N0_T1M3
1. Lockup

1 INT. KAMAR — DAY

Sebuah JAM WEKER TUA berdering dengan sangat keras hingga suaranya menggema ke seluruh ruangan. Seorang pemuda kurus dan tinggi terbangun dari tidurnya. Dia membuka matanya yang masih tertutup sebelah sambil menguap dengan cukup lebar menyebarkan aroma tidak sedap yang langsung terdeteksi oleh hidungnya. Pemuda itu seketika langsung menutup hidung mancungnya dengan tangan kanannya sambil menunjukan gestur seakan ingin buang air besar. (Suara kentut) sesaat kemudian sang pemuda menembakan gas beracunnya ke udara kamar yang gelap dan pengap itu. Sedetik kemudian sang pemuda beranjak dari kasurnya dengan cepat dan terburu-buru menuju ke arah pintu keluar kamar yang gelap itu.

CUT TO:

2 INT. KAMAR — DAY

Pemuda kurus, tinggi, berambut hitam, gondrong dan acak-acakan terlihat memasuki ruang kamar dengan membawa segelas kopi hitam dan sebungkus roti serta biskuit pada masing-masing tangannya. Setelah itu, pemuda itu meletakan sarapan paginya itu di atas sebuah meja kayu tua yang penuh dengan berbagai benda seperti, BEBERAPA BUAH CHARGER, SEBUAH KIPAS ANGIN PLASTIK, SEKOTAK PLASTIK MI LIDI KADALUARSA, SEBUAH SISIR RAMBUT PLASTIK BERWARNA UNGU, SEBOTOL KACA MINYAK GOSOK, SEBUAH KOTAK HANDPHONE DENGAN DUA BUAH CASING HP BERWARNA HITAM DI ATASNYA, SEBUAH LAMPU BELAJAR LED BERWARNA PUTIH BERBENTUK TIKUS, BEBERAPA BUAH BUKU DAN NOVEL, SEBUAH SERBET KOTAK-KOTAK BERWARNA MERAH-PUTIH-BIRU BERDEBU, DUA BUAH END CUP GORDEN BERWARNA EMAS, DAN BEBERAPA LEMBAR KERTAS YANG DITATA RAPI DI ATAS MEJA, benda-benda tersebut ditata dan disusun secara sistematis, terstruktur dan terorganisir dengan sangat rapi di atas meja kayu tersebut. Kemudian, sang pemuda membuka satu-satunya jendela, yang terbuat dari kayu, pada kamar itu, lalu menarik sebuah kursi plastik berwarna merah, memposisikannya sejajar dengan sarapan paginya, mendudukinya, "mengkretek" ke dua puluh jarinya, menghirup kopi hitamnya, meneguknya tiga kali, meneguknya kembali dua kali, meletakannya kembali, mengambil sebungkus roti, merobeknya, mengambil isinya, mencelupkannya kedalam kopi, memakannya, menyelinginya dengan menyeruput kopi hitamnya, dan mengulanginya berulang kali hingga segelas kopi hitamnya hanya menyisakan ampasnya. Setelah itu, sang pemuda kembali "mengkretek" ke dua puluh jarinya, mengembalikan kembali kursi plastiknya persis ke posisinya semula, mengambil gelas kaca berisi ampas kopi, memungut sampahnya, "mengkretek" ke sepuluh jari kakinya menggunakan kedua punggung kakinya, lalu beranjak pergi keluar dari dalam kamar kecil itu.

CUT TO:

3 INT. KAMAR — DAY

Sang pemuda kembali berjalan memasuki ruangan, membuang abu sisa obat nyamuk bakar kemarin malam keluar ruangan, meletakan kembali seng penyangga obat nyamuk beserta sebuah tutup kaleng biskuit bekas berbentuk persegi berkarat sebagai wadah atau alas meletakan obat nyamuk ke tempatnya, merapikan ruangan, melipat kembali selimutnya, meletakannya di atas bantal, menatanya, merapikan spreinya, menyapunya dengan penebah kasur, lalu berjalan kembali keluar ruangan.

CUT TO:

4 INT. KAMAR — DAY

Sang pemuda kurus kembali memasuki ruangan. Dia terlihat berputar-putar dan mondar-mandir berulang kali dengan ekspresi wajah yang terlihat sedang berpikir, dengan sorot mata yang menerawang dan terlihat tidak memperdulikan sekitar. Dia terus bergerak, berjalan dan berputar di tempat dan titik yang sama, seakan sedang membentuk sebuah pola, sebuah alur yang tak dapat terlihat oleh mata, hingga akhirnya, tepat satu menit kemudian, pemuda itu berhenti berputar dan bergerak, berdiam diri di satu titik yang sama, hingga beberapa saat kemudian, secara perlahan, berjalan menuju arah meja, mengambil handphonenya, mengelapnya dua kali pada celananya, meletakannya di atas kasur, kemudian pemuda itu menyusulnya dengan naik ke atas kasur, saling menggosok dan menggesekan kedua telapak kakinya sebanyak seratus dua puluh enam kali dengan cepat, menepuknya beberapa kali, dan "mengkretek" ke sepuluh jari kakinya satu kali menggunakan kedua punggung kakinya sebelum meletakan kedua kaki panjangnya di atas kasur yang bersih dan rapi.

FADE TO:

5 INT. KAMAR — DAY

Sang pemuda masih terlihat sibuk memainkan handphonenya. Sang pemuda mematikan handphonenya dan meletakannya di atas kasur. Sang pemuda bangkit dan turun dari atas kasurnya, "mengkretek" ke dua puluh jari kakinya menggunakan kedua punggung kakinya, lalu berjalan keluar kamar.

CUT TO:

6 INT. KAMAR — DAY

Sang pemuda berjalan memasuki kamar dengan membawa sepiring nasi putih beserta sepotong telur dadar dan sebuah sendok di atasnya pada tangan kirinya dan sebotol saus sambal pada tangan kanannya. Sang pemuda meletakan makanannya di atas meja kayu tua, menarik kursi plastik merah dengan posisi yang sama seperti sebelumnya, mendudukinya, "mengkretek" ke dua puluh jarinya, dan mulai memakan makanannya hingga habis tak tersisa. Sang pemuda kembali "mengkretek" ke dua puluh jarinya, mengembalikan kembali kursi plastik merah ke posisinya, mengambil peralatan makannya, "mengkretek" ke sepuluh jari kakinya menggunakan kedua punggung kakinya, lalu berjalan perlahan keluar ruangan.

CUT TO:

7 INT. KAMAR — DAY

Sang pemuda kembali berjalan memasuki ruangan, melakukan "ritual" yang sama sebelum menaiki kasur, berbaring di atasnya, mengambil handphonenya, menghidupkannya, membuka sebuah aplikasi baca-tulis online pada handphonenya, membuka halaman penulis, mempromosikan karya-karyanya, dan mulai melanjutkan menulis tulisannya yang belum terselesaikan sebelumnya.

FADE TO:

8 INT. KAMAR — DAY

Sang pemuda menyelesaikan dan menyimpan hasil kerjanya, mempublikasikannya, mengecek beberapa menu pada aplikasi tersebut, Log-out, mematikan kembali handphonenya, meletakannya, lalu bangkit dan turun dari atas kasur, "mengkretek" ke dua puluh jarinya menggunakan kedua punggung kakinya, dan berjalan keluar ruangan dengan raut wajah yang puas.

CUT TO:

9 INT. KAMAR — DAY

Sang pemuda kembali memasuki kamarnya, kali ini dengan membawa sebuah sapu di tangan kanannya, lalu mulai menyapu lantai ruangan kamar itu. Setelah selesai menyapu keseluruhan lantai pada kamar itu, terkecuali bagian kolong kasur, pemuda itu melanjutkan untuk menyapu lantai di luar ruangan kamar.

CUT TO:

10 INT. KAMAR — DAY

Sang pemuda kembali memasuki ruangan. Melakukan kembali "ritualnya". Merebahkan tubuhnya di atas kasur dan memainkan handphonenya. Sang pemuda terus memainkan handphonenya dalam waktu yang cukup lama. Sang pemuda meletakan kembali handphonenya. Sang pemuda bangkit dan turun dari atas kasurnya. "Mengkretek" ke sepuluh jari kakinya menggunakan kedua punggung kakinya dan berjalan pergi keluar ruangan.

CUT TO:

11 INT. KAMAR — DAY

Sang pemuda kurus kembali memasuki ruangan dengan bertelanjang dada dan berambut basah. Mengambil SEBOTOL PARFUM KOSONG DI DEKAT JENDELA, DIANTARA SEBUAH FOTO KELUARGA DAN DUA BUAH BOTOL PARFUM KOSONG LAINNYA SERTA SEBUAH BOTOL MINYAK AROMATERAPI. Menyemprotkannya pada kedua ketiaknya. Meletakan kembali pada posisinya yang sama persis seperti sebelumnya. Setelah itu, sang pemuda kembali berjalan keluar meninggalkan ruangan kamar pribadinya.

CUT TO:

12 INT. KAMAR — DAY

Sang pemuda kembali berjalan memasuki kamarnya, kali ini sudah berganti pakaian, menutup jendela kayunya, berputar-putar dan mondar-mandir pada pola yang sama seperti sebelumnya, berhenti dan berdiam diri pada titik yang sama dan dalam durasi yang sama, melakukan "ritual" yang sama, berbaring di posisi yang sama, dan kembali menghidupkan dan memainkan handphonenya.

FADE OUT:

13 INT. KAMAR — NIGHT

Sang pemuda mematikan handphonenya. Meletakannya pada posisi yang sama. Bangkit dan turun dari atas tempat tidurnya. "Mengkretek" ke sepuluh jari kakinya menggunakan kedua punggung kakinya. Berjalan perlahan keluar ruangan kamar yang gelap.

CUT TO:

14 INT. KAMAR — NIGHT

Sang pemuda kembali berjalan memasuki ruangan dengan membawa SEMANGKUK MI REBUS DENGAN SEBUTIR TELUR REBUS, BEBERAPA POTONG SAWI HIJAU DAN PUTIH, SAYUR KOL, DAN SEMBILAN IRIS CABE RAWIT DI DALAMNYA, di kedua tangan kecilnya. Meletakannya di atas meja kayu. Menghidupkan lampu kamar. Menarik dan menduduki kursi plastik yang sama pada titik yang sama. Melakukan kembali "ritualnya". Memakan mi rebusnya.

Beat.

PEMUDA
Fuck ....

Sang pemuda melemparkan mangkuk mi rebusnya dengan keras ke arah pintu keluar kamar yang terbuka hingga membuatnya pecah dengan isi yang berceceran di atas lantai yang bersih. Sang pemuda memegangi kepalanya dengan sangat kuat menggunakan kedua tangan kurusnya, mencengkeramnya dengan sekuat tenaga, memukul-mukulinya, lalu membenturkannya dengan keras pada meja kayu tua dihadapannya. Sang pemuda menangis terisak, mencekik lehernya, dan kembali membenturkan kepalanya dengan keras berulang kali pada meja kayu hingga darah mulai mengucur keluar dari dahinya. Sang pemuda berteriak dengan sangat keras sambil menatap langit-langit kamarnya, membanting kursi plastik merahnya dengan keras hingga patah, mengacak-acak barang-barang yang tersusun rapi di atas meja, membuangnya sembarangan, merobek-robek semua buku dan kertas, menjambak-jambak rambut hitam gondrongnya, memukul-mukul wajahnya yang basah karena air mata, duduk meringkuk sambil bersandar pada tembok kamar yang jelek dengan cat putihnya yang terkelupas-lupas tak beraturan, menangis, menunduk, dan mencengkeram kepalanya dengan kuat, mengumpat-umpat tidak jelas, kembali berteriak dengan keras, lalu bangkit dan berbalik menatap tembok jelek kamarnya, menatapnya dengan tatapan penuh kebencian, memukulinya dan memaki-makinya dengan keras hingga kedua tangan kurusnya berdarah, dan diakhiri dengan sebuah pukulan dan teriakan terakhir pada sang tembok dengan sangat keras. Sang pemuda mulai tenang. Sang pemuda duduk kembali sambil bersandar pada tempat tidurnya, mengatur nafasnya yang tersengal-sengal tak karuan, mengeluarkan korek api dalam sakunya, menyalakannya, lalu membakar SPREI BERWARNA MERAH DAN BERLOGO SETAN MERAH yang membalut kasurnya, membiarkannya terbakar, membakar tempat tidurnya, kamar kecilnya dan tubuh kurusnya.

FADE TO BLACK:

Suka
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
tq 💪
1 tahun 3 bulan lalu
Ayo, lanjutkan! Semangat! 💪👍
1 tahun 3 bulan lalu