12.INT. KAMAR BENJAMIN YANG BERTEMA GELAP, BIRU TUA DIPENUHI RAK BUKU - MALAM
BENJAMIN
(menatap komputer, tangan sibuk mengetik) hah...ancur banget, jalan cerita sama karakternya mulai beda arah. Ini karena outline belum sepenuhnya jadi pasti.(menghela nafas, menyenderkan kepala pada kursi dan menutup mata)
Getaran ponsel Benjamin buatnya buka mata, meraih ponsel itu dan baca beberapa pesan.
"besok waktunya wawancara, Ben."
"Dengan sekertaris Pt. Rajendra, saya mau mengabarkan untuk beberapa hal, besok pagi jam 09.00 beliau akan menunggu diruangannya."
BENJAMIN
Hah..Tugas kamu sekarang nulis autobiografi, Benjamin.(melihat timeine sosial media miliknya)
Melihat beberapa berita tentang rilisnya novel ke-5 Daffa Armani. Daffa Armani adalah sosok yang juga sangat Benjamin kagumi.
13.EXT. BAGIAN LUAR PT. RAJENDRA - PAGI HARI
Benjamin menatap gedung tinggi itu, mencoba mengatur nafas sebelum melangkah masuk.
SEKERTARIS KUSWAN
Bapak Benjamin, anda sudah ditunggu di ruangan. akan saya antarkan. Benjamin mengangguk dan mengikuti langkah sang sekertaris itu, melihat seberapa megah perusahaan itu.
KUSWAN RAJENDRA
Oh..Sudah sampai, selamat datang di perusahaan saya, Benjamin.
BENJAMIN
suatu kehormatan saya diberikan kesempatan untuk masuk kedalam perusahaan ini. Baik, apa bisa kita mulai wawancaranya sekarang?
KUSWAN RAJENDRA
(mengangkat tangan, menatap sekertarisnya yang berdiri tak jauh dari sana) Buatkan dua cangkir teh.
Setelah mendengar itu, sang sekertaris itu langsung pergi tak lama setelah mengangguk.
KUSWAN RAJENDRA (CONT'D)
Jadi, kita mulai dari mana?
BENJAMIN
Saya sudah sedikit membaca beberapa artikel, perusahaan ini dibangu pada tahun 1989, aset yang anda pegang adalah tanah, perumahan, dan villa diberbagai daerah. Apa sebenarnya satu pemicu utama anda memilih menjadikannya aset proprti dan membangun perusahaan ini?
KUSWAN RAJENDRA
Saya sudah memikirkan banyak kemungkinan diusia muda. Diamana harga aset jangka panjang seperti tanah akan tinggi dimasa yang akan datang. Dan benar saja, di jaman sekarang harga tanah tinggi, apalagi ditengah kota. Bukan begitu?
BENJAMIN
Dari beberapa sumber yang saya baca, aset tanah yang anda pegang kala itu, merupakan milik Ayah anda, beliau meninggal tepat ditahun yang sama saat perusahaan ini dibangun.
KUSWAN RAJENDRA
dahulu saya sering menceritakan tentang rencana saya, dan ternyata beliau tidak terlalu senang akan itu. Beliau sering berkata, bahwa buka saja tanah sebagai petani sudah lebih dari cukup.
KUSWAN RAJENDRA (CONT'D)
Tapi saya tidak berhenti dari sana, saya berkerja terus-menerus, mempelajari banyak hal tentang aset jangka panjang. Sayangnya, beliau tidak dapat melihat anaknya berada dipuncak jaya.
BENJAMIN
Apa boleh saya tahu, apa yang buat anda yakin untuk terus jalankan rencana anda dibalik banyaknya penolakan orangtua?
KUSWAN RAJENDRA
Karena saya yakin akan apa yang saya percayai. Saya yakin pada diri saya sendiri bahwa apa yang menjadi mimpi saya akan menjadi sebuah tingkatan paling tinggi. Karena percaya akan itu, saya berada di pucak piramida sekarang. Tanpa menyerah.
BENJAMIN
Baik, bagaimana dengan keluarga anda sekarang, tidak banyak publik tau tentang siapa mereka.
KUSWAN RAJENDRA
Saya memiliki tiga orang anak, sayangnya hanya ada satu orang yang dapat kamu temui sekarang. BENJAMIN Dimana dua orang lainnya? Menempuh pendidikan diluar negri?
KUSWAN RAJENDRA
(tertawa kecil) Bisa dikatakan begitu, mereka hanya ingin bebas tanpa tau seberapa keras dunia berkerja. Bagaimana kalau kita sudahi wawancara untuk sekarang?
BENJAMIN
(sedikit terkejut)Oh...jika memang itu yang anda mau saya akan pamit undur diri. Saya akan kabarkan serkertaris anda untuk hal lainnya.
KUSWAN RAJENDRA
Kalau ingin bertemu istri dan anak saya, kamu bisa tanyakan pada sekertaris saya.
Benjamin mengangguk dan berjalan keluar ruangan. Dengan banyak pertanyaan dalam pikirannya.