Nge-Band! 103
3. Bagian 3
Skrip ini masih diperiksa oleh kurator

INT. RUANG TENGAH - RUMAH PIA - SORE

Pia yang berbaring di Sofa Ruang Tengah sedang menonon TV.

PIA (V.O)

Sejak itu. Aku di rumah. Gak les. Sekolah pulang-sekolah pulang. Sampai aku SMP, aku gak punya temen deket. Aku jarang keluar rumah. Kerjaan aku cuma nonton TV seharian. Dan aku nonton acara musik.

MINI MONTAGE: 1)Pia menonton TV dengan menggunakan Seragam sekolah SD. 2)Pia menonton TV sambil menggunakan Baju Tidur. 3)Pia menonton TV dengan menggunakan Seragam SMP.

PIA (V.O)

Aku yang nonton acara musik tiap hari dan di cekoki banyak jenis musik cuma bisa nikatmin. Sampai akhirnya aku lihat MV lawas yang rilis sebelum aku lahir.

Pia melihat MV Memoria, Lepaskan Diriku. Pia melihat Luna yang bermain gitar.

PIA (V.O)

Aku yang pernah les piano, walaupun berhenti hmm... tahu kalau main alat musik itu susah. Dan gak pernah kepikiran buat main gitar sampai aku lihat MV itu.

INT. KAMAR BAGAS - RUMAH PIA - SORE

Pia masuk ke dalam Kamar Bagas yang berantakan. Ia mencari-cari sesuatu di sana.

Ia melihat Gitar Akustik di sudut kamar itu. Ia mengambilnya dan membawanya berjalan keluar.

INT. KAMAR PIA - RUMAH PIA - SORE

Pia duduk bersama Gitar itu, ia melihatnya, serius.

PIA (V.O)

Aku emang bodoh. Aku udah tahu aku pasti bakal berhenti di tengah jalan. Tapi tetap aku lakuin juga. Dan aku belajar gitar.

Pia mengetik di Handphonenya dan ia melihat Video Belajar Gitar dan meletakan Jari-jarinya di Senar Gitar.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH PIA - MALAM

Pia dan Keluarga Makan Malam bersama di Meja Makan.

PIA (V.O)

Aku yang mulai belajar main gitar udah bisa kunci-kunci dasar. Kunci major dan minor masih belum bisa sampai akhirnya berita itu tersebar ke seluruh keluarga aku.

BAGAS

Gitar aku kamu pakai, ya?

Pia menhgangguk sambil makan.

BAGAS

Ngapain? main gitar?

PIA

Masih belajar.

BAGAS

Emang kamu bisa? kamu pasti berhenti juga.

PIA (V.O)

Aku juga pikir kayak gitu.

PIA

Gak tahu lihat aja.

DENI

Lihat kamu berhenti main gitar, iya pasti.

Mereka berdua tertawa. Pia hanya diam, melanjutkan makan.

RIA

Gara-gara kamu suka berhenti lakuin apa-apa. Abang-abang kamu sampe ketawiin kamu sangking tahu sifat kamu gimana.

Pia tidak menjawab, ia hanya melanjutkan makan. Supriyadi melihat Pia, kemudian melanjutkan makannya.

INT. KAMAR PIA - RUMAH PIA - SORE

Pia berdiri di depan Gitar Akustiknya itu. Terlihat kulit Gitar itu yang sudah kusam.

Pia melihat Tangannya, terlihat ujung-ujung jarinya yang kapalan.

PIA (V.O)

Iya. Yang di bilang abang-abang aku itu gak salah. Memang benar. Tapi serius, aku harus terimakasih sama mereka. Karena mereka cengin aku makanya aku janji gak berhenti belajar main gitar sampai aku bisa.

PIA

Lihat aja aku pasti bisa.

Pia duduk dan mulai memainkan gitanya, terlihat jarinya-jarinya yang sudah bisa memainkan kunci-kunci gitar.

DISSOLVE TO:

INT. KAMAR PIA - RUMAH PIA - MALAM

Gitar Akustik itu berada di sudut Ruangan, terlihat sudah banyak Kulitnya yang terkelupas dan Senarnya yang putus dan terlihat kusam.

Pia melihat Gitar itu dari Meja Belajarnya. Ia melihatnya serius.

PIA (V.O)

Dan apa yang Abang-abang aku bilang itu...

Pia sedang belajar. Ia terlihat serius.

INT. RUANG TENGAH - RUMAH PIA - SORE

Pia membawa Gitar itu keluar Rumah. Abang-abangnya berada di Ruang Tengah, mereka melihat Pia. Supriyadi sedang menonton TV.

DENI

Mau di bawa kemana?

PIA

Di buang. Udah rusak.

DENI

Udah rusak karena kamu rusakin?

BAGAS

Paling karena dia emosi gak bisa-bisa main.

Ria keluar dari Kamarnya.

RIA

Sayang gitar bagus-bagus kamu rusakin.

PIA

Maaf. Pia mau keluar bentar.

Supriyadi hanya melihat Pia, datar.

EXT. PINGGIR JALAN - SORE

Pia memberikan Gitar itu kepada PENGEPUL, 40-an. Ia melihat Gitar itu dan memberikan Ia uang. Pia menerimanya dan pergi dari situ.

EXT. JALAN - BERJALAN - SORE

Pia berjalan, ia menunduk. Sesaat kemudian Kepalanya Tegak dan ia terlihat tertawa.

PIA (V.O)

Gak bener. Aku udah bisa main gitar. Walau gak jago-jago banget. Tapi aku bisa main gitar. Dibandingin sama mereka. Ya jelas kalah jauh lah mereka. Hehehehe... soal gitar. Ternyata aku baru tahu ternyata ada banyak jenis gitar dengan harganya yang macam-macam.

Pia mengeluarkan Handphone dan melihatnya, ia tersenyum.

PIA (V.O)

Gitar Abang aku itu ternyata gitar murah. Cuma seratus ribu dan itu bener. Pantesan pas aku nyetel suaranya gak pas-pas. Entah kayu apa yang di pakai. Daripada di buang gitu aja, sayang mending aku jual seklian nambah... dahlah...

Terlihat Gambar Gitar Listrik Fender Stratocaster Pau Ferro, 2 Tone-Sunburst.

PIA (V.O)

Tapi ini. Gitar idaman aku. Walaupun dibandingin orang-orang punya aku biasa-biasa aja. Tapi ini gitar yang pengen aku beli.

Pia berhenti, ia terlihat berpikir.

PIA (V.O)

Tapi masalah baru di mulai sekarang. Aku yang gak punya gitar lagi buat belajar gak mungkin beli gitar. Bisa-bisa keluarga aku heboh lihat aku bisa main gitar dan mereka pasti bicara yang aneh-aneh. Aku udah males denger cerita Tiga serangkai itu.

Pia menghela nafas, panjang.

PIA (V.O)

Sampai aku nemu jalan keluarnya. Skill gitar aku gini-gini aja.

Pia berjalan menyusuri jalan.

EXT. DEPAN TOKO MUSIK - SORE

Pia berhenti di depan Toko Musik. Ia melihat Toko Musik itu, melihat ke dalam.

Ia berjalan ke dalam Toko Musik.

INT. TOKO MUSIK - SORE

Pia melihat-lihat Alat-alat Musik yang berbaris Rapi di sana. Ia meliat Amplifier dengan berbagai bentuk.

Ia melihat Set Drum di sudut Ruangan dan melihat Keyboard yang tertempel di Dinding.

SIVIA (O.S)

Cari apa?

Pia terkejut. Ia menoleh ke belakang, melihat Sivia berdiri di belakangnya.

PIA

Gak. Mau lihat-lihat aja.

Pia berjalan berkeliling. Pia berhenti di depan Gitar Fender Pau Ferro. Ia terkejut.

PIA

Ini dia.

Pia tersenyum melihatnya.

PIA (V.O)

Dan aku cuma bisa lihat karena aku gak punya uang buat beli.

SIVIA (O.S)

Fender memang bagus sih.

Pia terkejut, Sivia berdiri di sampingnya.

SIVIA

Kamu bisa main gitar?

PIA

Bisa... sedikit.

SIVIA

Kamu mau beli gitar ini?

PIA

Aku gak punya uang.

Pia melihat Sivia, lekat-lekat. Sivia tersenyum. Pia terkejut, berjalan ke belakang, tidak percaya.

PIA

Kakak Sivia, kan? Drummer Memoria?

Sivia tersenyum.

PIA

Jadi toko ini punya kakak?

SIVIA

Gimana? bagus gak toko musiknya?

PIA

Biasa aja.

SIVIA

Kamu mau tanda tangan aku?

PIA

Gak. Aku maunya Luna.

Sivia tidak percaya mendengarnya. Pia tersadar.

SIVIA

Kamu gak jadi beli, kan?

Pia berjalan keluar. Sivia terlihat kesal.

EXT. DEPAN TOKO MUSIK - SORE

Pia menunduk Sopan ke Sivia.

SIVIA

Kamu suka gitar itu?

PIA

Iya. Tapi aku gak punya uang mau beli.

SIVIA

Kalau mau aku bisa simpanin buat kamu.

PIA

Gak usah. Sayang gitar sebagus itu gak di mainin.

Pia berjalan pergi. Ia berhenti, melihat Tanda di bangunan di sampingnya. Pia melihat Sivia.

SIVIA

Itu juga punya aku. Kamu mau mampir?

Pia melihat Sivia, ia mengangguk.

INT. RENTAL BAND - SORE

Pia melihat sekitar, ia mendengar suara Gitar yang di mainkan.

Ia berjalan ke arah pintu dan membukanya --

Ia terkejut --

INT. RUANG RENTAL BAND - SORE

Bunga sedang bermain Gitarnya dengan semangat --

Ia menggenjreng Gitarnya dengan kencang dan cepat --

Bunga menikmati permainannya sambil tersenyum --

Pia hanya diam dan terkejut melihat permainan Bunga --

PIA (V.O)

Aku cuma bisa diam lihat Kak Bunga main gitar. Saat itu juga aku tahu kalau aku mau ngeband. Bareng Kak Bunga.

Bunga dan Hayley bermain bersama-sama --

Mereka terlihat menikmatinya sambil tertawa --

PIA (V.O)

Ahhh... sial. Aku mau ngeband sekarang juga.

Permainan mereka berhenti, mereka saling melihat --

Mereka tertawa bersama-sama --

Pia juga tersenyum melihat mereka --

INT. RENTAL BAND - SORE

Pia berdiri di depan Pintu bersama Sivia.

Pintu Ruang Rental Band terbuka. Bunga dan Hayley keluar dari sana, terlihat senang --

Pia melihat mereka berdua --

Mereka juga melihat Pia --

Mereka saling melihat --

SIVIA

Gimana?

BUNGA

Seru. Hari ini kami coba lagu baru.

HAYLEY

Lumayan lah.

BUNGA

Kak. Aku sama Hay mau bikin band.

HAYLEY

Kami pasti bisa jadi pro.

Sivia tersenyum mendengarnya.

BUNGA

Kami tinggal cari anggota yang lain.

Hayley mengangguk.

BUNGA

Kami pulang dulu. Bye.

Mereka melambai ke Sivia. Sivia juga melambai. Sivia melihat Pia.

Pia hanya di tempatnya. Diam, ia terpaku.

PIA (V.O)

Dan itu pertemuan pertama kali aku sama Kak Bunga dan Kak Hay.

Pia melihat Bunga dan Hayley yang berjalan. Bunga sesaat melihat Pia.

Mereka saling melihat, datar.

Bunga berjalan keluar bersama Hayley keluar Ruangan.

INT. KORIDOR - SEKOLAH - PAGI

Pia berjalan di Koridor bersama TEMAN KELAS SMP SATU, 13 dan TEMAN KELAS SMP DUA, 13.

PIA (V.O)

Dari info yang aku dapat. Nama mereka Bunga dan Hayley. Tapi Kak Sivia gak tahu mereka Sekolah di mana. Dan mereka serius ngeband. Mereka masih cari anggota buat Band mereka. Siapa tahu mereka terima aku, kan? hehehehe...

Pia berhenti. Ia melihat ke arah depannya.

Bunga dan Hayley berjalan di Koridor. Mereka melewati Pia yang melihat mereka. Mereka berjalan sambil tertawa.

PIA (V.O)

Ahhh... ini mungkin yang namanya jodoh. Gak lari kemana. Ternyata ada di depan mata selama ini. Dasar bego.

Pia melihat Mereka berdua yang pergi menjauh.

PIA

Aku nyusul ntar. Mau ke toilet.

Pia berjalan pergi, mengikuti Mereka berdua.

EXT. DEPAN KELAS - SEKOLAH - PAGI

Hayley dan Bunga masuk ke dalam Kelas.

Pia berhenti di depan Kelas itu juga. Ia melihat ke atas Pintu Kelas.

Terlihat Papan Penanda Kelas: 9-1

PIA (V.O)

Mereka kakak kelas aku. Eh... aku kenapa di sini coba.

Pia tersadar. Dengan cepat ia pergi dari Kelas itu dengan berlari.

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar