teralihkan ketika ponselnya lagi-lagi berdering. Ia pun melihat dengan saksama. Dan tidak seperti sebelumnya, kali ini Ferdi mengambil ponsel dan menerima panggilannya.


FERDI
(berdiri dan melangkah menjauh) Ya? Gimana, Pak.


Rudi menatap Ferdi dengan senyum licik.

Tampak Ferdi yang berjalan semakin menjauh.


DISSOLVE TO


20. (KUTOARJO) INT. SEL TAHANAN – NIGHT


Christie tampak menyandar dengan pasrah di sel tahanan. Fitra tampak duduk di samping kanannya dengan pandangan menerawang. Sayup-sayup terdengar deru kendaraan di kejauhan.


FITRA
Ini kita sebenarnya di mana, ya?

CHRISTIE
Entah. (nada suara pasrah) Mas Yos benar. Mestinya saya pulang saja. Ngapain bela-belain ke Yogya?

FITRA
(menoleh, kemudian menunduk) Terima kasih sudah membela saya. (menoleh lagi) Sakit, ya?

CHRISTIE
(menyentuh wajahnya yang sedikit lecet) Lumayan kena smackdown. (tertawa kecil)


Fitra tersenyum.


CHRISTIE
Saya hanya mencoba memenuhi janji saya. (menoleh) Saya tidak akan meninggalkan kamu. Itu adalah janji saya sebagai pimpinan.


Fitra kembali menoleh, lalu menunduk.


FITRA
Maafkan saya … saya diam-diam membuka pesan di HP Ibu.

CHRISTIE
(tersenyum) Saya yang harusnya minta maaf karena nggak jujur ke kamu.


Fitra kembali tersenyum.


CUT TO


21. (KUTOARJO) INT. KANTOR POLISI – NIGHT


Tiga buah mobil mewah beriringan masuk ke halaman kantor polisi. Para polisi penjaga pun berdiri. Dan wajah mereka terkesiap ketika melihat mobil di tengah memiliki pelat nomor dua digit dengan huruf depan “RI”.

Para polisi yang berjaga segera mengambil sikap sempurna.

Seseorang keluar dari mobil mewah yang ada di tengah. Tampak punggung orang tersebut, hanya terlihat kemejanya yang berwarna putih dan celana panjang hitam. Ia diikuti seorang lagi yang keluar dari mobil di belakangnya, juga mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam. 

Beberapa orang lainnya lagi kemudian keluar juga dari rombongan mobil mewah. Sebagian berjaga di depan dan tidak ikut masuk.

CAMERA FOLLOW dua orang berpakaian putih-hitam yang masuk ke kantor polisi, bersama dengan dua orang lain berpakaian safari yang mengapit. Beberapa polisi memberikan gerakan hormat, kemudian bersalaman. Orang berbaju putih itu terus berjalan hingga melihat Gya yang tengah duduk di salah satu bangku.

Gya berdiri dengan wajah tegang, kemudian bersalaman dengan pria berbaju putih itu.


GYA
Terima kasih sudah datang, Pak.


Pria berbaju putih yang disalami Gya tidak menjawab. Hanya terlihat tangannya yang menepuk-nepuk pundak Gya.


DISSOLVE TO


22. (KUTOARJO) INT. SEL TAHANAN – DAY


Tiga pasang kaki melangkah menyusuri koridor menuju sel tahanan, kemudian berhenti di depan sel yang dihuni Christie dan Fitra.

Di balik jeruji, tampak Christie dan Fitra tengah tertidur.

Salah seorang polisi membenturkan tongkat ke jeruji. Terdengar suara benturan keras. 

SFX: PRANG!

Christie dan Fitra sontak terbangun dengan wajah terkejut. Keduanya tampak menggeliat, kemudian duduk.


POLISI 1
Berdiri! (berkata dingin, lalu membuka kunci sel)


Christie segera berdiri. Kepalanya menunduk, kemudian menoleh ke Fitra.

Tampak Fitra juga berdiri dengan kepala tertunduk.


POLISI 1
Ayo!


Christie dan Fitra berjalan perlahan menuju pintu sel dengan kepala tertunduk.

Seorang polisi segera menarik Fitra begitu keluar dari sel dan menghadapkannya ke tembok. Ia mengeluarkan borgol besi dan mengikat kedua tangan Fitra dengan posisi di belakang. Fitra tampak pasrah dan tidak melawan.

Sementara, polisi yang lain juga menelikung kedua tangan Christie ke belakang dan memborgolnya. Christie juga tidak melawan. Tampak kepalanya tertunduk.

Keduanya kemudian digiring menuju suatu tempat.


CUT TO 



Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar