Nge-Band! 103
6. Bagian 6
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

EXT. JALAN - BERJALAN - SORE

Pia berjalan dengan cepat di Jalan. Ia terlihat bersemangat.

EXT. JALAN - BERJALAN - SORE

Ria mengendarai Motornya menyusuri Jalan.

EXT. DEPAN TOKO MUSIK - SORE

Pia sampai di depan Toko Musik. Mereka berempat sudah menunggu. Bunga melambai.

BUNGA

Semangat banget.

Mereka tersenyum melihat Pia. Mereka berjalan memasuki Rental --

RIA (O.S)

Pia.

Pia berhenti. Ia terkejut. Ia tahu suara ini. Ia melihat ke belakang.

Ria di atas Motornya, melihat Pia, bingung.

Mereka berempat bingung. Mereka saling melihat. Pia melihat mereka, datar.

RIA

Kamu bisa jelasin sama Ibu?

PIA

Maaf, kak. Aku hari ini gak bisa latihan.

Mereka hanya diam. Terkejut. Pia berjalan ke arah Ria dan menaiki Motor itu. Mereka pergi dari situ.

CUT TO:

Mereka berempat duduk di depan Toko Musik. Mereka melamun.

Luna dan Sivia berdiri di belakang mereka.

LUNA

Masalah apa lagi?

SIVIA

Pia, gitaris mereka ada masalah sama keluarga.

LUNA

Izin?

SIVIA

Dia bohong sama keluarganya.

Luna hanya melihat Mereka berempat yang melamun. Mereka berempat menghela nafas, panjang.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH PIA - MALAM

Pia berdiri di depan Ria, Deni, Bagas dan Supriyadi.

RIA

Kamu udah bohongin Ibu selama ini, Pia. Kamu sadar, gak?

PIA (V.O)

Dan masalah yang aku tanam keluar juga.

PIA

Iya. Pia ngaku salah.

BAGAS

Kamu kenapa bohongin kami?

PIA

Pia cuma bohongin Ibu sama Ayah. Bukan Bang Bagas.

BAGAS

Kamu bilang apa?

DENI

Kamu juga bohongin aku.

PIA

Pia cuma bohongin Ibu sama Ayah. Pia gak ada urusan sama kalian berdua.

Mereka berdua berdiri, tidak terima. Pia tidak takut, ia melihat Dua Abangnya itu, menantangnya.

DENI

Jangan kira kami takut karena kamu perempuan.

PIA

Oh, ya? Jangan kira aku takut karena kalian Abang aku.

Ada jeda di antara mereka.

BAGAS

Kamu berubah sekarang, Pia. Pasti karena mereka, kan?

Pia tersenyum mendengarnya.

RIA

Kamu kenapa ketawa?

PIA

Pia dari dulu udah kayak gini. Kenapa Pia baru keluarin sekarang? karena Pia udah capek dengan omongan Ibu sama kalian berdua yang suka banget nyepelin Pia.

DENI

Itu karena kami ngomong apa adanya.

PIA

Iya bener. Kalian ngomong apa adanya. Iya aku tahu aku gak punya kehidupan, aku kalau lakuin apa-apa suka sentengah-setengah. Tapi apa kalian pikir perasaan aku waktu kalian ngomong gitu ke aku? gak, kan?

Deni dan Bagas hanya diam.

RIA

Tapi kamu udah bohongin Ibu.

PIA

Iya, Pia memang salah karena udah bohongin Ibu sama Ayah dan Pia ngaku salah dan Pia minta maaf.

DENI

Jadi uang les kamu selama ini di pakai buat ngeband sama mereka --

BAGAS

Kalau perlu uang buat ngeband bilang. Gak perlu nipu --

PIA

Keluar dari mulut anak yang masih minta di kirimin uang makan dari Orang Tua gak pantes ngomong gitu ke aku.

Bagas berdiri di depan Pia. Ia terlihat Emosi. Pia melihat Bagas, menantang.

BAGAS

Jangan jadi kurang ajar kamu.

PIA

Aku dari dulu gak kurang ajar. Aku cuma ngomong apa adanya. Bener kan Abang masih di kirimin uang dari Ayah?

Bagas tidak menjawab, ia hanya diam.

Pia berjalan pergi menuju Kamarnya --

INT. KAMAR PIA - RUMAH PIA - MALAM

Pia masuk ke dalam Kamarnya dan membuka Laci Meja Belajarnya dan memgambil Amplop dan berjalan keluar --

INT. RUANG TENGAH - RUMAH PIA - MALAM

Pia meletakan Amplop itu di atas Meja. Merek semua melihat Amplop itu.

PIA

Itu uang Les Pia selama ini. Pia gak pakai sepeserpun. Pia ngeband pakai uang jajan pia selama ini.

DENI

Kamu pikir kami percaya?

PIA

Kenapa gak di hitung?

Bagas dan Deni membuka Amplop itu dan mulai menghitung. Ria dan Pia saling melihat.

RIA

Ibu gak nyangka Anak Perempuan Ibu bisa bohongin Orang Tuanya sendiri. Kenapa kamu gak bilang dari awal?

PIA

Kalau Pia bilang. Ibu izinin?

Ada jeda di antara mereka.

Ria melihat Bagas dan Deni yang menghitung Uang. Pia tersenyum kecil.

Bagas dan Deni meletakan Uang itu di atas meja. Mereka mengangguk ke Ria.

DENI

Kamu bisa aja minta ke Ayah.

Mereka melihat Supriyadi. Pia melihat Supriyadi yang juga melihatnya, datar.

SUPRIYADI

Gak. Pia gak pernah minta uang sama Ayah.

Pia melihat mereka berdua yang panik.

BAGAS

Oke. Tapi bukan berarti kamu bisa bohongin Ayah sama Ibu.

PIA

Kalian pikir dari tadi aku ngomongin apa sama Ibu Ayah?

Bagas malu sendiri. Ia melihat ke arah lain.

PIA

Pia sadar selama ini Pia udah bohongin Ibu sama Ayah. Cepat atau lambat Pia harus bicara sama Ayah Ibu.

RIA

Kenapa kamu gak cerita?

PIA

Karena selama ini Pia belum bisa ngeband bareng mereka. Kalau Pia udah bisa ngeband bareng mereka berarti Pia ada bukti kalau selama ini apa yang Pia lakuin ini gak sia-sia.

DENI

Kamu pikir band kalian itu serius? kalian mau ngapain ngeband? gaya-gayaan? kalian juga gak serius, kan?

PIA

Jangan sembarangan kalau ngomong.

Deni melihat Pia serius. Pia melihat Deni, dingin.

DENI

Jangan buang-buang waktu buat yang gak pasti. Belajar aja yang bener. Nilai kamu juga gak bagus-bagus banget.

PIA

Oh, ya? kalau nilai Abang gimana? bagus? gak perlu di bilang aku udah tahu nilai aku yang paling bagus dari kita bertiga karena aku masuk sekolah yang kalian berdua sendiri gak bisa masukin.

DENI

Jangan sombong. Kamu masuk ke situ karena zonasi.

PIA

Abang pikir zaman abang gak ada zonasi. Sekalipun ada zonasi Abang bisa gak masuk ke sekolah Bunga?

Ada jeda di antara mereka.

PIA

Dan satu hal. Apa yang aku lakuin ini gak buang-buang waktu. Aku mau ngeband karena aku bisa dan aku mampu. Pas aku rental kemarin-kemarin juga nilai aku selalu bagus. Aku juga juara kemarin. Tapi nilai Abang? biasa-biasa aja malah turun.

DENI

Itu karena Abang gak pinter di pelajaran. Tiap orang beda-beda.

PIA

Kan? bener, kan? Pia juga gitu. Pia juga pinter di pelajaran, Pia juga pinter main gitar dan mau ngeband. Satu lagi, lebih baik Abang urus diri Abang sendiri. Kasihan Ayah udah keluar duit ratusan juta tapi Abang gak lolos polisi.

Deni melihat Pia, dingin. Pia melihat Deni, dingin. Ria dan Bagas melihat Supriyadi. Supriyadi hanya melihat Pia, datar.

RIA

Jangan kurang ajar kamu sama Abang-abang kamu.

PIA

Pia gak kurang ajar, Bu. Kalau mereka gak terima apa yang Pia bilang itu urusan mereka.

SUPIRYADI

Udah. Pia ke kamar sekarang.

Mereka semua melihat Supriyadi. Supriyadi berdiri --

RIA

Gak bisa, Ayah. Kita harus selesaiin.

BAGAS

Ayah jangan manjaiin Pia --

SUPRIYADI

Kalau kalian cuma mau cari kesalahan Pia. Gak usah. Kita di sini mau bicara kenapa dia bohongin Ayah sama Ibu.

Pia melihat Supriyadi.

SUPRIYADI

Kamu ke kamar. Besok sekolah.

Pia berjalan ke kamarnya. Supriyadi melihat mereka bertiga.

SUPRIYADI

Kalian Abang-abangnya sendiri bukannya bantuiin Adek kalian. Malah sibuk salahin dia.

Supriyadi berjalan ke arah kamarnya. Mereka bertiga hanya diam.

INT. KAMAR PIA - RUMAH PIA - MALAM

Pia terlungkup di Kasurnya, ia menangis. Ia menutup mulutnya dengan tangannya, kuat-kuat.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH PIA - PAGI

Pia keluar dari Kamarnya dengan Seragam Sekolah.

Di Meja Makan. Keluarganya berkumpul, sedang sarapan. Pia duduk di sana.

Bagas dan Deni melihat Pia, dingin. Pia hanya melihat mereka sesaat dan makan sarapannya sambil melihat ke arah lain.

Ria hanya diam dan tidak melihat Pia. Supriyadi sarapan dalam diam.

PIA (V.O)

Kalau di pikir-pikir apa yang aku ngomongin semalam ke dua orang itu parah juga. Tapi itu salah mereka.

Deni dan Bagas masih melihat Pia, dingin. Pia sesekali melihat Mereka berdua.

SUPRIYADI

Pia. Ayah antar.

Pia mengangguk dan berdiri. Mereka berdua masih melihat Pia. Pia melihat mereka.

PIA (V.O)

Mereka gak nyangka aku bisa balikin ngomogngan mereka. Harga diri mereka pasti jatuh dan mereka gak terima.

Pia berjalan keluar rumah bersama Supriyadi.

INT. MOBIL - BERJALAN - PAGI

Supiryadi menyetir Mobil. Pia di sebelahnya, hanya diam.

PIA (V.O)

Aku harus minta maaf sama Ayah.

Pia sesekali melihat Supriyadi.

PIA

Ayah. Pia minta maaf udah bohongin Ayah.

Supriyadi hanya diam.

PIA

Pia ngaku salah.

SUPRIYADI

Kamu serius sama apa yang kamu bilang ke Ibu sama Abang-abang kamu?

PIA (V.O)

Aku siap kalau Ayah mau marahin aku sekarang.

PIA

Gak itu karena --

SUPRIYADI

Apa yang kamu bilang itu bener menurut Ayah. Di antara Anak-anak Ayah cuma mau yang penurut sama gak banyak minta.

PIA

Gak juga... waktu kecil Pia suka minta di lesin sana sini.

Supriyadi hanya diam.

PIA

Kalau di bandingin Abang-abang. Pia cuma bisa nyusahin.

SUPRIYADI

Kamu tahu Ayah anak pertama dari lima bersaudara, kan?

Pia mengangguk.

SUPRIYADI

Waktu sekolah dulu. Ayah gak bisa lakuin apa yang Ayah suka karena Ayah harus bantu Orang Tua Ayah cari uang buat keluarga. Ayah masuk bank itu karena cepat dapat duit buat keluarga. Semua Ayah lakuin buat keluarga. Sampai-sampai Ayah lupa sama diri Ayah sendiri.

Pia melihat Supriyadi, serius.

SUPRIYADI

Ayah bukan orang yang bisa bicara banyak. Ayah kaku. Gak bisa utarain perasaan Ayah. Ayah yakin kamu ikut Ayah.

PIA (V.O)

Iya. Bisa jadi. Bukan bisa jadi malah iya.

SUPRIYADI

Jadi Ayah cuma mau kamu jangan jadi kayak Ayah. Kaku,karena gak bisa utariin perasaan makanya hidup Ayah kayak gini-gini aja sampai sekarang.

PIA

Ayah nyesal hidup Ayah kayak gini?

SUPRIYADI

Gak. Yang Ayah nyesal kenapa Ayah gak bisa jadi orang yang berani buat lakuin apa yang Ayah mau.

Pia melihat Supriyadi yang tersenyum. Pia mengeluarkan Air Mata.

PIA

Menurut Pia Ayah orang yang paling baik yang pernah Pia tahu. Maaf, Ayah. Pia minta maaf.

Pia menunduk, ia menangis. Supriyadi mengelus Kepala Pia, lembut.

INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - PAGI

Pia melihat ke luar kelas, ia melamun.

PIA (V.O)

Baru pertama kali aku bicara sama Ayah kayak gitu.

Pia menghela nafas, panjang. Bunga berdiri di depan Pia. Pia terkejut. Bunga tersenyum.

EXT. KANTIN - SEKOLAH - PAGI

Pia duduk bersama Anggota Band. Mereka hanya diam.

PIA

Maaf, kakak-kakak semua. Ini salah aku.

Mereka saling melihat, iba.

HAYLEY

Gak apa-apa. Kami cuma kaget, itu aja.

BUNGA

Kamu udah bicara sama keluarga kamu?

Pia mengangguk.

MOMO

Hasilnya gimana?

Pia tidak menjawab, ia hanya diam. Mereka berempat saling melihat.

HAYLEY

Gak apa-apa. Gak usah di pikirin. Kamu selesaiin dulu.

PIA

Tapi aku janji, kak. Aku pasti gabung ke band ini.

Mereka berempat tersenyum.

WIDY

Oke. Kami percaya kamu.

Pia tersenyum melihat mereka.

PIA (V.O)

Aku harus selesaiin masalah ini.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH PIA - MALAM

Pia berdiri di depan Supriyadi dan Ria. Bagas dan Deni duduk di Sofa sebelah Mereka.

PIA

Ayah, Ibu. Pia tahu apa yang Pia lakuin ke Ayah Ibu udah bikin Ayah sama Ibu kecewa. Pia tahu minta maaf aja gak cukup buat perbaiki kesalahan Pia. Tapi Pia gak nyesal udah bohongin Ayah sama Ibu buat ngeband. Karena buat Pia ngeband itu apa yang Pia cari selama ini. Buat pertama kalinya dalam hidup Pia, Pia mau lakuin sesuatu sampai akhir. Gak setengah-setengah lagi kayak dulu. Pia mau ngeband sampai akhir. Walaupun Pia gak tahu ke depannya gimana. Tapi Pia yakin Pia mau ngeband bareng kakak-kakak kelas Pia di sekolah. Jadi Pia mau minta izin sama Ayah Ibu buat ngeband.

Ria melihat ke arah lain. Supriyadi melihat Pia, serius.

Deni dan Bagas juga melihat Pia, dingin.

SUPRIYADI

Menurut Ibu gimana?

Ria tidak menjawab, ia melihat ke arah lain.

SUPRIYADI

Ibu masih gak terima di bohongin Pia atau gak terima ngomongan Pia kemarin?

RIA

Dua-duanya.

PIA (V.O)

Maaf, Bu. Mungkin Ibu gak nyangka Pia kayak gini sekarang. Tapi Pia yang sekarang udah bukan anak kecil yang cuma bisa ikutin apa kata orang tua. Pia mau punya kehidupan Pia sendiri.

RIA

Tapi Ibu masih gak percaya Pia bohongin Ibu.

SUPRIYADI

Udah, Bu. Percuma Ibu gak terima. Pia udah ngaku salah dan mau bicara terus terang sama kita. Gak malu sama Pia?

RIA

Pokoknya Ibu gak terima di bohongin sama Pia --

BAGAS

Sama kami juga --

SUPRIYADI

Kalian diam. Kalau kalian udah bisa cari uang sendiri baru kalian boleh ngomong gitu ke Orang Tua kalian.

Bagas dan Deni terkejut mendengarnya. Pia melihat mereka, tersenyum.

Supriyadi melihat Pia, ia tersenyum. Pia membalasnya.

SUPRIYADI

Ayah tanya sekali lagi. Kamu serius mau ngeband?

PIA

Pia serius, Ayah.

SUPRIYADI

Uang buat rental gimana?

PIA

Pia patungan sama yang lain. Pia bisa pakai uang jajan Pia.

SUPRIYADI

Kamu ngeband itu ada Gitar?

PIA

...Gak. Pia pakai gitar rental.

SUPRIYADI

Kalau kalian mau manggung nanti gimana?

Pia tersenyum mendengarnya, dengan cepat senyumannya hilang. Supriyadi melihat Pia, serius.

PIA

Pia pinjam orang atau rental gitar.

SUPRIYADI

Kamu kepengen beli gitar sendiri?

PIA

Pia lagi nabung.

SUPRIYADI

Kalau Ayah beliin, gimana?

PIA

Gak usah Ayah. Pia gak mau nyusahin. Biar Pia yang beli sendiri. Gimana caranya nanti.

Ada jeda di antara mereka.

SUPRIYADI

Oke. Kalau itu yang kamu mau.

PIA (V.O)

BEGO! BEGO! BEGO! DASAR BEGOOOO!

Pia mengendalikan dirinya, berusaha serius.

SUPRIYADI

Ayah izinin kamu ngeband.

Pia tersenyum. Supriyadi juga tersenyum.

PIA

Makasih, Ayah. Makasih Ibu.

Ria masih melihat ke ara lain.

Pia berjalan melewati Deni dan Bagas yang melihatnya, dingin. Pia hanya tersenyum kecil.

INT. RENTAL BAND - SORE

Mereka berempat tersenyum melihat Pia berdiri di depan mereka.

Pia tersenyum lebar.

BUNGA

Yang di tunggu-tunggu.

HAYLEY

Band kalau gak ada gitaris bukan band namanya.

WIDY

Makasih udah datang, ya.

Momo tersenyum melihat Pia.

Pia berjalan ke arah Gitar dan menggatungkanya ke Bahunya. Mereka saling melihat.

PIA (V.O)

Aku memang gak tahu ujungnya gimana. Tapi yang pasti, aku gak setengah-sentengah buat ngeband.

TAZ..TAZ...TAZ...

FADE OUT.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar