Nikah Dulu Cinta Kemudian
3. Part 3 - Trauma
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

10. INT. KANTOR, RUANGAN RIKA – DAY

Rika sedang meeting di sebuah ruangan dengan staf wanita. Mengomentari hasil pekerjaan mereka.

 
RIKA
Konsepnya sih saya suka ya. Udah sesuai sama permintaan klien. Mereka ingin yang simple tapi kelihatan mewah, dan harus banyak warna-warna pastel. Tapi ada satu.. kalau bisa tolong jangan terlalu banyak pakai barang yang mahal. Meski mereka budgetnya besar, tapi selama ada barang yang kualitasnya bagus tapi harga lebih rendah, why not? Coba kalian cari referensi lagi.
 
STAF
Baik Bu. Nanti saya laporkan lagi setelah cari referensi lain.
 
Staf wanita keluar ruangan, tepat dengan Jesika yang baru masuk.

JESIKA
Cie, yang nanti malem dinner…
 
RIKA
Dinner apaan… (lupa)
 

Saat ingat, Rika menepuk dahi.

 

RIKA (CONT’D)
Aduh, kenapa gue bisa lupa! Kamu sih gara-garanya, seenaknya aja bikin janji!
 
JESIKA
Ah liat aja. Paling ujungnya justru bilang makasih sama aku.
(jeda)
Kasih tau kalau nanti dia nembak ya!
 
RIKA
Sembarangan kalau ngomong!

 

Jesika hanya cekikikan melihat muka kusut Rika.

CUT TO

 

11. INT. RESTORAN MEWAH – NIGHT

Juna dan Rika baru saja sampai di meja mereka, diantar seorang pelayan yang langsung pergi.

Juna membantu Rika duduk, sebelum duduk di kursinya—di hadapan Rika.

 

RIKA
(tampak sungkan) Pak, nggak masalah makan di sini?
 
JUNA
Kenapa, kamu nggak suka tempatnya?
 
RIKA
Bu-bukan. Maksudnya… saya jadi ngerasa nggak enak diajak makan di tempat mahal kayak gini…
 
JUNA
Oh… (tersenyum) Aku memang mau kasih sesuatu yang spesial sebagai apresiasi karena kinerja kamu selalu memuaskan. Selama ini aku lihat kamu yang paling gigih dan kerja keras.
 
RIKA
Ah, saya nggak sebagus yang bapak bicarakan kok. Staf lain juga sama-sama kerja keras.
 
JUNA
Tapi nggak ada yang segigih kamu.

 

Rika hanya tersenyum. Lalu meminum air yang ada di atas meja. Dia masih merasa canggung karena bagaimana pun Juna adalah bosnya.

Juna tampak terdiam sesaat, seperti memikirkan sesuatu. Tampak menyembunyikan rasa gugup. Hingga pelayan datang mengantarkan makanan.

 

JUNA (CONT’D)
Ayo kita makan dulu, Rik.

 

Rika dan Juna mulai makan.  

CUT

Makanan di atas meja sudah hampir habis. Rika dan Juna sudah selesai makan.

 

RIKA
Terima kasih ya Pak, sudah aja saya makan malam.
 
JUNA
No problem…
(terdiam agak canggung)
Sebenarnya… ada yang mau aku bicarakan sama kamu.

 

Rika mulai merasa tidak enak perasaan. tampak gugup.

 

JUNA (CONT’D)
Sejak awal kamu gabung di perusahaan, aku selalu memantau kamu. Dan jujur, aku kagum dengan kinerjamu. Menurutku jarang ada wanita seperti kamu.
(jeda)
Aku akan to the point. Aku punya perasaan yang spesial sama kamu, bukan sekedar sebagai bos ke bawahan. Aku ingin mengenal kamu lebih jauh. Tapi karena aku merasa sudah bukan waktunya untuk main-main, jadi… apa kamu mau menikah dengan aku? 

 

Rika tampak shock. Tidak menyangka Juna akan langsung melamar.

 

RIKA
(panik, gugup) P-pak, maaf aku…
 
JUNA
Maaf ya, kamu pasti kaget.
 
RIKA
Iya sih. Tapi masalahnya… aku nggak kepikir buat nikah.
 
JUNA
Maksudnya, kamu lebih suka kalau kita pacaran dulu?
 
RIKA
Bukan begitu… aku benar-benar nggak punya rencana buat nikah. Sampai kapan pun.
 

Juna terdiam sesaat. Memandang Rika yang berusaha menjauhi tatapan matanya.

 

JUNA
Maaf, aku baru tau soal itu.
 
RIKA
Justru saya yang harus minta maaf.
 
JUNA
Meski aku nggak tau alasannya apa. Tapi… aku tetap ingin minta supaya kita bisa berteman baik. Karena nggak aka nada yang tahu. Bisa saja suatau saat kamu bisa membuka hati kepadaku.

CUT TO

 

12. INT. KAMAR – NIGHT

Kamera menyorot dari arah atas : Rika yang merebahkan diri di atas kasur, masih pakai stelan kerja. Dia memandang ke langit-langit sambil berpikir.

Rika mengeluarkan HP, membuka foto lama keluarganya. Ayah, ibu, Rika umur 7 tahun, dan adik perempuannya masih bayi.

DISSOLVE TO

 

13. INT. RUMAH – NIGHT

FLASHBACK saat Rika masih kecil.

Rika (10 tahun) tampak bahagia bersama ibunya yang sedang membuat masakan yang akan dijual besok. Mereka mengobrol senang. Ibu Rika sedang hamil 5 bulan.

SFX : SUARA PINTU DIBANTING

Rika dan ibunya memandang ke arah sumber suara. Ayah Rika datang sambil mabuk dan marah-marah.

 

AYAH RIKA
Brengsek semuanya! Brengsek!! Mereka selalu semena-mena sama rakyat kecil!!
 
IBU RIKA
(berbisik ke Rika) Masuk kamar Nak!

 

Rika langsung lari masuk ke dalam kamar. Dia duduk meringkuk di samping adiknya (3 tahun) yang terlelap. Rika menutup telinga ketakutan.

Camera change focus ke sosok Rika yang ketakutan.

 

(OS) IBU RIKA
Kamu mabuk lagi Mas?
 
(OS) AYAH RIKA
Ahh, berisiikk! Kamu juga sama aja! Kerjaannya cuma ngomel, bikin aku pusing! Guna sedikit jadi istri!!
 
(OS) IBU RIKA
(sedikit menjerit) Mas…! Kamu nggak lihat aku kerja keras cari uang dan urus anak-anak juga? Justru kamu yang selama ini ngapain?? Bisanya judi, mabok..
 
(OS) AYAH RIKA
Istri sialan! Beraninya bicara kayak gitu ke suami!!

 

Rika makin menangis keras, gemetar, ketakutan, masih menutup telinga, tapi suara pertengkaran masih terdengar dengan jelas.

Suara jerit dan tangis ibunya mulai terdengar. Ayahnya masih marah-marah.

END OF FLASHBACK

BACK TO

 

14. INT. KAMAR RIKA – DAY

Rika terbangun dengan wajah penuh keringat. Masih dengan posisi sama dengan saat dia tertidur. Pakai pakaian kantor. Dia terbangun karena HP nya menyala.

SFX : RINGTONE HP

Rika duduk di atas kasur, memegangi kepalanya yang sakit. Sedikit meringis.

Rika mengambil HP dari dalam tas yang tergeletak dia tas lantai.

 

RIKA
Iya, halo Ma…
 
(OS) IBU RIKA
Nak, weekend ini jadi pulang kan? Ibu udah janji lho kamu bakal datang ke nikahannya Sari. Dia kan sahabat kamu pas kecil
 
RIKA
(lemas) Hu’um, iya mah jadi kok.
(mengangguk-angguk)
 Ya udah, sampe ketemu nanti weenekd ya…

 

Rika menutup telepon dan menaruh HP di atas kasur. Sesaat terdiam dengan wajah kusut.

 

RIKA
(gumam) Kenapa harus mimpi itu lagi sih…
 

Rika bangkit dengan malas dan berjalan lemas menuju toilet. 

CUT TO

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar