Perempuan mendekati usia 30 tahun
6. 6

41. INT. KEDAI KOPI — MALAM

Salsa dan Ardi duduk saling sibuk memainkan ponselnya. Saat Rifki datang mereka meletakkan ponselnya di atas meja.

Rifki
Kalo menurut Mas Ardi kurang manis tinggal ditambah gulanya aja, ya.
(Rifki meletakkan gula di dekat cangkir kopinya)
Ardi
Semua yang pahit, termasuk kehidupan akan terasa manis saat dekat dengan atasan Mas Rifki.
Salsa
Dasar, bisa-bisanya semua objek kamu sambungin ke kata-kata gombal.
Ardi
Karena ada objek utama sebagai pendukungnya.
Salsa
Apaan?
Ardi
Ya wajahmu. Gak mungkin dong karena Mas Rifki, nanti dikira gak normal.
Ardi (CON'T D)
Mau kemana, Mas? Di sini aja, gak ada pesanan lagi, kan?
Rifki
Belum ada. Ah, nanti ganggu kalian dong kalo duduk di sini.
(Rifki membalikkan badannya, mengurungkan niatnya untuk berjalan)
Ardi
Gapapa, kita gak pacaran kaya anak muda, kok.
Salsa
Iya, Ki. Duduk aja. Gabung, aku takut digigit sama dia.
Rifki
Oke deh.
(Rifki duduk kembali)
Ardi
Jadi kapan kamu siapnya, Sa?
Salsa
Siap apaan?
Ardi
Siap menikahlah, orang tuaku udah ngomong mulu pengen punya cucu. Aku juga yakin orang tuamu pun gitu.
Salsa
Apa terlihat etis kalo ngomongin soal itu di depan orang lain?
Rifki
Lebih cepat lebih baik, Sa.
(Rifki angkat bicara walaupun cemburu, ia mengatakan itu agar tidak dianggap orang lain olehnya)
Ardi
Tuh, dengerin. Di sisi lain kan kamu gak mau pacaran. Ya udah aja dipercepat waktunya.
Salsa
Tapi gak secepat itu juga. Kita memang udah saling kenal lama, sejak zaman kuliah. Untuk hal ini, aku harus pikirin sematang mungkin.
Ardi
Apa lagi yang perlu dipikirin?
Salsa
Banyak. Pernikahan itu hal yang sakral. Mindset wanita maunya sekali seumur hidup.
Rifki
Laki-laki juga sama kali.
Ardi
Tuh, Mas Rifki udah mewakili jawabanku.
Rifki
Ya udah, sabar aja dulu, mas. Semakin kuat kita bersabar akan semakin meyakinkan hati seorang perempuan. Mungkin begitu konsepnya.
Salsa
Tuh, dengerin juga. Gak bisa cepat-cepat. Perlu pendekatan kita, terus pendekatan orang tua juga.

Dua ABG datang duduk di dekat mereka, Rifki senang karena itu bisa menjadi alasannya untuk meninggalkan obrolan yang membuat hatinya sakit.

Rifki
Silakan dilanjutkan obrolannya sambil dinikmati hidangannya, ya. Saya permisi dulu ada tamu datang.
(Ia berdiri lalu berjalan menuju tamu yang baru datang)
Ardi
Iya, mas. Maaf kalo ganggu.

CUT TO

42. INT. MOBIL — SORE

Salsa menikmati alunan musik akustik sambil ikut bernyanyi. Pandangan matanya tetap fokus ke jalan. Tiba-tiba saja mobil yang ia naiki terasa berat ke kiri. Ia turun lalu mengecek bannya yang ternyata bocor.

Salsa
Ah, sialan. Pake bocor segala...

Salsa mengambil ponselnya di tas, ia menelpon Resta tapi tidak aktif.Ia lalu menelpon Rifki.

Rifki (V.O)
Iya, gimana, bu?
Salsa
Kamu lagi sibuk gak?
Rifki (V.O)
Ini lagi ngepel, bu. Kenapa emangnya?
Salsa
Ya udah lanjutin aja.

Salsa bingung harus minta tolong ke siapa lagi. Saat mencoba mencari-cari nama orang yang ada di riwayat pesan WhatsAppnya, nama Ardi muncul mengirim pesan padanya berisi mengajak makan malam. Salsa spontan berpikir meminta tolong kepadanya dengan langsung menelponnya.

Ardi (V.O)
Halo, sayang. Baru juga chat. Eh, langsung ditelepon. Kayanya...
Salsa
Sayang, sayang. Gak usah geer. Bisa bantu aku gak?
(Salsa memotong pembicaraannya)
Ardi (V.O)
Owalah, kenapa, Sa? Sorry dikira lagi santai.
Salsa
Aku ada di sekitaran kantor kamu, ban mobilku bocor. Bisa bantu gak? Kalo enggak aku matiin telponnya.
Ardi (V.O)
Kok ada ya, orang minta tolong caranya begitu.
Salsa
Hih, aku lagi buru-buru. Maksudnya kalo gak bisa aku bakal telpon yang lain. Kalo bisa ya aku tunggu.
Ardi (V.O)
Bisa, bisa. Sharelok. Aku langsung meluncur.
Salsa
Oke, aku tunggu, ya. Makasih nih.

Salsa langsung mengirimkan lokasinya. Ia menunggu Ardi di dalam mobil sambil lanjut mendengarkan musik dan memainkan ponselnya.

Ardi datang mengetuk kaca jendela mobil Salsa. Salsa menaruh hpnya lalu keluar dari mobilnya.

Salsa
Aku gak bawa ban serepnya. Kamu mau bantu gimana?
Ardi
Sekarang kamu buru-buru banget tuh mau kemana?
Salsa
Mau kondangan ke temen.
Ardi
Ya udah kamu ikut aku aja.
Salsa
Terus mobilnya gimana?
Ardi
Gampang, yang pasti nanti pas kita balik dari kondangan udah beres.

Ardi mengirimkan pesan ke temannya meminta bantuan mengganti ban mobil Salsa segera. Ia memperlihatkan pesan itu ke Salsa. Setelah itu mereka berdua masuk ke mobil Ardi.

CUT TO

43. INT. MOBIL ARDI — SORE

Salsa tersenyum memandangi wajah Ardi yang fokus menyetir. Setelah beberapa kali pertemuan ia merasa bahwa Ardi benar-benar tulus dan serius dengannya.

Ardi
Aku bisa salting kalo ditatapnya sambil tersenyum gitu.
Salsa
Ah, siapa juga yang natepin muka kamu.
(Salsa langsung mengalihkan pandangannya ke depan)
Ardi
Bola mata itu walaupun menghadap ke depan bisa tau kalo ada orang disampingnya lagi natepin kita loh.
Ardi (CON'T D)
Kenapa juga sambil tersenyum natepnya? Muka aku ganteng kali ya, jadi enak buat ditatap.
Salsa
Enggak, biasa aja. Ganteng itu relatif, tapi ketulusan hati yang seorang wanita cari.
Ardi
Oh... berarti tadi tuh karena kamu menduga kalo aku emang bener-bener tulus? Ya emang tulus kok, Sa. Kalo gak tulus kan gak berjuang sekeras ini.

CUT TO

44. EXT. PESTA PERNIKAHAN — MALAM

Salsa dan Ardi makan menghadap tempat pelaminan. Salsa terus memandangi wajah Diva yang terlihat cantik memakai gaun. Terbesit dalam pikirannya kapan ia akan memakai gaun pengantin dan duduk di sebelah seorang suami.

Ardi
Kamu gak mau kaya gitu, Sa?
(Satu sendok makanan melayang di mulutnya setelah mengucapkan itu)
Salsa
Siapa sih yang gak mau, Di? Kamu tanya seluruh perawan yang ada di dunia ini pasti jawabnya mau semua.
Ardi
Kapan?

Salsa diam seketika, ia meletakkan sendok di piringnya. Ia sok sibuk mengambil ponselnya dan membaca pesan group yang tidak terlalu penting.

