9.INT. STASIUN RADIO, RUANGAN PENYIAR - MALAM HARI
Selesai membaca naskah penutup, perempuan itu mengisyaratkan kata 'oke' dengan ibu jari dan telunjuk yang ditautkan.
LYSIA
Besok ketemu lagi semuanya, hari ini selesai dengan banyak cerita yang bisa diceritakan esok hari, aku harap hari ini selesai tanpa penyesalan, Aviate FM sampai disini, Lysia pamit dulu, selamat malam.
MILLA
oke, good, (dengan menunjukan acungan jempol) mau kemana abis ini, Sa? LYSIA Gak ada rencana apa-apa sih, palingan kosan, rebahan (lysia keluar dari ruang penyiar dengan naskah ditangannya)
MILLA
Kamu gitu aja terus ya, gak bosen apa?
LYSIA
Pekerjaan aku jadi penyiar itu udah lebih dari yang aku mau, Kak. Dari gelombang radio yang anterin suara aku ke orang-orang diluar sana jadi kerjaan paling menyenangakan. Masih banyak kalimat yang mau aku bagi.
MILLA
yahh.. Aku tau sih, tapi hari ini ke mall bareng aku, yok. Males banget sendirian nih.
LYSIA
Kak... kamu tau sendiri aku males ditempat rame kaya gitu.
MILLA
Sekali ini, Sa, ya, ya, yaaaa. LYSIA Yaudah iya, sekali ini aja ya Kak.
10.INT. MALL — MALAM RAMAI
Lysia melihat kearah gramedia yang banyak sekali orang disana, ia penasaran siapa gerangan yang sudah buat begitu banyak orang berkumpul disana.
LYSIA
Kak, kesana yuk, gramed, rame banget tapi ya.
MILLA
Ayok, gapapa rame juga, ada yang mau kamu beli emang? Lysia mengangguk, berjalan menuju gramedia yang masih dipenuhi banyak orang.
MILLA (CONT'D)
Wah.. Kita beruntung banget kesini, bukannya itu Daffa Armani ya. ternyata aslinya ganteng banget ya, Sa. Aku udah baca dua novelnya, yang paling aku suka judulnya 'Tidak Banyak Waktu', sekarang udah rilis novel kelima ternyata.
LYSIA
(terdiam, menatap seorang lelaki didepan sana) Aku mau ke toilet sebentar ya Kak.
Dengan berjalan sedikit cepat Lysia menuju toilet, sampai disana ia langsung menarik nafas panjang, tanpa terasa buku tangannya terlipat begitu erat hingga terasa sedikit kebas.
LYSIA (CONT'D)
Abang, keren banget, aku bangga. Tapi harusnya Abang gak ambil keputusan sebegitu jauhnya.
Keluar dari toilet, Lysia rasanya tidak akan mampu berhadapan dengan lelaki yang sudah lama tidak ia temui. bukan, lelaki yang memilih pergi.
MILLA
Sa, kamu gapapa, kan? Kok lama banget, Daffa udah pergi tadi, aku dapet tanda tangannya dong, hahah.
LYSIA
Wahh, ternyata banyak banget yang senang dan sayang sama penulis itu ya, Kak.
MILLA
Iya, dong, Lysia Prastya, siapa yang gak tau Daffa Armani, penulis yang sampe sekarang masih kerasa misterius. Gak ada yang tau tentang dia, kita sebagai pembaca cuma tau tulisan-tulisannya aja.
LYSIA
Kak Milla, udah selesai kan belanjanya? Kita pulang sekarang aja yuk.
MILLA
Loh, kamu gak jadi mau beli bukunya?
LYSIA
Engga, deh, Kak, udah capek banget rasanya, pengen cepet-cepet ketemu kasur. (dengan tertawa kecil)
11.INT. KOSAN MILIK LYSIA, RUANGAN CUKUP BESAR DENGAN BANYAK BUKU TERTATA PADA RAK-RAK.
LYSIA
(merebahkan diri) Hah... udah berasa asing banget, sampe-sampe dada dingin banget. Seharusnya aku ikut seneng, tapi rasanya keputusan yang Abang ambil punya beberapa kesan. Abang ninggalin aku, rumah berasa bukan rumah semenjak Abang pergi. Tapi, sekarang, malah Abang yang kerasa lebih asing.