9. EXT. LAPANGAN SEKOLAH – DAY
Seluruh murid berbaris rapi menghadap ke bendera yang sudah berkibar. Diatas fodium dengan gagahnya Pak Han berdiri memegang mic.
PAK HAN
Selamat pagi semuanya…
SELURUH MURID
Pagi pak
PAK HAN
Marilah kita panjatkan puji serta syukur kehadirat tuhan yang maha esa karena karunia dan rahmat kita dapat berkumpul disekolah yang tercinta ini. Tidak ingin panjang lebar, amanat kali ini lagi dan lagi bapak ingin mengingatkan soal kebersihan lingkungan. Ingat sampahnya jangan ada yang ditaruh di laci, diselipin dipot-pot tanaman sekolah, harus dibuang ditempat sampah
PAK HAN (CONT'D)
Kemarin hasil ujian sudah dibagikan, bagaimana hasilnya? Saya kira memuaskan untuk sebagian saja, dan untuk kalian yang hasilnya masih mengecewakan cobalah belajar bersungguh-sungguh, sama seperti guru kalian yang sudah mengajari dengan sungguh-sungguh, jangan sudah dijelaskan berkali-kali tapi tetap tidak mengerti. Terakhir jadilah siswa yang disiplin dan berprestasi seperti Rafka (menunjuk rafka yang berdiri di paling depan) Jangan seperti Haga (menengok kearah Haga yang berdiri dibarisan khusus) sudah telat, tidak bawa topi, rangking akhir pula. OK baiklah bapak suda…
VAREL
(mengangkat tangan bersuara lantang)
Perilaku tidak sopan apa yang diucapkan guru didepan seluruh siswa. Apakah bapak sudah merasa hebat dalam mengajar? Kalau memang iya seharusnya tidak ada murid yang mendapat nilai dibawah KKM. Saat bapak mengajar saja hanya memberi latihan-latihan tanpa penjelasan dan tanpa diberi tahu dimana letak kesalahannya, yang tertera hanya coretan merah jika salah dan nilai. Itu yang disebut guru hebat? Metode pembelajarannya seperti itu?
PAK HAN
(teriak)
Heh kamu, anak masih bau kencur saja sudah belagu (melempar mic)
Mic itu mendarat tepat sasaran ditangan Varel.
VAREL
Terimakasih pak untuk mic nya, artinya saya tidak perlu berteriak dan artinya saya diberi waktu lebih banyak lagi untuk speak up. Saya heran, mengapa sekolah memperkerjakan bapak padahal kualitasnya sangat rendah. Apa bapak lewat jalur belakang?
Seluruh murid dan guru-guru terkejut. Kana dan Nares berada dibarisan sebelah Varel diposisi paling belakang. Kana tercengang memperhatikan Varel, sedangkan Nares yang berada didepannnya berbalik badan.
NARES
(berbisik)
Daebak! Varel keren banget, baru dia doang yang berani kritik pak Han.
Pak Han sangat marah, ia turun dari fodium mengahampiri Varel. Murid-murid didepan dan disamping mundur menjauh. Pak Han melayangkan tangannya, namun ditahan Varel.
VAREL
Nggak ada yang vidioin?
10. INT. RUANG KEPALA SEKOLAH – DAY
Varel duduk dengan tenang. Dihadapannya duduk kepala sekolah yang sedang mengurus laporan keuangan dengan sekretaris sekolah.
KEPALA SEKOLAH
Tolong cek lagi, pastikan tidak ada yang salah hitung
SEKRETARIS SEKOLAH
Baik pak, saya permisi
Berbarengan dengan sekretaris yang ingin keluar, pak Han masuk membanting pintu. Sekretaris memundurkan lagi langkahnya kebelakang.
PAK HAN
(bentak)
Ini dia anak kurang ajar. Sudah d.o saja dia pak, biar sekolah di negara asalnya
KEPALA SEKOLAH
Duduk pak, (menghadap ke Varel) Varel kamu tahu kan cara bicara mu terhadap guru seperti itu tidak sopan?
Varel diam. duduknya tegap pandangannya lurus. Pak Han mendengus melirik Varel.
KEPALA SEKOLAH (CONT'D)
Varel?
VAREL
tapi saya tidak merasa bersalah
PAK HAN
Kamu ini punya dendam sama saya? Sengaja kamu ingin merendahkan saya didepan warga sekolah? Hah!(memukul meja)
PAK HAN (CONT'D)
(mendekatkan muka ke Varel)
Kamu yang sering tidur diperpustakaan kan?
Sekretaris menghampiri Pak Han, berbisik ditelinga pak Han.
SEKRETARIS SEKOLAH
Tapi dia juara dua disekolah pak
PAK HAN
(mendengus, senyum jahat)
Dengan sikapmu seperti ini peringkatmu akan berubah menjadi 2 dari belakang dan jangan harap rapotmu akan aman
VAREL
Silahkan saja jika bapak ingin mengubah semua nilai saya menjadi merah, walaupun sebenarnya ini hanya masalah sikap. Nilai nggak penting bagi saya pak. Nilai hanya angka yang bisa diganti dengan uang jika gurunya seperti bapak. Tapi yang dipinta di masa depan adalah ini (menunjuk otaknya) dan bapak nggak punya itu
Pak Han bangun dan menampar Varel.
Semua yang didalam ruangan tecengang (Sekretaris sekolah dan kepala sekolah). Varel bersikap biasa saja.
VAREL (CONT'D)
Pantas saja pendidikan Indonesia tidak maju, rupanya masih menyimpan pengajar seperti ini
KEPALA SEKOLAH
Sudah, kembali ke kelas Varel
VAREL
Baik pak (beat) Terimakasih tamparannya (beat) Handoko
Varel keluar ruangan kepala sekolah.
CUT TO:
11. INT. KAMAR NARES – DAY
Diatas tempat tidur Nares menonton drakor. Ia memeluk guling sambil menangis. Dimeja belajar Kana tertidur memakai headset.
CUT TO:
12. BEGIN DREAM – BEGIN MONTAGE – VARIOUS LOCATIONS (LATER)
A. Tanah Gersang – Dua orang tua berjalan Bersama dua anaknya di hamparan tanah tanpa bangunan tanpa tumbuhan (terpapar sinar matahari langsung) Tampak lemas dan berkeringat.
B. Teras rumah – Seorang ibu membuang sampah sembarangan kedepan rumahnya.
C. Dalam Rumah – Ibu tersebut menutup pintu, lalu air masuk. Makin lama semakin naik.
D. Kota Banjir – Tim sar menggunakan perahu karet mendayung diatas air yang sudah menenggelamkan kota.
END MONTAGE
CUT BACK TO:
13. INT. KAMAR NARES – DAY
Kana terbangun. Nafasnya tersenggal-senggal. Ia melepas headsetnya. Nares terkejut, ia mempause dramanya.
NARES
Na? Lo kenapa?
KANA
Nggak. Gue nggak boleh begini terus. Mau sampai kapan gue nggak tidur?
NARES
(in Korean: Baik-baik saja?)
Gwenchana?, maksud gue lo nggak apa-apa?
Kana berpindah ke kasur dalam keadaan panik.
KANA
Res. Please bantuin gue (memohon)
NARES
Bantuin kenapa? Coba tenang dulu. Cerita pelan-pelan
Kana mangatur nafasnya.
KANA
Udah 5 hari belakangan ini mimpi gue aneh banget. Awalnya gue anggap masih wajar-wajar aja. Tapi semakin kesini gue makin nggak tenang. Gue ngerasa ada yang ganggu
NARES
Soal apa?
KANA
Banyak. (sambil mikir) Dunia semakin modern, banyak inovasi-invoasi canggih. Ada orang pinggiran yang hanya bisa menatap. Korupsi udah jadi hal yang lumrah. Yang gue kaget barusan. Gedung itu nggak ada, semuanya gersang. Terus tiba-tiba banjir. Banjirnya tinggi kayak nenggelemin kota lah.
NARES
Lo baru bangun, pasti lagi ngayal
KANA
Nggak Res. Lo nggak lihat muka gue panik gini. Please lah tolongin gue ya… (memohon)
NARES
Yaudah nanti gue pikirin. Temenin cari makan dulu yuk!
14. INT. MALL - RESTAURANT – DAY
Nares makan dengan lahap. Kana melamun, memainkan garpu dan sendok.
NARES
Na, makan
KANA
Res, please ya bantuin gue
NARES
Kan dibahas lagi. Iya nanti gue pikirin caranya. Cepet makan.
Kana mengunyah es batu dari gelas es the sambil melamun. Cala datang membawa belanjaan menghampiri meja Kana.
CALA
(in Korean: Halo)
Annyeong
NARES
Cala? Disini juga, abis belanja ya?
CALA
Abis beli kolor maung
NARES
(in Korean: Serius?)
JINJJA? Kok nggak ngajak gue?
CALA
(in Korean: Maaf)
Mianhae. nanti deh gue temenin ke tokonya
NARES
(in Korean: Baiklah)
Arasseo, Btw lo sendiri?
Rafka datang dengan tampang dinginya.
NARES (CONT'D)
Sama dia? Ka…lian pacaran?
CALA
Nggak mungkin lah. Mana mau dia sama cewek bobrok kayak gue. Rafka saudara gue. Kita duduk disini aja ya? Boleh kan Res?
NARES
(in Korean: Silahkan duduk)
Oh… iya boleh. Anjeuseyo
Cala duduk disamping Nares, Rafka duduk disamping Kana. Kana memengok, lalu memalingkan padangan dan kembali makan.
CUT TO:
15. EXT. JALAN DEPAN RUMAH KANA DAN NARES - NIGHT
Kana dan Nares turun dari mobil. Cala membuka kaca, lalu melambaikan tangannya.
NARES
(in Korean: Terimakasih)
Gamsahabnida (membungkkukan badan)
KANA
(in English: Terimakasih)
Thanks ya La (melihat ke Rafka) Ka
CALA
Iya sama-sama… Kita duluan ya
Mobil melaju. Nares dan Kana diam saling pandang. Keduanya mendengar dari rumah Nares.
AYAH NARES (O.S.)
(bentak)
Kenapa jadi salahin saya? Kan dia juga anakmu. Sikapnya begini ya turunan ibunya
Nares menghela nafas, matanya berkaca-kaca, lalu mengelapnya.
KANA
Mau gue temenin? (memegang tangan Nares)
NARES
Lo pulang aja, badan lo perlu istirahat
KANA
Gue nggak mau tidur
NARES
Terserah lo deh, yaudah gue masuk dulu ya
Kana
Jangan lupa ya res… (teriak)
Kana dan Nares berjalan menuju rumah masing-masing.
16. EXT. RUMAH KANA – TERAS – NIGHT
Dari depan pintu kana melirik Nares yang masih belum memasuki rumah. Kana khawatir.
17. EXT. RUMAH NARES – TERAS – NIGHT
Nares berdiri didepan pintu menteskan air mata.
IBU NARES (O.S.)
(bentak)
Mau sampai kapan kamu nyalahin aku?! Kalau kesal sama Nares marahi saja langsung anaknya, jangan pakai perantara.
18. INT. RUMAH NARES – RUANG TENGAH - NIGHT
Ibu Nares sedang duduk berbicara dengan Ayah Nares yang melipat tangan dan bersandar di tembok.
AYAH NARES
Dimana dia sekarang? jam segini belum pulang. Perusahaan kita akan berantakan nantinya jika cara kerjanya sekarang saja seperti ini
IBU NARES
Memang bagaimana cara kerjamu dulu? Merasa paling hebat, didik anak saja tidak becus
AYAH NARES
Mau ngajak berdebat sampai subuh?
Nares membuka pintu sembari menahan air mata. Ayah dan ibu Nares berhenti berbicara menatap tajam kepulangan Nares.
AYAH NARES
Dari mana saja kamu?
NARES
Ayah sama Ibu baca pesan yang Nares kan? Nares sudah ijin disitu (melangkahkan kakinya)
IBU NARES
Ingat tugas mu kan? Cepat belajar!
Nares
Iya Bu… Nares ke kamar
19. INT. KAMAR NARES – NIGHT
Nares masuk membanting pintu, lalu menguncinya. Ia membanting dirinya diatas kasur. Menatap langir kamar dengan wajah lesu
NARES
Nares capek… (berhenti) Capek selalu pura-pura kuat
NARES (CONT'D)
Kenapa aku selalu dipaksa untuk menjadi manusia kuat. Padahal dibalik kamar ini ada aku, orang paling lemah. Yang hanya bisa bersembunyi dan keluar menjadi orang lain. Aku yang pengecut. Sepertinya mereka ingin sekali menaikan citra dengan memperkerjakaan anak yang mereka jelekkan.
Nares menghela nafas Panjang, lalu tiba-tiba bangkit.
Nares (CONT'D)
Oh iya Kana
Nares pindah ke meja belajar, membuka laptop, lalu berpikir. Nares menjentikan jari dan tersenyum. Ia membuka aplikasi desain dan mulai membuat poster.