Ardi (CON'T D)
Pernikahan itu tidak akan terjadi kalau hanya dipikirkan. Dan ingat, semua hal yang kita lakukan memang tidak akan selalu berjalan mulus. Tinggal bagaimana kitanya saja, mau bertahan saat ada hambatan atau menyerah begitu saja.
Salsa
Terus apa yang ada dipikiran mereka yang berhenti di tengah jalan, sedangkan mereka sama-sama tidak memikirkan anaknya sebagai korban? Apa mereka tidak memikirkan nanti saat anaknya ditanya oleh temannya tentang ayah atau barangkali ibunya?
Ardi
Ya itu tadi, mungkin mereka menyerah begitu saja. Mereka tidak mau bertahan untuk anaknya. Mereka hanya menuruti keinginannya. Tapi, ada juga karena memang Tuhan hanya memberikan jodohnya segitu.
Salsa
Apa kamu mau mengatakan takdir saat ada hambatan dan mau menuju ke perpisahan, Di?
Ardi
Apa kamu gak percaya kalo takdir bisa dirubah dengan doa? Tinggal saat udah bersama kita sama-sama saling mendoakan aja agar diberi kelanggengan. Beres kan?
Salsa
Udah, ah. Yuk kita kesana foto bareng mereka.

Salsa dan Ardi berjalan menuju tempat pelaminan.

Diva
Makasih banyak, mbak. Gak tau harus gimana caranya membalas kebaikan, Mbak.
(Diva saat menyalami Salsa)
Salsa
Sama-sama. Semangat, yak. Dan gak usah mikirin aku. Doain biar cepat nyusul.
Salsa (CON'T D)
Ayo foto dulu.

Mereka berfoto dengan muka senyum. Salsa di sebelah Diva dan Ardi di sebelah Arya.

Salsa
Jaga baik-baik, Diva. Awas aja lu.
(Salsa menyalami Arya sambil berbisik di telinganya)
Arya
Siap. Makasih banyak, Sa. Kalo bukan karena kamu kayanya kehidupanku bakal makin absurd.
Arya (CON'T)
Itu calon kamu?
Ardi
Iya, mas. Doain biar cepat nyusul, yak.

Arya dan Diva mengucapkan amin secara bersamaan. Salsa hanya tersenyum kepada mereka.

CUT TO

45. INT. MOBIL ARDI — MALAM

Salsa melamun memikirkan ucapan Ardi tadi. Ardi sesekali menatap ke depan dan ke samping melihat wajah Salsa.

Ardi
Kamu kenapa, Sa?
Salsa
Usiaku semakin matang. Tapi aku masih belum bisa mewujudkan keinginan ibu.
Ardi
Keinginan apa, Sa?
Salsa
Seperti ibumu yang pengen memomong cucu, sementara aku masih belum bisa mempercayai sosok lelaki.
Ardi
Kamu trauma karena pernah sakit hati?
Salsa
Bukan. Beberapa lelaki yang sempat dekat pada akhirnya milik orang lain. Baru sempet dekat doang ya, gak sampe berhubungan lebih. Termasuk lelaki yang tadi itu.
Ardi
Apa dengan ucapanmu itu menunjukkan bahwa kelak aku milik orang lain juga?
Salsa
Semua lelaki awalnya berbicara seperti itu, ia mencoba meyakinkan tanpa memberikan kepastian. Mungkin, saat ia bosan bisa ganti pasangan atau mungkin hal lain. Ah, entahlah.
Ardi
Oh... Jadi selama ini yang perlu aku lakukan memberimu kepastian tentang waktu.

Ardi membelokkan setirnya ke samping, ia menginjak remnya dan berhenti.

Ardi (CON'T D)
Sa, aku serius sama kamu. Aku pun sama sepertimu yang ingin mewujudkan keinginan ibuku. Kalo kamu mau, bulan depan aku akan melamarmu.
Salsa
Kalo emang serius, buktikan bulan depan. Aku tunggu keseriusanmu.
Ardi
Oke, akan aku buktikan.

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar