PARACOSM - Script
4. Chapter 4 # SCENE 24 - 29

Cast : ICHA, DIMAS, KARINA

24.     INT. RUANG TV DAN DAPUR – PAGI MENJELANG SIANG

Icha menjerit sangat kuat hingga sang adik pun ikut menjerit. Listrik juga padam bersamaan dengan kilatan petir dari jendela.

Icha memeluk Dimas erat.

ICHA

Maafin kakak dek..maafin kakak.

Pintu  terbuka diiringi langkah kaki cepat seseorang yang masuk ke dalam rumah.

AIPDA KARINA

Icha? Kalian kenapa?

ICHA

Kak Karina –

AIPDA KARINA

Awas itu ada kaca. Sini biar kakak yang bereskan.

Karina menyalakan lilin yang ia temukan di atas meja. Lalu mengambil tong sampah sambil mengutip pecahan kaca.

AIPDA KARINA

Nggak ada yang terluka kan?

Icha dan Dimas kompak menggeleng. Perhatian Icha beralih kepada sepucuk pistol yang berada di pinggang Karina.

ICHA

Kak..itu pistol beneran?

AIPDA KARINA

Oh ini? bukan. Cuma gas airmata.

ICHA

Ohh..

AIPDA KARINA

Sebenarnya tadi ada apa? maaf kakak masuk begitu saja setelah mendengar kalian teriak.

ICHA

Aku tadi –

DIMAS

Kakak lihat hantu!

AIPDA KARINA

Hah? Apa?

ICHA

Nggak ada..Dimas sembarangan ngomong. Oh ya, kakak bilang di sini rawan. Emangnya rawan apa kak? Hantu?

AIPDA KARINA

Hah? Hantu? Bukan. Ada –ada aja kamu tuh –

ICHA

Emang kakak nggak percaya yang begituan?

AIPDA KARINA

Percaya sih tapi nggak pernah kepikiran ke situ.

ICHA

Emang yang kakak pikirin apa yang lebih menakutkan dari hantu?

AIPDA KARINA

Yang lebih menyeramkan dari hantu? Ada. Yaitu manusia itu sendiri.

ICHA

Hah? Kok takut sama manusia?

AIPDA KARINA

Kamu nggak percaya? Bahkan kalau Icha banyak baca berita criminal bagaimana mansuia memperlakukan manusia, justru lebih menyeramkan dari hantu itu sendiri.

ICHA

( terdiam )

AIPDA KARINA (CONT’D)

Manusia sekarang adalah makhluk yang tak terduga. Kita ini sejatinya makhluk yang sempurna baik akal dan pikiran. Manusia bisa melebihi malaikat jika berbuat baik, tapi jika tidak perbuatannya bahkan lebih mengerikan dari iblis.

SFX :  SUARA HUJAN DARI JENDELA

`

AIPDA KARINA

Ah..kakak bicaranya ngelantur yah?

ICHA

Nggak kok. Biasa aja.

DIMAS

Kak..laper

ICHA

Dimas laper?

AIPDA KARINA

Ini dimakan saja lumpia yang kakak beli –

ICHA (COND’T)

Kakak ngantongin lumpia di saku?

AIPDA KARINA

Ngg..yang penting kan bersih.

Icha mengambil dua buah lumpia lalu memakannya.

AIPDA KARINA

Eh lampunya sudah nyala. Kalau begitu kakak pergi dulu.

ICHA

Kemana kak?

AIPDA KARINA

Patroli.

ICHA

Oh.

AIPDA KARINA

Kalian bertiga saja?

ICHA

Iya.

AIPDA KARINA

Oh..begitu. ya sudah, kakak pergi dulu. Kalau ada apa-apa telepon. Oke!

ICHA

Sebegitu rawannya kah tempat ini kak?

Karina yang sudah nyaris melangkah keluar rumah kembali berbalik. Untuk menenangkan keduanya Karina menyakinkan –

AIPDA KARINA

Kalian kan masih di bawah umur. Kalian juga sendirian. Kakak Cuma suka berbagi kontak kalau-kalau ada yang butuh bantuan.

ICHA

Kakak polisi yang berdikasi.

Karina beranjak lalu menutup pintu dengan perlahan. Lorong rusun terlihat masih gelap. Karina pergi lewat tangga darurat.

SFX : SUARA KERINCINGAN

Icha menoleh dan melihat ada bayangan tinggi setelah kilatan pertir lewat. Icha masuk ke dalam rumah menarik serta Dimas untuk masuk.

SFX  : PINTU YANG DIBANTING KERAS.

CUT TO :

PAGE 8 :

25.     INT. KAMAR ICHA - MALAM

ESTABISHING SHOT : HANYA ADA LAMPU TIDUR YANG MENYALA

Icha yang tengah berbaring di atas ranjang. Bermain ponsel.

*Muncul balon chat*

26.     TALKING HEAD

ICHA

Kinar. Kamu lagi apa?

Di sini hujan terus.

*Balon chat muncul*

KINARA SEDANG MENGETIK...

KINARA

Ngerjain pr.

Gimana rumah baru kamu?

ICHA

Aku nggak suka tempat ini. Kamarnya sempit. Aku aja sekamar sama Dimas.

KINARA

Hmm..

Jadi tambah jauh sama kamu. Padahal kangen mau main.

ICHA

Sama. Aku juga.

KINARA

Kenapa sih Cha kamu pindah?

ICHA

( Menghela napas )

Kata mama, kami bangkrut. Rumah itu dijual.

KINARA

Serius? Ya ampun..kasihan banget kamu Cha!

ICHA

Kinar..tempat ini nggak nyaman banget.

KINARA

Emang kenapa Cha?

ICHA

Selain sempit, tempat ini banyak penghuninya yang aneh. Nggak pernah kelihatan ramai. Padahal rusun.

KINARA

Mereka sibuk kerja kali.

ICHA

Anak-anak juga nggak ada.

Tapi aku tetanggaan sama kakak polwan. Dia baik. Tapi suka kepo.

KINARA

Bagus dong. Jadi ada yang perhatian sama kalian yang suka ditinggal mama kamu itu.

ICHA

Humm iya.

KINARA

Mama kamu udah pulang?

ICHA

Ya belum lah.

Mama juga belakangan suka pulang lewat terus.

KINARA

Yah mungkin mama kamu ada banyak kerjaan kali.

ICHA

Maybe.

27. INT. DEPAN PINTU RUMAH - MALAM

Ketukan pintu tiga kali terdengar dari luar.

TOK

TOK

TOK

28. INT. KAMAR ICHA - MALAM

ICHA

Ada suara orang ketok pintu.

KINARA

Siapa Cha? Tetangga kamu mungkin.

Icha terdiam sebentar.

SFX : SUARA KETOKAN PINTU TIGA KALI

ICHA

Nggak mungkin.

Aku cuma kenalan sama kak Karina.

KINARA

Kalau orang asing, mending jangan buka pintu Cha!

Icha beranjak keluar dari kamar sambil menoleh ke arah pintu depan. Memperhatikan pintu apakah sudah terkunci atau belum.

ESTABLISHING SHOT : Zoom ke arah pintu.

SFX : KETUKAN PINTU TIGA KALI

KINARA

Cha..masih ada suara ketukannya?

ICHA

Ma..sih.

29.     INT. DEPAN PINTU - MALAM

LONG SHOT : HANYA ADA SATU LAMPU MENYALA

Icha mengaitkan besi dengan hati-hati. Kemudian gadis itu menunduk ke bawah untuk mengintip bayangan sepatu atau apapun di bawah pintu.

Kita melihat mata Icha yang tengah mengintip.

Sepasang kaki berdiri di depan rumahnya. Diam mematung dan tak melakukan apapun. Tak lama sepasang tangan terlihat di lantai. Orang tersebut juga mengintip dari bawah pintu.

Icha mundur perlahan sambil menutup mulut. Ponselnya bergetar tanda pesan masuk.

*Balon chat*

KINARA

Kamu ngapain Cha?

ICHA

Ngintip. Siapa yang datang.

KINARA

Ih..kamu nekat banget!

Jadi itu siapa Cha?

ICHA

Nggak tahu.

Aku cuma ngintip dari bawah pintu.

Icha kembali mengintip untuk memastikan bahwa ia baru saja mendengar suara langkah kaki pergi meninggalkan depan rumahnya.

Dan memang di sana sudah tidak ada lagi orang tersebut.

ICHA

Udah pergi.

KINARA

Bagus kalau gitu. Serem juga yah tinggal di rumah rusun atau apartemen gitu.

ICHA

Iya.

SFX : SUARA KAKI TERSERET

SREK

SREK

SREK

Icha terbelalak. Ia ingin menoleh ke belakang tapi lehernya terasa kaku. Dengan gemetaran ia menaikkan ponselnya. Lalu membuka kamera depan untuk melihat ada apa di belakang punggungnya.

Dan BLAA!

Makhluk bertangan panjang itu tertawa nyengir menatap Icha.

CUT TO :

PAGE 9 :

MONTAGE :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Lanjut
3 tahun 8 bulan lalu