PARACOSM - Script
3. Chapter 3 # SCENE 19 - 23

CAST : ICHA, DIMAS, KARINA, TUKANG PINTU

19.     INT. KAMAR ICHA – PAGI

LONG SHOT : TETESAN AIR HUJAN YANGMENGENAI JENDELA KACA

Hujan mengguyur dengan deras. Kita diperlihatkan dengan kamar yang memiliki dua penerangan alami dari jendela dan lampu tidur yang dibiarkan masih menyala.

Kamar terlihat tidak berantakan. Perabotan kayu lebih dominan dengan single bed dengan seprai bintang berwarna merah muda pastel. Icha tidur meirngkuk di atas kasurnya sambil mengamati tas ransel di atas meja.

Icha bergerak dari atas tempat tidur lalu menggeledah tas ranselnya. Terdapat satu botol putih dengan tutup yang masih tertutup rapat.

FLASH BACK

PAGE 6 :

20.     INT. RUANG DOKTER – SIANG

ICHA

Dokter percaya dengan apa yang saya lihat kan? Itu monster. Bayangan itu sekarang menjadi monster yang tidak lagi ramah dok. Sejak papa pergi. Iya..sejak papa pergi.

Dokter Firman melepas kacamatanya lalu meletakkannya ke atas meja. Sambil mengangguk mendengarkan, dokter tersebut menuliskan sesuatu di atas kertas.

DOKTER FIRMAN

Jangan khawatir Icha. Jika kamu rutin konsultasi dengan saya, monster itu pasti akan segera hilang. ( tersenyum aneh )

Icha menarik kertas gambar miliknya lalu merematnya di dalam saku jaket.

DOKTER FIRMAN

Nah Icha..kamu keluar dulu. Dokter mau bicara dengan mama kamu –

Icha bangkit dari duduknya dengan mengepalkan tangan kesalnya. Lalu menuju pintu yang ada di belakangnya. Membantingnya setelah melihat mamanya berdiri menunggu dokter memanggilnya.

CUT  BACK TO

21.     INT. KAMAR ICHA – PAGI

Icha meremat botol obat lalu memasukkannya kembali ke dalam tas. Mendengar suara besi yang dipotong, Icha keluar kamar kemudian mengendap menuju pintu depan.

22X1.     EXT. KORIDOR RUSUN – PAGI

SFX : SUARA BESI TERGESEK DAN DI LAS

Icha keluar rumah sambil melipat tangan ke belakang.

AIPDA KARINA

Hei..Pagi Icha?

Icha berhenti melangkah lalu tertunduk tak berani menatap keduanya.

ICHA

Pagi –

AIPDA KARINA

Maaf. Suara mesinnya mengganggu yah?

ICHA

Enggak.

Tukang pintu ikut memperhatikan Icha dengan serius.

TUKANG PINTU

Nengnya takut lihat ibu polwan –

AIPDA KARINA

Hush!

KARINA ( CONT’D)

Ngg..ini udah jam Sembilan. Kamu kok nggak sekolah?

ICHA`

Libur.

Karina mengangguk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

AIPDA KARINA

Oh..gitu. Oh iya..kakak punya kue pastel nih. Mau nggak?

Karina mengeluarkan plastik dan menyodorkannya kepada Icha.

ICHA

Kata mama jangan sembarangan terima makanan dari orang asing.

AIPDA KARINA

Eh? Tapi kan kita udah kenalana tadi malam –

ICHA

Ya tapi kita belum kenal dekat.

Tukang pintu mendengarkan sambil tertawa kecil.

AIPDA KARINA

Umur kamu berapa sih Icha?

ICHA

Enam belas.

AIPDA KARINA

Ohh enambelas. Eh iya, mama kamu ke mana?

ICHA

Pergi kerja.

AIPDA KARINA

Kerja di mana?

ICHA

Nggak boleh kasih tahu.

AIPDA KARINA

Lah..kenapa?

ICHA

Karena kakak orang asing.

Tukang pintu tertawa puas. Karina memukulnya pelan karena malu.

AIPDA KARINA

Jangan ketawa! Cepetan kerjanya!

TUKANG PINTU

Baru ini saya lihat ibu polwan dianggurin ama bocah.

KARINA

Pak Kariiimm –

TUKANG PINTU

O..ok buk siap delapan enam!

SFX : SUARA HUJAN DAN ANGIN

Pintu rusun milik Icha terbuka sendiri. Suara kaki terseret dengan bunyi kerincingan juga ikut terdengar dari belakang. Icha segera menutup pintu tanpa sedikitpun menoleh ke belakang.

SREK

SREK

Karina mencegahnya dengan berteriak.

AIPDA KARINA

Eh Icha!

Karina menuju pintu rumah Icha lalu mengeluarkan Dimas yang berdiri menangis kesakitan.

AIPDA KARINA (CONT’D)

Kamu nggak dengar Dimas manggilin kamu tadi?

ICHA

Dimas! Maafin kakak. Kakak nggak sengaja. Kakak pikir tadi bukan kamu.

AIPDA KARINA

( melirik bingung ) kamu nggak apa-apa kan Dimas?

DIMAS

( menggeleng ) kak..poop.

ICHA

Dimas poop? Ya udah ayuk masuk. Kak..maaf aku tinggal sebentar.

AIPDA KARINA

Oke.

PAGE 7 :

MONTAGE :

23.     INT. RUANG TENGAH – PAGI

SFX : SUARA KILAT

Icha berdiri menunggu Dimas di depan toilet. Setelah selesai membersihkan Dimas, mereka berdua menuju dapur yang terhubung langsung dengan ruang tv.

Suara pecahan kaca menginterupsi Icha yang sedang berdiri di depan pantry.

ICHA

Dimas!

Icha memutari meja makan lalu sampai ke Dimas yang berdiri di depan dispenser air.

ICHA

Kamu mau ngapain sih?

DIMAS

Inum –

ICHA

Jangan pakai gelas. Pakai cangkir aja.

DIMAS

Maaf kak.

ICHA

Iya..kakak mau beresin ini dulu. Kamu nonton tv aja yah.

Icha jongkok mengutip pecahan kaca, Dimas berlari kecil menuju sofa. Menyalakan tv lalu tertawa dengan gembira.

ICHA

Dek –

Dimas melompat-lompat di atas sofa.

ICHA ( CONT’D)

Dek..kecilin volume tvnya –

Dimas masih terus melompat-lompat sambil tertawa.

ICHA

Dimas?

DIMAS

( Kekehan orang dewasa ) KEKEKEKEKEKE

Icha mengintip dari bawah kolong meja. Dimas masih terus melompat-lompat.

ICHA

Dek jangan lompat-lompat nanti kamu jatuh.

DIMAS

( Suara orang komat-kamit ) asadfghjkqlqbmokndsjkjaal

Icha terdiam lalu mendongak. Melihat Dimas yang kini duduk tenang di sofa sambil fokus ke depan tv.

ICHA

Dek..kecilin volumenya yah.

DIMAS

Ehm

SFX : SUARA TV RUSAK

Icha terbelalak. Ia menghentikan semua pekerjaannya mengutip pecahan kaca demi menyakinkan diri bahwa ia tak salah dengar. Suara Dimas berubah menjadi suara orang dewasa.

Icha berjongkok kembali dan mengamati Dimas dari bawah kolong meja. Dan yang ia dapati bukanlah Dimas, melainkan sepasang kaki berkulit gelap dan tentu saja berukuran orang dewasa.

SFX : SUARA GESEKAN DAN KERINCINGAN

Icha meringkuk sambil menutup mata. Kemudian ia menengadahkan kepala ke atas meja sambil membuka mata perlahan.

Sosok wanita berkepala lonjong nyengir di depan wajah Icha.

PAGE 8 :

MONTAGE :

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
bagus banget😭🔥lanjut kak.. lanjut. Up Up
3 tahun 8 bulan lalu