Perfect Husband to My Sister
9. SCENE 33-35

33. EXT/INT. DEPAN RUMAH DAMAR-RUANG KELUARGA-KAMAR TAMU-MALAM HARI

CAST: THALIA, DAMAR, HADI, YULI, ARION(OS)

SFX: BEL, HUJAN TURUN.

CAMERA PAN TO: THALIA BERDIRI DI DEPAN GERBANG RUMAH DAMAR DALAM KEADAAN BASAH KUYUP.

SFX: GERBANG TERBUKA.

DAMAR
(kaget)
Thalia!!
Kenapa kamu hujan-hujanan gini?

Damar memayungi Thalia.

THALIA
(menggigil)
Ada yang mau aku bicarakan sama kamu, sama Tante dan Om.
DAMAR
(cemas)
Kita masuk dulu ke rumah, Tha!!
Kamu pasti kedinginan!!
THALIA
(mengangguk)

Damar membawa Thalia masuk ke dalam rumahnya.

CUT TO

CAMERA PAN TO: RUANG KELUARGA RUMAH DAMAR.

Yuli memberikan minuman hangat untuk Thalia. Sementara Hadi membawakan handuk kering untuk Thalia.

YULI
(panik, cemas)
Aduh Thalia sayang!
Kenapa kamu hujan-hujanan gini??
Emang payung nggak ada?

Yuli memeluk Thalia sembari membantunya mengeringkan bajunya yang basah.

THALIA

(menggigil)

Pa-payungnya diilangin semua sama Rion, Te.

YULI
Kenapa nggak naik ojol aja, Tha??
THALIA
Hp ku mati, Te.
YULI
(geleng-geleng kepala)
Walah-walah!!
HADI
Ma!! Kok malah tanya nggak jelas gitu??
YULI
(senyum tipis)
Cuma penasaran aja.
(pada Thalia)
Kenapa ujan-ujanan ke sini, Thalia sayang?
THALIA
(gemetar)
Mau ngomong sama Tante, Om sama Mas Damar.
HADI
Nanti dulu ngomongnya!
Kamu hangatkan dulu badan kamu, setelah itu ganti baju dan bicara sama Om dan Tante yah.
Om nggak mau kamu sakit!
THALIA
(senyum lemah)
Ma-makasih, Om.  

CUT TO

SFX: THALIA MEMINUM MINUMAN HANGATNYA.

CAMERA PAN TO: YULI DAN HADI DUDUK DI DEPAN THALIA.

YULI
Kamu ke sini sampe hujan-hujanan mau ngomong apa, Thalia sayang?

Thalia menggenggam erat tangannya sendiri.

THALIA
(gemetar)
i-ini soal nikah, Te.
YULI
Apa??
(harap)
Apa sekarang kamu sudah mau nikah sama Damar??
THALIA
(menggelengkan kepalanya)
Ng-nggak, Te.
YULI
(heran, bingung)
Lah trus??
THALIA
(menyesal)
Thalia nggak mau nikah sama Damar dalam waktu dekat, Te.
Maaf, Te.

Yuli bangkit dari duduknya, nggak percaya, kesal. Damar dan Hadi kaget.

YULI
(bingung)
Loh, lohh??
Kok malah nggak mau nikah??
(kesal)
Kenapa kamu nggak mau nikah, Tha??
Apa ini karena Tyas nggak mau nikah duluan??
Apa perlu Tante yang carikan jodoh buat Tyas juga??
HADI
Sabar, Ma.
DAMAR
(bingung)
Kok malah nggak mau nikah, Tha??
Bukannya kamu udah buat Mbak Tyas ikut kencan buta supaya kita bisa cepet nikah??
(nggak habis pikir)
Kenapa malah gini sekarang??
THALIA
Soal nikah, aku emang niat nikah sama kamu, Mas.
Aku nggak bohong soal itu,
Tapi-
DAMAR
(sela)
Tapi kenapa?
YULI
(geram, desak)
Kenapa, Thalia??
Jelasin sama Tante sekarang juga!!

Thalia menjelaskan alasan Tyas yang nggak mau nikah dalam waktu dekat.

JUMP CUT TO

CAMERA PAN TO: HUJAN YANG MULAI MEREDA DI JENDELA.

YULI
(geram)
Tante nggak masalah kalo Tyas mikir gitu, tapi kenapa kamu juga jadi ikut-ikutan, Thalia sayang??
Kamu tahu kan Tante udah anggep kamu kayak anak Tante sendiri. Kenapa sekarang malah-
THALIA
(menyesal)
Maaf, Te.
Aku juga anggep Tante sudah kayak Ibuku sendiri. Tapi setelah denger alasan Mbak nggak mau nikah, aku sadar kalo aku nikah, aku nggak mau Ayah datang sebagai walinya!

