54. INT. SEKOLAH – UKS – DAY
Seorang siswa datang, Rafka langsung berdiri mengambil tas.
SISWA #2
Dokter UKS hari ini datang telat. Lo tolong jagain dia ya
Siswa pergi dan menutup pintu. Rafka kembali duduk. Kana berusah untuk duduk, ia memegang kepalanya yang sakit.
KANA (V.O.)
Aduhh kenapa kepala gue sakit banget
Kana mengambil air dimeja samping ranjang, namun tangannya tidak kuat. gelas itu pecah. (SFX: KACA PECAH) Kana turun dari ranjang. Rafka cepat menahan dan menuntun Kana duduk kembali. Ia mengambil botol minumanya diberi kepada Kana.
RAFKA
Gue aja yang bersihin
Rafka membersihkan serpihan kaca. Kana berjalan tertatih menuju laci mengambil kain bekas. Kana menghampiri Rafka, menahan tangannya yang ingin memegang kaca.
KANA
Pakai ini (memberi kain)
Kana ikut membersihkan lantai.
KANA (CONT'D)
Itu kecil-kecil kalau nancep bisa infeksi. Masa gue yang ngajarin calon dokter
RAFKA
Kenapa masuk?
KANA
kenapa nanya?
RAFKA
Semalam lo tidur jam satu, gue nyampe di sekolah jam enam lewat lima belas dan lo sudah disekolah lebih pagi dari gue anggap aja jam enam lo udah disekolah. Bangunnya berarti jam lima. Lo baru tidur empat jam. tengah malam lo dirumah gue kondisi lo ngos-ngosan pasti lari. Lo kecapean harusnya jangan masuk
KANA
Jadi ada yang lagi peduli sama gue. Sampai detail banget jabarinnya
RAFKA
Lebih tepatnya ngingetin biar nggak nyusahin orang lagi
Kana memegang kepalanya pusing. Kakinya lemas. Kana duduk, menaruh kain dan terus meringis.
RAFKA (CONT'D)
Bangun, gue tau lo ngerjain gue
KANA
Ue… (mual). (pelan) Kok ulu hati gue sakit ya?
Rafka menaruh kain dan medekati Kana, membantunya berdiri hingga duduk di kasur. Rafka duduk disebelahnya.
RAFKA
Lo nggak apa-apa? Bagian mana yang sakit?
KANA
Nggak apa-apa (menahan sakit) Ka, sekarang anggep aja gue pasien lo ya. Tanda peduli lo sebagai dokter ke pasien.
RAFKA
Na, gue mau bantuin lo
CUT TO:
55. INT. SEKOLAH - LORONG MENUJU UKS - DAY
Cala, Varel, dan Haga berjalan sejajar menuju UKS
VAREL
La, tadi itu mereka sama-sama marah. Memang Nares yang mulai duluan
CALA
Terus lo diemin?
VAREL
Menurut gue dengan begitu Kana bisa merasa lega walaupun kata-katanya nyelekit, tapi gue rasa itu buat Nares berpikir dua kali
CALA
Lalu lo ngebiarin Kana ngoceh diliatin orang sekelas?
VAREL
Kalau itu gue nggak sadar, gue kan ngebelakangi mereka
mereka sampai didepan UKS. Cala langsung membuka pintu.
56. INT. SEKOLAH – UKS – DAY
CALA
Orang pinter otaknya bisa ngestak juga ya… (merentangkan tangan) Stop gue dulu
Rafka ingin membuang kain dan serpihan kaca, ia berjalan melewati Cala. Cala melihat Rafka, lalu menemui Kana. Haga dan Varel menunggu dibalik kain tertutup.
CALA (CONT'D)
Habis terjadi insiden?
KANA
Sedikit (berhenti) La tolong bilangin mereka nanti kumpul ditempat biasa ya
CALA
Lo yakin? Lo masih sakit Na
KANA
Cuma pusing doang
CALA
Gue udah bilang ke Nares
KANA
Makasih La (senyum)
HAGA
(teriak)
La jangan nge gosip kita juga mau jenguk
57. INT. RUANG RAHASIA – DAY
Kana membaca jurnal ayanya. Haga membaca buku tentang masa depan. Varel dan Rafka berdiskui mencari informasi di laptop lalu mencatatnya. Cala memasuki ruangan menarik Nares. Kana melihatnya lalu kembali membaca jurnal ayahnya. Cala berjalan, membuka laptop.
CALA
Kenapa diam aja?
Nares kikuk lalu ia berjalan ragu mendekati Kana.
NARES
Na, bisa bicara sebentar?
Nares keluar lebih dulu. Kana berdiri, menarik kupluk hoodienya lalu keluar ruangan. Mereka semua melihat.
58. EXT. SEKOLAH - ROOFTOP - DAY
Kana berdiri melihat rumah-rumah dibawah. Nares disebelahnya berdiri menghadap arah sebaliknya.
NARES
Kita sama-sama punya penderitaan yang kita jadikan alasan untuk saling membela. Tapi pada dasarnya kita hanya tidak bisa saling mengerti. (BEAT) Sorry na. Seperti yang pernah lo bilang, "Kata maaf memang tidak bisa mengubah keadaan, tapi kata itu dibuat agar orang sadar atas kesalahan" Gue salah, gue terlalu egois. Tidak seharunya gue mengambil keputusan saat gue marah, itu yang membuat gue gengsi untuk datang ke rumah lo saat ayah meninggal
KANA
Maaf. Gue ucap kata itu karena gue salah udah ngebentak lo. Nggak seharusnya…
NARES
Itu harus Na, kalau nggak gue gak akan sadar. Manusia butuh sindiran untuk mengoreksi diri. Gue masih dapat ijin untuk narik kata-kata gue nggak?
KANA
Tumben ijin biasanya langsung ngelakuin sesuka lo
NARES
Na…
KANA
Selalu gue ijinin
Kana dan Nares menengok bersamaan lalu Kana membawa Nares kedalam pelukannya.
KANA
Sudah berapa lama gue nggak meluk lo
59. EXT. MAKAM AYAH KANA - DAY
Masih dengan seragam sekolah Kana dan Nares menaburkan bunga.
NARES
Assalamualikum Yah. Nares minta maaf baru sempat kesini. Sebenarnya Nares ingin datang malam itu nenangin bunda sama Kana, tapi perkataan Nares ke Kana yang mengurung nares didalam kamar. Nares minta maaf yah (menangis) Harusnya Nares juga nemein ayah ketempat peristirahatan terakhir. Walaupun ayah bukan ayah kandung Nares, tapi Nares sudah anggap seperti ayah sendiri. Memanjakan kami seperti anak kembar. Sekali lagi Nares minta maaf yah
Kana mengelus punggung Nares.
KANA
Ayah Kana sudah tahu apa yang ayah mau. Kana memutuskan untuk meninggalkan mimpi Kana menjadi dokter. Kana harap ayah nggak marah. Kana ingin menjadi seperti ayah, pribumi yang dilahirkan untuk membuat kedamaian diantara sesama
NARES
Nares juga akan bantu dan Nares janji tidak akan meinggalkan Kana dalam keadaan apapun. Kita pamit ya yah
Mereka berdua bangun. Saat ingin melangkah kana merasa pusing ingin jatuh Nares langsung memegangnya.
60. INT. KAMAR KANA - NIGHT
Kana menyisir rambut didepan kaca. Ia membuka laci mengambil jepitan. Kana melihat 2 bungkus rokok ayahnya. Sambil memasang jepitan itu Kana menatapnya.
KANA
Tunggu. Kok ini dua. Bukannya waktu itu gue cuma ngumpetin satu. jangan-jangan…
Kana membuka dua rokok itu. Isinya sama-sama penuh.
KANA (CONT'D)
Tidak ada yang berkurang
Kana melihat selipan kertas disalah satu bungkus rokok itu. kana mengambil dan membukanya.
AYAH KANA (V.O.)
Hai anak ayah. Mungkin saat kamu baca ini ayah sudah tidak ada. Ayah tidak pernah memakainya lagi, ayah hanya mmembelinya. Namun itu sudah melanggar janji ayah sama kamu. Sesuai gantinya ayah sudah belikan kamu skincare. Ada dikotak lemari baju. Salam manis Ayah
Sembari itu Kana menaruh surat, berjalan ke lemari mencari kotak itu. Kana mengambil dan membukanya. Terisi penuh macam-macam skincare didalam kotak.
KANA
Bahkan ini lebih dari 16
Dari kamarnya Kana mendengar suara tangisan (SFX:tangisan)
KANA (CONT'D)
Bunda
Kana keluar kamar meninggalkan skincarenya.
CUT TO:
61. INT. KAMAR BUNDA KANA - NIGHT
Kana menghampiri Bundanya yang menangis. Bunda kana menyeka air mata. Dipangkunya tas pemberian alm. suaminya dan bungkus rokok berisi surat.
KANA
Bunda kenapa? (melihat bungkus rokok itu)
KANA (CONT'D)
Bunda juga dapat? surat dari ayah. Ayah benar-benar membelikan Kana skincare
BUNDA KANA
Ayah memang tidak bisa dibaca gerak-geriknya. Entah kapan dia menaruh bungkus rokok ini ditas yang pernah ia kasih. Bunda inget ayah, jadi bunda pegan tas pemberian ayah. Ada dua bungkus rokok didalamnya. Bunda pikir ayahmu meninggal karena merokok diam-diam. Tapi dia hanya membeli saja dan menaruh surat ini.
KANA
Dua? satu lagi apa?
BUNDA KANA
Tiket ke korea (memberikan tiket) Seperti yang bunda pinta hari itu, dia juga ingin kamu pergi kesana.
KANA
Korea? (menghela nafas)
BUNDA KANA
Tanggal keberangkatannya seminggu lagi, mau pergi?