INT. RESTORAN JAYA – SIANG
NATHAN dan SUROTO bersalaman. Terlihat muka puas di wajah SUROTO. Makanan dan minuman mereka berdua sudah habis, menandakan urusan mereka pun di situ sudah selesai.
SUROTO
Sekali lagi aku minta maaf NATHAN. Aku belum bisa terima tawaran bisnismu yang satu lagi.
NATHAN
Gapapa pak
(tertawa)
Bapak gabung ke member gym saya aja udah luar biasa.
SUROTO mengangguk. Mengamini perkataan NATHAN. SUROTO pun turut tenang bahwa NATHAN tidak masalah apabila SUROTO menolak tawaran spesialnya.
Sembari mereka berbincang. NATHAN sambal membereskan dokumen di tasnya bersiap untuk pergi.
NATHAN
Oh iya, pak. Tadi Mega waktu telpon saya bilang, pak SUROTO ada janji setelah sama saya. Sama siapa pak? Sampe harus makan di restoran bagus begini.
NATHAN berusaha membuka pertanyaan basa basi. SUROTO yang sedang meneguk minumannya, meletakkan minumannya.
SUROTO
Oh iya, aku sama pak ANDRE ada janji ketemu dengan si BASKARA
DEG.
Suara jantung NATHAN terkejut, begitu pula dengan wajahnya tapi dia segera menutupi rasa kejutnya. Bagaimana tidak terkejut. Diskusi bisnis illegal dimana penyidik KPK akan datang.
NATHAN
Waduh pak, berani sekali pak ketemu orang seperti dia setelah ketemu saya hehe nanti kalo dia liat saya gimana?
NATHAN berusaha tenang.
SUROTO
Aku juga mikir itu, Cuma karena kasus di Batam itu, setiap gerak gerik kita kepala daerah diawasin dan si BASKARA itu mau buat semaacam pengawasan untuk aktivitas kita sehari-hari
(beat)
Pff kayak anak TK aja.
(beat)
gapapa NATHAN, aku udah rencana buat bilang ke dia kalau ini meeting ngomongin UMKM Gym untuk menengah ke bawah. Jadi aku ada alasan buat expand gym kamu di Jakarta.
Tutup SUROTO demi menenangkan NATHAN, yang secara tidak sengaja SUROTO lupa mengabari karena terlalu semangat untuk mengetahui Gym ‘Money Laundry’ milih NATHAN.
Beberapa detik kemudian.
ANDRE (v.o)
Ah halo pak SUROTO.
Terdengan suara wakil Gubernur, pak ANDRE dari belakang NATHAN. Suara itu tentunya mengejutkan NATHAN. NATHAN membalikan kepalanya, dan melihat pak ANDRE bersama seorang pria yang baru saja NATHAN liat di TV, BASKARA. Penyidik KPK yang sedang naik daun.
Melihat ANDRE dan BASKARA datang, SUROTO berdiri menyalami mereka berdua.
SUROTO
Selamat siang, pak BASKARA.
Sapa SUROTO dengan sopan.
BASKARA
Panggil BASKARA aja pak, gapapa
Balas BASKARA dengan sopan.
SUROTO
Pak ANDRE, BASKARA. KENalkan, ini NATHAN.
ANDRE dan BASKARA menyalami NATHAN. NATHAN sambal memperKENalkan diri.
SUROTO
NATHAN ini punya UMKM Gym untuk kalangan menengah ke bawah juga. Proposal dia lumayan menarik, makanya saya undang dia ke sini buat diskusi, siapa tau bisa jadi salah satu program kita menarik semua kalangan untuk semakin sehat.
Pak ANDRE mengangguk dan melihat NATHAN dengan pandangan kagum.
ANDRE
Wah, pantas tadi SUROTO semangat banget buat ketemu kamu ya
BASKARA tidak memberikan komentar apa-apa. Dia hanya mengangguk. Menatap NATHAN dengan senyum curiga, seakan akan dia tau ada yang mencurigakan.. atau dia sudah tau NATHAN?
NATHAN
Yah namanya juga warga negara yang baik pak, mau usahain bantu –bantu orang lain dengan cara halal
Kalimat ambigu NATHAN membuat mereka tertawa kecil dengan pemahaman masing-masing.
NATHAN
Kalau begitu, saya permisi dulu, biar enak bapak bapak ngobrolnya.
NATHAN keluar dari meja.
SUROTO
Ah iya, terima kasih banyak waktu NATHAN
NATHAN
Sama sama pak SUROTO
(beat)
Permisi pak ANDRE, BASKARA
ANDRE
Iya iya, hati hati ya NATHAN
NATHAN
Terima kasih banyak pak
NATHAN meninggalkan meja itu. ANDRE dan BASKARA duduk. BASKARA mengarahkan kepalanya kepada NATHAN yang sedang berjalan keluar dengan pandangan penuh kecurigaan. It is on.
CUT TO SPLIT SCREEN
INT. RESTORAN JAYA & RESTORAN VICTOR – SIANG
NATHAN dan ERIC keluar dari restoran mereka masing-masing. Raut wajah mereka serius dengan makna yang berbeda. Mereka menghadap kamera.
ERIC keluar dengan sakit hati, benci, amarah yang sudah terpendam lama.
NATHAN keluar dengan perasaan kesal karena ada seseorang yang dapat mengganggu rencananya. Keberadaan BASKARA merubah semuanya. Siap untuk game plan yang baru.
CUT TO
EXT. PINTU BELAKANG RESTORAN VICTOR – MALAM
Satu persatu karyawan restoran keluar dari pintu belakang. Restoran sudah tutup. Beberapa karyawan masih sibuk bersih-bersih restoran.
EXT. PARKIRAN RESTORAN VICTOR – MALAM
Parkiran restoran VICTOR sudah kosong. Hanya ada 1 mobil masih parkir. Sebuah mobil sport. Di depan mobil itu berdiri seorang pria. HARDY, 29 Tahun. Menunggu seseorang.
EXT. PINTU BELAKANG RESTORAN VICTOR – MALAM
Semakin sering karyawan keluar dari pintu belakang. Hingga akhirnya. Keluar BILLY. Dia membuka pintu, dan terlihat dia masih menghadap ke dalam restoran melihat sekali lagi semua sudah selesai. Kemudian dia menutup pintu, menguncinya lalu dia berjalan ke arah pos satpam. Melewati parkiran mobil.
EXT. PARKIRAN RESTORAN VICTOR – MALAM
BILLY berjalan melewati parkiran, tidak menyadari ada HARDY sedang berdiri di depan mobilnya. HARDY yang melihat BILLY, menegurnya.
HARDY
Pemimpin pulang belakangan ya, mas?
BILLY yang sedang melamuni sesuatu, terkejut mendengar ada suara seseorang. Ketika dia melihat sumber suara itu. Dia melihat HARDY.
BILLY
HARDY? Kamu masih di sini?
Melihat HARDY menunggu hingga larut malam, membuat BILLY terkejut. HARDY mengangguk menanggapi pertanyaan BILLY.
HARDY
Jadi, gimana mas BILLY tawaranku?
Mendengar hal itu, raut wajah BILLY sedikit murung.
BILLY
Sepertinya enggak bisa mas, tadi aku coba ngomong ke Pak VICTOR buat keluar. Dia gak ijinin. Malah marah.
HARDY
Ya ampun, mas BILLY. Aku minta maaf. Aku gak ada maksud bikin mas sampe dibegitukan pak VICTOR.
Kejadian itu sangat membuat prihatin HARDY. KENapa kejadian itu terjadi?
BILLY
Gapapa, mas. Emang aku mau keluar juga sebenernya. Aku ngerasa di sini kerja kerasku kurang dihargain. Padahal bukannya saya sombong. Tapi karena aku dan timku, restoran ini jadi seperti sekarang.
HARDY tidak memberi respon. Menghargai BILLY
BILLY
(terkejut)
Ya ampun maaf jadi keceplosan. Aku gak ada maksud menjelekkan siapa siapa.
HARDY
Aduh, gak masalah mas BILLY. Aku nawarin mas jadi kepala chef di restoranku juga karena tau kualitas kerja mas BILLY. Tapi saya bener bener gak nyangka bikin mas BILLY jadi KENa masalah gini.
BILLY hanya terdiam. Merenungi keinginannya pindah terhalang VICTOR.
HARDY
Kalo aku boleh tau. KENapa mas BILLY masih bertahan kalo pak VICTOR perlakuin mas begitu?
Mendengar pertanyaan HARDY. BILLY terlihat enggan menjawabnya. HARDY menyadari itu.
HARDY
Maaf mas, gapapa kalau mas gamau jawab. Aku harusnya gak nanya hal yang sensitive.
(beat)
Aku Cuma ngeliat kemampuan mas BILLY. Dan gamau menyianyiakannya. Aku udah kumpulin chef-chef terbaik di Jakarta. Dan aku masih mau mas BILLY yang jadi pemimpin mereka.
BILLY
Aku denger itu dari anak anakku. Katanya ada gossip, orang kaya ngumpulin chef chef hebat untuk buat restoran super mewah di Jakarta.
BILLY tersenyum sendiri setelah mengatakan itu.
BILLY
Aku gak nyangka dapat tawaran ini. Gak Cuma gabung di restoran mas HARDY tapi juga jadi kepala chefnya.
Melihat BILLY yang perlahan mulai percaya diri. HARDY pun turut senang.
BILLY
Aku gamau bikin mas HARDY kecewa. Jadi sebenernya alasan KENapa aku masih bertahan di sini. Karena VICTOR yang biayain sekolah chefku. Jadi kupikir dengan seperti sekarang ini, aku bisa balas budi buat VICTOR.
HARDY
Tapi kalau sampai jadinya gak ngehargain mas BILLY kayak gitu, lain cerita mas. Gak ada alasan buat perlakuin mas sembarangan gitu sekalipun pak VICTOR yang bantu mas jadi kayak sekarang.
Perkataan HARDY membuat BILLY sadar atas kesalahan yang dia buat. Tetapi di saat itu, sadar akan hal tersebut membuat BILLY semakin down.
HARDY
Maaf mas BILLY, harusnya aku gak bilang itu. Aku harusnya hargain apapun keputusan mas BILLY.
BILLY
(Lesu)
Iya gapapa mas HARDY.
Pemandangan itu membuat HARDY semakin khawatir. Sehingga HARDY memberikan tawaran terakhir untuk BILLY.
HARDY
Mas BILLY. Ini tawaran terakhir dariku. Karena aku sangat pengen mas BILLY gabung di restoranku.
(beat)
Kasitau aku berapa biaya sekolah chef mas BILLY yang dibayarin pak VICTOR. Aku ganti semuanya plus bunga. Nanti mas BILLY bisa kasih itu ke Pak VICTOR. Jadi mas BILLY bisa keluar dari restoran ini tanpa beban hutang ke pak VICTOR.
WOW. Wajah BILLY yang termenung sekarang sangat terkejut. Dia merasakan ada seseorang yang sangat menginginkan dia karena kapabilitasnya bukan sebagai kacung yang bisa dimanfaatkan.
BILLY
Mas jangan. Justru aku jadi ada hutang ke mas HARDY.
HARDY
Gausah mas BILLY. Aku anggap itu pasti nominal yang sesuai buat bisa bikin mas BILLY gabung.
HARDY tersenyum melihat respon BILLY yang setidaknya menunjukkan ketertarikannya.
Kemudian HARDY mengeluarkan kartu namanya, dan memberikannya kepada BILLY.
HARDY
Mas BILLY tinggal WA aku ke nomor ini. Kasitau jumlahnya kalo mas BILLY setuju sama tawaranku.
BILLY menerima kartu itu dan HARDY segera berjalan kea rah mobilnya.
BILLY
Mas, maaf aku nanya gini. Bisnis mas HARDY apa sampe bisa bikin restoran mewah, rekrut chef chef yang bagus? Padahal kalo aku liat mas HARDY masih muda.
Mendengar BILLY bertanya, HARDY membalikkan badannya, dan menjawab pertanyaan itu dengan tenang.
HARDY
Bisnisku Cuma distributor HP aja mas BILLY. Tapi aku hanya jualan via online.
BILLY sedikit terkejut campur kagum.
BILLY
‘Cuma’ tapi bisa bikin mas bisa bikin restoran mewah sendiri ya hehe
HARDY
Kebetulan dapat pasarnya yang pas aja, mas
Tutup HARDY dengan senyuman kecil. Begitu juga BILLY.
HARDY
Saya tunggu kabarnya ya, mas.
BILLY mengangguk. HARDY melanjutkan langkahnya ke mobil. Menyalakannya lalu meninggalkan tempat itu.
BILLY masih terdiam. Kali ini terlihat ada keceriaan di wajahnya. Mendapatkan kesempatan baru yang lebih baik. Semua keputusan ada di tangannya sendiri.