Thalia meneteskan air matanya.

THALIA (CONT’D)
Ibuku nggak akan bisa lihat aku nikah, nggak adil rasanya kalo Ayahku yang selama ini memilih membuang kami justru datang di pernikahanku.
YULI
(geram)
Tapi Thalia-
HADI
(menyela)
Ma! Berhenti sebentar!
YULI
(geram, nggak terima)
Tapi Pa!!
HADI
(nada tinggi)
Ma!

Yuli langsung menutup mulutnya. Hadi melihat ke arah Thalia.

THALIA
(menyesal, menangis)
Maaf, Om.
Maaf, Tante.
Maaf, Mas Damar.
DAMAR
(menundukkan kepala, nggak percaya)
HADI
(lembut)
Thalia?
THALIA
Y-ya, Om.

Thalia menghapus air matanya.

HADI
Kamu cinta sama Damar-anak Om kan?
THALIA
(mengangguk)
Y-ya, Om.
HADI
(senyum)
Kalo gitu, itu udah cukup buat Om.

Hadi mendekat dan menepuk bahu Damar.

HADI (COND’T)
Om akan kasih waktu sampai tahun depan, Thalia.
Kami akan nunggu kamu siap nikah sampe tahun depan.
Gimana?
YULI
(nggak terima)
Pa!! Kok jadi gitu??
HADI
(berusaha tenang)
Ma!
Bukannya kamu sayang sama Thalia?
YULI
(kaget)
Y-ya sayang, Pa.
tapi-
HADI
Kalo gitu sekarang tolong ngerti alasan Thalia, Ma!!
Alasan Tyas-Mbaknya Thalia itu nggak sepenuhnya salah!
YULI
Tapi, Pa!
(bersikeras)
Mama pengen cepet punya cucu!!
Kita nggak tahu umur kita akan bertahan berapa lama!!
HADI
Ma!!
(berusaha tetap tenang)
Kalo kamu yang jadi Ibu Thalia sama Tyas, gimana??
YULI
(membeku)
i-itu-
HADI (CONT’D)
Bayangin aja kamu di posisi Thalia sama Tyas, dikhianati ayahnya dan kehilangan ibu kandungnya!
Trus sewaktu nikah, ayahmu datang dengan bangganya, kamu bisa bayangin, Ma?
YULI
(menunduk)
Ma-mama nggak sanggup, Pa.
HADI
Nah Mama nggak sanggup gitu.
Jadi tolong kali ini saja, ngertiin Thalia sama Tyas.
YULI
(pasrah)
Y-ya, Pa.
HADI
(pada Damar)
Dan kamu juga, Damar.
DAMAR
Y-ya, Pa.
HADI
Jangan marah sama Thalia!
Thalia nggak mau nikah bukannya nggak cinta, tapi karena ada alasan lain.
 Kamu bisa paham kan, Damar?
DAMAR
(mengangguk)
Ya, Pa.
HADI
Ya udah kalo gitu bawa Thalia ke kamar tamu.
Biarin dia istirahat di sini malam ini.
Damar menarik tangan Thalia dan menuntun pergi ke kamar tamu.
YULI
Papa yakin mau nunggu Thalia sampe tahun depan?

Hadi duduk di sofa.

HADI
(yakin)
Ya, Ma.
Papa ngomong itu bukan asal aja.

Hadi menggenggam tangan Yuli dan memintanya duduk di sampingnya.

HADI (CONT’D)
Papa tahu Mama pengen cepet punya cucu.
Tapi Mama tahu kan cari istri yang baik itu nggak gampang??
YULI
(bingung)
Maksud Papa??
HADI
(senyum)
Mbaknya Thalia-Tyas itu bener-bener!
Anak itu bener-bener nggak terduga!
Padahal kelihatannya diam dan nggak banyak bicara, tapi pikirannya!
YULI
(heran)
Kok malah bahas Tyas sih, Pa?
HADI
(menggelengkan kepala)
Papa nggak nyangka anak itu bisa mikir sejauh itu!
Caranya balas ayahnya itu bener-bener nggak terduga!!
YULI
Papa kok malah muji Tyas sih??
(kesal)
Gara-gara Tyas,
Damar jadi nggak bisa cepet nikah sama Thalia kan??

Yuli memukul bahu Hadi.

HADI
(Senyum)
Sekarang Papa tanya, kalo misal kita melamar Thalia, trus Mama ketemu sama Ayah kandungnya Thalia dan istri barunya, Mama nggak kesal??
YULI
Ya kesel sih.
Inget gimana ceritanya Thalia, yah Mama kesel donk.
HADI
Papa juga kesal, Ma.
YULI
(heran)
Papa juga?
HADI
(mengangguk)
Ya.
Kesel karena ada pria yang tega membuang istri dan tiga anaknya yang begitu baik!
Sebagai sesama pria, Papa malu lihat pria kayak gitu, Ma.
Hadi menggenggam erat tangan Yuli.
HADI (CONT’D)
Jadi Ma, untuk kali ini saja,
mengalahlah pada Thalia dan Tyas.
Ya, Ma?
(memohon)
Penderitaan dua anak itu sudah cukup berat, Ma.
YULI
(menyerah, pasrah)
Karena Papa yang bilang,
Mama nggak bisa nolak.
HADI
(senyum)
Makasih, Ma.

CUT TO

CAMERA PAN TO: KAMAR TAMU RUMAH DAMAR.

Damar menyelimuti Thalia yang berbaring di ranjang.

THALIA
Maaf, Mas.
(menyesal)
Mas pasti marah sekali tadi waktu denger omonganku!

Damar duduk di samping Thalia dan menyentil kening Thalia.

DAMAR
(senyum)
Bagus kalo kamu tahu aku tadi marah!
(menghela napas)
Aku tadi sempet mikir kalo kamu nggak serius suka sama aku.
Rasanya kayak tiga tahun kemarin nggak ada artinya buat kamu.
THALIA
(menyesal)
Maaf.
Seperti kata Om, aku bukannya nggak cinta. Aku suka kamu, cinta kamu, cinta keluargamu, tapi apa yang terjadi di keluargaku, aku nggak bisa diem aja.

Damar membelai rambut Thalia.

THALIA (CONT’D)
Sebagai adik dan anak, selama ini aku nggak banyak melakukan apapun.
Kebanyakan, semua dilakuin sama Mbak Tyas.
Kerja keras bantu Ibu, habisin banyak waktu sama Ibu dan ringanin beban Ibu-semuanya Mbak Tyas yang lakuin.

Thalia meneteskan air matanya lagi.

THALIA (CONT’D)
Ka-kalo tahu umur Ibu nggak bakal lama, aku bakal sering ngabisin waktu sama Ibu.

Damar menghapus air mata Thalia.

DAMAR
Sssh!!
Kamu nangis lagi.

SFX; HUJAN TURUN DERAS LAGI.

THALIA
(Sesenggukan)
Maaf, Mas!
kali ini aku minta sesuatu yang berat dari kamu!
DAMAR
aku juga minta maaf, Tha!
Seperti katamu, aku nggak akan pernah bisa ngerti pahitnya hidup yang kamu, Mbak Tyas dan Rion jalani.

Damar menahan tangisannya.

DAMAR (CONT’D)
Sebagai gantinya, aku cuma bisa lakuin ini buat kamu.
THALIA
Ma-makasih, Mas.

SFX: SUARA TANGISAN THALIA BERCAMPUR DENGAN HUJAN YANG TURUN.

FADE OUT

34. EXT. PEMAKAMAN UMUM-SIANG HARI

CAST: TYAS, THALIA, ARION, PENGUNJUNG MAKAM YANG LAIN(EXTRA)

TITLE: SEMINGGU KEMUDIAN.

SFX: HUJAN DERAS TURUN.

CAMERA PAN TO: MAKAM GADING, LAYLA DAN BIMA YANG BASAH OLEH AIR HUJAN.

THALIA (VO)
Takdir itu menakutkan.

CAMERA PAN TO: PENGUNJUNG MAKAM YANG PERGI SATU PERSATU.

 

THALIA (VO/CONT’D)
Baru minggu yang lalu, aku tahu alasan Mbak Tyas nggak mau nikah karena Ayah.
Dan sekarang-

CU: NAMA GADING DI MAKAM.

THALIA (VO/CONT’D)
Orang yang kami panggil Ayah,
 kini sudah terbaring di balik gundukan tanah ini.

INTERCUT TO

36. EXT/INT. JALANAN KOTA-MALAM HARI

CAST: GADING, LAYLA, BIMA(ANAK LAYLA/18)

GADING MENGEMUDIKAN MOBIL DAN BICARA DENGAN LAYLA.

GADING
Bima tidur??
LAYLA
(menoleh ke belakang)
Ehm.
GADING
Oh.
LAYLA
Mas, kamu nggak hubungin anak-anak kamu??
Anak pertamamu harusnya udah umur 30 tahunan kan?
GADING
(berusaha untuk mengingat)
Kayaknya sih gitu.
Kenapa kamu nanya anakku dari Rahayu?
LAYLA
Kamu nggak hubungin mereka??
Gimana pun kamu tetep ayah mereka, kalo mereka mau nikah, kamu kan yang harus jadi wali mereka.
Apalagi Rahayu udah lama ninggal.

Gading mengeratkan pegangannya di kemudi.

GADING
(mengangguk)
Kamu bener, Layla.
Tapi aku nggak punya muka buat muncul di depan mereka.
Apalagi setelah lima tahun lalu Rahayu meninggal, aku nggak berani muncul di depan mereka.
LAYLA  
Kenapa gitu Mas?
(heran)
Kan kamu ayah mereka.
Meski kita dulu bersalah, tapi kita sudah berusaha meminta maaf pada mereka.
GADING
(bergidik)
Aku nggak masalah kalo cuma ketemu Thalia sama Rion, tapi kalo Tyas, aku nggak berani.
(menghela napas)
Tyas itu tahu sejak awal perselingkuhanku dengan kamu.
Jadi lihat Tyas itu sama kayak aku lihat Rahayu.
Mata mereka sama.
LAYLA
Tapi, Mas.
(berusaha)
Kita dulu memang salah kan??
Tyas marah itu sudah wajar.
Kamu sebagai Ayah harusnya bisa ngerti.
GADING
(mengangguk ragu)
A-akan aku coba nanti.

FADE IN

SFX: GESEKAN BAN DAN JALAN.

CAMERA PAN TO: TRUK DI DEPAN MOBIL GADING, KEHILANGAN KENDALI, BERJALAN MIRING, BERGULING TEPAT DI ATAS MOBIL GADING.

LAYLA
(teriak)
Mas!!!
GADING (VO)

Sepertinya Tuhan nggak beri aku kesempatan untuk ketemu dengan tiga anakku itu!

FLASHES

Gading teringat tiga anaknya: Tyas, Thalia dan Arion. Lalu teringat wajah Rahayu.

FLASHES END

GADING(VO/CONT’D)
Rahayu, aku bersalah padamu dan anak-anak.

SFX: MOBIL REMUK.

FADE OUT

CUT BACK TO

THALIA(VO/CONT’D)
Hari itu nggak akan ada yang nyangka kalo tiga orang itu akan mati bersama dengan cara yang mengenaskan kayak gitu.

Thalia melirik ke arah Tyas.

Arion menyikut Thalia.

ARION
(bisik)
Mbak Tyas diam aja dari tadi, Mbak.
Kira-kira kenapa?
THALIA
Sssh!!
Kamu ini!

CU: KILAUAN AIR MATA TYAS.

THALIA (VO/CONT’D)
Itu apa??

Thalia menyipitkan matanya.

THALIA
(bisik)
Rion??
ARION
Ehm?
Apa, Mbak?
THALIA
i-itu
(kaget, bingung)
Mbak Tyas nangis?

Arion melihat saksama Tyas.

ARION
Eh??
(kaget)
Ho oh, Mbak.
(heran)
Kok Mbak Tyas nangis??
Padahal waktu Ibu ninggal, Mbak Tyas sama sekali nggak nangis, Mbak.

CAMERA PAN TO: PUNGGUNG TYAS.

THALIA (VO)
Mbak Tyas nangis?
Kenapa sekarang malah nangis??

INTERCUT TO

TYAS’S POV

CAMERA PAN TO: MAKAM GADING

TYAS(VO)
Ibu!
 Akhirnya Ayah sudah meninggal dan pergi ke tempat Ibu.

Tyas menangis.

TYAS (VO/CONT’D)
Ibu!
Sekarang Ibu sudah bisa minta keadilan untuk apa yang Ibu alami selama ini karena Ayah!

CAMERA PAN TO: HUJAN YANG TURUN.

CUT BACK TO

Thalia mengulurkan tangannya menangkap air hujan.

THALIA (VO)
Jika sebelumnya tiap kali hujan turun, bencana selalu datang pada keluarga ini.

Thalia menggenggam hujan di tangannya dan melihat ke arah Tyas.

THALIA (VO/CONT’D)
Hujan kali ini, apa artinya?

SFX: HUJAN TURUN DAN JATUH DI ATAS PAYUNG THALIA, TYAS, DAN ARION.

FADE OUT


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar