Nanti 9 Tahun Lagi (Script)
3. #N9TL Scene 20 - 31

20.      INT. SEKOLAH - MADING - DAY

Kana dan Nares berdiri sejajar menghadap ke mading. Wajah Nares tampak sumringah. Wajah Kana datar, lalu menoleh ke Nares. (Poster berisi ajakan untuk semua siswa yang ingin bergabung dengan klub penyelesai misi)

 

KANA

Ini rencana lo?

 

NARES

Gimana bagus nggak?

 

KANA

Menurut lo dengan poster ini mimpi gue bisa ilang?

 

NARES

(noleh ke Kana)

Na, Pinter lo itu asli atau kw sih?

 

KANA

Kw nya gue juga nggak akan dibawah lo Res

NARES

Karena itu gue buat ini. Gue nggak bisa bantuin lo sepenuhnya, karena menurut lo aja gue nggak lebih pinter dari lo, dan lo itu takut jadi pusat perhatian, jadi nggak mungkin kita berdua doang yang nyelesain ini. Lagian apa salahnya sih Na? semakin banyak orang, semakin banyak yang ngebantu keluar dari mimpi nggak jelas lo itu

 

KANA

Terserah lo aja deh…(pergi)

 

NARES

Yeh bambang udah bantuin bilang makasih kek. Iya sama-sama (teriak)

 

Seorang siswa lewat dibelakang Nares menghampirinya.

 

SISWA #1

Emang bapak gue minta tolong apa sama lo?

 

Nares kaget dan bingung, ia berjalan mundur sambil senyum.

 

21.      INT. RUANG RAHASIA - DAY

Kana sedang mengerjakan tugas dan disudut sana Haga duduk memegang poster.

 

HAGA

Nares masih lama Na? (melihat tas Nares)

KANA

Nggak tahu

 

HAGA

Kenapa nggak lu telpon?

 

KANA

Kenapa harus gue?

 

HAGA

Karena lo sahabatnya

 

KANA

Ya lo calon pacarnya

 

HAGA

Calon kan bisa gugur Na

 

KANA

Itu maksud gue. Ditolak.

 

HAGA

Rese lo (ingin melempar pulpen ke Kana)

 

KANA

Eits… lempar satu pulpen bales 3 buku

 

Haga menurunkan pulpennya dan mengambil handphone menelpon Nares. “SFX: Dering”

 

22.      INT. KELAS 12 IPA 2 – DAY

Nares celingak-celinguk di dalam depan pintu kelas, mencari Cala yang terhalang cewek-cewek yang mengerumuni meja Rafka. Rafka Pura-pura tidur memakai headset.

 

NARES

(teriak)

CALA...

 

Semua orang yang berada di kelas itu kecuali Rafka menengok ke arah Nares.

 

NARES

(in Korea: Maaf-maaf)

Mian… Mian…

 

Cala sedang menonton drakor disudut ruangan. Ia bangun menghampiri Nares. Nares berdiri didepan pintu, tiba-tiba gadis datang membawa makanan serenceng berbagai jenis yang melingkar ditangan dan lehernya.

 

GADIS #1

Awas (Gerakan tangan menyingkir)

 

Gadis itu datang melewati kerumanan cewek-cewek lain. Nares melihat itu geli. Cala menghampiri Nares.

 

NARES

Sekarang ada kantin keliling ya?

 

CALA

(in Korea: Kenapa?)

Wae?

 

NARES

Lo nggak punya tempat lain kalau pulang sekolah La? kantin atau perpus?

 

CALA

Cuma mau mastiin aja kalau makanan yang dikasih fansnya Rafka itu nggak dia buang, kan lumayan buat gue

 

NARES

Ikut gue yuk?

 

CALA

Masuk organisasi lo yang nggak jel…

 

NARES

(in Korea: Mohon)

Jebal. Ini urgent banget. Gue kasian sama Kana

 

CALA

Kana?

NARES

Jelasinnya nanti aja. Please mau ya…

 

CALA

Gimana ya?

 

NARES

Nggak akan boring, gue jamin

 

CALA

Hftt… oke

 

NARES

Kalau gitu, bantuin gue rekrut Varel

 

CALA

(in Korea: Apa?)

Mwo? Varel?

 

Nares menarik Cala keluar. Rafka bangun mengambil tas meninggalkan fans dan makananya.

 

23.      INT. RUANG RAHASIA – DAY

Cala dan Nares tiba. Cala melihat sekeliling ruangan. Kana menunduk mengenakan tudung hoodienya.

 

KANA

Dari mana aja lo? Ditelpon nggak dijawab

NARES

Handphone gue ditas tapi gue silent. Btw gue habis ngajak Varel

 

HAGA

Varel? Sekarang mana?

 

CALA

Katanya dia masih mau mikir dulu. Harusnya gue juga dapat kesempatan buat mikir dulu

 

Panggilan nomor tidak dikenal masuk ke handphone Kana. Kana mengabaikannya. Suara dering terus berbunyi.

 

HAGA

Kana ada yang nelpon

 

KANA

Gue tau

 

HAGA

Kalau gitu angkat

 

KANA

Nih lo aja yang angkat (memberi handphone)

 

Nares merebut handphone yang baru menyentuh telapak Haga.

 

NARES

Gue aja. Hallo?...

(beat)

Gue Nares, Kenapa?

(beat)

Serius?! (keras)

(beat)

Di Gudang belakang sekolah

 

Nares memustuskan panggilan.

 

KANA

Siapa?

 

NARES

Bentar lagi dia kesini

 

Kana, Nares, Cala, dan Haga sibuk urusan masing-masing. Varel membuka pintu. Semua mengarah ke Varel.

 

NARES

Makasih ya Rel

 

VAREL

Sebenarnya karena gue kasihan aja sih, lo udah cape-cape bikin poster tapi nggak ada yang daftar, malah dicoret-coret.

 

Cala sibuk mencari tas.

HAGA

Gue daftar kok

 

VAREL

Kecuali lo

 

CALA

Tas gue mana ya? ada yang liat nggak?

 

NARES

Lo kesini aja nggak bawa tas

 

CALA

Ambilin res! Gue lupa juga gara-gara lo

 

NARES

(memelas)

(noleh ke Haga)Ga… tolongin dong, kan lo sekelas. Nggak enak gue masuk kelas orang

 

HAGA

Siap (hormat) laksanakan!

 

CALA

Haduh bucin

 

NARES

Kita mulai aja ya Na?

KANA

Haga masih ngambil…

 

NARES

Dia tinggal aja. Kalaupun dia disini otaknya juga belum nyampe. Kana silahkan?

 

KANA

(menunjuk dirinya)Gue?

 

NARES

Ya iyalah, masa gue lagi? (mikir) Astaga gue lupa. Yaudah gue mulai ya. Sebelumnya gue mau ngucapin makasih ke kalian dan haga yang lagi ngambil tas, karena kalian udah mau hadir disini. Ok kita langsung bahas ke intinya aja ya…(berhenti)

 

Rafka tiba-tiba memasuki ruangan itu. Semua terkejut. Kana mengangkat kepalanya, setelah melihat ia kembali menduduk. Tanpa ekspresi Rafka berjalan ke sudut ruangan. Terdengar suara ramai dari luar. Nares mengintip dari jendela. Ada banyak fans Rafka yang kebingungan mencari Rafka. Lalu mereka pergi.

 

VAREL

Dingin sih boleh, tapi sopan-santun itu harus. Katanya juara satu sesekolah, tapi nggak bisa bilang "Permisi, maaf ganggu waktu kalian. Gue numpang ngumpet disini ya…" Gue lupa. Itu kepanjangan buat lo

 

Haga tiba, ia terkejut melihat Rafka disana. Ia menurunkan tangannya, Makanan yang ia bawa terlepas dan jatuh.

HAGA

Sorry nih Ka, gue lihat makanan banyak dianggurin, maksud gue biar nggak mubazir. Gue pengen bilang sama lo besok, tapi karena lo disini jadi gue balikin aja deh

 

Berbarengan dengan Haga berbicara, Cala berjalan mengambil makanan yang jatuh.

 

CALA

Ngapain dibalikin, sama dia juga nggak akan dimakan. Untung lo bawa kesini, jadi jatah gue hari ini nggak ilang. (mengambil tas miliknya dari Haga) Makasih (kembali ke tempat duduk dengan makanannnya)

 

NARES

Mumpung lo udah disini gimana kalau lo juga gabung. Semua orang nganggep tempat ini Gudang. Nggak ada yang berani masuk. Gue harap kalian semua diam soal ini. Cuma kita aja ya tahu dan lo Ka, lo udah nginjekin kaki lo disini dan gue rasa lo sangat butuh tempat ini untuk persembunyian dari para fans gila lo

 

Rafka berdiri dan pergi, namun Nares menghadangnya.

 

NARES (CONT'D)

Sebagai saudara yang baik lo harus jagain Cala. Kalau lo gabung bareng kita, lo bisa ngawasin Cala terus

 

RAFKA

Dia bukan anak kecil

NARES

Kata siapa? Cala masih anak kecil (berhenti) bagi orang tuanya

 

Rafka kembali berjalan dan Nares menahannya lagi.

 

NARES (CONT'D)

Mungkin sekarang mereka udah pulang, tapi masih ada hari esok. Popularitas lo jadi artis sekolah nggak akan berhenti sebelum lulus. Masih ada 3 bulan lagi, kalau lo bisa tahan lo boleh keluar. Tapi gue menawarkan tempat ini untuk persembunyian lo dengan syarat lo gabung dengan kita. Sepuas lo 24 jam lo bisa disini(berhenti) Jadi gimana?

 

RAFKA

Ok

NARES

Ok? Yas. Gamsahabnida raja es. Akhirnya gue nggak harus kerja extra untuk mikir, karena juara 1 dan 2 sekolah kita ada disini. Pinter juga gue ngerekrut orang.

 

24.      INT. RUMAH KANA – BALKON - NIGHT

Kana melalukan panggilan vidio bersama Nares, Cala, Haga, Varell, dan Rafka. Handphonenya ia letakkan dilantai menghadap ke atas.

 

KANA

(video call)

Demi kebaikan gue, sorry kameranya harus gue hadapin ke atas untuk memastikan kalian nggak meratiin gue

 

INTERCUT TO:

 

25. INT. RUMAH HAGA – TOILET – NIGHT

Haga melangsungkan panggilan sambal duduk dikloset.

 

HAGA

(video call)

Kalau gitu kenapa Vidio call, kenapa nggak nelpon biasa aja? “SFX:Plung” lega…

 

Dari layar kaca tampak eskpresi menjijikan dari semua, kecuali Rafka.

 

INTERCUT BACK TO:

 

26. INT. RUMAH KANA – BALKON – NIGHT

 

KANA

(video call)

Untuk memastikan kalian semua serius, siapa tahu ada yang lagi nonton drakor

INTERCUT TO:

 

SPLIT SCRENN

 

27. INT. KAMAR NARES – NIGHT

Nares melakukan panggilan sambil rebahan dan menonton drakor, lalu ia mengeser laptopnya ke samping

 

28. INT. KAMAR CALA - NIGHT

Cala melakukan panggilan sambil rebahan dan menonton drakor, lalu ia menutup laptop begitu saja

 

END SPLIT SCREEN

INTERCUT BACK TO:

 

29.     INT. RUMAH KANA – BALCON – NIGHT

 

KANA

(video call)

Belakangan ini rasanya gue nggak pengen tidur, karena setiap gue tidur pasti gue mimpi, dan mimpi ini yang ingin gue singkirin. Mimpi ini bukan kejadian yang berulang, tapi gue rasa ini tuh ada hubungannya. Pekerja toko bahkan tokonya pun sudah nggak ada, mereka diganti dengan robot semua sistem yang mengatur

 

CALA (O.S.)

Bukannya bagus?

 

KANA

(in video call)

Gue rasa juga begitu, tapi mimpi setelahnya Negara ini akan tenggelam, Korupsi makin merajalela, bahkan kebiasaan yang kita lakukan itu benar-benar hilang. Definisi orang tua harus dihormati itu nggak ada lagi

 

VAREL (O.S.)

Perubahan masa depan?

 

KANA

(in video call)

Gue pernah berpikir kayak gitu, cuma gue nggak yakin. Ramalan nggak ada yang bisa dipercaya. Gue stress karena gue harus kejebak dengan mimpi seperti ini, nggak ada lagi mimpi indah yang datang, gue harap kalian bisa bantuin gue. Gue nggak bisa ngelakuin ini sendiri karena gue punya Glossophobia, takut berbicara didepan umum apalagi jadi pusat perhatian. Itu alasan gue minta vidio call malam ini

 

VAREL (O.S.)

Yaudah kita pikirin jalan keluar yang terbaik. Besok dibahas lagi ditempat biasa

 

Varel, Haga, Cala, dan Nares memutuskan vidio call.

 

INTERCUT TO:

30.     INT. RUMAH RAFKA – KAMAR RAFKA – NIGHT

Rafka ingin mematikan, namun ia melihat masih terhubung dengan Kana. Ia memngubah posisi membiarkan panggilan itu.

 

INTERCUT BACK TO:

 

31.     INT. RUMAH KANA – BALKON – NIGHT

Kana memandang langit, tanpa menyentuh handphone yang tergeletak dilantai.

 

KANA

Adakah orang yang meminta hal bodoh, menginkan dirinya seperti tuhan yang bisa menulis dan mengetahui apa yang terjadi setidaknya pada dirinya sendiri. Aku, aku orang bodoh itu. Pastinya tidak ada lagi kata salah langkah, penyesalan, apalagi terjebak dengan halbodoh seperti ini

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar