53.INT. RUANG TENGAH - RUMAH HAYLEY - MALAM
Hayley berjalan menuju Kamarnya, ia berhenti. Melihat Pintu Ruang Musik yang terbuka. Ia mendekat, melihat ke dalam --
54. INT. RUANG MUSIK - RUMAH HAYLEY - MALAM
Lutfi duduk di sana, sedang bermain handphone.
Hayley masuk ke dalam, ia berdiri di samping Lutfi. Lutfi tersadar, ia melihat Hayley.
LUTFI
Tumben Kak Hay di sini.
HAYLEY
Tumben kamu di sini.
LUTFI
Bisa gak, gak usah balik nanya lagi.
Hayley tersenyum mendengarnya. Ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya dan memberikan ke Lutfi. Lutfi terkejut.
Celengan.
Lutfi mengambil Celengan itu dan menggoyangkannya, terdengar berat.
HAYLEY
Kak Hay gak bilang Ayah sama Ibu.
Lutfi tersenyum mendengarnya. Ia berjalan pergi --
LUTFI
Kak Hay.
Hayley berhenti.
LUTFI
Tadi aku chat Rizal. Minta maaf.
HAYLEY
Dia bilang apa?
LUTFI
Dia juga minta maaf karena udah salah nada.
Hayley tersenyum mendengarnya.
LUTFI
Aku masih mau main Marching sampai SMA.
Hayley mengangguk.
LUTFI
Kata Guru Lutfi. Bakat itu memang perlu tapi kerja keras yang penting.
Hayley hanya diam.
LUTFI
Percuma ada bakat kalau malas. Orang malas bakal kalah sama 8orang yang kerja keras. Kata Guru Lutfi gitu.
HAYLEY
Kamu percaya apa yang Guru kamu bilang?
LUTFI
Iya. Karena itu Kakak berhenti ngeband? karena gak punya bakat?
Hayley tidak menjawab.
LUTFI
Kakak tinggal latihan sampai bisa, kan?
HAYLEY
Iya.
LUTFI
Gimana kalau kita latihan bareng. Biar kita bisa bareng-bareng. Aku Marching. Kakak ngeband lagi.
Terdengar suara Handphone. Hayley mengambil Handphonenya dari Saku Celana dan melihatnya.
55. INT. KAMAR HAYLEY - RUMAH HAYLEY - MALAM
Hayley melihat Handphonenya di atas meja, serius.
Terlihat Chat di Handphone Hayley, bertuliskan:
"Aku tertartik sama Bass kamu. Kira-kira kamu lepas berapa?"
Hayley mengambil Handphonenya, ia mengetik, tapi ia menghapus lagi. Ia mengetik lagi dan di hapus lagi.
Ia meletakan Handphonenya di atas Meja. Ia berjalan ke Tempat Tidur dan merebahkan dirinya.
HAYLEY
Apa yang aku pikirin lagi.
Hayley mengetik di Handphonenya dan meletakannya di atas Kasur.
Terlihat chat, bertuliskan:
"Aku lepas harga segitu. Bisa nego"
Muncul chat balasan, bertuliskan:
"Oke. Deal"
56. INT. RUANG KELAS - SEKOLAH - SORE
Hayley bersiap untuk pulang, ia memakai Tas. Bunga juga melakukan hal yang sama.
BUNGA
Bareng?
Hayley menggeleng.
HAYLEY
Bunga. Aku bener-bener berhenti ngeband.
Bunga berhenti, ia melihat Hayley. Serius.
HAYLEY
Aku serius.
Ia mengeluarkan Handphone dan memberikannya ke Bunga. Bunga mengambilnya dan membacanya. Bunga terkejut.
BUNGA
Kamu jangan bercanda.
HAYLEY
Aku serius.
BUNGA
Omongan kita yang kemarin itu?
HAYLEY
Aku cuma bilang jangan berharap.
BUNGA
Tapi kamu janji sama aku buat pikirin lagi.
HAYLEY
Dan ini keputusan aku.
BUNGA
Bohong. Kamu bohong, Hay. Aku tahu kamu.
HAYLEY
Karena kamu tahu aku orangnya serius.
BUNGA
Aku tahu ini cuma masalah kamu mau ngeband lagi atau gak. Tapi waktu kamu bilang gak. Hati aku sakit dengernya. Kayak aku di bohongin selama ini.
Hayley ingin bicara --
BUNGA
Jangan bicara. Jangan bicara. Aku tahu aku gak boleh marah. Tapi aku marah sama kamu sekarang, Hay. Banget.
Bunga berjalan pergi keluar kelas. Hayley masih di tempatnya, melihat pintu kelas, datar.
57. INT. TOKO MUSIK - SORE
Bunga hanya melihat Hayley yang mengambil Bassnya, marah. Sivia melihat mereka berdua.
SIVIA
Kalian berantem?
HAYLEY
Aku bisa bayar setengah nanti, gak Kak? aku mau ambil uangnya dulu.
Sivia mengangguk. Hayley membawa Bass itu pergi. Bunga hanya diam. Sivia mendekatinya --
SIVIA
Kalian berantem?
BUNGA
Bodoh amat.
Bunga berjalan pergi ke dalam Toko Musik.
SIVIA
Ni anak makin lama makin kurang ajar sama Bosnya.
BUNGA (O.S)
Bos. Kenapa di berantakin lagi. Kan aku udah rapiin.
SIVIA
Maaf...
Sivia berjalan ke dalam Toko Musik.
58. INT. KAMAR HAYLEY - RUMAH HAYLEY - SORE
Hayley membuka Tas Bassnya dan melihatnya sekali lagi. Ia mengangguk. Ia menutup Tass Bass itu dan membawanya keluar.
59. INT. RUANG TENGAH - RUMAH HAYLEY - SORE
Haris dan Suci duduk di Sofa.
Hayley keluar dari Kamarnya dan berjalan menuju depan Rumah --
HAYLEY
Hay keluar bentar.
HARIS
Hay. Tunggu. Kami mau bicara sama kamu.
Hayley melihat Haris dan Suci bergantian. Hayley duduk di depan mereka.
HARIS
Kamu mau ngeband lagi?
HAYLEY
Bukan urusan Ayah.
Haris dan Suci saling melihat. Hayley melihat ke sembarangan arah.
HARIS
Ayah tahu kamu marah sama Ayah karena banyak hal, karena kamu lagi puber. Tapi ada satu hal yang harus kamu tahu. Masalah keluarga kita, ini gak ada hubungannya sama kamu.
HAYLEY
Hayley udah pernah bilang. Ini gak ada hubungannya --
HARIS
Iya. Ini ada. Dan kamu pikir kalau kamu berhenti ngeband bisa bantu masalah keluarga kita, kan?
SUCI
Ayah sama Ibu pasti bersyukur kalau kamu mau masuk univ negeri pakai beasiswa. Tapi bukan itu masalahnya sekarang.
HARIS
Apa yang kamu lakuin itu sebenarnya gak ada pengaruhnya sama masalah keluarga kita. Ayah dan Ibu kamu masih ada simpanan buat kamu kuliah nanti. Tergantung kamu mau apa gak. Masalah Ayah di tipu dua miliar. Itu bukan uang Ayah semuanya. Lima orang juga kena tipu. Jadi selama ini kamu salah paham.
Ada jeda di antara mereka.
HARIS
Ayah tahu dari Ibu kamu berhenti ngeband karena kepikiran masalah kita. Tapi sebenarnya gak masalah kamu mau ngeband. Ayah minta maaf. Harusnya Ayah bicara sama kamu.
HAYLEY
Kenapa Ayah gak bicara sama Hay?
HARIS
Kamu kalau lihat Ayah kaya benci. Ayah tahu kamu SMA dan Anak SMA gak mau lihat orang tua mereka. Ayah juga gitu. Di tambah kamu jaga jarak dari kami. Makanya Ayah juga jaga jarak dari kamu.
Hayley menghela nafas.
HARIS
Ayah minta maaf.
HAYLEY
Hay juga pasti berhenti ngeband. Hay gak ada bakat di musik.
HARIS
Siapa bilang kamu gak ada bakat di Musik. Kamu bisa lakuin apa yang Ayah gak bisa.
Hayley tidak menjawab.
HARIS
Kamu bikin band bareng Bunga biar bisa jadi pro, kan? Ayah yakin kamu bisa.
HAYLEY
Jangan kasih harapan sama Anak sendiri, Yah. Gak gampang.
HARIS
Memang gak gampang. Buktinya Ayah juga gak bisa sampai sekarang. Band Ayah cuma jadi Band Bapak-bapak kerja kantoran. Tapi itu karena Ayah takut ambil keputusan. Padahal waktu itu band-band bukan ngejar label. Label ngejar band. Ayah tinggal bilang oke. Tapi Ayah tolak.
Ada jeda di antara mereka.
SUCI
Yang Ayah kamu bilang itu bener. Ibu lihat sendiri Ayah kamu nolak label.
HARIS
Kalau gak sekarang Ayah jadi Haris Pioner.
HAYLEY
Kenapa Ayah nolak?
HARIS
Karena Ayah mikir Ayah gak punya bakat di Musik. Itu penyesalan Ayah sampai sekarang. Kalau gak kamu bisa jadi kayak Bunga.
HAYLEY
Bunga gak suka di bilang David Pioner. Hay juga gak suka jadi Anak Haris Pioner. Gak banget.
Haris terkejut mendengarnya. Suci tersenyum.
HARIS
Maaf. Jadi intinya kamu jangan mikir gak ada bakat musik. Banyak orang yang pengen negband tapi gak bisa. Tapi kamu? bisa ngeband dan kamu punya bakat.
HAYLEY
Walaupun mainnya ampas kayak Hay?
HARIS
Gak ada orang yang langsung bisa.
SUCI
Kamu ingat waktu kita foto di Konser kecil-kecilan Band Ayah?
Hayley mengangguk.
SUCI
Kamu ingat bilang apa sama kami?
HAYLEY
Hay pengen ngeband.
SUCI
Ibu gak tahu musik sama sekali. Tapi menurut Ibu kamu ada bakat di musik.
HARIS
Jadi kamu jangan pikir lagi soal masalah uang. Oke.
Haris berdiri dan merentangkan tangannya --
HAYLEY
Ayah mau ngapain?
Haris hanya diam.
HAYLEY
Ayah. Panas. Jangan.
Haris tersadar, ia langsung duduk lagi. Hayley berdiri.
HAYLEY
Ayah, Ibu. Hayley minta maaf udah kurang ajar belakangan ini. Maaf karena udah salah paham sama masalah keluarga kita.
Haris dan Suci tersenyum.
HAYLEY
Hayley tahu belum bisa banggain Ayah sama Ibu. Tapi Hayley janji gak akan kecewaiin kalian.
Haris dan Suci tersenyum.
60. INT. RUANG TENGAH - RUMAH BUNGA- MALAM
Bunga bersantai di Ruang Tengah, ia terlihat serius. Lukita melihat Bunga.
LUKITA
Kamu kenapa? ada masalah?
BUNGA
Hay. Dia beneran gak mau ngeband.
LUKITA
Terus kamu nyerah gitu aja?
BUNGA
Ibu gak tahu Hay. Dia kalau udah serius --
LUKITA
Apa bedanya sama kamu. Kalian kalau berantem siapa yang minta maaf duluan?
BUNGA
Hay. Tapi kali ini beda, Bu.
Lukita tersenyum, ia berjalan menuju kamarnya. Bunga masih cemberut.
Terdengar suara handphone. Bunga melihatnya, terlihat di Layar Handphone, bertuliskan:
"Hay"
Dengan cepat Bunga mengangkatnya.
BUNGA
Halo.
61. EXT. JALAN - BERJALAN - MALAM
Hayley berlari di Gang, melewati rumah-rumah dengan cepat.
Ia mengeluarkan Handphone dan memencetnya, ia menempelkan ke telinga.
HAYLEY
Halo... Bu..nga... aku... aku kehabisan.... nafas.
BUNGA (V.O)
HAY! KAMU KENAPA? HAY?! HAY?! KAMU KENAPA?
HAYLEY
Aku mau bicara...
Hayley mematikan telepon. Ia terlihat bersemangat, sambil tersenyum ia terus berlari. Padangannya terus ke depan.
62. INT. RUANG TENGAH - RUMAH BUNGA - MALAM
Bunga masih memegang Handphonenya. Ia berpikir, ia tersadar.
Dengan cepat ia bangun dan berjalan cepat keluar rumah.
63. EXT. DEPAN RUMAH BUNGA - MALAM
Hayley berbelok, ia masih berlari menuju Rumah Bunga. Ia berhenti di depan Rumah Bunga --
Bunga membuka Pintu Rumah dan berjalan cepat ke luar Rumah.
Ia melihat Hayley yang tersengal-sengal, kehabisan nafas, terbungkuk, berusaha mengatur nafasnya.
BUNGA
Kamu kenapa?
Hayley ingin bicara, tapi tidak bisa. Ia berusaha mencari nafasnya kembali.
Ia berdiri tegak. Nafasnya masih tersengal-sengal.
HAYLEY
Kita... ngeband...
BUNGA
Aku ambil air dulu.
HAYLEY
Jangan...
Hayley mengatur nafasnya, ia tersenyum lebar. Bunga menunggu, juga tersenyum lebar.
Terdengar suara handphone. Hayley mengambilnya dari saku celana --
HAYLEY
Halo.
(mendengarkan)
Iya. Maaf, Mas. Saya gak jadi jual Bass saya. Teman saya bakal marah kalau saya berhenti ngeband.
(mendengarkan)
Iya. Maaf, Mas.
Sambungan di matikan.
HAYLEY
Aku mau ngeband lagi.
Ada jeda di antara mereka.
HAYLEY
KITA HARUS NGEBAND! BUNGA! KITA HARUS NGEBAND!
Bunga tersadar, ia tersenyum.
HAYLEY
KITA HARUS NGEBAND!
BUNGA
KITA HARUS NGEBAND!
Mereka berdua tersenyum bersama.
HAYLEY
Walaupun aku gak bisa jadi Hayley yang ada di sana. Tapi aku bisa jadi Hayley Waluyo, diri aku sendiri. Karena aku punya temen yang percaya aku punya bakat dan serius soal musik.
Bunga tersenyum mendengarnya.
HAYLEY (V.O)
Aku gak peduli lagi sama bakat. Aku pasti kerja keras buat wujudin mimpi aku. Karena aku gak sendirian.
Mereka berdua tertawa bersama.
FADE OUT.