Nada Citaku
3. ACT 3

EXT. KOTA - AIRPORT - DAY

Suasana pagi yang cerah, dari kejauhan terlihat sebuah pesawat akan melakukan take off.

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - TERAS - DAY

Tetesan air hujan yang jatuh dari atap rumah, terlihat Nada yang mengenakan selendang hitam bersandar pada tiang pondasi rumah, tatapan matanya begitu kosong, ia begitu kehilangan sosok ayahnya.

Gadis mendekati Nada dan memeluk Nada dari belakang, tampak air mata jatuh di pelipis mata Nada, ia menggenggam erat pelukan ibunya.

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - DEPAN TELEVISI - DAY

Nada memakai selendang hitam di leher, ia sedang merebahkan tubuhnya di sofa yang tampak sudah tua, ia kembali menangis memejamkan kedua matanya mengingat masa lalunya saat bersama ayahnya.

FLASH BACK

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - KAMAR NADA - NIGHT

Nada kecil terbangun, ia menggigil karena demam. Rudi memasangkan handuk kompres.

RUDI

Anak'e Ayah, kompres dulu yo.

Rudi memasangkan handuk kompres untuk Rani.

RUDI

Lah, anak ku seng gedi yo sakit jugak toh.

Rudi meraih makanan yang sudah ada di meja, mengambil makanan dalam mangkok, mulai menyuapi Nada dan Rani.

RUDI

Aaa...mmmmm yok mangan nak.

Rani dan Nada kecil makan perlahan.

BACK TO SCENE

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - RUANG TAMU - DAY

Nada berjalan perlahan melihat sekitar ruang tamu.

Nada melihat suasana ruangan yang sederhana, ruangan yang memberi banyak arti kenangan baginya.

Frame foto masa kecilnya yang terpasang di dinding ruangan. Nada berhenti pada sebuah foto semasa kecil, ia meraih foto itu dan menatap penuh arti.

FLASH BACK

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI- HALAMAN BELAKANG RUMAH - DAY

Sinar matahari menyinari. Rudi menyapu daun kering yang berjatuhan di halaman belakang rumah. Dari sisi lain tampak Gadis dan Rani menjemur pakaian. 

Nada kecil datang dengan berlarian mengejar induk ayam dan para anak ayam sambil tertawa.

Rudi berhenti menyapu dan memanggil Nada kecil.

RUDI

Oalah ndok, yo mbok jan dikejar pitik ne, mengko dipatuk ii ngono lo, wes kene.

Rani bersorak dari jauh.

RANI

Anak kesayangan ayah iku.

Nada kecil yang berkeringat menghampiri ayah Rudi.

RUDI

Kene duduk.

Nada kecil dan Ayah Rudi duduk di rumah gubuk.

RUDI

Peer mu wes rampung? 

NADA

Kan saiki minggu yah, aku nyantai dulu.

RUDI

Gayamu santai, wong anak SD nyantai iku piye toh.
(jeda)
Oiyo... Ayah denger dari ibumu koe eneng tugas mengarang. Wes rampung?

NADA

Hooh yah, gampang ikuu. Aku kan jagone. Yah aku mau tanya boleh?

Rudi mengelus kepala Nada.

RUDI

Ya boleh toh, mau nanya apa?

NADA

Aku pengen jadi orang banyak duit yah di Jakarta, pengen terkenal.

Rudi menatap Nada dengan penuh haru.

NADA

Yah, kok malah senyum sih.

RUDI

Ga musti jadi orang kaya biar kamu terkenal, nanti Nada lupa diri, lupa sama ayah, Ibu, kak Rani.

KRAAKK! Dahan batang pisang terjatuh tepat di belakang punggung Rudi.

Rudi kaget.

RUDI

Anak pitikkkk!! Walaa ngagetin aja.

NADA

Yah atepnya tibo.

Nada dan Rudi menatap ke arah atas gubuk.

RUDI

Wes reot gubukmu iki ndok... Bantu ayah yuk benerin atap gubuk mu iki.

Nada kecil dan Rudi saling tos.

BEGIN MONTAGE: 

- Nada menyodorkan palu ke Rudi.

- Rudi meraih palu.

- Nada membawa pelepah daun pisang.

- Rudi menggeleng dan memberikan atap daun rumbia

- Nada dan Rudi sama-sama melihat gubuk yang selesai dibangun.

END MONTAGE.

BACK TO SCENE

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - RUANG TAMU - DAY

Gadis datang membawakan dua gelas teh hangat, kemudian meletakkan gelas itu di meja yang tidak jauh dari Nada.

Nada memeluk foto dirinya dan Rudi.

GADIS

Diminum dulu tehnya nak.

Nada menoleh. Meletakkan foto itu kembali ke dinding.

NADA

Iya bu.

Nada menghampiri Gadis, lalu duduk.

Gadis meneguk teh hangat dengan perlahan.

NADA

Ruangan ini, masih terasa sama dengan dua puluh tahun yang lalu ya bu.

Gadis meletakkan gelasnya kembali ke meja.

GADIS

Terlalu banyak kisah nak, yang ga bisa ibu lupakan.
(jeda)
Setelah mbakmu meninggal dunia.. Cuma Ayah yang setia nemenin hari-hari Ibu. Tapi... Ayah begitu kesepian. Setelah kepergian mbakmu, Ayah cuma punya kamu, tapi kamu jauh, sepi yo bu kata Ayah.
(JEDA)
Ayah selalu tunggu kabar kamu terus, suruh ibu untuk nelpon tanyain kamu, mandangin foto cucu, senyam-senyum sendiri.... Ayah takut kamu sakit, takut kamu disakiti orang, takut kamu kewalahan mengurus anak-anak mu.

Gadis meneteskan air mata. Nada mendekat merangkul Gadis.

GADIS

Dari siang hingga sore, Ibu juga selalu sibuk mengajar, ga layanin Ayah. Selalu Ayah yang nyiapin makan ibu. 
(jeda)
Ibu sedih... mungkin ayah lelah menunggu kita semua bisa berkumpul, sampe Ayah yang pergi meninggalkan kita.

Gadis menangis, hatinya remuk.

GADIS

Ayah maafkan ibu.. Ibu sendirian yah.

Hujan masih turun membasahi bumi, suasananya menyampaikan akan kesedihan Nada dan Gadis.

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - KAMAR NADA - NIGHT

Nada membuka tirai pintu kamarnya, berjalan melangkah melihat seisi kamar.

Suasana kamar yang mengingatkan akan masa kecilnya. Boneka-boneka lama, terpajang rapi di meja belajarnya, beberapa tumpukan buku dongeng, foto semasa duduk dibangku sekolah dasar, foto semasa Nada menjadi siswi SMP, foto bersama Rani kakaknya.

Nada duduk jongkok, ia mencoba meraih kotak kardus yang ada di bawah kolong tempat tidurnya. 

Nada berhasil meraih kotak kardus yang sangat berdebu. Ia mencoba membersihkan debu-debu yang menempel, duduk di tepian tempat tidur, meletakkan kotak kardus disebelahnya. 

Perlahan ia membuka kotak tersebut, mengeluarkan beberapa isian kardus, ada kotak pensil. Potongan majalah berisikan cerpen-cerpen. 

Nada pegang kertas, isinya cerita pendek yang menang sebagai cerita terbaik. Nada pegang piagam menang lomba membuat puisi saat duduk dibangku sekolah dasar. Piala menang lomba mewarnai. Nada memandang sebuah diari dan begitu erat memeluknya.

FLASH BACK

EXT. DESA RUKUN - PASAR - TOKO BUKU - DAY

Di depan toko buku, Rudi memberikan diari yang baru saja ia beli untuk Nada, diari itu berwarna merah muda dengan gambar kartun anak perempuan memegang bunga.

RUDI

Iki ayah hadiahkan buku diari baru untuk anak ku seng hebat. 

Nada begitu senang, ia melompat-lompat kegirangan setelah mengambil diari yang diberikan Rudi.

NADA

Makasi ya yah.

Nada peluk Rudi.

BACK TO SCENE

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - KAMAR NADA - NIGHT

Kedua mata Nada sembab, air matanya kembali jatuh, memeluk erat diari pemberian Rudi.

Gadis datang ke kamar menghampiri dan menyentuh pundak Nada.

GADIS

Mangan sek yok nduk. 

Gadis meletakkan selimut yang ia bawa diatas tempat tidur, dan duduk berhadapan dengan Nada.

Sambil mengusap air mata Nada, Gadis memegang erat tangan Nada dan menatap Nada penuh hangat.

GADIS

Barang-barangmu iku, Ayah seng nyimpen di kotak. Biar katanya kalau kamu kangen masa kecil... jawabane eneng di rumah iki.

Gadis bangkit dari duduknya, dan berjalan mendekati jendela.

GADIS

Rumah ini saksi ayah dan ibu membesarkanmu juga almarhum mbakmu penuh dengan cinta. Ayahmu selalu saja cerita kamu pas kecil, katanya Manna cucuku mirip yo buk kambek Nada cilik. 

Nada hanya duduk diam sambil mendengarkan perkataan Gadis.

GADIS

Tapi ayah katanya sedih ga bisa selalu ada buat kamu saat kamu sudah dewasa, bapak kwatir ga bisa ketemu kamu dan cucu-cucunya.

Kedua mata melihat sekeliling kamar.

GADIS

Setiap ke kamar ini bapak suka sekali baca diari mu sampe guyu ga berenti-berenti. 

Nada tersenyum kearah Gadis, mereka saling berpandangan dari jauh.

Gadis menutup kain gorden jendela karena hari mulai gelap, dan kembali duduk disebelah Gadis.

GADIS

Kata ayah dia yakin anaknya kuat, selalu gigih berjuangan.. Walau ga mudah kayak orang-orang, Ayah ga peduli kalau akhirnya kamu ga jadi siapa-siapa dimata orang lain.
(jeda)
Ayah dan ibu selalu anggap kamu anak yang kuat dan hebat. Ayahmu juga ga minta macem-macem.

Tetesan air mata Nada mulai bercucuran deras, ia merebahkan tubuhnya kepangkuan Gadis.

Nada berbicara terbata-bata. Ia tidak sanggup menahan kesedihan.

NADA

Bu... Kalau bisa dikembalikan waktu sehari aja, Nada cuma pengen satu.

Gadis mengusap bahu lengan Nada, penuh kasih sayang.

GADIS

Opo iku nak?

NADA

Nada cuma pengen seharian ngobrol sama Ayah, Nada nyesal selama ini selalu mengabaikan telfon dari Ayah. Padahal juga Nada bukan orang sibuk. Tapi sok sibuk, jahat ya Nada.
(jeda)
Nada mau bilang Nada sayang Ayah...

Gadis mengusap kepala Nada.

NADA (V.O.)

Rudi ayahku... Aku tidak tahu, kenapa saat kepergianmu baru sehari saja, sudah menghancurkan hati kami. Sosok laki-laki sederhana, dia bukan seorang yang bergelimang harta, bukan pula seorang yang terkenal, apalagi seorang yang update akan teknologi, kami tidak tahu betapa kami kehilangan.
(jeda)
Ayahhhh...... Dunia kami sedang tidak baik-baik saja. Ya, itulah dia, laki-laki yang tidak perlu berbasa-basi perihal kehidupan, namun dia sudah berhasil menyatukan jiwa. 

EXT. DESA RUKUN - KUBURAN - DAY

Hamparan kuburan yang tidak jauh dari perkebunan warga desa. Nada dan Gadis selesai berdoa diatas tanah pusara Rudi.

Nada memegang batu nisan makam Rudi.

NADA

Yah... Ayah tau ga kalau Nada lagi berusaha mewujudkan impian Nada, ayah pasti tau kan Nada mau jadi penulis skenario, maaf yah Nada belum bisa jadi orang sukses hingga sekarang.
(jeda)
Nada ga bisa bahagiain Ayah dan Ibu sampai sekarang ini. Kenapa Ayah ga tunggu Nada sukses yah... Ayahhh....

Nada menangis tersedu-sedu, Gadis mengelus pundak Nada.

NADA

Lusa, Nada balik ke Jakarta, Nada pamit dulu ya yah, Nada janji akan membahagiakan ibu.

Nada memeluk erat batu nisan makam Rudi, ia begitu sedih atas kepergian ayahnya.

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - HALAMAN BELAKANG RUMAH - DAY

Nada yang memakai baju sederhana dengan selendang di lehernya tampak berjalan menuju halaman belakang rumahnya, begitu banyak kenangan yang membekas dihatinya.

FLASH BACK

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - HALAMAN BELAKANG RUMAH - DAY

Nada kecil berlari dari halaman depan rumah menuju halaman belakang rumahnya.

NADA KECIL

Ayaahhhh...

Rudi memegang rumput untuk makanan sapi menoleh kesumber suara.

RUDI

Yo mbok kalo baru pulang ngucap salam ngono lo cah ayuuu.

Nada kecil mengulurkan tangan kanannya.

RUDI

Opo? Duit jajan meneh? 

Rudi menaruh rumput di kandang sapi.

NADA KECIL

Yo orak yah, salam toh. Assalamualaikum.

Rudi tertawa sambil mengulurkan tangannya.

RUDI

Ayah pikir jaluk duit. Waalaikumsalam putriku seng ayu tenan. Lah... ibumu neng ndi?

NADA KECIL

Masih di sekolahan yah, ibu titip pesen ayah suruh jemput ibu sore, eneng rapat para guru.

RUDI

Oalah, yo mengko tak jemput ibumu. Mambu opo iki yo.

Rudi mencium kening Nada kecil.

RUDI

Mambu ne anak e ayah iki.

NADA KECIL

Enak men, mambune sapi iku lo yah.

Rudi tertawa meledek Nada kecil.

RUDI

Loh ambune podo yo, wes mangan yuk cah ayu.

Nada kecil memberikan kantong plastik hitam.

NADA KECIL

Iki lo yah titipan ibu.

RUDI

Opo iki, enak ee, jadi laper ayah, yowes mangan yuk.

Nada kecil mengangguk dan tersenyum.

BACK TO:

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - HALAMAN BELAKANG RUMAH - DAY

Nada menyodorkan rumput untuk makan para sapi Rudi.

NADA

Makan yang banyak yo, pasti kalian sedih bukan ayah yang ngasih kalian makan yo. 

Nada membersihkan tangannya, sebelum kembali berjalan mengelilingi halaman belakang. 

Pandangan Nada teralihkan oleh sebuah pondok usang yang sudah dijadikan pondok untuk meletakkan kayu bakar oleh Rudi.

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - PONDOK KAYU - DAY

Langkah kaki Nada terhenti dan menatap penuh arti ke pondok kayu, yang dahulunya adalah tempat ia bermain.

FLASH BACK

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - PONDOK KAYU - DAY

Pondok kayu beratapkan pelepah pisang, yang berdekatan dengan kandang sapi milik Rudi. Gubuk yang sering dijadikan tempat bermain oleh Nada.

Nada kecil berada di dalam gubuk, tangan kanannya memegang pulpen sambil menulis dibuku, dan tangan kirinya memegang buah rambutan. 

NADA KECIL

Walah enak ee rambutan ne. Makin semangat aku iki bikin PR mengarang.

Awan tampak gelap, perlahan hujan mulai turun.

Buku Nada kecil terkena tetesan air hujan.

NADA KECIL

Aduh.. buku aku kena ujan iki. 

Dari kejauhan Rudi mengendarai sepeda motor, membonceng Gadis, ia menghentikan sepeda motornya tepat di depan gubuk Nada kecil.

Rudi TERIAK.

RUDI

Nadaaa, mlebu neng omah, ujan lo iki.

Nada kecil memegang bukunya dan bergegas keluar dari gubuk dan memakai sendal jepitnya.

NADA KECIL

Iyooo yahh.

BACK TO:

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - PONDOK KAYU - DAY

Nada sedang berdiri di depan pondok yang penuh dengan tumpukan kayu bakar.

Nada menghamburkan beras untuk makan para ayam, satu persatu ayam berdatangan.

NADA

Kurrr, kurrr... Ayok kene mangan kabeh.

Terlintas di hayalan Nada, Rudi juga ikut menghamburkan beras untuk memberikan makan ikan, perlahan hayalan itu memudar dan menghilang. Nada kembali tersadar saat seorang wanita berdiri tepat dihadapannya.

NADA

Ayu?

Ayu (P/27) Wanita berbadan tinggi dengan rambut yang terurai panjang, tersenyum pada Nada. Dia adalah sahabat semasa kecil Nada.

FLASH BACK

EXT. DESA RUKUN - RUMAH AYU - HALAMAN - DAY

Dibawah pohon yang rindang, Nada kecil, dan Ayu kecil memakai jilbab sederhana, ia adalah sahabat Nada, mereka tampak duduk berdampingan.

Ayu kecil membuka bungkusan dari daun pisang yang berisi bakwan goreng dan membagi menjadi dua bagian kemudian memberikannya kepada Nada kecil.

AYU KECIL

Iki punyakmu.

Nada kecil melihat heran.

NADA KECIL

Loh kok aku cilik, punyamu gede yu, enakmu toh!

Ayu kecil tertawa sambil melahap bakwan goreng miliknya.

AYU KECIL

Yo kalau ndak mau, sini buatku aja.

Ayu kecil merebut bakwan dari tangan Nada kecil.

NADA KECIL

Eeee enak men... Aku laper loh.

AYU KECIL

Laper toh, nyahhh tak suapi yo.

Ayu kecil dan Nada kecil tertawa sambil mengunyah bakwan. 

AYU KECIL

Eh nad, bikin PR mengarang bareng yuk, aku males iki. Koe kan jago ne.

NADA KECIL

Orak gelem, aku pengen ngerjain dewean, yo paling ayahku seng liatin.

AYU KECIL

Mentang-mentang nilaimu bagus terus kalau PR mengarang, aku dilupakan.

Nada kecil meledek, menjulurkan lidahnya.

AYU KECIL

Kalau sudah besar nanti kepengen jadi penari hebat aku.

NADA KECIL

Mantep tenan anak e buk Endang yo nari toh, kayak ngene kan.

Nada kecil memperagakan menari tarian Jawa, namun tubuhnya sangat kaku.

AYU KECIL

Kaku men toh, kene kene tak ajari.

Ayu menari dengan kemayu mengikuti irama, diikuti oleh Nada kecil.

CUT TO:

EXT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - PONDOK KAYU - DAY

Nada dan Ayu saling duduk bersampingan pada kursi panjang berbahan rotan.

Mereka saling berdiam, sambil melihat para ayam sedang mematuk beras yang bertaburan di tanah.

AYU

Aku turut berduka atas kepergian Ayah.

NADA

Terima kasih yu. Sudah lama kita tidak saling bertemu, kapan kamu pulang?

AYU

Seminggu yang lalu, mau nenangin diri dulu di kampung. 
(jeda)
Hmmmm... Aku tahu kamu pernah lihat aku saat di Jakarta kan?

Nada bingung.

AYU

Aku juga tahu kamu menyadari keberadaan aku di Bar saat malam itu.

Nada menoleh melihat wajah Ayu.

NADA

Ternyata aku ga salah lihat ya, itu kamu? Jadi keinginanmu apa sudah tercapai saat menjadi dewasa.

AYU

Ga semua harus tercapai, saat kita jadi orang dewasa... Tapi kita cukup menjadikan guru untuk benteng, menjadi semakin kuat. Ga perlu keliatan hebat ke semua orang... Aku sudah cukup berterima kasih dengan diriku hingga detik ini, karena setiap manusia punya hak atas dirinya.

Nada tersenyum kepada Ayu.

EXT. DESA RUKUN - SEKOLAH DASAR - HALAMAN - DAY

Cuaca tampak mulai mendung, Nada dan Ayu menatap plang sekolah. Mereka ingin kembali mengingat kenangan semasa duduk di bangku Sekolah.

Nada berhenti, ia memberi isyarat kepada Ayu.

NADA

Inget ga kamu kita pernah nungguin ibuku lama disana.

AYU

Hooh iya deh anaknya bu guru.

FLASH BACK

EXT. DESA RUKUN - RUANG GURU - HALAMAN - DAY

Nada dan Ayu jongkok sambil menggambar bunga di tanah menggunakan ranting.

AYU

Apik kembangku toh?

NADA 

Kembang opo iku, telek pitek yo.

AYU

Uuu cangkem mu.

Gadis memakai baju dinas guru, datang menghampiri dari belakang dan mencolek bahu Nada.

GADIS

Nak, ibu ada rapat, kamu pulang dulu sama Ayu yo. Ayah mu suruh jemput ibu ke sekolah sore yo.

NADA

Iyo bu, Nada pamit pulang dulu.

Nada bersalaman dengan Gadis.

NADA

Assalamualaikum bu.

Gadis memberikan bungkusan dalam kantong plastik hitam.

GADIS

Ehh ndok, iki enek panganan siso rapat guru, mangan yo neng omah.

Nada mengangguk, mengambil bungkusan kantong plastik hitam.

AYU

Ayu pamit pulang juga ya bu guru, Assalamualaikum.

GADIS

Waalaikumsalam, hati-hati yo ndok.

Nada dan Ayu melambaikan tangan untuk pamit.

Ayu meledek Nada.

AYU

Enak ee jadi koe... panganan teruss anak e bu guru.

Nada mencubit Ayu.

AYU

Aww sakit.

BACK TO SCENE

EXT. DESA RUKUN - SEKOLAH DASAR - HALAMAN - DAY

Nada dan Ayu duduk di tanah. Mereka saling menulis gambar di tanah menggunakan ranting, mereka tampak bergembira tertawa lepas, seakan tidak ada beban seperti menjadi anak kecil.

Tak lama kemudian hujan mulai turun. Perlahan menghapus gambar mereka yang ada di tanah. Mereka berlarian menuju teras sekolah untuk berteduh.

EXT. DESA RUKUN - SEKOLAH DASAR - TERAS SEKOLAH - DAY

Tangan Nada menampung hujan yang turun dari atap Sekolah. Ayu datang menyodorkan bakwan goreng yang sudah dibagi dua.

AYU

Nih mumpung masih anget, hujan-hujan gini enak makan bakwan.

FLASH BACK

INT. DESA RUKUN - SEKOLAH DASAR - RUANG KELAS - DAY

Suara murid di kelas riuh, ada yang saling berbincang dan ada yang melempar temannya dengan gulungan kertas.

Ibu Guru yang sedang duduk merapikan buku di meja dan kemudian berdiri.

IBU GURU

Heii heii sudahh... Suarane kok yo kayak di pasar. Ingat jangan lupa tugas mengarang besok dikumpulkan yo anak-anak, ibuk pamit dulu.

Ibu Guru berjalan menuju pintu.

Nada kecil menutup bukunya, dan memasukkannya kedalam tas. 

Terdengar suara lonceng tanda untuk istirahat berbunyi. Ayu kecil menarik tangan Nada kecil.

AYU KECIL

Jajan yuk, enak iki gorengan bude yu. Tapi tuku ne siji wae, bagi loro yo

NADA KECIL

Alah kebiasaan mu, yowes yukk.

Nada kecil dan Ayu kecil bergegas berjalan menuju pintu keluar.

BACK TO:

EXT. DESA RUKUN - SEKOLAH DASAR - TERAS - DAY

Nada dan Ayu tampak mengintip dari jendela ruangan kelas mereka semasa bersekolah.

Ayu menunjuk sebuah kursi yang berada paling depan.

AYU

Aku duduk disitu.

Nada menunjuk sebuah kursi disamping sisi kanan barisan kedua.

NADA

Lah ngawur ini bocah, jelas-jelas kita duduk di kursi itu.

AYU

Sak karepmu Nada.

Nada merangkul Ayu.

AYU

Opo?

NADA

Kangen aku yu.

AYU

Iyolah wong aku emang ngangenin. Nanti pas di Jakarta jangan sering-sering ikut temennya dugem. Udah ibuk-ibuk masih aja mau bandel, ga pantes!

Nada mencubit lengan Ayu.

AYU

Aaww sakit tau ga sih!

Nada tersenyum sambil mengejek Ayu.

NADA

Enak jadi anak kecil ya Yu, mau ngayal apa aja, ga ada yang larang. Terus kalau aku jadi anak kecil lagi, bisa sama Ayah terus.

Ayu merangkul Nada.

NADA (V.O.)

Dia tetap sahabatku sampai kapanpun, aku menghargai setiap keputusan dalam hidupnya. Dia jauh lebih menghargai arti hidup dibanding aku yang belum paham untuk arti memulai.

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - RUANG MAKAN - DAY

Ruangan sederhana, dengan rak dan televisi saling berhadapan dengan meja makan. Tak lama Nada membuka tirai pintu kamar, keluar dari kamar sambil mengeringkan rambut.

Nada melihat di samping televisi ada sebuah handphone jadul milik Rudi, kemudian ia mengambilnya. 

Nada duduk di kursi meja makan sambil melihat daftar panggilan terakhir Rudi tertuliskan Nada Asmaraku.

Dari balik pintu dapur, Gadis datang membawakan sepiring nasi dengan lauk semur ayam.

GADIS

Wes seger toh ndok mandi. Iki makan yok ibu bikinin semur ayam kesukaanmu.

Nada menaruh handphone Rudi di meja makan.

NADA

Suwon yo bu, suapin Nada ya bu.

Gadis menyuapi Nada dengan tangannya.

GADIS

Enak toh pake tangan ibukmu iki.

Nada melahap makanan dengan wajah gembira.

NADA

Nada kangen bu makan disuapi ibu. Bu ikut Bareng Nada ke jakarta ya. Ibu ngapain sendirian di rumah.

GADIS

Yo ora iso, ibukan masih ada tugas ngajar. Nanti kalau ibu selesai tugas, Ibu bakal ke Jakarta sendiri, kamu duluan aja. Lagian ibu mau ngurusin jualin sapi-sapi ayahmu, kasian ga ada yang ngurusin nanti.

NADA

Yaudah kalau ga mau ikut sama Nada. Tapi janji ya bu, cucu ibu udah nungguin tuh di Jakarta. 

Gadis mengangguk sambil kembali menyuapi Nada.

NADA

Jangan gede-gede bu nasi nya.

GADIS

Biar anak e ibu kuat begadangnya, kan tukang nulis musti banyak begadang toh. Nanti setelah kembali ke Jakarta kumpulkan lagi semangat ya, selesaikan mimpimu itu, doa ibu selalu menyertai kamu

Nada mengangguk dan tersenyum.

EXT. KOTA - RUMAH NADA - TERAS - DAY

Nada yang sedang memegang koper disambut hangat oleh Bagus, Billa, Manna dan Surti. 

MANNA

Mamaaaaa...

Nada memeluk Manna.

NADA

Haiii sayaang, mama kangen sama anak mama yang cantik ini. Manna kangen sama mama ga?

MANNA

Iya, mama ke rumah eyang ya.

NADA

Iya sayang, kata eyang nanti kalau liburan eyang ke Jakarta yahh.

Bu Surti memberikan pelukan pada Nada.

SURTI

Non yang tabah ya, ibuk turut berduka cita.

NADA

Iya bu Surti terimakasi ya. Terima kasih sudah jagaian anak-anak beberapa hari ini.

SURTI

Ayuk nak masuk main sama buk Surti dulu yuk.

Surti menggendong Billa dan Manna masuk ke dalam rumah.

Bagus kemudian memeluk erat Nada.

Bagus dan Nada saling bersedih dan meneteskan air mata.

BAGUS

Ada aku sayang... Kamu kuat ya, kamu kuat. Maaf aku ga nemenin kamu pulang.

Bagus mencium kening Nada.

NADA

Ga papa, aku paham kamu harus temenin anak-anak, mereka butuh kamu saat itu. Aku juga bingung ninggalin mereka karna Manna lagi sakit.

BAGUS

Udah ga usah bahas itu, Manna anak yang hebat dia semangat dan tuh udah sembuh, sekarang tugas kamu buat balikin lagi semangat kamu. Waktunya tinggal sedikit lagi sayang. Ayo rebut kembali mimpimu.

Bagus memberikan semangat dan menggendong Nada.

NADA

Turunin ga! Malu tau yang.

BAGUS

Ga mau kamu kan istri aku, akan aku gendong kamu sampai panggung pemenang.

Bagus menutup pintu dari dalam rumah.

INT. KOTA - RUMAH NADA - KAMAR - NIGHT

Jam dinding terus berputar menunjukan perubahan waktu dari sore, malam hingga dini hari. Nada yang duduk fokus menyelesaikan skenarionya. 

Saat jam menunjukkan pukul 03.00 dini hari, Nada tertidur di meja kerjanya.

INT. KOTA - GEDUNG - PANGGUNG - NIGHT

Suasana panggung malam "ANUGERAH MEREBUT MIMPI" yang sangat ramai. Para sineas serta penulis berkumpul menghadiri undangan. 

Sorotan lampu panggung ada memenuhi ruangan itu.

Nada dan Bagus memakai pakaian rapi, Nada terlihat anggun dengan gaun berwarna hitam. Nada terlihat gugup, dia tidak mengenal siapapun yang ada disana. 

NADA

Duh ayang rame banget, aku deg degan deh.

BAGUS

Kedinginan kali kamu yang. 

Nada memukul Bagus dengan dompet.

NADA

Sembarangan kamu, aku deg-degan mau ngomong apa kalau jadi pemenang.

Bagus meledek.

BAGUS

Lah emang kamu yang ngomong? Ya aku lah.

Bagus cengengesan.

Hiburan dari penyanyi. Nada dan Bagus menikmati lagu yang dinyanyikan.

PENYANYI

(lirik lagu)
Di dunia tipu, tipu, kamu tempat aku bertumpu. Baik, jahat, abu, abu, tapi warnamu putih untukku….
Hanya kamu yang mengerti
Gelombang kepala ini.

Nada bersitatap dengan Bagus.

PENYANYI

Puja-puji tanpa kata, mata kita yang bicara. Selalu nyaman bersama, janji takkan ke mana, mana. Puja puji tanpa kata, mata kita yang bicara. Selalu nyaman bersama, janji takkan kemana, mana, ya.

Nada nyender sama Bagus, ia meneteskan air mata.

Semua bertepuk tangan.

Lampu sorot ke Host.

Nada gugup.

HOST 

Malam yang tentunya dinantikan oleh para penulis berbakat. Siapakah yang berhak menjadi pemenangnya... Kita panggilkan NADA ASMARA.

Lampu sorot ke Nada. 

Nada bengong, tidak percaya.

Bagus memeluk dan mencium Nada.

INT. KOTA - RUMAH NADA - KAMAR NADA - NIGHT

Nada terbangun dari mimpi. Ia masih duduk di kursi depan laptop, Air mata dipelipis. 

NADA

Jam berapa ini? Anak- anak dimana?

Nada mondar- mandir cari anak-anak.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - DEPAN TELEVISI - NIGHT

Bagus duduk di sofa depan televisi. Manna tertidur di sofa. Billa dipangkuannya.

Bagus memberi isyarat untuk diam. Nada berjalan pelan-pelan.

NADA

Kenapa aku ditinggal sendirian?

Bicara berbisik.

BAGUS

Kasian kamu capek. Mata kamu sembab? Are you okey honey?

Nada memeluk Bagus dari sisi kanan.

NADA

Aku fikir sudah menang. Ternyata aku hanya ambisi.

BAGUS

Maksud kamu? 

NADA

Aku belum pantas kan ayang jadi pemenang?

Bagus mengelus rambut Nada.

BAGUS

Semua akan baik- baik saja. Kamu istirahat lagi, anak- anak biar disini sama aku.

Nada memeluk erat Bagus.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG KERJA NADA - NIGHT

Nada melihat semua oretan di papan tulis. 

Nada duduk. Meraih foto. Foto Nada dengan Rudi.

Nada mengetik di dialog skenarionya. Layar laptop "AKU SALAH, TERNYATA DIA PERGI TANPA ADA PESAN, JIWA KAMI SEKETIKA RUNTUH. LAKI-LAKI ITU SUDAH SANGAT BERJASA. IA MAKNA HIDUP KAMI SESUNGGUHNYA. KUSANGKA JIWA KU TAK MEMBUTUHKAN DIA. NAMUN SEPARUH DIRIKU PADANYA. AYAH...

Nada memeluk foto dia dengan Rudi.

Nada menangis.

NADA

Ayah.. Nada sudah kalah sejak awal. Seharusnya Nada ga abaikan ayah, semua terasa sesak yah. Nada ga tau ambisi Nada menghancurkan hal yang nyata. Nada kangen sama ayah. Nada mau bilang gadis kecil ayah sekarang sedang tidak baik-baik saja yah.

Bagus meneteskan air mata, mengintip dari balik pintu, merasakan kesedihan Nada.

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - KAMAR RUDI - NIGHT

Gadis duduk di sisi tempat tidur. Ia tidur menghadap kanan. meraba bantal tidur yang biasa dipakai Rudi. Gadis memejamkan matanya, meneteskan air mata.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG KERJA - DAY

Bagus, Nada menatap laptop.

BAGUS

Bissmillah, siap yang?

Nada mengangguk.

"KURSOR LAPTOP MENGARAH PADA TULISAN SEND".

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - RUANG TENGAH - NIGHT

Gadis menekan tombol on pada remot.

INT. GEDUNG - PANGGUNG MALAM ANUGERAH - NIGHT

Suasana panggung malam "ANUGERAH MEREBUT MIMPI", sangat ramai. Para penulis berkumpul menghadiri undangan. 

Lampu flash kamera nyala, fotoin Larisa yang baru datang jalan di karpet merah, berlanjut fotoin sutrada-sutrada ternama.

Sorotan lampu warna-warni di panggung. Nada dan Bagus mencari bangku untuk mereka duduk.

BAGUS

Hati-hati yang, keserimpet, malu kalau jatoh.

NADA

Ga usah ngeledek.

Nada terlihat anggun dengan gaun berwarna hitam.

Nada terlihat gugup, dia tidak mengenal siapapun yang ada disana.

Bagus memberi isyarat mengenal orang di bangku depan.

BAGUS

Rame ya yang, itu Andre bukan?

Nada clingak-clinguk.

NADA

Mana? Andre siapa??

BAGUS

Andre taulani, ziaaaaaaahh.

NADA

Jangan halu, kita ga kenal siapa-siapa disini.

Suara tepuk tangan.

Host masuk berdiri di panggung.

HOST

Selamat malam buat kita semua, malam ini tentunya menjadi malam yang akan sulit dilupakan.

Nada gelisah.

BAGUS

Pipis?

NADA

Bukan yang, aku mimpi begini persis banget, terus aku menang.

BAGUS

Ya bagus. 

NADA

Kamu?

BAGUS

Tau ah.

Musik gemuruh. Semua para undangan gelisah.

HOST

Pemenang malam Anugerah merebut mimpi. Penulis terbaik jatuh kepada…….

Musik gemuruh lagi.

HOST

NULI AH. 

Para undangan tepuk tangan.

Nuli bangkit dari kursi, jalan menuju panggung.

Larisa memberikan piala kepada Nuli.

Bagus melihat Nada, memegang erat tangan Nada.

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - RUANG TENGAH - NIGHT

Gadis mengetik di handphone " Nada anakku, selamat ya, kamu sudah berjuang, Ibu bangga dan tetaplah menjadi Nada untuk kehidupan Ibu dan Ayah".

Gadis tersenyum.

INT. KOTA - GEDUNG - TOILET - NIGHT

Nada keluar dari deretan pintu toilet. 

Nada membuka pesan dari Gadis. Ia tersenyum

Larisa lagi ngaca, pake lipstik.

LARISA

Masih ada nyali buat ikutan?

Nada kaget.

NADA

Gue fikir lo setan, eh masih idup?

LARISA

Ga usah ngelucu. Kasian yah sering ikut kompetisi dimana-dimana tetep aja kalah. Lo itu terlahir jadi wanita malang.

Nada bisikin ke kuping Larisa.

NADA

Daripada menang modal ditidurin? Biarin aja gue jadi malang seumur hidup.

Nada pergi. Larisa remes lipstik, kesal.

EXT. KOTA - JALANAN - NIGHT

Bagus mengemudikan motor, Nada meluk Bagus dengan erat. 

BAGUS

Eh kamu tau ga? Kalau mikirin kamu, aku jadi inget telenovela.

NADA

Kenapa gitu?

BAGUS

Soalnya telenovela panjaaaang banget, nggak ada ujungnya yang. Kayak rasa cinta aku ke kamu.

Nada cubit Bagus.

NADA

Gombal.

BAGUS 

Makasi ya yang.

NADA

Kenapa kamu bilang makasih?

BAGUS

Nanti kita beli underwear baru yuk.

NADA

Aku kan ga menang.

BAGUS

Kan aku yang beliin kamu. Makasi ya istriku, kamu selalu hebat dan jadi pemenang dimata ku.

Nada tersenyum, merangkul erat Bagus.

Bagus TERIAK.

BAGUS

Aku cinta Nada Asmarakuuu.

NADA

Ih malu yang.

BAGUS

Muahh muahh sayangku, nanti beli underwear yang ijo ya yang, kuat kayak buto ijo.

NADA

Ih apasih gajelas kamu!

Bagus tertawa. 

INT. KOTA - RUMAH NADA - DEPAN TELEVISI - DAY

Nada bermain kejar-kejaran sama Manna, Billa, Bagus.

NADA (V.O.)

Untuk semua scene skenario kehidupan, datang tanpa peran, pergi tanpa pesan, Terima kasih membuatku semakin kuat. 
(jeda)
Mungkin bagi sebagian orang, kemenangan adalah awal untuk memulai kisah. Tapi bagiku... Memulai sesuatu adalah bagaimana kita mampu menghargai dan menjaga hati orang yang ada di hidup kita.

Nada mengangangkat telfon. Raut bahagia terpancar di wajahnya.

INT. KOTA - KANTOR - RUANG TUNGGU - DAY

Nada duduk, ia memainkan jarinya, gugup.

HRD

Nada Asmara..? Silahkan.

Nada beranjak masuk ruangan.

INT. KOTA - KANTOR - RUANG KANTOR - DAY

Nada berjabat tangan dengan seorang penulis ternama, serta sutradara ternama.

NADA

Hari ini... merupakan hari dimana scene awal, untuk semua kisah menjadi orang dewasa akan dimulai.

FLASH BACK

INT. KOTA - RUMAH NADA - KAMAR TIDUR - NIGHT

Nada ketiduran sambil nyusuin Billa. 

Layar laptop, Bagus mengirim E-mail ke penulis skenario.

BAGUS

Bagusss … Bagiku ini adalah cuaan.

Bagus menatap ke kamera. Menggerakkan alis mata.

THE END


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar