Cut to :
SCENE 64 : EXT. JALAN RAYA — SIANG
CAST : NAJELINA DAN ANGGARA
Ang dan Najelina berbincang-bincang di atas motor saat melaju di jalan.
NAJELINA
Lo mau bawa gue kemana?
ANGGARA
Ke sebuah tempat di mana cuma ada cinta dan kasih sayang didalamnya.
Ang tersenyum lebar melirik Najelina di belakangnya.
NAJELINA
Di mana itu?
ANGGARA
Di hatiku. Kamu wanita pertama dan terakhir yang aku ajak ke sana.
NAJELINA
Hahaha. GOMBAL! (Mencubit gemas pipi Ang)
ANGGARA
Tau nggak sih, Jel. Kenapa aku selalu jagain kamu dari jauh?
NAJELINA
Biar nggak ada orang yang menggangguku?
ANGGARA
Itu juga termasuk. Tapi selain itu ada juga alasanku, kenapa aku jagain kamu dari jauh.
NAJELINA
Emang kenapa?
ANGGARA
Biar kamu tahu. Meskipun aku jauh dari pandangan mata kamu, aku masih tetap selalu menjagamu lewat do'aku. Jadi, kamu jangan khawatir saat aku tidak berada di sampingmu.
NAJELINA
Ih, kamu bisa aja. Lagi perjalanan sempet-sempetnya bikin kata-kata romantis.
ANGGARA
Biar kamu ingat. Setiap tempat yang kamu lewati saat ini, ada ungkapan yang tulus dari dalam hati seorang lelaki yang sedang berbunga-bunga ini.
NAJELINA
Bisa banget gombalnya. Bener-bener nggak salah pilih aku.
ANGGARA
Nggak salah pilih apa? (Menoleh)
NAJELINA
Nggak salah pilih cowok buat dijadikan teman perjalananku.
Najelina menaruh wajahnya di atas pundak Ang.
ANGGARA
Serius? Nggak gombal nih?
NAJELINA
Serius. Angkeeerr!
ANGGARA
Iya, iya, Jeli.
Serius nih. Aku mau tanya, kamu mau ajak aku ke mana sih? Dari tadi nggak nyampek-nyampek.
ANGGARA
Ke taman.
NAJELINA
Taman deket kampus?
Ang mengangguk.
Najelina menghela nafas.
NAJELINA
Ya ampun, Anggaraa. Udah dua kali loh kita ngelawatin tuh taman. Kamu lupa ya tempatnya?
ANGGARA
Emang sengaja. Biar boncengan sama kamu makin lama.
NAJELINA
Bisa-bisa bensin kamu habis. Cuma buat muter-muterin jalanan.
ANGGARA
Nggak masalah bensin habis. Yang penting cintaku terisi penuh.
NAJELINA
Hahaha. Gombaaall.
Cut to :
SCENE 64 : EXT. TAMAN — SIANG
CAST : ANGGARA DAN NAJELINA
Beberapa menit kemudian, Ang berhenti di taman yang dekat dengan kampusnya.
NAJELINA
Taman ini, adalah tempat di mana lo ngasih gue pesawat kertas terus pura-pura ngebuang kertas itu, iya kan? (Seraya turun dari atas motor)
Ang memarkir motornya.
ANGGARA
Iya, iya, gue pura-pura. Tapi dengan cara itu, gue tau kalo lo cinta sama gue duluan, hahaha!
Ang berjalan-jalan bersama Najelina menikmati pemandangan taman.
NAJELINA
GR! Itu gue cintanya sama Jaka bukan sama lo!
ANGGARA
Tapi nyatanya, Jaka itu gue kan? Lo mau cari Jaka kemana lagi kalau bukan di diri gue. Masih gengsi aja ngakuin kalau lo cinta sama gue duluan. Tadi di cafe kan elo yang nembak gue duluan! Haha. (Ang meledek sambil berlari menjauh)
NAJELINA
ANGGKKEERRR! Awas lo ya! (Teriak)
ANGGARA
Ampun! Jel!
Najelina kemudian mengejar Ang.
Cut to :
SCENE 65 : EXT. TAMAN — SORE
CAST : ANGGARA DAN NAJELINA
Ang kemudian duduk di samping Najelina yang sudah duduk di tepi danau menikmati indahnya danau dengan angsa-angsa berenang di dalamnya. Ang memberikan setangkai bunga kepada Najelina yang ia petik di taman.
NAJELINA
Aku nggak pernah bayangin loh bakal duduk berdua sama lo di sini kayak orang pacaran.
ANGGARA
Emang kita lagi pacaran dan lo seneng, kan? (Menggoda)
NAJELINA
Enak aja! Lo kali yang seneng. (Seraya menyentil muka Ang dengan setangkai bunga)
ANGGARA
Iya, iya. Gue yang seneng. Puas lo!
Ang kemudian merogoh saku celananya untuk mengeluarkan handphonenya.
ANGGARA
Jel, gue minta nomor lo dong.
NAJELINA
Hahaha. Emang lucu ya kita ini. Udah pacaran tapi nggak punya nomor handphone pacarnya.
ANGGARA
Ya nggak apa-apa dong. Biar nanti pertama kali telfon langsung manggil Sayang, hehe. Lo nggak pernah tau kan kek gimana suara gue pas di dalam telpon?
NAJELINA
Emang kek gimana suaranya?
ANGGARA
Makanya kasih nomornya dulu biar tau.
NAJELINA
Oke.
Najelina kemudian membuka tasnya dan mengambil handphonenya. Kemudian mereka saling tukar nomor handphone.
Lalu Ang mengintip Najelina yang sedang mengetik nama kontak Ang.
CLOSE UP : Layar ponsel Najelina mengetik Ayang.
ANGGARA
Ayang? Ciee... nomor gue dikasih nama ayang.
NAJELINA
Apaan sih. Tukang ngintip!
Najelina langsung menyembunyikan handphonenya.
NAJELINA
Lo sendiri kasih nama apa nomor gue?
Najelina lalu mengintip Ang mengetik nama di nomor Najelina.
CLOSE UP : Layar ponsel Ang mengetik Jeli.
NAJELINA
Jeli? Kok Jeli sih? Nama gue itu Na-je-li-na bukan Jeli. Harusnya lo kasih nama Lovely, My love, atau My honey gitu. Dan gue juga baru sadar. Dari sekian banyaknya anak di kampus, cuma lo yang panggil gue Jal, Jel, Jal, Jel mulu.
Ang mengacungkan jari telunjuk di bibir Najelina.
ANGGARA
Udahlah nggak usah bawel. Jeli itu gue anggep nama kesayangan gue ke elo. Jeli kan manis. Lo sangat manis di mata gue.
NAJELINA
Gombal lo Angker!
ANGGARA
Lo lebih parah lagi, panggil gue Angker.
NAJELINA
Iya, iya, Anggara. Oh ya, kita nostalgia yuk. Jawab jujur ya, Kapan pertama kali lo jatuh cinta sama gue?
ANGGARA
Lo duluan deh.
NAJELINA
Kalau gue, gue jatuh cinta sama lo, waktu gue lihat mata lo pas lo gendong gue malem itu. Nggak tau kenapa tatapan lo bikin jantung gue deg-deg'an gitu. (Tersenyum membayangkan)
FLASH BACK : Tatapan mata Ang saat menggendong Najelin.
ANGGARA
Oh ya? (Menahan tawa)
NAJELINA
Kalo lo sendiri, kapan pertama kali lo jatuh cinta sama gue?
Najelina menopang pipi memperhatikan Ang.
ANGGARA
Kalau gue, gue jatuh cinta sama lo setelah lo jatuh cinta sama gue, hahaha.
NAJELINA
Gue duluan dong yang jauh cinta sama lo? Nggak! Ngak mau! Pokoknya harus lo yang jatuh cinta duluan sama gue! (Seraya menarik rambut belakang Ang yang sedikit panjang)
ANGGARA
Aduh, duh. Sakit Jel, sakit. Ampun! Gue cuma bercanda.
Najelina kemudian melepas rambut Ang dengan muka kesal.
ANGGARA
Iya, gue jujur. Gue pertama kali jatuh cinta sama lo, waktu ospek dan waktu itu pertama kalinya lo panggil gue Angker.
Cut to FLASH BACK :
SCENE 66 : EXT. LAPANGAN KAMPUS — PAGI
CAST : PAK BAMBANG DAN SEMUA MAHASISWA/I.
Sekitar 3,5 tahun yang lalu saat angkatan Ang dan Najelina pertama kali menjadi mahasiswa baru, mereka semua menjalankan kegiatan ospek. Semua mahasiswa baru berdiri di tengah lapangan. Mereka memakai setelan hitam putih dan memakai kalung papan karton yang bertuliskan nama masing-masing. Bagi mahasiswa cewek, rambut mereka semua dikuncir dua dengan pita warna merah putih. Saat itu, Pak Bambang sedang memberikan pengarahan game ospek di depan mahasiswa/i.
BAMBANG
Untuk pengenalan lingkungan kampus, Pak Bambang akan memberikan kalian game seru-seruan. Kalian harus mencari boneka kecil yang berlogo Universitas Dharmawangsa di lingkungan kampus ini. Boneka yang berlogo, jumlahnya terbatas. Jadi, kalian harus cepat-cepat menemukannya. Yang tidak mendapatkan boneka berlogo, akan dikenai hukuman. Dan ingat ya, di gane ini banyak jebakan. Ada boneka yang tidak berlogo, ada juga boneka yang berlogo tapi tidak logo jampus ini. Jadi kalian harus pintar-pintar meneliti. Sudah faham dengan game ini?
MAHASISWA
FAHAMMM.
BAMBANG
Bagus! Boneka yang kalian dapatkan bisa dibawa pulang untuk kenang-kenangan ospek. Oke kalau begitu, game di mulai dari sekarang!
Semua mahasiswa pun berlari mencari boneka berlogo di semua lingkungan kampus. Banyak yang terjebak boneka palsu juga banyak yang menemukan boneka berlogo. Pada saat kegiatan itu, Najelina menemukan boneka berlogo di atas ranting pohon. Najelina kesulitan untuk mengambilnya. Kemudian Ang datang mendekati Najelina. Ang mencoba untuk membantu Najelina mengambil boneka itu dan Najelina pun sangat senang. Namun, setelah berhasil di ambil, Ang tidak memberikan boneka itu kepada Najelina tapi malah di kantongin sendiri dan pergi. Najelina terkejut dan kesal.
NAJELINA
Woy, sialan lo! Itu punya gue!
Ang berlari menoleh ke belakang sambil menahan tawa. Dan Najelina melihat nama Anggara di dada Ang.
CLOSE UP : Nama di dada Ang.
Saat kembali ke lapangan, semua mahasiswa duduk sembari membawa boneka.
BAMBANG
Yang sudah mendapatkan boneka berlogo kampus, silahkan di angkat bonekanya.
Semua mahasiswa mengangkat boneka dan ada juga yang tidak mengangkat.
BAMBANG
Yang tidak mendapatkan boneka, maju ke depan.
Najelina dan 5 anak lainnya maju ke depan.
BAMBANG
Najelina, kenapa kamu tidak mendapatkan boneka?
NAJELINA
Boneka saya diambil Anggora, Pak! (Menunjuk ke arah Ang)
Semua mahasiswa tertawa.
Rian dan Anrez yang duduk di samping Ang tertawa lepas.
RIAN
Hahaha, lo disamain sama kucing, Ang.
BAMBANG
Anggara maju ke depan.
Ang maju kedepan dan dihukum bersama Najelina dan juga teman yang lainnya. Mereka melipan kedua tangan dan menjewer telinga masing-masing.
Beberapa menit kemudian, hukuman sudah selesai. Najelina berdiri bersama Alvi dan Sandra.
ALVI
Naj, gue dapat boneka. Nanti boneka ini gue jadiin pajangan di kamar.
SANDRA
Iya gue juga. Buat kenang-kenangan ospek.
NAJELINA
(Mendecak sebal)
Boneka gue diambil Anggora. Kesel banget gue.
Ang berjalan bersama Anrez dan Rian di belakang Najeliba.
ANGGARA
Woy! (Memanggil Najelina)
Najelina menoleh ke belakang seketika Ang langsung melempar boneka ke tangan Najelina. Dan Najelina langsung menangkapnya.
NAJELINA
Woy! Yang sopan dong ngasihnya. Nggak punya etika. Siapa namanya? Ang? Anggora. Nggak pantes sih di panggil Anggora, nggak lemah lembut soalnya. Pantesnya, lo itu dipanggil Ang, Angker hahaha.
Anrez dan Rian menahan tawa.
RIAN
Angker (lirih)
Cut back to :
NAJELINA
Ha? Serius? Lo jatuh cinta sama gue udah lama banget?
ANGGARA
Serius. Tapi gue buang rasa cinta gue ke elo. Karena gue nggak mau jatuh cinta sama cewek secantik dan se-kaya elo. Gue sadar sama keadaan gue yang nggak sebanding sama lo. Sikap gue jutek dan suka bikin lo kesel di kampus, itu karena gue pengen buang rasa cinta gue ke elo biar gue nggak jatuh cinta sama lo lagi. Tapi, pas kejadian malem itu, cinta gue ke elo kembali lagi. Gue nggak mau lo kenapa-kenapa. Gue ngerasa lo adalah wanita yang harus gue jaga dan gue lindungi. Gue tiap malem kepikiran lo terus. Gue jatuh cinta sama lo dan gue sayang sama lo, Jel. Tapi gue nggak berani ungkapin. Gue cuma bisa jagain lo dari kejauhan. Gue ngerasa lo nggak mungkin cinta sama gue. Soal surat yang gue selipin di gerbang rumah lo, itu biar lo terhibur dengan kata-kata gue dan biar lo nggak terus kepikiran sama kejadian malem itu. Dan akhirnya gue bahagia banget ternyata lo juga cinta sama gue. Gue nggak akan lepasin cinta lo, Jel. Gue harap lo selamanya cinta sama gue. Gue tulus sayang sama lo, Jel. Gue akan selalu berusaha bikin lo bahagia.
Najelina yang sedari tadi memperhatikan Ang, tak disadari matanya berkaca-kaca mendengar ungkapan hati Ang. Najelina kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Ang lalu menggandeng tangan Ang.
NAJELINA
Gue juga tulus cinta sama lo, Ang. Gue ingin kita selamanya bersama.
Najelina menatap wajah Ang. Dan Ang kemudian mengelus rambut Najelina dan tersenyum bahagia menatap wajah Najelina.
VO NAJELINA
Lo adalah seseorang yang nyelametin hidup gue, Ang. Kalau lo nggak nyelametin gue malem itu, gue sekarang udah hamil dan membuat aib di keluarga gue.
Gue sayang sama lo, Ang. Gue pengen elo selalu ada di samping gue.
FLASH BACK : Momen saat di begal preman.
Najelina mengungkapkan itu di dalam hati dengan air mata yang menetes di pipinya.
Mereka kemudian kembali bersenang-senang di taman. Menyusuri jalan dengan bergandengan tangan.
Cut to :
SCENE 67 : INT. KAMAR NAJELINA (MALAM)
CAST : NAJELINA
Malam harinya, Najelina tiduran diatas kasur sembari mengelus-elus kalung pemberian Ang. Ia mengingat-ingat momen di mana dulu ia sangat membenci Ang dan sekarang ia jatuh cinta dengannya. Najelina senyum-senyum sendiri di kamarnya.