INT. DAUN ALANG — Sore
CAST: RANDU
FADE IN
Randu kembali datang, duduk di sudut Daun Alang, tepat di hadapan kursi yang selalu ditempati Rayya. Randu memperhatikan sekelilingnya, mengingat kembali semua yang dilaluinya bersama Rayya. Perlahan Raut muka Randu berubah sendu.
Randu mulai gusar.
Randu mengingat Rayya pernah menunjuk sebuah rumah ketika mereka sedang melewatinya. Di depan rumah itu pula Rayya pergi menghilang dari Randu.
Randu baru menyadari sesuatu, ada satu kalimat Rayya yang Randu ingat.
Rayya (OS)
Putus asa menunggu untuk kesekian kalinya di Daun Alang. Kali ini Randu memberanikan diri untuk datang ke rumah yang pernah Rayya tunjuk.
CUT TO
INT. RUMAH TUA — SORE
Cast: RANDU, WANITA PARUH BAYA
Cukup lama Randu hanya berdiri menatap rumah itu dari seberang jalan.
Kemudian Randu berjalan mendekat dan perlahan membuka pagar rumah itu. Randu berjalan pelan menuju ke arah pintu.
RANDU
Randu mengetuk pintu rumah itu.
Beberapa saat kemudian, seorang wanita paruh baya membukakan pintu.
Ibu Rayya
Sambut wanita itu dengan terlihat sangat terkejut bercampur senang.
Wanita ini terasa seperti baru saja melihat seseorang yang sudah sangat lama tidak bertemu. Randu masih tidak mengerti.
RANDU
Randu masuk ke dalam rumah, mengikuti langkah wanita ini.
Randu masih dalam kebingungan. Ia tidak mengenal wanita ini.
RANDU
Randu balik bertanya mencoba mengurangi kecanggungannya.
Ibu
Wanita itu terkesan sangat lama mengenal Randu.
RANDU
Ibu
RANDU
Janji Randu sembari berpikir, ‘Siapa bapak ini?’...
Ibu
Dengan ragu-ragu Randu memulai untuk bertanya tentang Rayya.
RANDU
Seketika raut muka wanita itu berubah sendu saat Randu mengucap nama Rayya. Wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata pun.
Randu yang baru menyadari ada sebuah hal yang tersembunyi. Perlahan mencoba mencari titik-titik ingatannya.
RANDU
Ibu
Wanita itu mempersilahkan Randu memasuki sebuah ruangan di rumahnya.
Sebuah ruangan beraroma segar. Ruangan yang tertata sangat mirip dengan ruangan Randu saat ini. Lemari, tempat tidur. Persis seperti saran Rayya untuk Randu menata ulang kamarnya. Termasuk warna dinding, tata letak buku-buku. Meja kerja. Tempat minuman, gelas. Persis.
Rayya benar-benar ingin menyamakan kamarku dengan kamarnya, pikir Randu.
Letak cermin Rayya juga sama persis dengan letak cermin Randu saat ini. Randu seperti merasa masuk ke dalam kamarnya sendiri.
Ah tulisan di dinding biru itu... “CINTA”.
Juga dengan sebuah bingkai photo di bawahnya.
Tapi tunggu dulu, photo itu berbeda. Bukan photo Randu dan Chata seperti di kamar Randu. Randu segera mengangkat dan memperhatikan photo itu. Itu wajah seorang anak laki-laki dan dua anak perempuan.
Randu perhatikan dengan seksama wajah - wajah itu. Randu teringat sebuah photo di rumah Chata, photo Chata kecil. Ya, salah satu anak perempuan di photo itu adalah Chata. Randu semakin memperhatikan Photo itu.
Randu memperhatikan sosok gadis kecil yang satu lagi...
Dia adalah sosok yang selama ini hadir dalam pikiran dan mimpi Randu.
Kianrayya Hinggasedha... Rayya!
Dip to white (Flash Back)
Tiba tiba semua ingatan tentang Rayya kembali merasuki pikiran Randu. Seluruh gambaran ingatan masa lalunya yang telah lama hilang, seketika memberondong pikirannya.
Rayya kecil memeluk Randu di sudut kamar saat Randu sedang menangis.
DIP TO WHITE
Randu kembali memperhatikan photo itu.
Randu menyadari siapa pria kecil di photo itu. Dirinya. Seakan Randuadhum kecil.
Suara-suara pertengkaran itu kembali. Bergantian berteriak di kepala Randu.
RANDU
Randu mencoba menenangkan diri.
Tapi ia tiba tiba menangis terisak.
JHERU
Diaaaaaaaaaam!
RANDU
Randu masih mencoba menenangkan diri.
Tapi dia kembali menangis sejadi-jadinya
JHERU
Akan mulai menangis
ADHUM
Suara ini terdengar sangat keras, seperti memekakkan telinga Randu.
Randu segera bergegas keluar dari kamar Rayya. Randu bicara pada Ibu Rayya dengan terengah-engah.
RANDU
Napas Randu terengah-engah menahan lonjakan emosi.
Wanita itu hanya tertunduk menahan air matanya, tidak menjawab permintaan Randu.
Randu segera pergi dari rumah itu. Melangkah bergegas menuju mobilnya. Berkendara seorang diri melewati lampu-lampu kota yang sedang sepi malam ini. Randu tidak mampu menahan air matanya. Terisak, menahan luapan amarah dan kesedihan, ia berteriak di belakang kemudi, terus berulang.
Dengan satu hal lagi yang tidak terjawab malam ini...
Kemana Rayya pergi...
Tapi ribuan jawaban lain tiba-tiba memberondong hadir menghampiri.
RANDU
Hanya satu orang yang mengerti ini semua...
Chata!
Randu tidak sanggup menunggu Sabtu. Malam ini juga Randu akan menemui Chata.
Dengan gusar Randu menelpon Chata.
FADE OUT