Kirim izin baca kepada penulis skrip ini?
Blurb
Mulyono, laki-laki 18 tahun, berasal dari Purwokerto dan lahir dari keluarga miskin. Ayahnya yang seorang buruh harian lepas hanya sanggup menyekolahkan Mulyono sampai kelas 3 SMP.
Mulyono kini bekerja keras agar 3 adiknya bisa sekolah.
Dia mengawali ‘karirnya" di toko sembako Erwina. Dia tinggal di rumah pemilik toko sehingga bisa dibilang pekerjaannya tak kenal waktu. Mulyono tak kuat hingga jatuh sakit dan memutuskan berhenti.
Mulyono lalu bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga Budiman, seorang politikus Partai Nasional.
Tidak seperti anak muda kebanyakan, Mulyono sudah bermimpi untuk naik haji saat usianya 18 tahun.
Di tengah kesibukannya dan dipedalaman hatinya, Mulyono selalu memendam kerinduan naik haji.
Penampilan Mulyono bukan seperti orang alim. Namun dia rutin menjadikan setiap salatnya jalan mengadukan segala permasalahannya.
Mulyono mendapat gaji Rp 700 ribu per bulan. Dia ingin sekali menabung agar bisa naik haji, namun kebutuhan keluarganya selalu ada saja. Walhasil, mimpinya naik haji masih dipendam.
Saat sekertaris Budiman mundur karena hamil, Mulyono dipercaya mengisi posisi itu. Dia dijanjikan bayaran Rp 35 juta untuk membantu Budiman mengurus keperluan pribadinya selama kampanye pemilu bupati Banyumas.
Gaji itu cukup untuk mendaftar naik haji, maka Mulyono pun menyanggupinya. Namun menjelang kampanye berakhir, bapaknya harus menjalani operasi tumor ginjal.
Mulyono merelakan uang kerja kerasnya Rp 35 juta untuk berobat bapaknya. Kendati begitu, Mulyono lega. Sebab dia yakin sudah mendapat pahala haji.
Mulyono kini bekerja keras agar 3 adiknya bisa sekolah.
Dia mengawali ‘karirnya" di toko sembako Erwina. Dia tinggal di rumah pemilik toko sehingga bisa dibilang pekerjaannya tak kenal waktu. Mulyono tak kuat hingga jatuh sakit dan memutuskan berhenti.
Mulyono lalu bekerja sebagai asisten rumah tangga di keluarga Budiman, seorang politikus Partai Nasional.
Tidak seperti anak muda kebanyakan, Mulyono sudah bermimpi untuk naik haji saat usianya 18 tahun.
Di tengah kesibukannya dan dipedalaman hatinya, Mulyono selalu memendam kerinduan naik haji.
Penampilan Mulyono bukan seperti orang alim. Namun dia rutin menjadikan setiap salatnya jalan mengadukan segala permasalahannya.
Mulyono mendapat gaji Rp 700 ribu per bulan. Dia ingin sekali menabung agar bisa naik haji, namun kebutuhan keluarganya selalu ada saja. Walhasil, mimpinya naik haji masih dipendam.
Saat sekertaris Budiman mundur karena hamil, Mulyono dipercaya mengisi posisi itu. Dia dijanjikan bayaran Rp 35 juta untuk membantu Budiman mengurus keperluan pribadinya selama kampanye pemilu bupati Banyumas.
Gaji itu cukup untuk mendaftar naik haji, maka Mulyono pun menyanggupinya. Namun menjelang kampanye berakhir, bapaknya harus menjalani operasi tumor ginjal.
Mulyono merelakan uang kerja kerasnya Rp 35 juta untuk berobat bapaknya. Kendati begitu, Mulyono lega. Sebab dia yakin sudah mendapat pahala haji.
Premis
Bagian ini terkunci, beli untuk bisa melihat ini
Pengenalan Tokoh
Bagian ini terkunci, beli untuk bisa melihat ini
Sinopsis
Bagian ini terkunci, beli untuk bisa melihat ini
Disukai
0
Dibaca
0
Tentang Penulis
Suci Sekarwati
-
Bergabung sejak 2020-09-14
Telah diikuti oleh 0 pengguna
Sudah memublikasikan 1 karya
Menulis lebih dari kata
Rekomendasi dari Drama
Skrip Film
Mulyono Mimpi Naik Haji
Suci Sekarwati
Novel
Hilang
nawa
Novel
Bising
Rinov
Flash
Monday Morning
Fidiya Sharadeba
Cerpen
Penggemar Ernest Hemingway
Sulistiyo Suparno
Novel
Moon On The Water
rayba lonehuman
Novel
Michele : Richest Woman in the World
Razza
Novel
Dear Martin
Mizan Publishing
Novel
KELAM
Dewi
Skrip Film
Kita yang Terbuang dan Hilang
Onet Adithia Rizlan
Novel
Harga Sebuah Pelukan
Iir
Novel
Sebuah Usaha Maya
Nandreans
Novel
Kosan Bu Djoko
Sarah Teplaka
Flash
That dims waved and mend
Nastasia
Flash
Mimpi yang Tercerai
Glorizna Riza
Rekomendasi