72.INT. BALL ROOM SEBUAH GEDUNG - SIANG HARI
KUSWAN RAJENDRA
Dan kepada ketiga anak saya yang masih berada dijalan masing-masing..
Semua wartawan yang mendengar itu terperangah dengan satu fakta itu. Dan Bu Prastya dan Bu Sukma yang sama terkejutnya.
BANG WIRA
Hah? Anaknya Pak Kuswan ada tiga? Bukannya Arnawama anak tunggal?
Benjamin hanya diam menatap kearah podium dimana ada senyum tulus terpatri pada wajah Kuswan Rajendra.
KUSWAN RAJENDRA
Kepada anak pertama saya yang sudah sukses dengan karir yang memang ia impikan, Daffa Armani..Menjadi seorang penulis yang menjadi banyak inspirasi pada para pembaca, Ayah ingatkan semua hal yang kamu capai sampai sekarang merupakan suatu kebanggan bagi Ayah juga.
Setiap wartawan yang mendengar itu buru-buru mengangkat ponsel mereka menghubungi seseorang untuk mendatangi event yang diadakan pula oleh Daffa Armani.
73.INT. TOKO BUKU, RAMAI PENGUNJUNG YANG DUDUK - SIANG HARI
DAFFA
Dalam buku ini banyak sekali hal yang mungkin jadi salah satu alasan buat semua orang untuk pertahain mimpinya, seberapa sulitnya itu, seberapa ingin kalian bebas mengapresiasikan mimpi kalian, maka dengan itu lari dari kenyatan dan ekspektasi jadi salah satu cara. Maka judul buku saya kali ini saya beri, LARI. Setiap orang yang merasa tidak bisa berlari padahal mampu silahkan berlari, tapi, jangan lupa untuk kembali.
Tiba-tiba banyak wartawan yang datang dan merekam Daffa yang sedang berbicara.
DAFFA (CONT'D)
Ada banyak penyesalan yang mungkin bisa dibagi oleh karakter, karena keputusannya yang lagi-lagi menjadi titik balik kesedihan. Dia bahagia bebas dengan mimpinya namun hatinya terikat dengan penyesalan yang seharusnya ia sadarai konsekuensi dan keputusannya itu sendiri(TERSENYUM KECIL) Maka, ada yang ingin ditanyakan?
Belum saja memilih dari para pembacanya yang menunjuk tangan, seorang wartawan telah lebih dulu bersuara.
WARTAWAN
Apa benar, anda anak dari pengusaha besar Kuswan Rajendra? Dan juga anak sulung dari tiga bersaudara?
Daffa yang mendengar itu terkejut, tangannya bergetar, tatapannya pun tak fokus.
74.INT. BALL ROOM SEBUAH GEDUNG - SIANG HARI
KUSWAN RAJENDRA
Untuk anak kedua saya, yang sudah berusaha keras untuk terus berada disamping saya. Menjadikannya sosok kuat yang entah sejak kapan menjadi tameng dan dinding kokoh bagi keluarga. Ayah sangat amat bangga dan berterimakasih pada kamu, yang selalu berjuang dan mampu merelakan sesuatu yang sangat kamu impikan dengan Ayah. Tapi, kamu tau, Ayah ingin kamu bahagia dengan hal-hal yang ebnar-benar kamu sukai..
Tiba-tiba sekertaris Rajendra berlari kedepan dengan terburu dan membisikan sesuatu pada Pak Kuswan.
Mic yang sedang digenggam tiba-tiba terjatuh, tatapan Pak Kuswan menatap istri dan Ibunya yang sama terkejutnya, bahkan Ibu Prastya sudah mulai menangis.
Pak Kuswan berlari kebawah dan membawa istri dan Ibunya menjauh dari kerumunan. Tentu saja para tamu dan wartawan mempertanyakan apa yang terjadi.
SEKERTARIS KUSWAN
Maaf atas ketidaknyamanannya, acara akan dihentikan sampai disinikarena adanya urusan mendesak. Saya mewakili Pak Kuswan Rajendra mohon maaf dan undur diri.
Benjamin yang semakin bingung akhirnya berlari menyusul sekertaris Pak Kuswan yang sedang berjalan dengan terburuburu.
BENJAMIN
Apa yang terjadi, kenapa tiba-tiba Pak Kuswan dan keluarganya tiba-tiba pergi?
SEKERTARIS KUSWAN
Pak Arnawama mengalami kecelakaan cukup serius dan sekarang sedang dalam ruang operasi.
Langkah Benjamin terhenti sedang sekertaris Pak Kuswan masih melanjutkan langkahnya.
BENJAMIN
Rumah sakit mana, di Rumah Sakit mana Kak Arna dirawat?
Setelah mengetahui dimana Arnawama, Benjamin langsung berlari keluar menuju mobilnya.
75.EXT. LUAR KOSAN LYSIA - SIANG HARI
Benjamin yang bingung harus bagaimana pun melihat ada seorang perempuan yang baru saja keluar.
BENJAMIN
Lysia, apa Lysia ada didalem?
PEREMPUAN
Setau aku Lysia tadi pergi udah cukup lama, aku ngga tau kemana.
Benjamin yang mendengar itu semakin kalut.
BENJAMIN
Kamu bodoh, Benjamin. Kenapa bisa ngga tau nomor telponnya.