Cut to :
SCENE 68 : EXT. PARKIRAN KAMPUS — PAGI
CAST : NAJELINA DAN ANGGARA
Keesokan harinya, Ang duduk di atas motornya yang diparkir di parkiran kampus. Najelina kemudian datang dan memarkir motornya di samping Ang.
ANGGARA
Udah mau, parkir motor di sebelah gue?
NAJELINA
Emangnya nggak boleh?
ANGGARA
Boleh lah. Emang ini tempat udah gue siapin buat lo.
NAJELINA
Oh ya? Baik banget sih.
ANGGARA
Iya lah, sama pacar sendiri ya harus baik.
NAJELINA
Emang kita pacaran? Sejak kapan? (Menggoda)
ANGGARA
Lo lupa? Jam 10 lebih 30 menit kita jadian?
NAJELINA
Masa sih? Jam berapa? Gue nggak inget.
ANGGARA
Jam 10 lebih 30 menit, Jeliii! Lo pikun?
NAJELINA
Nggak pikun. Gue pura-pura lupa aja, biar lo ingetin!
Najelina kemudian turun dari motor dan berjalan menuju kelas. Ang kemudian mengikuti Najelina mencoba mensejajarkan langkahnya di samping Najelina.
ANGGARA
Kenapa minta di ingetin?
NAJELINA
Biar gue tau, lo hafal nggak sama jam dimana dua hati yang menyimpan rasa disatukan menjadi sebuah cinta.
ANGGARA
Gue selalu inget kok. Jam 10 lebih 30 menit, gue nembak lo. Dan 15 menit sebelumnya, lo nembak gue duluan. Hahaha. (Seraya mencubit gemas hidung Najelina)
NAJELINA
Ih, nyebelin. Oke, sekarang gue akuin kalau gue kemarin nembak lo duluan. Tapi soal cinta, lo duluan kan yang jatuh cinta sama gue?
ANGGARA
Iya, iya, Jeliii. Gue ngalah.
NAJELINA
Nah gitu dong. Kan nggak nyebelin jadinya.
Najelina kemudian menggandeng tangan Ang dan bersandar di bahu Ang seraya berjalan.
Cut to :
SCENE 69 : EXT. PARKIRAN KAMPUS — PAGI
CAST : ALVI DAN SANDRA
Alvi dan Sandra melihat Najelima dan Anggara bergandengan tangan di kejauhan. Alvi dan Sandra merasa aneh.
ALVI
Lo nggak salah lihat, San?
SANDRA
Itu beneran Najelina apa bukan sih? Atau jangan-jangan jelmaan Najelina?
ALVI
Ini pertama dalam sejarah, keong racun jalan sama nata de coco.
SANDRA
Iya betul. Kita harus tau apa yang terjadi pada diri Najelina. Apakah dia datang ke kampus masih nyangkut di alam bawah sadar?
Bisa jadi. Kita harus introgasi dia di perpus. Siapa tau dia datang ke kampus tanpa kesadaran!
SANDRA
Let's Go! Kita sembur mukanya pake air biar sadar!
Cut to :
SCENE 70 : INT. PERPUSTAKAAN — PAGI
CAST : NAJELINA, ALVI DAN SANDRA
Di dalam perpus, Sandra dan Alvi mengintrogasi Najelina. Najelina duduk di kursi sedangkan Sandra dan Alvi berdiri di sampingnya.
NAJELINA
Lo ngapain bawa gue ke sini?
ALVI
Kita akan kasih lo pertanyaan dan lo harus jawab sejujurnya.
SANDRA
Kita akan kupas tuntas apa yang ada difikiran lo.
NAJELINA
Apaan sih, nggak jelas deh lo berdua.
ALVI
Lo semalem mimpi apa?
NAJELINA
Mimpi apa? Gue nggak mimpi apa-apa? Kenapa sih?
SANDRA
Apa jangan-jangan lo kesambet pas lewat jembatan ya?
NAJELINA
Ya nggak lah. Gue nggak lewat jembatan tadi pagi. Lo berdua kenapa sih? Gue nggak kenapa-kenapa ini.
ALVI
Tapi hari ini lo aneh, Naj. (Seraya duduk di depan Najelina bersama Sandra)
NAJELINA
Aneh kenapa sih?
ALVI
Gue lihat ada pemandangan langka tadi pagi. Sejak kapan, lo mau mensejajarkan langkah lo di samping Ang? Terus pake gandengan segala. Aneh banget tau.
SANDRA
Iya aneh banget. Selama ini kan, lo jaga jarak sama Ang. Jarak lo sama Ang sepanjang jalan kenangan.
ALVI
Sepanjang jalan kenangan itu lagu, San.
NAJELINA
Hahaha. Jadi, masalah itu yang kalian mau tanyakan? Ya iya lah gue jalan sama Ang. Gue sama Ang udah jadian!
ALVI
APA?
APA? JADIAN?
SANDRA
Oh My God. I'm so shocked.
ALVI
Gue nggak salah denger? Lo jadian sama Ang?
Najelina mengangguk-angguk.
NAJELINA
Iya gue jadian sama Ang. Baru kemarin jadiannya. Dan ini kalung yang gue pake adalah kalung pemberian Ang.
Najelina menunjukkan kalung yang melingkar di lehernya itu.
Alvi dan Sandra mulutnya masih menganga tak percaya melihat Najelina.
ALVI
San! Kayaknya kita masih berada di alam mimpi deh.
SANDRA
Coba gue cubit.
Sandra mencubit pipi Alvi.
ALVI
Aduh sakit.
SANDRA
Kita nggak berada di alam mimpi, Vi!
NAJELINA
Lo nggak usah kaget napa sih. Gue sekarang akur sama Ang karena ternyata Jey yang nyelametin gue malem itu, adalah Ang. Ang yang nyelametin gue, Vi, San.
ALVI
Jey itu Ang? Kok bisa?
NAJELINA
Ang itu panggilannya Jaka kalau di rumahnya.
SANDRA
Dan elo serius cinta sama Ang?
NAJELINA
Gue cinta banget sama Ang, San, Vi. Gue tergila-gila sama dia. Dia itu pangeran di hati gue. (Tersenyum membayangkan)
Alvi dan Sandra tampak geli melihat Najelina.
SANDRA
Ini nih yang namanya senjata makan tuan. Bilangnya nggak bakal cinta sama Ang. Sekarang, bucin kan?
NAJELINA
Gimana nggak bucin, San. Kalau ada cowok yang tulus banget cinta sama gue. Jagain gue. Bikin gue tersenyum setiap hari.
SANDRA
Iya, iya. Lo nggak peduli lagi sama tampang Ang yang kayak preman?
NAJELINA
Nggak lah. Yang penting itu hatinya.
ALVI
Haha kemarin-kemarin lo ke mana aja. Benci jadi cinta kan sekarang? (Seraya mencolek dagu Najelina)
SANDRA
Bakal jadi hari patah hati se-kampus dong hari ini. Cewek-cewek di kampus yang naksir Ang bakal kecewa gara-gara Ang jadian sama Jeli nata de coco.
NAJELINA
Apaan sih. (Tersipu malu)
SANDRA
Gue dari awal udah nebak kalau Ang itu memendam rasa sama Najelina. Dan ternyata bener kan tebakan gue, kalau Ang cinta sama Jeli.
NAJELINA
Iya, San. Ternyata Ang suka sama gue dari dulu dari pertama masuk kampus. Gue jadinya makin cinta deh sama si Ang.
SANDRA
Oh ya? Cinta sejati dong?
ALVI
Kalau gitu, selamat ya bestiekuuu... semoga lo sama Ang bersama selamanya.
SANDRA
Iya, Naj. Semoga selalu bahagia ya. Jangan diajak berantem terus pacarnya, hehe.
NAJELINA
Thanks ya. Gue seneng banget.
Cut to :
SCENE 71 : INT. KANTIN — SIANG
CAST : ANGGARA, ANREZ DAN RIAN
Anrez dan Rian juga mengintrogasi Ang di kantin.
ANREZ
Lo sama Najelina jadian, Ang? (Seraya mengaduk minumannya dengan sedotan)
Iya, Ang. Lo jadian sama Najelina? Gue lihat Najelina udah nempel aja di bahu lo.
ANGGARA
Iya, gue udah jadian sama Najelina baru kemarin. (Sambil menyeruput minumannya dengan sedotan)
ANREZ
Wah, keren nih. Dia udah tau kalau lo yang nyelametin dia malem itu?
ANGGARA
Iya, gue udah jujur sama dia. Dan ternyata cinta gue nggak bertepuk sebelah tangan. Najelina juga cinta sama gue. (Senang)
Kedua temannya terlihat senang mendengar berita bagus itu. Mereka sangat mendukung dengan apa yang dilakukan Ang. Karena kedua temannya itu sangat tahu bahwa Ang mempunyai cinta yang tulus untuk Najelina.
ANREZ
Pertahanin, Ang. Najelina pasti nggak akan kecewa kalau pacaran sama lo. Karena gue tahu cinta lo itu tulus sama satu wanita dan nggak pernah main-main.
ANGGARA
Pasti, Rez. Gue nggak akan sia-siain cinta Najelina. Gue harus bisa bahagiain dia.
RIAN
Mantep, Ang. Gue suka semangat lo. Tapi, selain lo bahagiain Najelina, lo juga harus bahagiain kita-kita kali. Traktir kek yang baru jadian. (Sindir Rian kepada Ang seraya melirik Anrez)
ANREZ
Iya kali. Traktir kita. Biar kita juga ikut seneng gitu.
ANGGARA
Iya, iya. Gue traktir sepuas lo. Pesen gih.
RIAN
Beneran? Let's go Rez. Kita habisin uangnya si Ang. (Seraya keluar dari kursinya)
ANREZ
Siap, Yan. Uangnya habis nggak akan marah dia. Dia kan lagi jatuh cinta. Nggak mungkin juga mikirin isi dompet, hahaha. (Sindir Anrez seraya berjalan bersama Rian menuju penjual makanan)
Anrez dan Rian memesan soto tan minuman serta cemilan yang banyak.
ANGGARA
Lah emang. Gue nggak mikirin isi dompet. Soalnya dompet gue sekarang nggak ada isinya. Jadi, sekarang lo bayar sendiri-sendiri aja. Bulan depan gajian gue ganti, hahaha.
Anrez yang saat itu asyik nyemil gorengan tiba-tiba tersedak mendengar perkataan Ang.
ANREZ
Sialan lo!
Rian yang sedari tadi sibuk mengambil gorengan dengan penjepit gorengan dan di masukkan ke kantong kresek seketika langsung mengembalikan gorengan yang di ambilnya ke tempat semula.