Nada Citaku
2. ACT 2

5 TAHUN KEMUDIAN

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - DAY

Nada (P/29) berdiri. Saat Nada akan melangkah, ia menginjak mainan yang berserakan di lantai. Nada seorang ibu rumah tangga, kumal, rambut yang selalu kusut, selalu marah karena stress kelelahan.

Suasana ruang tamu yang sederhana, terdapat satu sofa panjang dengan meja dan televisi yang saling berdekatan. 

NADA

Awwwww.... Yaampun kenapa ini masih pada berantakan sih. Gus gus, awas aja kamu ya semalam udah aku suruh beresin. 

Nada menaruh wajah kesal sambil meremas mainan, menghentakan langkah kaki dan berTERIAK.

NADA (V.O.)

...AAAAAAAAAA, sebel!!! Ada apa sih dengan hidup gue!! Kata orang hiduplah dengan jalan yang benar. Kata orang kejar impian lo apapun itu, walau kebanyakan mimpi orang yang lo kejar, hahaha... Sampe sekarang gue ga ngerti dengan konsep jalan yang benar lo bakal jadi orang, ribet ga tuh?

Nada memasukan beberapa mainan yang berserakan di lantai ke dalam kotak mainan.

NADA (V.O.)

Kenyataannya yang sering lo terima, seberapa hebat lo menyusun setiap perencanaan dalam hidup lo.

Nada nyalain kran air cuci piring. Air kran muncrat keluar, kena wajah Nada.

NADA

Hanya satu atau mungkin sama sekali tidak terjadi, kenapa? Karna hakikatnya suport berkata, dekingan lu siapa? Uang lu siapa yang ngalirin, circle pertemanan lu musti yang.

Dialog Nada terhenti karena ada suara ngomong.

BAGUS (O.S.)

Yaaaaang apasih krusak krusukk berisik, aku masih ngantuk, nanti aja ya kita main boneka-bonekanya.

Nada dengan wajah dan baju yang basah, menghentikan langkah kakinya, dan mengambil boneka dari kotak yang ia pegang.

Nada melemparkan boneka tersebut kearah BAGUS (L/35) suaminya yang sedang tidur di sofa.

NADA

Kran tuh! Udah berapa kali aku bilangin!

Bagus tetep tidur meluk guling, garuk-garuk pantat.

NADA (V.O.)

BAGUS.... memang, itulah namanya. Tapi tidak untuk karir pekerjaannya. Mau gimana juga merubah scene hidup gue bersamanya, dia tetep tokoh yang ditetapkan sang pencipta bergelar suami. Seberapa kalipun dia berjuang untuk ingin kaya, tidak juga beruntung.
(jeda)
Sudah beberapa kali bekerja pada perusahan Startup, tetap tak menetap. Tapi untungnya dia adalah sosok laki-laki sabar, yang baik menjaga anak-anak walau dengan kerjaannya yang pas-pasan.

Nada menaruh box mainan anak, kemudian berlari kearah ranjang tempat tidur, dan menghempaskan tubuhnya pada Bagus.

SLOW MOTION :

NADA

Ciaaaaaaaaaaatttt.

Bagus berteriak kesakitan.

BAGUS

Aawwwwww, Nadaaaaaaaaaaaaaaa.

NADA (V.O.)

Yang terpenting ingat! bahwa semua yang terjadi di muka Bumi ini adalah murni skenario sang pencipta tanpa revisi. 

INT. KOTA - RUMAH NADA - DAPUR - DAY

Nada memegang pisau, memotong wortel dan bahan masakan lainnya untuk membuat sayur sup. Kemudian Nada memasukan bahan-bahan seperti wortel, kentang, daging kedalam panci yang berisi air mendidih.

Bagus menggendong Billa (L/1) anak kedua Bagus dan Nada. Bagus terlihat serius benerin kran.

Handphone Bagus berdering. 

Bagus mengangkat panggilan telfon.

BAGUS

Ya, yaa baik pak, belum butuh banget pak saat ini. 

Nada clingak-clinguk liat Bagus nelfon, sambil mengaduk sop yang ada di panci.

NADA

Siapa beb? Project baru?

Bagus duduk di kursi meja makan.

BAGUS

Mmm... itu anu langganan ku.

NADA

Oohh mang sapti galon?

BAGUS

Yeee bukan, nawarin credit card beb.

Nada mengaduk sup dengan cepat. Raut wajahnya kesal.

NADA

Yeeee, pagi-pagi itu kenapa sih musti nanggepin yang begituan, harusnya kamu cari tuh project baru. Kamu itu yah, kalau begini terus tabungan kita semakin menipis yang. 

Bagus berpindah tempat duduk ke sofa depan televisi, sambil memangku Billa.

BAGUS

Iya sayang, jangan ngomel mulu ah, ga mungkinlah aku tidak berjuang demi kamu.

NADA

Lagi syapa suruh pake resign segala dari kantor.

BAGUS

Dari pada aku dipecat, aku undurin diri aja yang.

Nada melotot pada Bagus.

MANNA (P/3) keluar dari pintu kamar sambil merengek menangis. Manna berambut ikal yang manis, ia anak sulung dari Bagus dan Nada.

NADA

Eh kakak sudah bangun, sini sayang mandi dulu yuk.

Nada mencium kening Manna.

NADA

Tuh acem banget nih anak mama, yaaang.... buruan mandiin si adek malah bengong sih.

Bagus berdiri di hadapan Nada.

Bagus menyodorkan Billa tepat diwajah Nada.

BAGUS

Sebelum kamu teriakin, aku sudah lebih peka dong.

Nada bengong.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG MAKAN - PAGI

Nada, Bagus, Billa, Manna duduk bersama di kursi meja makan.

Di meja sudah terhidang sup ayam, mangkok berisi bubur bayi, gelas berisikan susu, dan dua gelas berisi teh hangat.

Nada menyuapi bubur ke Billa sambil terus menatap Bagus yang duduk berhadapan dengannya. 

NADA (V.O.)

Ternyata ini kah perkataan semua orang?? Menikah itu merenggut segalanya, jati diriku, waktuku. Apakah akan seumur hidupku seperti ini? Aku harus bangkit dari scene ini, tolong siapa saja.

Bagus dengan tampang lusuh melahap sayur sop dengan cepat.

NADA (V.O.)

Eitsss.. tapi itu mungkin hanya definisi untuk pernikahan yang hidupnya serba passssss-pasan, bisa saja akan beda cerita jika scene hidupnya sudah dalam garis mulussss.

Manna berlari.

NADA

Manna habisin dulu makanan kamu.

Manna menyenggol frame foto pernikahan Nada dan Bagus, frame foto terjatuh ke lantai karpet.

FLASH BACK

2 TAHUN SEBELUMNYA

EXT. KOTA - TAMAN - DAY

Seseorang mengambil foto pernikahan Nada dan Bagus yang terjatuh di lantai, dan meletakkannya kembali di stand foto.

Suasana pernikahan Nada dan Bagus yang sederhana dengan rangkaian bunga minimalis, para tamu berdatangan bersalaman mengucapkan selamat kepada Nada dan Bagus.

Rudi dan Gadis tersenyum, terlihat bahagia melihat putrinya menikah.

RIKA (P/25) cantik, suka pamer memakai style serba branded.

RIKA

Selamat yaahh bestieeee ku, btw gue mau kenalin ini pacar gue, dia kaya loh anak pengusaha, kita bakal nikah kalau udah beli apartment, emang kalian udah beli rumah? Apa gimana nanti? Suamimu kerja apa? jaman sekarang kalo kerjaan ga jelas mana bisa sih bahagia?

Nada dan Bagus bersitatap, risih mendengar pembicaran Rika, kemudian Nada mendorong bahu Rika.

NADA

Duhhh ngobrolnya nanti aja deh Rik. Masih banyak tamu tuh, hus husss sana.

Rika melirik sewot dan pergi.

Tamu lain clingak-clinguk menunggu antrian untuk bersalam-salaman dengan mempelai.

SARI (P/26) sepupu dari Nada berlarian mengejar anak laki-laki sambil menggendong bayi.

Sari berTERIAK. 

SARI

Radit! mamah bilang jangan larian, ini anak bandel banget sih ye dibilangin, orang mau salaman dulu sama pengantinnye.

Para tamu melihat sinis ke Sari.

SARI

Napa liatin gue, ribet! Kaga pernah punya anak apa ya.

Angga mencubit Sari, berbicara pelan pada Sari.

ANGGA

Yaelah beb, udeh napa malu, tamu pada liatin karna suara ayang cempreng banget.

SARI

Lu juga bukannya bantuin gue pegangin anaknya, malah makan mulu.

Sari memberikan anak yang digendongnya kepada Angga, dan mengeluarkan amplop berwarna putih dari dompet.

Sari memberikan amplop putih ke tangan Nada.

SARI

Selamat ya sepupu, akhirnya lo nikah juga, baek-baek dah, asli habis nikah lo bakal riweh nih

Bayi perempuan menangis.

SARI

Kayak gue sekarang, pokoknya hari-hari lo bakal jadi monster.

Muncul dihayalan Nada dirinya menjadi monster di antara beberapa gedung tinggi.

Sari terus berbicara tanpa jeda.

SARI

Belum lagi omongan tetangga, keluarga, mertua, capek tau ga sih, membuat hari-hari gue semakin melelahkan, mau ini salah, itu salah. 

Salah seorang tim wedding organizer pernikahan memberikan isyarat untuk meminta Sari turun dari panggung pelaminan.

SARI

Ape lagi tu orang, gagu kali ya?

ANGGA

Aduh beb ngerocos mulu kelamaan ini disini.

NADA

Mba, nanti aja kita ngobrol lagi yah, makasi udah dateng, lope you pull pokok ee.

Sari turun panggung sambil ngedumel.

Fotografer mengabadikan foto kemesraan Nada dengan Bagus.

BACK TO SCENE

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - DAY

Nada mengambil frame foto pernikahannya yang terjatuh di karpet, meletakkannya kembali pada meja bersebelahan dengan frame foto keluarga kecil, foto itu tak lain dirinya dengan Bagus, Manna, Billa.

Nada mengejar Manna.

NADA

Manna, kamu mau kemana sih.

EXT. KOTA - RUMAH NADA - TERAS RUMAH - DAY

Rumah minimalis sederhana satu lantai, Nada keluar mengejar Manna. 

NADA 

Manna ayuk kita mandi yuk.

Rumah Nada bersampingan dengan rumah desain minimalis mewah.

Dalam waktu yang bersamaan muncul pasangan suami istri dengan pakaian modis ingin berangkat kerja.

Pasangan itu menaiki mobil dan melambaikan tangan pada orang tuanya juga putri kecilnya, seorang babysitter berdiri di sebelah anaknya.

Nada menggendong Manna, sambil ngomong-ngomong sendiri.

NADA

Pengen deh bisa kerja lagi. Ahh.. ga mungkin, nanti yang jagain anak-anak siapa? kalau pake babysitter ga ada yang mantau, terus anak gue diracuni. Aduhh enak bener kayanya jadi tetangga itu, andai aja ayah ibuku ada disini. 

Manna melihat Nada.

NADA

Eh sayang ayuk mandi, please yah jangan larian mama capek banget kak.

MANNA

Ga mau!

NADA

Stres gue, duh gusti.

Manna berlari, Nada berteriak memanggil Bagus.

NADA

Ayaaaaang!! Anaknya tuh!

INT. KOTA - RUMAH NADA - DEPAN TELEVISI - NIGHT

Nada merapikan pakaian yang berserakan di sofa. Manna dan Billa saling merebut mainan hingga keduanya menangis.

NADA

Bodo amat! Pusing tiap saat begini mulu.

Manna menangis dan berlari mencari Bagus.

MANNA

Papa, papaa.

NADA

Yaaang itu tuh si kakak, kamu bantuin aku dulu sebentar.

Bagus datang dengan membawa laptop, menggendong Manna.

BAGUS

Aduh aku juga lagi ada kerjaan yang. 

NADA

Kerjaan apaan sih? Udah ada yang masuk lagi callingan Shoting?

Nada sedang mengganti pakaian Billa.

BAGUS 

Sabar sayang, aku harus masukin budget dulu doain aja sih jebol. 

Terdengar suara dari siaran televisi, 

Nada segera merebut remot televisi dan menekan tombol volume up.

HOST TELEVISI

Malam ini, dengan tajuk
MALAM ANUGRAH PARA PENULIS SKENARIO... Bersama-sama kita saksikan, pemenang dari penulis skenario terbaik tahun ini adalah....

DUAARRR!! gemuruh petir . 

Nada dan Bagus kaget.

NADA 

Sempet-sempetnya aja ini petir ikut yak.

Siaran televisi, host memberikan piala penghargaan kepada Larisa. 

Suara hujan terdengar hingga ke dalam rumah.

Nada menaruh wajah bingung, tidak percaya.

NADA

Larisa? Itu Larisa kan? Gue ga salah liat?

LARISA (O.S.)

Jangan takut untuk memulai, kalian bisa merebut waktu. 

BAGUS

Kenapa yang?

Nada geleng-geleng.

HOST TELEVISI

Jika anda ingin mewujudkan impian anda menjadi penulis skenario terbaik, mari ikuti perlombaan skenario selanjutnya dan raih kesempatan bekerjasama dengan Production house Kemayu... serta uang tunai ratusan juta, Sampai jumpa.

Nada terpana menatap televisi. Bagus mendekat pada televisi.

BAGUS

Yang, udah dibuka lagi yang kompetisinya, kesempatan bagus tuh. Kamu ikutan yah yah yah.

Bagus melompat kegirangan.

NADA

Lah kenapa malah kamu yang jadi kegirangan?? 
(jeda)
Aduh yang kamu juga liat sehari-hari aku begimana, ngurus kamu, semua kerjaan rumah, belom anak-anak aja waktu aku udah capek banget, ga bakal sempet dulu deh begituan.

BAGUS

Please ini kesempatan bagus buat kamu, cita-cita yang selama ini kamu mimpikan. Ga ada lagi cerita untuk menunda, nanti sama-sama kita cari jalan keluarnya. 

Billa menangis. Nada menggendong Billa menuju kamar.

NADA

Kamu aja sana ikutan.

BAGUS

Lah yang malah pergi sini duluu.

Nada berteriak dari kamar.

NADA (O.S.)

Nanti aja aku pikirin lagi.

INT. KOTA - RUMAH NADA - TEMPAT TIDUR - NIGHT

Semua sudah berada di kamar sederhana. Nada berada di sisi kiri kasur, Billa dan Manna sudah tertidur berada di tengah, Sedangkan Bagus tidur di kasur lantai.

Nada menghadap ke arah Bagus.

NADA

Yang coba yuk.

Bagus menatap Nada dengan wajah mesum, Ia dengan spontan membuka celananya.

NADA

Apasih yang main buka celana aja.

BAGUS

Lah tadi katanya yukkk, ya aku cuss beb.

NADA

Maksud aku, aku coba deh ikut lomba skenario, tapi sulit sih yang, ga mungkin aja gitu saat ini, ga bakalan fokus.

Bagus memasang kembali celananya dan bangkit dari kasur, dengan segera menggendong Nada.

Nada berteriak.

NADA

Sayangg turunin gaaa.

BAGUS

Berat banget sih kamu yang. Gemesss deh bisa gendongin pemenang penulis skenario terbaik bertajuk keluarga kali ini adalah NADA ASMARA, wohoooo semangat ya ga usah mikir aneh-aneh dulu, kalau kamu belum coba untuk memulai kapan kamu tau pada akhirnya akan gimana dong. Yang terpenting aku selalu jadi support sistem kamu, eheem.

NADA

Tapi yang aku pengen punya meja kerja biar fokus.

BAGUS

Kita bikin di kamar gudang ga papa?

Nada mengangguk. Nada memeluk erat Bagus. Tak lama Billa menangis, bergegas Nada melompat.

INT. KOTA - RUMAH NADA - GUDANG - DAY

BEGIN MONTAGE :

- Nada, Bagus, Manna dan Billa melihat ke dalam kamar yang selama ini dijadikan gudang barang-barang.

- Manna dan Bagus membawa sapu serta alat pembersih ruangan lainnya.

- Bagus mengeluarkan beberapa kardus besar.

- Manna dan Billa bolak-balik ke dalam kamar untuk mengganggu Bagus.

- Nada memberikan Bagus es teh manis.

- Bagus mengangkat meja dan meletakkannya di pojok kamar.

- Nada menggendong Billa sambil menghias meja kerja.

- Manna dan Bagus membentangkan karpet di lantai.

- Nada, Bagus, Manna dan Billa bertepuk tangan melihat meja kerja untuk Nada sudah tertata rapi.

END MONTAGE. 

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG KERJA - NIGHT

Nada duduk di depan laptop, rambut acak kadul, pakaian lusuh. ia bengong. 

NADA

Jadi, Gue akan apa?

Ia menatap laptop sambil menggarukkan kepala, sesekali geram.

Nada melihat pada dinding, banyak tulisan yang ada sticky note.

NADA

Okey nada, fokusss, lo pasti bisa malam ini!

Saat ingin mengetik deskripsi adegan pada scene empat. PRENGGGG!!! Suara panci yang terjatuh.

NADA

Baguss, please dong jangan bikin gue kesel, kamu tau kan ini kesempatan aku untuk coba lagi. 

Bagus TERIAK dari dapur.

BAGUS (O.S.)

Maaf cintaa, aku tidak tahu kamu sedang memulainya, waktu dan tempat dipersilahkan.

Nada menaruh wajah kesal, dan kembali memulai untuk mengetik.

NADA

Sepertinya kalau dihadirin tokoh masa lalunya pasti bakal seru nih, hmm... atau gue bikin suaminya yang bikin dia jadi sukses? Ih kenapa sinetron banget coba idup gue. okey malam ini pokoknya gue harus dapetin Scene Plot baru, mentok mulu ini mau diapain. 

Di layar laptop tertulis deskripsi dari action adegan scene "BAYI MENANGIS".

Dari balik kamar terdengar suara TANGISAN Billa.

Nada menghela nafas.

NADA

Okey baby im coming.

INT. KOTA - RUMAH NADA - DEPAN TELEVISI - NIGHT

Nada cetak-cetik ngetik laptop, duduk di sofa yang berhadapan dengan televisi.

Nada bengong, ambil cutton bud di laci dekat duduknya, ngorek kuping.

NADA

Nikmat bener, ahh.

Bagus memberikan mangkuk berisi mie goreng kepada Nada.

BAGUS

Ini ayang mie kamu, biar ga stres banget.

Nada ciumin cutton bud yang udah dipake.

NADA

Baik sekali tumben?

BAGUS

Kebiasaan, jorok! Buang ga. 

Bagus menekan tombol pada remot untuk menyalakan televisi.

BAGUS 

Sesekali dan saatnya yang tepat ga papa dong bikin kamu seneng, biasanya kalo kita makan mie pasti ada aja deh, mumpung anak-anak pada tidur kita sambil nonton apa ya? Eh lupa kamu lagi fokus jadi sang juara, gimana yang udah ketemu idenya?

Nada nutup laptop.

NADA

Malam ini udahan dulu deh ngetiknya yang, cuss kita nonton. Hmm... habisnya aku udah suntuk dan buntu banget ga ada ide, malah ngadi-ngadi ideku kemana-mana kayanya aku capek banget yang, udah capek ngurus anak-anak. 

Bagus menatap Nada, sambil mengangkat mangkuk mie.

BAGUS 

Aku paham, tapi inget target kamu, waktunya ga terlalu banyak kan... Agar kamu menjadi sang pemenang. Aku yakin kamu bisa.

NADA

Bentar deh yang, kamu ingat ga? Beberapa tahun lalu aku kerja bareng tim skenario yang orangnya pada aneh-aneh.

BAGUS

Iya inget.

FLASH BACK

INT. KANTOR - RUANG RAPAT - DAY

Kertas skenario dilempar di meja yang berhadapan dengan Nada.

LARISA

Sampah semua!

Beberapa orang yang berada di ruang itu, saling mencuri pandang dan menggelengkan kepala.

Nada mengambil kertas skenario dengan wajah sedih.

LARISA

Lo ga akan bisa jadi penulis, ide lo suram semua.

BACK TO SCENE

INT. KOTA - RUMAH NADA - DEPAN TELEVISI - NIGHT

Slurrrpp, Bagus melahap makanannya, mengangguk-angguk. Ia mendengarkan Nada dengan seksama.

Nada bercerita sambil berdiri menirukan adegan saat ia di pecat dari pekerjaan sebelumnya.

NADA

Kesel banget sama mereka nge cut aku dari kerjaan tapi ide-ide aku diambil, bilang aku idenya ga menariklah, atau scene-scene aku ga jelas. Kesell!!
(jeda)
Terus kamu inget ga aku selalu ikut lomba skenario? Manna masi bayi banget tuh, aku ngetik sambil nyusuin dia, eh tapi malah.

Bagus memotong pembicaraan Nada.

BAGUS

Kamu ga menang kan.

NADA

Nah bener kan, apa aku ga sehoki itu ya yang? apa takdir aku bakal begini terus jadi ibu rumah tangga, jadi wanita malang dan mimpiku semua terkubur, mimpi yang selalu aku banggakan didepan ayah.

Bagus meletakkan mangkuk makanannya, kemudian meneguk air minum pada gelas.

BAGUS

Kamu aja ngerasa gitu, apalagi aku. Ga deng yang bercanda. Tapi kadang aku juga ngerasa hidup aku juga ga pernah ada beruntungnya dalam kerjaan.
(jeda)
Aku masih sedih belum bisa bahagiain kamu dan anak-anak.

Bagus menatap Nada.

BAGUS

Kamu semangat, dan please jangan sampe kubur impian kamu. Kamu itu kan penuh imajinasi liar... rawwww, dan yakin banget kamu bakal 

Nada memeluk Bagus dan meneteskan air mata.

Bagus mencium kepala Nada.

BAGUS

....Mulai sekarang kita harus suggest bahwa kita adalah manusia paling beruntung di dunia ini, demi anak-anak kita putuskan rantai ketidak hokian kita menjadi luber hoki.

NADA

Apaan dah luber hoki, aku pengen deh Manna bangga sama mama dan papanya, huh.

BAGUS

Maksudnya hokinya jadi lancar bejibun gitu yang, sat settt sat sett mengalir deras.

Nada menatap Bagus.

NADA

Yang....Kamu nyesel ya nikahin aku?

BAGUS

Tuh mulai suka ga nyambung pembicaraannya, ngambek ga kalau aku jujur?

Nada geleng-geleng.

BAGUS

Nyesel!

Nada mencubit Bagus.

BAGUS

Aww sakit yang... Aku bercanda kok malah seharusnya aku yang nanyain itu kekamu, kamu yang nyesel kan nikah sama laki-laki malang ini, seharusnya bisa bantu bikinin usaha buat kamu, jadi perantara wujutin impian kamu, tapi aku ga ada kuasa akan hal itu yang. Asal kamu tau kamu adalah keberuntungan yang aku miliki di dunia ini.

Nada memeluk Bagus.

NADA

Terima kasih sudah jujur dan mau sama-sama berjuang, aku juga akan berjanji untuk selalu dampingi kamu hingga kita sama-sama sukses.

Nada melepas pelukan.

BAGUS

Nanti kalau menang, hal pertama yang mau kamu lakuin apa?

Nada kayak mikir.

NADA

... Mmmm pertama aku mau beli underwear yang.

BAGUS

Iya sih bau.

Nada nimpuk Bagus sama bantal sofa.

NADA

Terus beliin kamu sempak juga, banyak udah bolong tengahnya, itu kamu pakein apa deh, dikira donat apa?

Bagus garuk-garuk pantat.

BAGUS

Gatel yang abisnya. Kekencengan garuk.

NADA

Mau ajak ibu beli emas. Terus...

BAGUS

Ayah gimana?

NADA

Ayah jarang kasih aku jajan dulu waktu kecil, ibu terus. Emang ayah butuh apa ya?

BAGUS

Ga boleh gitu. Ayah paling berjasa ngurusin kamu saat masi kecil, walau ga cukupi materi kamu. Tapi menurut ku dia lebih dari itu. Ibu kan suka sibuk di sekolah, urusin kerjaannya. Terus kamu sama siapa hayo?

NADA

Iya sih yang, berarti nanti aku mau beliin ayah tv baru, sama handphone yang canggih.

Bagus mengacungkan jempol.

Sambil makan Nada melihat handphone miliknya, ada tulisan panggilan tidak terjawab.

NADA

Ayah, tumben nelfon ya, ah paling juga iseng miscall doang.

BAGUS

Kenapa ga coba telp balik? Mungkin ayah mau ngobrol. 

Nada mencoba menelfon ayah, tapi saat ingin menekan tombol call, terdengar suara Manna menangis.

Nada menaruh handphonenya.

NADA

Besok aja telfon ayah, paling juga ayah mau nanya cucunya.

Bagus meneguk minumnya, dan mengangguk. Nada mempercepat langkahnya menuju kamar.

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - KAMAR TIDUR - NIGHT

Rudi duduk di sisi tempat tidur, raut wajahnya terlihat murung sambil melihat layar handphone jadul miliknya.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - DAY

Bagus dan Nada saling berhadapan memberikan tatapan penuh ambisi dan semangat.

BAGUS

Let’s go!!

BEGIN MONTAGE:

- Nada dan Bagus mulai berlari Slow motion mengejar Anak.

- Bagus mengatur aba-aba kepada Nada untuk bersembunyi dibalik lemari.

- Nada mengangguk.

- Nada memegang popok dengan gaya seperti memegang pistol.

- Anak- anak berlari mengelilingi sofa dan tertawa.

- Nada menangkap Billa.

- Bagus menangkap Manna.

- Nada dan Bagus tepuk tangan dan berteriak senang.

END MONTAGE.

INT. KOTA - RUMAH NADA - KAMAR - DAY

Tampak Nada sedang berhias di depan cermin, ia bergegas memakai lipstik.

KRINGGG! Nada telfon berbunyi, tertulis nama Ayah Rudi sedang menelfon. Handphone Nada berada di sebelah Bagus. 

Bagus mengambil handphone.

BAGUS

Sayang ini ayah nelp nih.

NADA

Ntar aja yang aku buru-buru, aku hari ini mau ngumpul sama temen-temen di luar dulu ya. Yakin ga papa kan yaang?

Nada mengambil handphone dan memasukannya kedalam tas.

Bagus duduk dilantai sembari menemani kedua anaknya bermain.

BAGUS

Serahkan saja padaku, nikmati waktumu, hati-hati ya.

Nada mencium pipi Bagus dan kedua anaknya.

NADA

Thankyou sayang. Bye

INT. DESA RUKUN - RUMAH RUDI - RUANG TAMU - DAY

Rudi masukin handphone jadul ke saku celana.

Rudi megangin foto dia sama Nada waktu kecil, tersenyum.

GADIS (O.S.)

Ayah.. ayukk toh, ibu wes telat iki.

Rudi taruh foto.

RUDI

Iyo bu'e, sek yo.

Rudi bergegas ambil helm di meja, dan memakainya. 

EXT. KOTA - TOKO BUKU - DAY

Nada berjalan diantara lorong rak buku. Langkah kaki Nada terhenti pada rak binder dan diari. 

Nada memegang buku dan tersenyum. Tak lama seorang bapak dan anak perempuan mengambil sebuah diari yang ada disebelah Nada.

ANAK PEREMPUAN

Yeee makasi ya pa, aku seneng banget.

BAPAK

Iya sayang.

Nada ikut tersenyum, merasakan kebahagiaan anak perempuan itu.

Handphone Nada berdering. 

NADA

Siska lo udah dimana? Gue lagi di toko buku nih. Oh... jadi malem aja nih ketemuannya. Yauda ga papa, share loc dimana pada ngumpul aja yah. 

Nada menaruh diari yang sebelumnya ia pegang. Kemudian ia pergi keluar dari toko buku tersebut.

EXT. KOTA - COFFE SHOP - DAY

Coffe shop minimalis dengan taman dan pepohonan di depannya. Beberapa orang lalu lalang, ada yang membawa binatang peliharaan, dan ada juga anak-anak bermain skateboard. Nada berjalan kearah coffe shop kemudian ia masuk ke coffe shop.

INT. KOTA - COFFE SHOP - DAY

Nada berdiri dan memesan kopi, seorang barista menghampiri dan tersenyum

BARISTA

Halo kak mau pesan apa? Tapi sebelumnya maaf ya kak, untuk saat ini kita hanya menyediakan tempat duduk sebelah kiri.

Barista mengarahkan tangan dan pandangannya kearah tempat duduk sisi kiri.

Nada mengangguk.

NADA

...Mmmm ga papa kok.

Nada melihat buku menu.

NADA

Aku pesen latte nya deh.

BARISTA

Oke baik kak, yang ice atau hot? 

NADA

Ice aja.

BARISTA

Oke baik, dengan satu ice lattenya ya kak, mohon ditunggu. 

Nada berdiri sembari melihat ada kerumunan orang ramai.

Beberapa menit kemudian, Barista memanggil Nada.

BARISTA

Kak Nada, ice coffe latte nya.

Nada meraih kopi.

NADA

Mas itu ada event apa? 

BARISTA

Oh itu lagi ada pers converse pemenang penulis skenario kemarin itu loh kak, yang lagi heboh PH kemayu.

NADA

Oh Gitu, terimakasi yah.

BARISTA

Iya sama-sama kak.

Nada berjalan mencari spot, untuk duduk yang tidak jauh dari event.

Nada clingak-clinguk.

NADA

Itu kan Larissa?

Dari sisi kanan para media wartawan, penggemar tampak antusias memotret LARISA (P/25) sang juara penulis.

Larisa tersenyum dan melambaikan tangan. Seorang wartawan memberi pertanyaan. 

WARTAWAN 1

Siapa yang menjadi ispirasi anda saat menulis skenario tersebut? 

LARISA

Pastinya diri sendiri, kemudian orang-orang terdekat saya, keluarga saya.

Nada sedang mengetik di laptopnya, namun gerak-geriknya ingin mendengarkan pembicaraan Larisa dengan para wartawan.

WARTAWAN 2

Mba.. bagaimana tanggapan anda tentang kedekatan anda dengan sutradara yang akan memproduksi cerita anda?

Semua wartawan tampak kaget, dengan segera Larisa membantah.

LARISA

Maaf itu diluar dari topik kita hari ini, terimakasih semuanya untuk hari ini. 

Larisa bangkit dari tempat duduknya dan pergi. Para wartawan berlari mengejar Larisa.

Nada seperti pura-pura tidak mengetahui, tetep kepo, ia menyaksikan gerak gerik kejadian tersebut.

Nada ngoceh sendiri.

NADA

Jaman sekarang mana ada sih manusia biasa bisa tiba-tiba langsung menang gitu, kalau bukan karna anu anu, astaga kenapa gue jadi suudzon. Please Nada dosa.

Nada nyeruput kopi.

NADA

Gue kenal banget Larisa jaman gue cupu nulis di tim, eh dia hina gue ga akan jadi apa-apa. Padahal dia juga ga jago... Emang sih cakep bisa ngomong doang! Terus ganjen sama cowok baru kenal, kesel banget ampe sekarang. 

Nada mengacak-ngacak rambutnya.

NADA

Aduhh.. Ngapain sih gue dari tadi ngomongin orang, pusing... malah ga konsen nulis deh ini.

INT. KOTA - BAR - NIGHT

SISKA (P/28) bekerja sebagai pebisnis, MISYA (P/28) bekerja sebagai influencer, AMEL (P/27) bekerja sebagai model. Mereka duduk duluan. Mereka berpakaian selayaknya wanita kaya dan sukses, berbeda dengan Nada yang berpakaian sederhana.

Nada dateng, mereka bisik-bisik.

AMEL

Eh..eh si babu dateng noh.

Siska, Misya, Amel, liatin Nada dari unjung kaki hingga kepala.

SISKA

Nada... Nada, lo pikir kita mau ke pasar apa, kostum lu begini, liat tuh lo udah butek banget ga pernah ke salon lagi apa?.

NADA

Suka-suka gue, its my style okey, badan-badan gue wooo. Elu enak masi pada single, ntar kalau udah pada nikah tu rasain!

Semua tertawa meledek Nada.

SISKA

Jadi malam ini lo yang traktir minum kita kan?

Nada clingak-clinguk.

AMEL

Tuh mulai acting budek ni anak.

Nada melahap kentang dengan cepat. 

NADA

Eh btw malem ini fix kalian yang bayarin gue kan. 

SISKA

Pinteran budeknya emang ya ni anak pake dibalikin perkataan gue.

Nada tertawa meledek.

AMEL

Tenang aja nad, lo cuma duduk manis disini, kita kasian sama lo masih malang aja nasib lo, ya gaa??

MISYA

Iyaa parah ga berubah, kasian banget sih habis nikah sama Bagus, coba lo nikah sama Andre dulu.

NADA

Kenapa kalau gue nikah sama Andre? Gue bahagia kok sama bagus, bahagia banget.

SISKA

Lo ga tau kalau Andre tiap minggu bolak balik LA mulu, sukses besar dia sekarang wey.

NADA

Gilaaaa mantep dong. Tapi bodo amat gue ga sama kaya kalian ya suka cowo-cowo tajir terus kalian porotin kan, kalian pake dukun apa sih? Gue emang hanya seorang ibu rumah tangga tanpa profesi apapun. Tapi kita ga tau nasib orang kedepannya ya.

Amel mengusap punggung Nada.

SISKA

Yoi dong, laki ga kaya ga goyang. Payah lo nad!

AMEL

Banyak-banyak maen deh lo nad, biar waras, bentuk lu aja udah g keurus begini.

NADA

Boro-boro mau ngurusin diri mel, ngurusin anak sama laki gue udah tersita waktu gue semua. Lo ga liat badan gue udah kek babi guling, bisa-bisanya badan lu seaduhai itu depan gue ya.

SISKA

Lo coba ikut Amel jadi model deh Nad, barangkali lo lolos tuh jadi model masih kekeh banget jadi penulis lo?

NADA

Model apaan Mel? Emang ada?

Siska, Amel bersorak meledek Nada.

SISKA,AMEL

Model jimat pemikat rezeki.

Nada menaruh wajah kesal, namun ia berusaha sabar.

NADA

Puas-puasin aja dulu ledekin gue.
Sampai detik ini gue ga akan tergoda apa-apa, kalian cukup liatin gue aja okey, ntar juga kalian bangga sama gue.

SISKA

Widih ibu-ibu ngedumel nih, bercanda kali Nad, slow dong slow.

Siska, Amel, Misya tertawa sambil meneguk minuman. Tak lama pandangan mereka teralihkan oleh penari yang ada di Bar tersebut. 

Ayu, sahabat Nada. Ia bekerja sebagai penari bar. Ayu memakai pakaian tipis sehingga memperlihatkan lekuk tubuhnya. Semua pengunjung bersorak dan berjoget mengikuti musik DJ.

MISYA

Eh yuk udah lama nih ga goyang.

Semua berdiri dan berjoget. Tatapan Nada tajam namun ia bingung, ia seperti mengenal penari tersebut. 

SISKA

Goyang kali nad, lu goyang dikasur mulu kan, kali-kali enjoy. Wooooooo

AMEL

Cheersss girls.

Nada melihat mereka sinis.

NADA (V.O.)

Hah!! gue muak dengan kepalsuan pertemanan mereka sekan-seakan pengen menginjak harga diri gue, dan sengaja menjatuhkan gue yang malang ini. Please Tuhan bikin Nada sukses please.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - NIGHT

Nada membuka pintu dan masuk ke rumah, suasana rumah sudah sunyi tidak ada suara anak-anak. Nada melihat Bagus tidur di sofa dengan televisi yang menyala.

Nada mendekati Bagus dan menyelimutinya. Nada melihat mainan anak-anak berserakan, segera ia membereskan satu persatu yang berserakan diruang tamu, kemudian ia membersihkan debu yang ada di meja, menyapu, dan mengepel ruangan.

Nada duduk di sofa, lihat media sosial, Siska upload foto saat di Bar.

NADA

Kalian hidup pake dana om-om aja pada bangga.

Nada mematikan handphone.

NADA

Udah ah, ngapain sih gue mikirin orang mulu. Mending tidur!

INT. RUMAH NADA - KAMAR MANDI - DAY

Nada yang berantakan, wajah lusuh, ia duduk di toilet. 

Terdengar dari luar pintu kamar mandi, Billa dan Manna mengetuk pintu sambil menangis, dan Bagus ikut berteriak bertanya.

BAGUS (O.S.)

Sayang, kamu dimana? makanan aku mana yang.

Nada TERIAK sambil mengacak rambutnya. 

NADA

Baguuusssssssss pleaseeee.

Bagus terdiam, pura-pura beresin piring.

EXT. KOTA - RUMAH NADA - TERAS RUMAH - DAY

Nada mengibaskan pakaian yang akan dijemur, sambil gendong Billa, ia tampak kerepotan. Tak lama kemudian, Manna datang ngacakin pakaian dari ember.

NADA

Yaampun kakak, ih mama udah capek, jangan diberantakin gitu dong nanti kotor.

Manna kembali berlari kedalam rumah. Tak lama Bagus keluar dengan memakai baju kaos, celana pendek dan sneakers.

BAGUS

Yang aku pamit dulu mau recce kestudio dulu ya, yah walaupun suamimu ini bukan DP laris tapi setidaknya masi ada callingan nyangkut, rezeki ga kemana ya ga yang.

NADA

Semangat ya kamu. We lope you pull pokok ee. 

Bagus memakai helm dan menyalakan motor vespa miliknya. 

Bagus melambaikan tangan.

BAGUS

Semangat jagain anak-anak ya.

Nada mengacungkan jempol.

NADA

Ayo dek dadah tu papa pergi. Dadah papaa.

Bagus dadah-dadah.

INT. RUANG TAMU - DAY

Nada mandangin Manna dan Billa.

NADA

Tapi kalau ga ada Bagus, sepiiii, bakal double capeknya. Semangat!

BEGIN MONTAGE

- Nada menyuapi anak-anak makan.

- Nada menemani anak-anak bermain.

- Nada lagi ngetik di laptop, digangguin Manna.

- Nada memisahkan anak-anak yang sedang bertengkar merebut mainan

- Nada membersihkan tumpahan minuman anak-anak dilantai.

- Manna dan Billa nonton youtube di laptop.

- Nada memberi anak-anak susu.

- Nada menidurkan anak-anak.

- Anak-anak tertidur.

- Nada mengendap, duduk menjauh dari anak-anak.

- Nada buka laptop sambil senderan.

END MONTAGE.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - NIGHT

Nada mendekati kalender dan melingkari.

NADA

Waktu cepet bener... Nah gue kenapa begini-gini aja, huh capek banget, mau ngetik aja musti ada aja dah kejadian. 

Nada duduk disofa yang berhadapan dengan televisi.

NADA

Panas ih.

Nada beranjak, nyalain kipas angin.

NADA

Lah kok? Bagus lu ye ga bisa liat gue santai.

Nada CETAK CETIKKK kipas angin, tapi ga nyala.

NADA

Aaaaaaaaaa. Apa lagi? Mesin cuci udahan? Tv udeh pernah, apa ayo lagi dah!

Nada memangku laptopnya dan sesekali ia merebahkan tubuhnya.

Nada nangis tapi geram.

NADA 

Boleh ga ya sekali aja aku jadi orang kaya, bisa duduk ada yang kipasin.

Nada memejamkan mata.

INT. EVERYWHERE - NIGHT

Flash foto nyala sana-sini. Nada berjabat tangan dengan sutrada ternama. Nada memegang piala kemenangan.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - NIGHT

Bagus mengetuk pintu rumah, Nada kaget terbangun dari mimpi.

BAGUS (O.S.)

Yang.....Aku pulang.

NADA

Mimpi indah juga digangguin astaga gus gustiiii.

Nada berjalan sempoyongan kearah pintu.

Bagus mengagetkan saat Nada membuka pintu.

BAGUS

Cilukbaaa....

Nada hanya diam dan segera memukul pundak Bagus.

BAGUS

Galak nih!

INT. KOTA - RUMAH NADA - MEJA MAKAN - NIGHT

Bagus dengan handuk dilehernya, tampak selesai mandi, ia duduk dan menikmati sepiring nasi goreng.

Nada menghampiri dengan memberi segelas air putih hangat. 

NADA

Nih minumnya yang. 

Nada duduk berhadapan dengan Bagus, ia sembari mengetik skenarionya di laptop.

BAGUS

Lanjut ngetik yang?

NADA

Iya tadi siang sama sekali ga bisa ngetik, boro-boro mau buka laptop yang, anak-anak meleng dikit eh berantem rebutan mainan lah, apalah ada ajaa deh.

BAGUS

Capek banget dong kamu yah? Belum kelar juga yang skenario kamu, udah mepet loh ntar gagal lagi.

Bagus meneguk minum. Nada terdiam menatap Bagus.

Nada nyerocos ngoceh.

NADA

Kamu itu bisa ga sih ga ngeremehin suatu hal? Kamu fikir nulis itu gampang tinggal ketak ketik gitu? Terus yang nyiapin dan beresin segala ina anu di rumah ini siapa? Aku kan sudah bilang kamu pengertian dong sama aku, aku ini berusaha untuk waras, capek tau ngerjain pekerjaan rumah, cuci baju, strika, masak urus semuaaaaaaa, kalau bisa satu Rt ini aku urusin! kamu sendiri bilang aku jangan nunda kesempatan aku lagi, tapi kamu itu ga bantu jaga hati aku. 

Nada menangis. Bagus menjadi gugup dan salah tingkah.

BAGUS

Anu bukan gitu maksud aku yang, mmm.. maksud aku tadi kamu semangat ya yang nulisnya gitu yang.

NADA

Udah deh, harusnya kamu itu lebih giat cari uang, bukan malah bikin aku sama anak-anak repot. Coba kamu kaya, atau terkenal, aku kan kena imbas enaknya. Kamu selama ini ngerasa harus mimpi kamu kan yang terwujud dan duluin, kamu itu egois tau ga! Kalau gitu biar aja aku pulang kerumah ayah aku!

Bagus nunjuk sambil ngomel.

BAGUS

Jangan gitu dong kamu ngomongnya! Kamu fikir aku senang-senang? Jauh dari itu aku udah lebih merasa gagal jadi kepala keluarga. Aakhhh!!

Bagus buang handuk.

Bagus garuk-garuk kepala dan mencoba mendekati Nada.

NADA

Ga usah deket-deket!

BAGUS

Maafin aku ya yang, kalau aku egois. Aku ga ada maksud apa-apa. Aku cuma ingin kamu bahagia, dan kamu terus semangat merebut mimpi kamu. Please maafin aku ya jangan pulang kampung, aku sedih nanti.

Bagus mendekat dan memeluk erat Nada.

NADA

Eh tadi gimana shotingnya lancar kan? 

BAGUS

Apasih tadi nangis kok tiba-tiba riang, aku kaget bener deh yang.

Nada mengusap mata.

NADA

Lain kali ngomong itu nanya dulu yang bener.

BAGUS

Au ah.. kamu aja salah tanggap.
(JEDA)
Tadi itu kerjaan aku...
Yah gitu yang, lumayan lama sih feedback client nya, yah jadi sempet nunggu dulu. Padahal cuma masalah bajunya aja sih tadi. So far sih aman. 

NADA

Semoga hasilnya bagus terus kamu makin laris manisssss. 

BAGUS

Aamiin, terimakasi sayang, kita harus lebih berjuang lagi. Go go go

NADA

Eh iya tadi sebelum kamu pulang, aku sempet mimpi loh yang, aku menang dan ngobrol sama sutradara ternama, keren banget berasa nyata deh,

Bagus mendekati Nada dan mencubit kedua pipi Nada.

BAGUS

Oh ya?? Woooww...

NADA

Awww sakit tau.

Bagus melepaskan cubitan dan duduk disebelah Nada.

BAGUS

Kalo sakit berarti kamu udahan mimpinya, dan harus mewujudkan itu jadi nyata.

NADA

Siap bapak Bagus, oia tadi aku mau nelfon ayah deh. Aku coba telfon dulu ya.

Layar handphone mencari kontak nama Ayahku, kemudian saat ingin menekan tanda call, terdengar suara Manna menangis dan diiringi dengan Billa yang juga menangis.

NADA

Yaampun anak-anak bangun, ayo yang ke kamar, si kakak juga bangun.

Handphone Nada ditinggal diatas meja makan.

Nada dan Bagus bergegas ke kamar.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - DAY

Nada TERIAK melihat ruangan yang berantakan, mainan anak-anak bertebaran dimana-mana, sisa makanan anak-anak bertaburan.

NADA

Ampe mati aja gue kerjaan begini!

Nada beres-beres ruangan. 

Manna dan Billa dateng berantakin mainan lagi.

Nada ngambek, ngasih sapu ke Manna.

NADA

Nih sekalian.

Manna girang mainin sapu.

INT. KOTA - RUMAH NADA - KAMAR - DAY

Nada dan Bagus bersembunyi di dalam selimut bedcover,

Selimut bedcover bergerak dari dalam.

NADA

Kenapa musti di tutupin dah?

BAGUS

Ini trik biar anak-anak ga teriak kalau kita tutup pintu kamar yang. 

Tampak pintu kamar yang sedikit terbuka, Billa dan Manna bermain lari-larian.

NADA

Oh bener juga sih, pusing kalau kita ngobrol anak-anak udah duluan ngerecokin, aku beneran lelah dan frustasi deh yang, kalau kaya gini aku gugurin aja ya yang?

Bagus kaget dan menatap Nada.

BAGUS

Stop gugurin? Kamu hamil?? 

NADA

Jangan ngomong asal ya, ga kasian apa sama istri udah begini hancurnya badan sayaaaaa, masih bilang hamil?

BAGUS

Nah tadi itu apa?

NADA

Maksud aku gugurin ikut lombanya yang, gugurin semua impian aku untuk saat ini, sampe anak-anak siap untuk aku tinggalin.

Bagus dengan cepat menaruh jari telunjuk dibibir Nada.

BAGUS

Sssssstt, jangan ngomong asal, sekarang aku yang balikin, jangan ngomong asal yaahh, ini adalah moment dan waktu yang kamu tunggu, aku punya ide yang kita pake babysitter untuk beberapa bulan kedepan agar kamu fokus.

NADA

Babysitter gimana? Kamu tau kan kita ga punya uang buat bayar begituan, shampoo aja masih sasetan beli warung yang.

BAGUS

Kita pake tabungan pesangon ku saat ngantor dulu yang.

Belum sempat Bagus dan Nada ngobrol, Billa dan Manna berlari ke dalam kamar dan naik ke tempat tidur, menghimpit tubuh Nada dan Bagus.

Bagus dan Nada berteriak.

NADA

Aduhhh.

BAGUS

Kakak, adek sakit tau.

Nada dan Bagus membuka selimut, mengagetkan kedua anaknya.

BAGUS, NADA

BAAA

Billa dan Manna tertawa.

INT. KOTA - RUMAH NADA - DAPUR - NIGHT

Ruang dapur redup cahaya, hanya ada lampu dari lampu kulkas yang sedang terbuka.

Bagus berdiri berhadapan dengan kulkas yang terbuka. Ia sedang makan ice cream.

BAGUS

Ouuhhhh yessss baby. You are so sweet. Akan aku jilat kamu.

Nada datang, menenteng laptop dan handphone, ia menepuk pundak Bagus.

BAGUS

Oh no, apasih yang ngagetin aja.

NADA

Kamu tuh ngapain, ditungguin juga malah nikmatin sendiri. 

Nada duduk di kursi meja makan, Bagus mencium rambut Nada.

BAGUS

Jadi gimana sayang? Udah dapet?

Nada makan ice cream sambil memperlihatkan foto dan biodata para calon baby sitter.

NADA

Ini kandidatnya, gimana menurut kamu?

Bagus melihat beberapa foto yang ada dihandphone Nada.

BAGUS

Kayanya ini deh yang.

Bagus memperlihatkan foto babysitter perempuan cantik dan muda.

NADA

Sembarangan itu mah maunya kamu, sudah aku tentuin yang mana.

BAGUS

Ya ngapain kita musti diskusi kalau kamu pasti udah ada jawaban sendiri.

NADA

Biarin, besok pagi mba nya dateng.

Bagus pergi dan mencuci tangannya.

BAGUS

Yauda atur aja yang, aku tidur duluan ya, kamu ga tidur?

NADA

Engga yang bentar lagi, aku mau lanjutin ngetik skenario ku dulu.

Bagus mencium kening Nada.

BAGUS

Okey sayang.

Nada membuka laptop, iya tampak fokus mengetik. 

Tak lama handphone Nada berbunyi, 

NADA

Ibu?

Nada menekan tombol menjawab pada layar handphon.

NADA

Halo bu? Ibu belum tidur?

Nada dan Ibu tampak asik ngobrol.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - DAY

Bagus dan Nada duduk berdampingan di sofa ruang tamu, mata mereka tidak berkedip melihat wanita yang duduk berhadapan dengan mereka, wanita itu seorang baby sitter.

TUTI (P/18) dengan rambut yang panjang klimis, bedak dan alis tebal, membawa tas ransel besar.

Nada melihat foto dihandphone dan membandingkan dengan Tuti yang ada dihadapannya.

NADA

Mba Tuti?

Tuti tersenyum sambil memainkan handphonenya.

INT. KOTA - RUMAH NADA - DAY

- Nada memperkenalkan Manna dan Billa kepada Tuti.

- Manna melempar bola kearah wajah Tuti.

- Nada memberikan catatan resep makanan kesukaan Manna dan Billa.

- Nada menjelaskan bagaimana mencuci pakaian anak-anak, Tuti malah asik mendengarkan musik dengan headset.

- Nada memperlihatkan kamar berukuran sempit untuk istirahat Tuti.

END MONTAGE.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG KERJA - DAY

Bagus dan Nada sibuk ketak-ketik di depan laptop masing-masing.

Dari luar ruang kerja terdengar suara Manna berteriak menangis, Billa yang sudah menumpahkan air minum serta bubuk susu yang berserakan di lantai.

Nada mengintip dari pintu kamar, ternyata Tuti sibuk mendengarkan musik dangdut memakai headset sambil menari. Nada tampak geram melihat ulah baby sitter.

EXT. KOTA - RUMAH NADA - HALAMAN RUMAH - DAY

Tuti mengambil amplop yang diberikan Nada, ia pergi dan begitu cuek sambil menari mendengarkan musik dengan headset. Nada dan Bagus menggelengkan kepala melihat tingkah laku Tuti.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - DAY

MAWAR (P/21) seorang baby sitter yang fashion dengan dandanan norak berambut panjang. Mawar melihat sekitar ruangan dengan wajah yang angkuh, sesekali melihat kukunya yang berwarna.

NADA

Hai mba mawar? Jadi gimana apa berminat untuk bekerja di rumah kami? Yah.. maaf sih rumahnya memang sederhana, tapi kita ada kamar kosong kok buat tidur mba mawar.

MAWAR

Kirain situ rumahnya gedong tadi, mana panas lagi yah.

Bagus menaruh wajah kesal.

BAGUS

Ya kalau ga berminat juga ga papa sih mba!

Nada memegang tangan Bagus untuk meredam amarah Bagus.

MAWAR

Mau aja sih, asal ya aku tuh ga nyuci baju anak-anak ntar kuku gue rusak, terus gue harus ada libur dalam seminggu seenggaknya dua kali, ga masakin makan anak-anak, ga yang ribet-ribet deh cuma liatin anaknya aja.

Nada masih menahan amarahnya. Mengelus dadanya

NADA

Sabar nad, sabar.

Tiba-tiba Manna dan Billa berlari dihadapan Mawar. Anak-anak menangis saat dibentak mawar.

MAWAR

Heh ngapain sih lari depan gue!

Nada mendorong tubuh Mawar keluar pintu.

MAWAR

Awwww sakit, gila ini emang, dasar miskin!

NADA

Masih ngomong lu ya kuntilanak!

Bagus ikut melempar sendal jepit kearah Mawar yang berlari pergi.

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - DAY

Nada berjabat tangan dengan YULI (P/19) dari kampung memakai hijab, berwajah polos. Yuli senyam-senyum.

NADA

Selamat bekerja ya mba Yuli.

INT. KOTA - RUMAH NADA - KAMAR - DAY

Nada sedang mengetik di laptop, dari balik pintu kamar, ia mengintip Manna dan Billa bermain kuda-kudaan dengan Yuli. Nada tersenyum melihat kedua anaknya begitu akrab bermain dengan Yuli.

1 BULAN KEMUDIAN

INT. KOTA - RUMAH NADA - RUANG TAMU - DAY

Bagus memberikan amplop kepada Yuli.

BAGUS

Terima kasih ya mba Yuli udah banyak bantuin jagain anak-anak selama disini.

Yuli menangis sedih, jilbabnya basah karena air mata, Yuli memeluk Manna dan Billa.

YULI

Maaf ya bu Nada dan pak Bagus, Yuli mau saja kerja lama disini, tapi ibuk lagi sakit di kampung ga ada yang jagain.

NADA

Ga papa kok mba Yuli, saya paham banget gimana perasaannya, pasti kamu jadi ga tenang, saya senang kalau kapan saja kamu mau kerja di rumah ini lagi, anak-anak pasti senang.

YULI

Iya bu, saya juga udah betah dan sedih pisah sama anak-anak, kalau gitu saya pamit dulu bu/pak, Assalamualaikum.

NADA

Waalaikumsalam.

BAGUS

Waalaikumsalam.

MANNA

Bye, bye.

Yuli berjalan keluar rumah melambaikan tangan dengan wajah sedih.

INT. KOTA - RUMAH NADA - DEPAN TELEVISI - NIGHT

Nada jalan mondar-mandir menggendong Billa di depan Bagus dan Manna yang sedang duduk sambil makan snack.

Terdengar dari televisi lagu anak-anak lyric " my mama its the best".

BAGUS

Duduk napa sih.

NADA

Gimana aku harus tenang disaat begini, baru juga tenang sebentar udah pergi meninggalkan aku, oh Yuli mengapa oh mengapa nasibku harus begini.

Nada duduk di sofa dan mengambil cemilan Bagus.

BAGUS

Nanti kita cari lagi yang.

NADA

Udah ah aku capek, udah ga mood lagi pake baby sitter, makin buang waktu dan pikiran, belum lagi uang tabungan kita makin menipis.

BAGUS

Jangan nyerah gitu dong yang, ini demi impian dan kewarasan kamu, aku seneng kalau ada yang bantuin kamu, kamu makin semangat melayani aku.

FLASH BACK

INT. KOTA - RUMAH NADA - KAMAR - NIGHT - HAYALAN SI BAGUS

Nada dengan pakaian tidur seksi, tampil cantik dan wangi berjalan dengan percaya diri dan seks.

BAGUS

Oh come on baby, come to daddy.

Nada duduk diatas pangkuan Bagus. Bagus menghirup punggung Nada yang terbuka.

BACK TO:

INT. KOTA - RUMAH NADA - DEPAN TELEVISI - NIGHT

Nada melemparkan popok bersih dan baju tidur anak-anak.

NADA

Nihhhh, ngayal terus, back to reality. Pakein tuh yang, balik seperti awal, bagi tugas, aku mau bikinin susu anak-anak dulu, udah saatnya anak-anak pada tidur.

Nada memberikan Billa pada Bagus.

BAGUS

Kumat lagi deh jadi nenek sihir.

Nada yang sedang memegang botol susu anak, berbalik dan menghempaskan tubuhnya pada Bagus.

BAGUS

Aww sakit, kamu ngeselin ya.

NADA

Ngomong apa barusan anda? Coba ulangi?

BAGUS

Ga sayang, maksudnya tuan putri bukan nenek sihir.

Nada mencubit Bagus. Manna tertawa melihat Bagus kesakitan, dan ikut duduk dipangkuan Bagus.

MANNA

Yeeee horee.

EXT. KOTA - GANG - JALANAN PERUMAHAN WARGA - DAY

Nada berlari dan berteriak memanggil tukang sayur gerobak yang perlahan berjalan jauh.

NADA

Mamang, mang... tunggu..

EXT. KOTA - GANG - JALANAN PERUMAHAN WARGA - DAY

Nada ngos-ngosan, ia sudah berlari antar gang yang berbeda. Ia berhenti sejenak, kemudian melanjutkan berlari.

NADA

Tunggu, dasar mamang sialan.

EXT. KOTA - KOMPLEK - TAMAN - DAY

Mamang gerobak sayur berhenti tepat di depan rumah warga, yang tidak jauh dari taman.

Nada berlari melewati tukang sayur. MANG SAPRI (L/35) berdiri dengan santai dan berteriak menyapa Nada.

MANG SAPRI

Neng lari pagi ni ye.

Nada berjalan mundur, berhenti di hadapan mang Sapri.

NADA

Heh mang sapri, lari pagi, lari pagi apanya, ini saya ngejar mamang, gimana sih dipanggilin ga denger-denger.

Mang Sapri melepas headset.

MANG SAPRI

Oh neng ngejar diriku, sorry neng habis mamang dengerin musik pake headset jadi ga denger.

NADA

Keseringan pake headset kena azab jadi setan congek loh mang.

MANG SAPRI

Buset deh neng, bau dong saya, ga ada yang mau beli dagangan saya nanti.

Tiga orang ibu-ibu datang mendekati tukang sayur.

MANG SAPRI

Eh ibu Endis, bu Surti, dan bu Rodiah, selamat datang di gerobak sayur saya, ini ada ikan-ikan yang masih seger-seger langsung saya pancing dari lautnya.

ENDIS (P/45) berbadan besar, berlogat batak, ibu RT yang ramah, ia sedang memilih sayur-sayur yang ada digerobak mang Sapri.

ENDIS

Bisa saja kau Sapri, hebat kau rupanya memancing ikan, atau memancing keributan saja?

Nada, Surti, Rodiah, Sapri, tertawa.

ENDIS

Eh ada Nada rupanya, sudah lama aku tak melihat kau berbelanja, darimana saja kau?

Nada memasukkan beberapa cabe yang ia pilih ke dalam plastik.

NADA

Eh bu Rt, iya bu.. saya beberapa minggu ini suka kesiangan, karna kecapean ngurusin bocah-bocah di rumah.

Endis memegang terong.

ENDIS

Ooh, tak ada yang membantu mu rupanya, kemana suamimu? Tapi memang begitulah kalau sudah menjadi seorang ibu, pening kepala, semua mau kita fikirkan.

Mang Sapri menaruh wajah seperti ngilu melihat Endis meremas terong.

NADA

Ada bu, bantuin saya juga, tapi kalau dia lagi ada kerjaan ya saya sendiri ngurusin anak-anak. Mang sapri napa dah kebelet pipis?

Mang Sapri terkejut.

SAPRI

Eh ga neng, anu bu Endis iku megang terong, ngilu saya.

Endis memukul kepala Sapri dengan terong.

ENDIS

Kemana saja pikiran kau Sapri-sapri.

SAPRI

Hehe nganu bu, maaf kan saya. Jadi ga ini bu beli ikannya.

RODIAH

Mang aku mau ikannya, sekalian sama jengkol juga ya.

NADA

Saya juga mang, ikan tuna ya buat makan anak saya.

ENDIS

Eh nada, kenapa kau tak pakai saja pembantu? Bukannya anak kau dua masih kecil-kecil.

NADA

Kemarin beberapa bulan sempet pake buat bantu jagain anak-anak bu, tapi sudah pulang lagi ke kampung, karna ibunya lagi sakit.

ENDIS

Kenapa kau tak tanya aku, ini ibu Surti sedang cari kerjaan, baru saja dia berhenti dari kerjaannya di pabrik.

SURTI (40 tahun) wanita paruh baya dengan wajahnya yang polos tersenyum kepada Nada.

ENDIS

Ee Surti malah senyum kau, ini si Nada, baik anaknya, mau kau kerja bantu dia?

Surti mengangguk. 

Nada mengulurkan tangannya untuk berkenalan. Surti tersenyum malu.

NADA

Saya Nada bu Surti.

ENDIS

Memang ga banyak bicara si Surti ini kalau awal kenal agak pemalu dia, tapi rajiiiinn sekali dia ini.

NADA

Iya ga papa bu, nanti bu Surti ke rumah saya ya, sekalian saya kenalin sama anak-anak saya.

SURTI

Iya non.

NADA

Mang Sapri jadinya berapa belanjaan saya? 

Nada mengambil barang belanjaan yang sudah dimasukkan ke dalam plastik oleh Sapri.

SAPRI

Jadi empat puluh ribu neng.

Nada memberikan uang lima puluh ribu.

NADA

Nih mang duitnya.

Sapri meraih uang yang diberikan oleh Nada.

SAPRI

Aduh neng uang pas aja, saya ndak ada kembalian ini. Atau belanja apa sepuluh ribunya.

ENDIS

Paling bisaan kau dagang ya Sapri. Kau bilang tidak ada kembalian supaya Nada mau membeli yang lain.

Surti tertawa terbahak-bahak.

SAPRI

Lah iku bu Surti pemalu yo kok guyu ne gede lo suarane.

ENDIS

Memang begitu lah si Surti ini, paling paham dia kalau tertawa itu.

Nada ikut tertawa melihat tingkah lucu bu Surti.

NADA

Yaudah mang, kembaliannya sayur wortel sama jagung aja yah.

SAPRI

Oh siap neng, bungkusssss laris manis.

Sapri memberikan bungkusan berisi jagung dan wortel.

NADA

Kalau begitu Nada pulang dulu ya bu Endis, bu Rodiah, bu Surti saya tunggu di rumah saya, ibu tau kan rumah saya tidak terlalu jauh dari gang ini bu.

SURTI

Aku tau kok non, di depan yang jualan bakso bukan.

ENDIS

Eee Surti itu rumah saya, bagaimana pula kau bilang itu rumah Nada. Mending kau ikut saja dengan Nada, dari pada kesasar pula kau nanti kan.

Surti tertawa malu dan mengangguk. Surti memberikan uang kepada Sapri untuk membayar belanjaannya.

SAPRI

Pas ya buk surti, goceng.

NADA

Ayuk buk.. kalau gitu bareng saya sekarang aja. Saya pamit pulang duluan ya bu Rt, bu Rodiah, mang lain kali lewat depan rumah saya ya.

Rodiah, Endis mengangguk.

SAPRI

Siap neng.

ENDIS

Iyalah kalau begitu, hati-hati kalian ya.

EXT. KOTA - GANG PERUMAHAN - DAY

Nada dan Surti berjalan beriringan sambil menenteng plastik belanjaan.

NADA

Buk Surti nanti kalau kerja sama saya pulang balik aja, lagian rumah kita deketan juga, jadinya Bu Surti bisa ngurusin suami sama anak juga di rumah.

Surti hanya fokus berjalan mengayunkan plastik belanjaannya.

NADA

Buk? Apa saya ada salah ngomongnya?

Nada gugup salah tingkah karena takut menyinggung Surti.

NADA

Buk Surti kok diem aja? Maaf ya bu bagian mana yang salahnya?

Surti berhenti mendadak dan melihat ke arah Nada. Nada spontan berhenti menaruh ekspresi bingung.

SURTI

Tadi non ada ngomong sama saya ya? Kalau ngomong sama saya agak kenceng ya non, soalnya saya rada budek,

Surti melanjutkan perjalanan lebih dahulu dari Nada, kemudian Nada mengusap dada dan mempercepat langkahnya.

EXT. KOTA - RUMAH NADA- LUAR PAGAR RUMAH - DAY

Nada dan Surti sudah sampai di depan rumah Nada. Nada seperti mencari kunci di dalam dompet.

SURTI

Oh ini rumah non ya, ga jauh dari rumah saya, nanti saya bisa pulang balik kalau gitu ya.

Nada tersenyum penuh arti mendengar perkataan Surti.

NADA

iya bu Surti, kalau sudah kelar kerjaan boleh pulang kok.

Nada membuka gembok pagar rumah.

INT. KOTA - RUMAH NADA - DAPUR - DAY

Nada dan Surti sedang berada di dapur. Nada duduk di kursi meja makan sambil minum susu. Surti sedang mencuci beberapa sayuran.

Nada berdiri dan mendekati telinga Surti.

NADA 

Bu, saya mandi dulu, mumpung anak-anak sama suami saya belum pada bangun.

Nada pergi kearah kamar mandi.

Tak lama Bagus keluar dari kamar dan berjalan ke dapur.

Bagus menguap, dan duduk di kursi meja makan.

BAGUS

Pagi sayang, tumben banget bangun cepet.

Surti memegang terong dan mencucinya.

BAGUS

Aduh yang pagi-pagi udah megangin terong ngilu tau, mumpung anak-anak masih tidur bisa nih yang olahraga pagi.

Bagus tidak menyadari bahwa wanita itu adalah Surti, karena Surti dan Nada sama-sama memiliki rambut pendek.

Bagus menggerakkan tubuhnya seperti orang pemanasan olahraga. Bagus mendekati Surti, dengan spontan Surti berbalik arah membuat Bagus terkejut.

BAGUS

Astaga ayang? Kamu kenapa jadi nenek keriput begini?

Surti tersenyum malu. Tak lama Nada keluar dari kamar mandi memakai handuk di kepalanya.

NADA

Yang ngapain?

Bagus berlari mendekati Nada, dan mengguncangkan bahu Nada.

BAGUS

Ini dia istriku, siapa perempuan yang menyerupai rambutmu itu sayang?

Nada menaruh ekspresi bingung menatap Bagus.

NADA

Apasih yang, kaya liat setan aja deh, itu bu Surti, yang bakal bantuin kita jagain anak-anak.

Nada dan Bagus duduk di kursi meja makan.

NADA

Sini bu Surti duduk, kenalin ini Bagus suami saya.

Surti mengulurkan tangan kepada Bagus.

BAGUS

Saya Bagus bu, maaf tadi saya tidak sopan sama ibu, karna saya pikir istri saya.

Surti hanya tersenyum.

NADA

Kayanya bu Surti engga denger kamu ngomong apa, soalnya dia kurang bisa denger yang.

BAGUS

Oh syukurlah, selamet selamet.

Manna berlari kearah Nada dan Bagus.

NADA

Eh cantik mama sudah bangun yah. Kak kenalin ini bu Surti.

MANNA

Haii surrr.

BAGUS

Eehh kakak, Bu Surti.

Semua ikut tertawa dengan tingkah lucu Manna.

INT. KOTA - RUMAH NADA - DEPAN TELEVISI - DAY

Bagus sudah terlihat rapi hendak pergi, ia berpamitan dengan Nada yang sedang menggendong Billa.

BAGUS

Yang aku pamit pergi dulu ya.

NADA

Rapi bener mau cuci motor doang yang.

Bagus tertawa cengengesan.

BAGUS

Kamu jangan perjelas gitu dong yang.

NADA

Hati-hati ya.

Dari kejauhan terdengar suara motor Bagus, perlahan-lahan menghilang.

Nada memanggil bu Surti yang sedang menyapu ruangan yang tidak jauh dari Nada.

NADA

Bu Surti.

Bu Surti tetap menyapu lantai karena ia tidak mendengar Nada memanggil.

NADA

Apa masih kurang kenceng ya suaraku.

Nada menaikkan volume suara memanggil Surti.

NADA

Bu Surti, Bu Surti.

Bu Surti menaruh sapu, dan menghampiri Nada.

SURTI

Non manggil saya, ada apa non?

NADA

Bu Surti temenin anak-anak main dulu yah, si Billa sambil disuapin aja. Aku mau nerusin nulis dulu di kamar ya bu. 

SURTI

Siap non.

Nada memberikan Billa pada Surti. 

NADA

Billa bawa ke depan dulu ya bu, biar ga liat saya masuk ke kamar.

Surti mengangguk dan pergi.

INT. KOTA - RUMAH NADA - KAMAR - DAY

Nada mengunci pintu kamar sebanyak dua kali, Nada menarik nafas lega, berjalan kearah laptop yang sudah menyala, lambat laun suara musik membuatnya menari-menari dan menghempaskan tubuhnya ke kasur.

NADA (V.O.)

Inilah yang ku nantikan, sudah lama posisi ini tak bisa kudapatkan, bebas, lepas tanpa penat.

Nada menggepakkan tangannya seperti kupu-kupu di kasur.

NADA

Inginku terbang bebas merebut mimpi. 

Nada memeluk, mencium guling yang tak jauh darinya.

NADA

Memelukmu, membelaimu, menciummu duhai jiwa yang menggebu. Tunggu aku akan datang padamu, aku akan merebut waktu.

Musik berhenti, Nada bangkit dari kasur dan kembali melanjutkan mengetik naskah. 

Tidak terasa waktu berjalan, Nada begitu fokus mengerjakan naskahnya, jam dinding menunjukkan pukul lima sore, dengan segera Nada menutup laptop dan beranjak pergi.

INT. KOTA - RUMAH NADA - DAPUR - DAY

Nada berjalan kearah meja makan, ia terpana melihat meja yang penuh dengan makanan.

Surti sedang mencuci piring.

NADA

Wow, mimpi banget Nada begini bu Surti.

Nada mendekat ke makanan dan menghirup aromanya, sambel terasi, ayam goreng bumbu, lalapan, tempe goreng, tahu goreng, tumis kangkung.

SURTI 

Eh non sudah selesai kerjaannya? Makan dulu non, saya masakin buat non.

Nada duduk di kursi meja makan.

NADA

Yaampun terimakasih loh, sudah lama banget aku ga kaya gini bu, suami aku udah pulang belum bu?

SURTI

Sudah non, tadi sih katanya ajak anak-anak ke taman sebentar, ga mau ganggu non katanya tadi.

NADA

Oh gitu ya bu, ayuk bu, kita makan bareng.

SURTI

Ga usah non, saya makan di rumah saja nanti.

NADA

Masa tega liat aku makan sendiri, temani Nada ya bu.

Surti tersenyum dan mengangguk, kemudian ia duduk di sebelah Nada.

Nada memberikan piring kepada Surti.

SURTI

Terimakasih non.

NADA

Makan yang banyak ya bu Surti, terimakasi selama ibu kerja disini aku terbantu banget, bu Surti ngertiin anak-anak juga, ngertiin aku, aku jadi ngerasa kaya ada ibu aku di rumah. Bu Surti doakan saya ya menang lomba.

SURTI

Saya seneng bisa bantu-bantu, non dan mas juga baik sama saya, itu maksudnya ikut lomba apa non? Lomba joget? 

NADA

Kalau lomba joget mah ibu RT jagonya, bukan bu saya mau ikut lomba menjadi penulis skenario film terkenal.

SURTI

Yang bikin cerita pelem gitu neng? Yang kaya di tipi?

NADA

Mmm tapi ini lebih besar layarnya bu, di bioskop, layarnya guedeeee banget.

Surti terpana mendengar cerita Nada, ia begitu serius mendengarkan sambil sesekali makan tahu goreng.

SURTI

Keren banget si non yak cita-citanya.

NADA

Emang keren ya bu? Kalau bu Surti dulu pengen jadi apa?

SURTI

Saya? Dulu inget banget saya non, bapak saya mau saya jadi yang kerja di kantor-kantoran gitu, ga tau nya tuh ya saya bandel dulu kayak laki tuh trek trekan motor tuh, akhirnya saya kecelakaan, sakit-sakitan mulu ampe ini budek bawaan sana kali, alhamdulilahnya masi denger cuman kecil doang dengernya. Saya nyesel banget non.

Nada menghentikan makannya.

NADA

Nyesel kenapa Bu Surti?

SURTI

Bukannya nyenengin orang tua, eh udah keduluan mereka meninggal, saya nyesel sampe sekarang karma ngelawan mulu sama orangtua, kabur-kaburan ga pernah pulang, kaga ada laki-laki yang mau sama saya. Saya tinggal beduaan doang sekarang sama adek saya.

Nada mengusap punggung bu Surti yang sudah meneteskan air mata.

SURTI

Non kalau masih ada orangtua jangan bandel, sayangin tu mereka, liatin mereka, nyesel non kalau sampe mereka udah ga ada. Mau jadi apapun non nanti kalau non kaga inget orangtua kaga ada baeknya percaya.

NADA

Iya bu, terimakasih sudah ingetin aku. 

Surti melanjutkan melahap makanan yang ada di piringnya. Raut wajah nada tampak memikirkan kedua orangtuanya.

INT. KOTA - RUMAH NADA - KAMAR - NIGHT

Suasana di subuh menjelang pagi hari, Bagus terbangun dari tidurnya, melihat handphone dan membaca pesan teks dari salah satu keluarga Nada.

Bagus melihat kearah Nada dengan raut wajah sedih dan bingung, perlahan ia membangunkan Nada dan memeluknya. Nada terbangun dari tidurnya, berusaha tegar mendengar kabar dari Bagus atas kematian Rudi ayahnya.


Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar